Mereka kini sudah berada di kediaman Malik. Nadine dan Darwin duduk bersebelahan. Sementara Dito duduk di seberang mereka.
Rita duduk masih dengan hati kesal dan marah.
"Siapa yang lebih dahulu memberikan penjelasan?" tanya Malik dengan posisi berdiri.
Nadine, Darwin dan Dito saling pandang.
"Aku, Pa!" jawab Nadine.
"Jelaskan!" ucapnya mencoba menahan emosi.
"Semalam aku bertemu dengan Mitha di klub malam, aku memesan minuman jus jeruk seperti biasanya. Aku tidak tahu entah kenapa setelah meminumnya kepalaku pusing, Pa."
"Lalu kenapa kamu ada di kamar dengan Dito?" tanya Darwin.
"Aku juga tidak tahu," jawabnya.
"Telepon Mitha sekarang juga!" perintah Malik pada putrinya.
"Baik, Pa." Nadine lantas menelepon sahabatnya itu.
Nadine menjelaskan alasan dirinya menelepon Mitha dan wanita itu bersedia menjadi saksi.
Sambil menunggu teman putrinya datang, Malik bertanya kepada Dito, "Apa benar semalam kamu tidak berdua dengan Nadine?"
"Saya datang ke hotel karena mendapatkan pesan dari seseorang. Isi pesan mengatakan kalau Nadine dalam bahaya," Dito menunjukkan chat di ponselnya.
"Dia berbohong, Om!" Darwin berdiri menunjukkan wajah Dito. "Nadine sering bercerita jika dia tak merasa nyaman dengan Dito, tapi dia terus selalu mendekati Nadine," lanjutnya.
"Saya memang menyukai Nadine, tapi tidak dengan cara gila ini!" Dito juga berdiri dan memberi pembelaan.
"Darwin, Dito, duduklah!" perintah Malik berusaha tenang.
"Saya punya bukti foto kebersamaan Nadine dan Dito!" Darwin membuka ponselnya lalu menunjukkan beberapa foto kepada Malik.
"Pa, aku dan Dito hanya teman," jelas Nadine. Ia lalu mengalihkan pandangannya kepada Darwin, "Kenapa kamu tega menuduhku seperti itu?" tanyanya dengan raut wajah sedih.
"Ini ada buktinya, Nadine. Kamu dan Dito jelas-jelas berselingkuh!"
Nadine berdiri lalu berkata dengan tegas, "Itu semua fitnah, kamu harus percaya aku!"
"Aku tidak bisa mempercayai kamu lagi, setelah kejadian di hotel tadi," ucap Darwin.
Nadine terduduk, ia kembali menangis.
Mitha pun datang, Nadine lantas berdiri dan memeluk sahabatnya itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mitha.
"Tolong kamu jelaskan pada orang tua ku dan Darwin. Semalam aku bersama dengan siapa," jawab Nadine dengan bibir gemetar.
Mitha pun menjelaskan bahwa dia semalam memang bersama dengan Nadine, setelah itu ia pergi karena ada urusan.
Tak lama setelah urusannya selesai ia kembali lagi menemui Nadine, begitu sampai di klub malam dirinya Nadine telah pulang.
"Saya sempat menghubungi Nadine, tapi ponselnya tidak aktif," jelas Mitha.
"Mama, Papa, dengarkan semua penjelasan Mitha. Aku difitnah!" ucapnya.
"Maaf, Om. Saya tetap tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, apalagi Nadine begitu sangat akrab dengan Dito. Bisa saja mereka bertiga sekongkol untuk menutupi perselingkuhannya," tuding Darwin.
"Saya dan Nadine tidak berselingkuh!" ucap Dito tegas.
"Benarkah? Lalu kenapa kamu memeluk calon istriku?" tanya Darwin.
"Aku yang memeluknya karena dia sudah memberikan kejutan untukku," Nadine menjawabnya.
"Wow, memberikan kejutan kepada kekasih orang lain," ujar Darwin.
"Iya, karena dia ada saat aku membutuhkanmu. Ke mana kamu selama ini? Kemarin pagi bilang akan terbang ke Swiss, kenapa bisa pagi-pagi di kota ini?" Nadine membela Dito.
"Aku ingin memberikan kejutan untukmu, ternyata aku yang malah mendapatkan kejutan darimu!" jelas Darwin.
Nadine tertawa getir.
"Apa aku boleh pulang?" tanya Dito.
Rita yang tak dapat menahan amarahnya, menghampiri Dito dan menamparnya.
"Mama!" pekik Nadine dan Malik.
"Gara-gara pria brengsek ini, putriku gagal menikah!" maki Rita.
Nadine mendekati Dito, ia berdiri membelakangi pria itu.
"Ma, Dito tak bersalah. Dia juga korban fitnah," ucap Nadine.
"Kamu terus membelanya, apa memang kalian memiliki hubungan?" tanya Rita.
"Tidak, Ma." Jawab Nadine tegas.
"Dito harus menikahi Nadine!" ucap Malik.
"Apa!" Rita dan Nadine tampak syok.
"Mama tidak setuju, Pa!" tolak Rita.
"Nadine dan Dito telah tidur seranjang, Ma." Kata Malik.
"Kami tidak melakukan apa-apa, Pa!" Nadine berkata tegas.
