PENGULANGAN WAKTU
...***...
Pagi itu adalah pagi yang sangat membahagiakan bagi Arman, karena ia selalu dibuatkan sarapan enak deh istrinya. Ia sangat bahagia, karena memiliki istri yang baik seperti Amanda.
"Terima kasih ya?. Karena kamu selalu membuatkan makanan enak ini untuk aku." Ucapnya dengan senyuman ramah.
"Kamu ini ya?." Amanda malah tertawa mendengarkan ucapan itu.
"Oh iya?. Karena aku mau bertemu dengan tamu penting, mungkin aku agak terlambat pulang. Kalau mau ke rumah mama enggak apa-apa, nanti aku jemput." Ia segera membereskan apa saja yang akan ia bawa ke kantor.
"Aku di rumah saja, soalnya mau mencuci, takut hujan." Balasnya sambil membantu suaminya untuk beres-beres. "Oh, ok lah. Tapi jangan sampai kelelahan ya?. Kasian loh?. Anak kita juga ikutan kecapean." Ia menunjuk ke arah perut istrinya yang telah membesar.
Amanda mencubit lengan Arman. "Jangan ngomong gitu." Raut wajahnya terlihat sangat kesal.
"Hehehe!. Bercanda." Arman hanya tertawa kecil.
"Ya sudah, aku berangkat dulu ya, cinta ku." Dengan suara yang lembut ia berkata seperti itu.
"Hati-hati ya." Balas Amanda. Setelah itu Arman pergi meninggalkan ruangan itu, tentunya ia hendak menuju kantornya.
Amanda melihat ruangan dapurnya yang agak berantakan, sebagai seorang istri dan seorang wanita?. Ia segera membereskan semuanya dengan sangat cekatan. Akan tetapi saat itu ada yang menekan bel rumahnya. "Siapa ya?." Dalam hatinya bertanya-tanya. Karena merasa penasaran ia langsung saja menuju pintu utama rumahnya. Amanda membuka pintu, ia melihat ada seorang wanita cantik?. Tersenyum ramah padanya.
"Maaf?. Mau mencari siapa ya?." Amanda sedikit waspada.
"Apakah saya boleh masuk?." Ia malah balik bertanya?. "Tidak sopan loh?. Berbicara di depan pintu." Ucapnya sambil mengedipkan matanya.
"Maafkan aku. Mari masuk." Amanda Mendadak gugup, dan la terpaksa mempersilahkan wanita asing itu untuk masuk.
...***...
Sementara itu Arman telah sampai di kantornya, ia baru saja masuk ke ruangannya. Shela sang asistennya masuk, untuk memberitahukan, bahwa ada jadwal hari ini.
"Selamat pagi pak." Ia menyapa bos-nya dengan sangat ramah.
"Pagi." Balasnya.
"Pagi ini kita akan bertemu dengan tamu penting pak. Dua puluh menit lagi pak." Ucapnya sambil menunjukkan jadwal itu.
"Baiklah. Kalau begitu siapkan semuanya. Tapi tamu kali ini akan bekerja sama dalam bentuk apa shela?." Arman sedikit bingung.
"Katanya sangat rahasia sekali pak. Beliau ingin bertemu langsung sama bapak." Hanya itu Jawabannya.
"Kamu itu, loh?. Membuat saya menjadi penasaran." Arman sangat bingung dengan asisten, sekaligus sekretarisnya itu.
"Namanya juga permintaan orang penting pak." Shela hanya tersenyum kecil saja.
"Ya sudah. Siapkan semuanya, saya juga mau siap-siap." Arman memang sangat penasaran, tapi percuma saja bertanya. Toh!. Dua puluh menit kurang ia bertemu dengan tamu penting.
...***...
Di sebuah tempat.
Saat itu Barata Jaya sedang bersama Nicola Andra. Keduanya telah menyiapkan diri untuk bertemu dengan Arman. Teman lama masa kuliah?. Apakah mereka akan reunian?.
"Bagaimana dengan rencana pertemuan nanti?. Sudah aman?." Barata Jaya menatap temannya.
"Kamu tenang saja. Semuanya telah disiapkan dengan matang." Balasnya sambil meletakkan semua berkas yang dibutuhkan.
"Kalau begitu ayo kita temui dia. Rasanya aku sudah tidak sabar melihatnya." Ucapnya dengan senyuman penuh dengan rencana yang sedang menari-hari di dalam kepalanya.
"Ya. Aku juga tidak sabar melihatnya." Nicola Andra malah terkekeh Kecil, sambil membayangkan rencana pertemuan itu.
...***...
Amanda merasa heran dengan sikap wanita cantik itu.
"Maaf?. Mau mencari siapa?." Sudah dua kali la menanyakan pertanyaan itu.
"Aku adalah malaikat kematian untuk kamu." Jawabnya dengan senyuman yang mengerikan.
"Apaan sih?. Jangan nakutin orang kek gitu." Amanda sedikit merinding mendengarkan ucapan orang itu.
"Kamu akan kami bunuh." Ucapnya sambil menunjuk ke arah belakang Amanda.
"Apaan sih?!. Pergi!."
Bukh!.
Saat itu amanda dipukul deh seseorang, sehingga la tidak sadarkan diri.
"Bawa dia ke tempat yang telah kita rencanakan." Wanita cantik itu memberi perintah Pada kedua anak buahnya.
"Baik nyonya."
Keduanya hanya menurut saja, karena keduanya telah dibayar.
"Jangan salahkan aku. Salahkan suamimu yang telah membuat aku kecewa, atas apa yang telah dia lakukan padaku." Ada perasaan dendam yang sangat luar luar biasa yang ia tunjukkan saat itu."Maaf saja, jika kau harus terlibat dalam masalah ini." Namun ada perasaan bersalah yang ia tunjukkan?. "Tapi dendam ini tidak mudah untuk dilupakan begitu saja." Hatinya Saat itu hanya dipenuhi dengan dendam membara yang sangat luar biasa.
...***...
Di Kantor.
Arman telah memasuki ruang pertemuan, ia melihat dua orang yang sangat ia kenal.
"Sudah lama tidak bertemu ya?." Ucapnya dengan senyuman ramah.
"Lama tidak bertemu." Balas Barata Jaya. "Kamu memang berbeda ya?. Arman mahadi." Lanjutnya.
"Apakah kalian tamu istimewa itu?." Arman langsung bertanya. Karena ia sangat memahami perangai kedua temannya itu.
"Apakah kami tidak boleh bertemu denganmu?. Kita ini teman, loh?." Barata Jaya tersenyum K
Kecil.
"Kami datang untuk urusan lain. Jadi lupakan masa lalu barang sejenak." Kali ini Nicola Andra yang berbicara. "Sudah lama tidak bertemu?. Siapa yang menduga, kan?. Kalau kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini?." Lanjutnya.
"Baiklah. Akan aku lupakan." Arman tampak menghela nafasnya dengan pelan. "Dari informasi sekretarisku. kalian berdua menawarkan sesuatu yang sangat menarik. Aku sangat penasaran dengan penawaran kalian itu. Katakan padaku, penawaran apa itu?." Rasanya ia tidak ingin berlama-lama bersama mereka.
Akan tetapi pada saat itu mereka terlihat sedang tersenyum aneh?. Senyuman itu membuat Arman merasa tidak nyaman sama sekali. "Apakah kamu yakin ingin mendengarkan penawaran kami?." Suaranya terdengar memberikan penawaran yang seperti mengajak seseorang untuk main tebak-tebakan.
"Jangan membuat aku takut dengan tebakan kalian itu." Arman merasa tidak enak. "Katakan saja dengan jelas tujuan kalian ke sini mau apa?." Lanjutnya dengan setengah kesal.
"Sepertinya dia tidak ingin basa-basi lagi tu bar. Langsung aja." Ia terlihat sedikit jengkel. "Aku juga sebenarnya males banget liat wajah gobloknya itu." Entah kenapa Nicola Andra malah kesal sendiri.
"Apakah kalian memiliki niat yang buruk padaku?." Arman langsung bertanya. Perasaannya saat itu benar-benar tidak ucapan Nicola Andra.
"Bagaimana kalau aku jawab iya?." Barata Jaya tersenyum lebar.
Arman menghela nafasnya dengan pelan. "Kali ini kalian mau merencanakan apa padaku?. Katakan saja." Kali ini ia menatap keduanya dengan sangat serius.
"Kami menginginkan perusahaan mu. Apakah kamu akan menyerahkan semuanya pada kami?." Raut wajahnya terlihat sangat bahagia ketika berkata seperti itu.
Deg!.
Arman benar-benar merasa tidak nyaman, dan sangat terkejut mendengarkan ucapan Barata Jaya.
Deg!.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Tetik Saputri
mampir
2023-06-25
1