...**...
Hati siapa yang tidak hancur ketika ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dalam keadaan yang sangat?. Apakah kamu sanggup kehilangan orang yang kamu cintai dalam keadaan seperti itu?.
"Amanda. Aku mohon kamu bangunlah. Atau bangunkan aku agar aku terbebas dari mimpi buruk ini." Hatinya sangat sakit, iya sangat tersiksa dengan apa yang telah ia saksikan pada saat itu. Tidak mungkin rasanya istrinya meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti itu.
Sedangkan di luar gedung itu. Ada sekitar 20 orang polisi yang mengepung daerah itu.
"Benarkah ini lokasi pembunuhannya?. Kenapa kalian bisa mengetahui jika lokasi ini adalah tempat pembunuhan?." Brigadir Dandi Wiranto merasa ada yang aneh dengan apa yang telah dikatakan oleh keponakannya itu tentang tempat pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seseorang.
"Sudahlah paman, nanti saja bertanya. Segeralah bertindak sebelum dia melarikan diri."
"Baiklah. Kalau begitu akan kami lakukan." Ia memberi kode kepada anak buahnya untuk segera bergerak ke dalam.
Sedangkan Arman yang pada saat itu berada di dalam?. Tentunya ia sangat terkejut, ketika ada banyak anggota kepolisian yang menodongkan senjata ke arahnya.
"Jangan bergerak. Anda kami tangkap atas laporan kasus pembunuhan berencana terhadap istri anda." Brigadir Dandi Wiranto pada saat itu memberikan perintah kepada Arman agar tidak melakukan perlawanan.
Deg!.
Arman tentunya sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan oleh polisi itu. Ia menatap mereka dengan tatapan yang sangat heran. Padahal suasana hatinya pada saat itu sedang dipenuhi oleh kesedihan yang sangat mendalam. Aku tetapi kenapa mereka malah berkata jika ia telah melakukan pembunuhan berencana terhadap istrinya?.
"Saya baru saja kehilangan istri saya. Ada beberapa orang yang telah membunuh istri saya!. Bagaimana mungkin saya membunuh istri saya sendiri!." Teriaknya dengan penuh kemarahannya sangat luar biasa pada saat itu. Kepalanya sangat sakit dan terasa ingin pecah memikirkan apa yang telah terjadi pada dirinya.
"Anda bisa menjelaskan semua itu di kantor kepolisian nantinya. Untuk saat ini anda sebaiknya jangan melakukan perlawanan apapun. Atau anda akan kami paksa untuk ikut dengan kami." Brigadir Dandi Wiranto semakin memberikan penekanan terhadap Arman.
Hormon pada saat itu mencoba untuk bersikap tenang, walaupun sebenarnya pada saat itu suasana hatinya sedang bergemuruh sangat hebat. "Amanda. Tunggulah sebentar sayang. Aku akan mengurus mereka semua." Dengan perasaan yang sangat sakit luar biasa, dia mencoba untuk membaringkan istrinya di lantai kotor itu dengan hati-hati.
"Untuk apa saya datang ke kantor polisi?. Saya bukanlah penjahat!. Namun saya adalah korban, yang telah kehilangan istri yang sangat saya cintai." Dengan penuh kesabaran ia mencoba untuk menjelaskan situasinya.
"Seperti yang saya katakan tadi. Anda bisa menjelaskannya di kantor kepolisian. Untuk saat ini anda harus mengikuti kami untuk melakukan pemeriksaan." Brigadir Dandi Wiranto memberikan aba-aba kepada teman-temannya untuk segera menangkap Arman.
Namun apa yang terjadi pada saat itu?. Tiba-tiba saja ada sekelebat bayangan hitam yang menyelimuti tubuh Arman. Seakan sosok hitam itu hendak melindungi dirinya dari para polisi yang hendak menangkapnya.
"Bagaimana ketua?. Sepertinya dia memiliki ilmu hitam untuk menghilang."
"Kita cari dia sampai dapat. Jangan sampai dia melarikan diri dari tanggung jawabnya."
"Baik ketua."
"Sebagian dari kalian mengurus jenazah istrinya. Kubur dia dengan layak, kasihan jika dibiarkan seperti itu."
"Baik ketua."
Setelah itu mereka bergegas mengerjakan tugas mereka. Sedangkan brigadir Dandi Wiranto masih memikirkan apa yang telah terjadi pada saat itu. Baginya saat itu apa yang terjadi sungguh sangat membingungkan.
"Apakah dia telah belajar ilmu hitam?. Sehingga dia menumbalkan istrinya untuk kesempurnaan ilmu hitam itu?." Entah kenapa pada saat itu ia malah berpikiran seperti itu tentang seseorang yang tiba-tiba saja menghilang secara misterius. "Di dalam dunia kepolisian tidak ada yang seperti itu, kecuali di dunia gaib yang seseorang mempelajarinya secara tidak wajar. Sepertinya aku harus menyelidiki kasus ini dengan hati-hati." Dalam hatinya pada saat itu merasakan hal yang ganjil dengan masalah yang ia tangani pada saat itu.
Sementara itu Wanda, Nicola Andra dan Barata Jaya sangat heran dengan apa yang mereka lihat pada saat itu. Tentunya mereka memperhatikan itu dari jarak yang aman. Namun ketika mereka melihat Arman menghilang begitu saja?. Mereka sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi, ketika mata mereka melihat ada bayangan hitam yang melarikan Arman dari sana.
"Apa yang harus kita lakukan jika dia berhasil melarikan diri?. Padahal aku tadi ingin melihat ada ganti tembak-tembakan antara kepolisian dengan arman yang mencoba untuk melawan." Entah datang dari mana imajinasinya itu sehingga ia berpikiran seperti itu, ketika melihat Arman tadi yang kesulitan mengatakan bahwa dia bukanlah pembunuh istrinya. "Rasanya tidak seru jika tiba-tiba saja arman melarikan diri begitu saja." Saat itu ia terlihat sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi.
"Apakah kalian tidak merasakan ada yang aneh?. Bagaimana mungkin dia bisa melarikan diri?. Apakah selama ini dia memang mempelajari ilmu hitam?." Setidaknya itu yang ada di dalam pikiran Nicola Andra saat itu. "Tiba-tiba saja bulu kuduk ku merinding, mungkin saja dia memang siluman." Ia malah merinding sendiri membayangkan seandainya itu benar-benar terjadi.
"Aku sangat jelas melihatnya tadi. Ada sosok bayangan hitam yang melindunginya, setelah itu dia menghilang bersamaan sosok bayangan hitam itu. "Jangan-jangan selama ini dia memang telah mempelajari ilmu sesat. Rasanya tidak mungkin amanda yang sangat cantik itu jatuh cinta kepadanya begitu dengan mudahnya." Tiba-tiba saja pemikiran Wanda malah mengarah ke hal-hal yang gaib seperti itu.
"Lalu apa yang akan kita lakukan jika memang seperti itu?." Barata Jaya masih belum terima dengan apa yang telah terjadi. "Apakah kita akan menerima begitu saja?. Dendam yang aku rasakan saat ini belum terus sampaikan dengan sempurna. Karena aku juga menginginkan kematiannya." Jika dilihat dari wajahnya memang seperti itu yang tergambar saat itu.
"Tentu saja kita harus mencarinya. Jangan sampai biarkan dia melarikan diri. Maka tidurku tidak akan tenang jika dia tidak mati hari ini juga." Nicola Andra masih belum puas. "Aku masih ingin menyiksanya sampai mati." Selanjutnya sambil menyeringkan lebar.
"Kalau begitu kita harus mencarinya sampai dapat. Karena aku juga belum puas jika belum melihat kematiannya. Aku ingin dia mati hari ini juga." Wanda juga masih belum terima dengan apa yang telah terjadi.
Sepertinya ketika orang itu bukanlah manusia biasa, jika mereka manusia maka mereka tidak akan berpikiran seperti itu. Sangat luar biasa.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments