CHAPTER 2

...***...

Apakah pada saat itu ia tidak salah dalam mendengarkan seseorang dalam berbicara?. Apakah orang itu bercanda padanya?!.

"Kenapa wajahmu terlihat seperti itu arman?. Kamu tidak mau memberikannya?." Kembali Barata Jaya bertanya. "Apakah kamu terlalu cinta pada perusahaan yang telah kau bangun ini dengan susah payah?!. Hah?!." Perasaanya saat itu bergejolak ketika melihat raut wajah penuh ketakutan dari Arman.

"Untuk apa kalian menginginkan perusahaan ini?!. Apakah kalian tidak bisa bekerja dengan lebih baik?!. Untuk apa kalian meminta perusahaan ku ini?!. Jika kalian mengetahui bahwa!. Perusahaan ini telah aku bangun dengan susah payah!." Amarahnya keluar begitu saja.

"Lihat?. Kamu terlihat sangat menyeramkan sekarang." Ucapnya dengan nada memperolok Arman.

"Pergi kalian dari sini!." Hatinya sangat sangat panas dengan apa yang diinginkan oleh Barata Jaya dan Nicola Andra.

"Jangan mengusir kami seperti itu. Nanti kamu menyesal, loh?." Kembali mereka menggoda Arman. Menguji kesabaran yang telah dimiliki oleh Arman Mahadi.

...***...

Di sebuah tempat yang sangat aneh. Amanda saat ini dalam keadaan terikat?. Apa yang terjadi padanya?. Kenapa ia bisa dalam keadaan seperti itu?. Akan tetapi pada saat itu ada seorang wanita cantik yang sedang memperhatikan itu dengan sangat teliti.

"Tidurnya cukup nyenyak juga." Wanita cantik itu menepuk-nepuk pipi Amanda dengan sedikit keras. Akan tetapi Amanda tidak merasa terganggu sedikitpun. "Aku harap mereka bisa melakukannya dengan benar." Entah kenapa ia kesal mengingat masa lalu. "Jika saja ini bukan karena bagian rencana?. Sudah aku bunuh duluan kamu." Hatinya selalu merasakan sakit, ketika ingat masa itu. Apakah ia tidak bisa melupakan masa lalunya barang sejenak?. "Kenapa rasanya sangat menyakitkan?." Ya, semakin ia ingat itu semua terasa semakin menyakitkan baginya.

Akan tetapi pada saat itu perlahan-lahan Amanda membuka matanya. Kesadarannya telah kembali. "Kepalaku terasa sakit sekali." Dalam hatinya mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya saat itu. Ia belum bisa mengingat kejadian itu secara utuh, karena kepalanya yang terasa berdenyut sakit. "Apa yang terjadi padaku?." Namun ia harus segera sadar, mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

"Akhirnya kamu bangun juga!" Wanita cantik itu menyeringai lebar. "Apakah tidur mu nyenyak?!." Suaranya terdengar sangat menyeramkan.

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya dengan ini semua?. Keuntungan seperti apa yang kamu dapat dengan ini semua?!." Hati Amanda Saat itu sedang berkecamuk takut?. Karena ada orang asing yang telah berani melakukan hal yang mengerikan padanya.

"Kamu itu sebenarnya hanyalah korban aja sih." Wanita cantik itu menatap tajam ke arah Amanda. Wajah Wanita cantik itu terlalu dekat, hingga membuat Amanda merinding.

"Korban apa?. Kenapa kamu lakuin ini sama aku?. Aku enggak punya salah apa-apa sama kamu!." Dalam keadaan setengah takut ia bertanya seperti itu. Ingin rasanya ia kabur dari sana, akan tetapi ia dalam keadaan terikat kepanikan melanda dirinya.

"Aku sangat benci dengan apapun yang berhubungan dengan arman. Termasuk kamu yang saat ini sedang mengandung anaknya!." Bentaknya dengan suara yang sangat keras. "Aku tidak suka!. Sangat benci!." Wanita cantik itu mengeluar kan semua amarah yang ia rasakan, perasaan sakit yang selama ini membuncah di dalam dadanya. Ia ingin mengeluar semua perasaan sesak itu, ia tidak ingin memendam perasaan itu terlalu lama.

...***...

Sementara itu, di kantor.

"Menginginkan perusahaan ini?. Atas dasar mimpi apa kalian ingin perusahaan yang telah aku bangun dengan tanganku ini?. Apakah kalian masih waras?." Arman sangat marah dengan ucapan Barata Jaya.

"Ahaha!." Barata Jaya dan Nicola Andra malah tertawa aneh, Saat itu juga keduanya mendekati Arman yang masih duduk di kursinya. 

"Mari kita buat pertaruhan yang akan membuatmu tidak akan bisa kamu tolak." Barata Jaya tersenyum lebar, sambil menyodorkan sebuah berkas yang berisikan pengalihan dan  pengambilan nama perusahaan. Arman melihat berkas dan juga melihat ada sebuah smartphone yang menampilkan foto istrinya yang dalam keadaan terikat?.

Jantungnya seakan berpacu dengan sangat kencangnya ketika melihat foto itu. Hatinya mulai gelisah, ia mencemaskan keadaan istrinya. Ia menatap kedua temannya itu dengan kemarahan yang membuncah. "Kalian ini memang sangat keterlaluan, tidak memiliki-." Hatinya sangat panas.

"Kami memang kejam." Barata Jaya tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Kamu pilih mana man?. Pilih perusahaan?. Atau milih istri kamu yang sedang mengandung anak kamu?." Nicola Andra terlihat sangat puas. "Atau kamu lebih memilih perusahaan kamu?. Lalu mencari istri baru?." Barata Jaya dengan kesalnya menekan kepala Arman dengan telunjuknya, tanpa perasaan malah berkata itu.

"Kalian tidak akan bisa berbuat licik kepadaku seperti itu !." Arman mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Baiklah. Kalau begitu?. Bagaimana kalau kau pastikan sendiri bagaimana keadaan istrimu itu?. Biar kamu puas."

Arman langsung menghubungi istrinya dengan video call, tentunya ia ingin memastikan istrinya baik-baik saja.

Di tempat wanita cantik?.

"Kenapa kau malah menyalahkan arman?." Bentak Amanda dengan sangat kesalnya.

Akan tetapi pada saat itu mereka sangat terkejut dengan suara nada dering smartphone yang berada di saku samping Amanda. Wanita cantik itu langsung mengambilnya, dan ia langsung mengangkatnya.

"Hei!. Jangan ambil sembarangan!." Bentak Amanda dengan penuh amarah, akan tetapi diabaikan begitu saja.

Begitu Video itu diangkat?. "Amanda?." Dengan perasaan yang berdebar-debar.

"Hei!. Jangan sembarangan mengambil hp orang lain!." Bentak Amanda sangat kesal.

Deg!.

Arman sangat terkejut mendengar suara Amanda yang sedang marah?.

"Eh?. Hai?. Sudah lama tidak bertemu, ya?." Wanita cantik itu malah menyapa Arman yang terlihat sangat terkejut dengan apa yang ia lihat melalui Video itu.

"Wanda?!." Arman sangat terkejut dengan seseorang yang pernah ia kenal semasa kuliahnya dulu.

"Oh?!. Kamu masih ingat dengan aku ya?. Sangat manis sekali." Ucapnya dengan manjanya.

"Arman!. Sayang!. Selamatkan aku dari wanita gila ini!." Teriak Amanda ketakutan.

"Amanda?!." Arman sangat cemas dengan keselamatan istrinya.

"Lihat?. Istri kamu minta tolong tu?." Ucapnya dengan nada menggoda.

"Wanda!. Lepasin istriku!." Hatinya sangat sakit melihat keadaan istrinya yang meronta-ronta ingin dibebaskan.

"Jika kamu ingin dia bebas?. Maka turuti permintaan mereka, dan juga permintaanku nantinya. Jika masalah kalian telah selesai." Wanda malah menyeringai lebar.

"Arman!. Jangan dengerin mereka!." Teriak Amanda, ia hanya tidak ingin suaminya masuk dalam perangkap mereka.

"Sampai jumpa. Aku tunggu kabar baik dari kalian ya?." Setelah berkata seperti itu ia langsung mematikan sambungan video call itu.

"Tidak!. Amanda!." Teriak Arman dengan penuh ketakutan yang sangat luar biasa. Arman tidak menyerah begitu saja, ia mencoba menghubungi kembali panggilan itu, akan tetapi tidak bisa. "Sial!." Umpatnya dengan penuh amarah yang sangat membara. "Sial!." Umpatnya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!