CHAPTER 3

...***...

Perasaannya pada saat itu sangat gelisah, ia tidak dapat lagi berpikir dengan sangat jernih. Pikirannya benar-benar kacau, kakinya telah melangkah sangat jauh untuk mencari keberadaan istri yang sangat ia cintai.

"Ya Allah. Berikanlah hamba petunjuk dimana keberadaan istri hamba ya Allah. Semoga saja mereka tidak menyakiti istri hamba ya Allah." Dalam hatinya terus berdoa, dan berusaha untuk mencari keberadaan istrinya yang telah diculik oleh tiga orang yang memiliki dendam kepadanya. "Alamat yang telah dibuatkan oleh wanita tidak jelas berada di mana." Hatinya saat itu semakin gelisah karena tidak menemukan alamat pasti.

Sementara itu Amanda yang saat itu sedang berada di dalam tahanan mereka. Amanda sangat-sangat takut dengan apa yang akan mereka lakukan terhadap dirinya.

"Apa yang kalian inginkan?. Bukankah kalian adalah teman dari arman?. Kenapa kalian malah menculik aku?. Untuk apa kalian melakukan ini?." Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari dalam dirinya saat itu. "Bukankah kamu barata jaya?. Teman kuliah yang dulunya sangat dekat dengan mas arman?. Tapi kenapa kamu malah memperlakukan aku seperti ini?." Tentunya itu menjadi tanda tanya baginya. "Bukankah kamu nicola?. Bukannya kamu juga teman mas arman?. Tapi kenapa kalian menculik aku?."

"Kamu ini berisik banget ya?." Barata Jaya terlihat sangat kesal dengan pertanyaan dari Amanda seperti itu. "Kami itu memiliki dendam padanya sehingga kami melakukan itu kepadamu."

"Kalau aku memiliki dendam pribadi kepadamu karena kamu telah berani mendekati arman. Pemuda yang sangat kucintai itu, tapi kenapa dia malah memilihmu daripada aku?. Hah?!." Pada saat itu Wanda memperlihatkan bagaimana perasaan bencinya terhadap Amanda.

"Jika kamu memang mencintai mas arman, bukan dengan cara menyandera aku. Tapi kamu harus membuktikan perasaan cinta kamu itu terhadap mas arman lebih besar daripada aku."

"Kamu itu tidak usah mengajari aku seperti itu!." Saking kesalnya ia tarik kuat kepala belakang Alamanda sehingga wanita itu merintih kesakitan.

"Kegh!. Lepaskan!." Ingin rasanya ia memberontak, akan tetapi pada saat itu tangannya dalam keadaan terikat sehingga ia tidak bisa melakukan itu.

"Kamu tidak usah mengajari aku yang seperti itu. Karena aku telah melakukannya dari dulu, jauh sebelum arman mengenalmu. Tapi kenyataan pahit yang selalu aku dapatkan. Arman sama sekali tidak pernah melihat ke arahku, ia sama sekali tidak memiliki perasaan cinta kepadaku." Gejolak perasaan sakit hati yang ia rasakan itulah yang membuat ia menjadi dendam terhadap siapapun saja yang dapat meluluhkan hati Arman. Termasuk Amanda yang menurutnya sangat mudah menaklukkan hati Arman, sementara dirinya sama sekali tidak dapat menyentuh hati Arman. "Memangnya pelet apa yang telah kau berikan kepadanya?. Sehingga dengan sangat mudah untuk jatuh cinta kepadamu?. Katakan kepadaku!." Bukan hanya suaranya saja yang terdengar besar saat itu, akan tetapi pada saat itu ia benar-benar menyiksa Amanda secara fisik.

"Heh!. Kadang perasaan cinta itu memang sangat mengerikan dari apapun di dunia ini." Nicola Andra pada saat itu dapat memperhatikan bagaimana sikap manusia yang dimiliki oleh wanda telah hilang begitu saja. "Perasaan cinta yang sangat kuat telah membuat seseorang buta. Buta mata hatinya karena orang yang dicintainya telah memiliki orang lain." Anggap saja pada saat itu ia memiliki hati nurani, merasa kasihan dengan apa yang telah dilakukan oleh Wanda terhadap Amanda. Akan tetapi anggota tubuhnya sama sekali tidak ingin bergerak sama sekali untuk membantu menghentikan Wanda agar tidak menyiksa Amanda saat itu.

"Itu adalah perasaan yang tercipta dari antara cinta dan kebencian. Biarkan saja wanita itu mau melakukan apapun. Sebagai sesama wanita biarkan mereka melampiaskan rasa cinta mereka."

Hanya seperti itu yang mereka katakan saat itu?. Apakah mereka sama sekali tidak memiliki perasaan?.

"Meskipun aku ada perasaan terhadapmu amanda. Namun perasaan benci ini telah menyebar di hatiku sejak kamu memilih arman daripada aku." Dalam hati Nicola Andra pada saat itu sebenarnya memiliki perasaan cinta terhadap Amanda. Akan tetapi rasanya ia tidak bisa lagi merasakan perasaan cinta itu sejak Amanda memilih Arman daripada dirinya.

"Maaf saja, perasaan cinta ini telah menjadi benci sejak kau memilih arman daripada aku. Jadi jangan salahkan aku jika aku melakukan ini semua karena aku juga membenci kamu." Dalam hati Barata Jaya. Pada saat itu rasa bencinya lebih besar daripada cintanya, sehingga ia tidak dapat lagi merasakan perasaan apapun terhadap Amanda, meskipun gadis yang ia cinta itu telah disiksa dengan secara kejam oleh Wanda.

...***...

Arman masih saja berkeliling mencari alamat yang dikirim oleh Barata Jaya padanya. Suasana hatinya pada saat itu benar-benar sangat gelisah.

"Amanda, aku mohon kepada kamu. Aku mohon kepada kamu supaya kamu baik-baik saja. Semoga saja kamu bisa bertahan, aku tidak mau kehilangan kamu juga anak yang ada di dalam kandungan kamu." Sungguh suasana hatinya pada saat itu benar-benar sangat gelisah.

Pikiran buruk mengenai Amanda dan calon bayinya menari begitu saja di dalam pikirannya. Sehingga saat itu ia benar-benar tidak bisa tenang sedikitpun.

"Arman. Tolong aku."

Deg!.

Hingga pada saat itu ia seperti mendengarkan suara Amanda yang merintih kesakitan meminta tolong kepadanya. Perasaannya benar-benar tidak tenang, dan ia semakin ketakutan ketika membayangkan hal-hal buruk yang akan didapatkan oleh Amanda ketika bersama Nicola Andra, Barata Jaya dan Wanda. Ketika orang itu memiliki sikap yang sangat jahat, tidak akan memiliki belas kasihan kepada siapapun jika mereka sakit hati.

Saat itu ia menuju ke sebuah tempat yang sangat sepi, di mana rerumputan ilalang sangat tinggi hampir menutupi orang yang melewatinya. Suasana sekitar pada saat itu benar-benar sangat menyeramkan, apalagi kondisi saat itu hampir magrib. Menambah kesan yang sangat menakutkan untuk disinggahi oleh orang normal.

"Sebenarnya rencana gila apa yang akan mereka lakukan terhadap amanda?. Kenapa mereka begitu jahat kepada amanda?. Pada saat ini mereka dendam kepadaku, tapi kenapa mereka malah melibatkan amanda?." Dalam hatinya sangat sesak mengingat apa yang telah terjadi.

Setelah perjalanan agak lama?. Ia sampai di sebuah bangunan yang tua. Namun kondisi saat itu mulai gelap sehingga ia hanya menggunakan pencahayaan lampu hp-nya saja. "Ya Allah, sebenarnya tempat apa ini?. Kenapa mereka membawa amanda ke tempat seram seperti ini?." Dalam hatinya semakin tidak tenang.

"Kamu udah sampai arman?."

Deg!.

Arman membalikkan tubuhnya ketika ia mendengarkan suara seseorang yang berbicara padanya.

"Wanda?." Arman sangat terkejut melihat siapa yang telah memanggil namanya itu.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah Arman bisa membawa Amanda?.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!