"Jika Om menikahkan Nadine dengan Dito itu hanya membuat keluarga Malik Ikssa tersudutkan. Semua orang pasti akan bertanya apa alasan Nadine dan aku mengakhiri pertunangan," sahut Darwin.
"Apa yang dikatakan Darwin benar, Pa. Kita tidak mungkin menikahkan mereka, nama keluarga besar kita akan tercoreng. Mereka akan menghina kita karena tak becus mengurus Nadine," Rita menimpali.
"Saya akan memberitahu kepada orang-orang kalau kami putus karena sebab yang lain," ujar Darwin.
"Kamu lihat, Nadine. Pria baik seperti dia telah kamu khianati!" ucap Rita.
Nadine hanya diam.
Dito mengepalkan tangannya, ia ingin meluapkan amarahnya namun ia berusaha menahannya.
-
-
Sore harinya ketika di kediaman orang tuanya Darwin.
Darwin telah menceritakan semuanya tentang pengkhianatan yang dilakukan Nadine kepadanya.
Perrie dan Selly sangat menyayangkan sikap Nadine, padahal mereka begitu menyukai wanita itu.
"Maafkan kami, Tuan Perrie. Kami sebagai orang tua tak bisa menjaga dan mendidik Nadine dengan baik," ujar Malik.
"Kami sangat berharap Nadine menjadi bagian dari keluarga ini," ucap Perrie.
"Sebagai permintaan maaf kami dan memenuhi janji. saya akan mentransfer uang ke rekening perusahaan anda, Tuan Perrie." Kata Malik.
Nadine yang sedari tadi duduk dan menundukkan wajahnya, mendongakkan kepalanya. "Uang? Maksudnya apa, Pa?"
"Kami berjanji jika salah satu diantara kalian berkhianat maka ia harus memberikan uang kompensasi," jawab Malik.
"Perjanjian macam apa itu," Nadine tampak tak senang.
"Makanya kamu jangan berkhianat, jadi habis uang kita!" singgung Rita.
"Aku sudah pernah bilang, aku tidak berkhianat!" ucap Nadine.
"Semua telah terjadi, Nadine. Maaf, aku tidak dapat menikahimu," ujar Darwin.
Nadine lalu berdiri, "Aku akan buktikan kalau ku tak pernah berkhianat!"
"Silahkan, tapi ku tetap tidak akan merubah keputusan, Nadine." Darwin berkata dengan sini.
"Terserah kamu mau berubah pikiran atau tidak. Aku tak peduli!" Nadine memilih pergi meninggalkan rumah Darwin.
"Nadine, kamu mau ke mana?" Rita teriak memanggil putrinya.
"Sekali lagi maafkan kami!" ucap Malik.
"Ya, Tuan Malik." Perrie memakluminya.
Nadine yang kesal, kecewa, marah serta sedih tak dapat menahan air matanya. Ia meninggalkan kediaman Darwin menumpang sebuah taksi.
Nadine lalu menghubungi Dito namun ponsel pria itu tak dapat dihubungi. Ia semakin kecewa, akhirnya Nadine memilih pergi ke sebuah pantai yang terletak di pinggir kota tempat tinggalnya.
Nadine berteriak sekencang-kencangnya di pinggir pantai yang tak ada pengunjungnya. "Aku tidak pernah membohongimu, Darwin!"
Nadine terduduk di pinggir pantai, ia menangis. Semua impiannya menikah dengan pria yang di cintainya tinggal kenangan.
Ponsel Nadine berdering tertera nama Dito, ia bergegas mengangkatnya.
"Halo!"
"Kamu di mana?" tanya Dito di ujung telepon.
Nadine memberitahu keberadaannya.
Setengah jam kemudian, Dito pun telah tiba di pantai.
"Untuk apa lagi kamu menemui ku?"
"Bukankah kamu terlebih dahulu menghubungi aku?"
"Aku menghubungimu hanya ingin mengatakan kalau aku sangat membencimu!"
Dito tertawa kecil mendengarnya.
"Kamu tertawa karena senang aku tidak jadi menikah dengan Darwin?" tuding Nadine.
"Din, aku bukan senang. Seharusnya kamu bersyukur lepas dari Darwin."
"Bersyukur kamu bilang? Karena pertunangan kami berakhir, keluarga aku harus memberikan uang kepada mereka!"
"Uang?" Dito mengernyitkan dahinya.
"Ya, papaku dan papanya Darwin memiliki perjanjian. Jika salah satu diantara kami berkhianat, maka siapa yang menjadi pengkhianat harus memberikan sejumlah uang dan itu tidak sedikit," jawab Nadine.
"Jadi, ini alasan dia memberikan tawaran kepadaku," batin Dito.
"Ini semua karena kamu!" Nadine berteriak di wajah pria itu.
"Nadine, aku minta maaf."
"Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan Darwin padaku? Tidak, kan?" singgungnya dengan nada tinggi.
Dito pun terdiam.
Nadine kembali terduduk di pinggir pantai.
Dito melakukan hal yang sama.
"Kenapa masih di sini? Pergilah!"
"Aku tidak akan pergi, aku harus bertanggung jawab padamu!"
"Tanggung jawab? Kita tidak melakukan apapun di kamar itu!"
"Iya, tapi aku pria yang seranjang bersamamu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments