Istri Kecil Jenderal Agha
Di suatu negeri yang indah yang bernama Kerajaan Pusat, hiduplah seorang Kaisar yang bernama Abinawa. Kaisar sangat menyayangi jenderalnya yang bernama Agha Caraka karena Jenderal Agha Caraka selalu memenangkan pertempuran, selalu berhasil menyelamatkan perbatasan dari pemberontak, dan selalu berhasil menyelesaikan kasus yang sangat rumit.
Untuk itulah Kaisar menghadiahi Agha seorang Istri. Istri yang dipilihkan oleh Kaisar untuk Agha Caraka bukanlah gadis sembarangan. Gadis pilihannya Raja itu adalah putri dari seorang tabib terkenal dan gadis itu pun sangat pandai ilmu pengobatan. Karena berhasil menyembuhkan Permaisuri dari penyakit aneh, maka Kaisar memilih gadis itu untuk ia jodohkan ke Agha Caraka. Nama gadis itu adalah Kiana.
Kiana selalu memakai cadar ke mana-mana karena seluruh tubuhnya penuh ruam merah dan wajahnya penuh bisul. Sepulang dari istana setelah mengobati Permaisuri dan menerima hadiah berupa perhiasan juga perjodohan dengan seorang jenderal ternama, Kiana pergi ke hutan. Dia ingin menyembuhkan dirinya dari penyakit kulit yang sudah ia derita sejak ia masih kecil. Dia ingin menjadi pengantin yang cantik dan untuk itulah ia ingin mencari jamur yang konon dipercaya bisa menyembuhkan segala macam macam penyakit kulit. Jamur itu bernama Jamur Paku Pedang.
Beberapa jam kemudian, Kiana berhasil menemukan jamur itu dan berjalan dengan wajah semringah. Kiana ingin menemukan sebuah gua lalu ia akan membuat ramuan dari jamur yang berhasil ia temukan dan ia genggam. Kiana memutuskan untuk mencari gua terdekat dan akan mengobati penyakit kulitnya di gua karena ia malas pulang.
Di saat Kiana tengah berjalan dengan wajah ceria, bersenandung lirih, dan melompat-lompat ringan, gadis yang sebenarnya berwajah sangat cantik itu mendengar lolongan minta tolong.
Kiana yang berhati baik dan suka menolong itu langsung berputar arah menuju ke asal suara lolongan minta tolong itu.
Melihat ada seorang pria gagah bertopeng hendak menebas leher seorang pria, tanpa berpikir panjang, Kiana langsung berlari lalu berdiri di depan pria itu sambil membuka lebar kedua tangannya dan berkata, "Jangan bunuh dia!"
Pria bertopeng itu sontak melepas topengnya dan seketika itu juga Kiana terpesona akan ketampanan pria itu.
Sial! Dia tampan sekali. Wajahnya sangat sempurna. Dia itu malaikat atau dewa, ya? Batin Kiana.
"Siapa kau?!" Pria tampan di depan Kiana menyipitkan mata dan rahangnya tampak mengeras.
"Aku bukan siapa-siapanya. Aku cuma tidak ingin Anda berdosa karena membunuh orang. Anda tidak tahu, ya, kalau membunuh orang itu berdosa?"
Pria tampan itu menggerakkan ujung pedang dan berhasil melepas cadar yang menutupi wajah Kiana.
Dia? Kenapa wajahnya penuh ruam merah meradang? Batin pria tampan itu.
"Minggir! Atau aku akan membunuhmu juga"
"Jangan membunuhnya dan.......Aaaaaa!!!!!" Kiana tersentak kaget saat ia merasakan ada ujung belati dingin di atas lehernya dan pria yang ingin ia selamatkan justru mencekal kedua tangannya di belakang punggung.
Kiana sontak berteriak, "Hei! Kenapa kau justru menodongkan pisau ke leherku? Aku ingin menyelematkan kamu"
Seorang pria tampan dan gagah lainnya tampak berlari dan berteriak, "Jenderal Agha! Anda baik-baik saja?"
Oh, namanya Agha. Batin Kiana.
Pria tampan dan gagah yang dipanggil Agha itu menyahut, "Aku baik-baik saja!" Tanpa melepaskan pandangannya dari Kiana dan pria yang menodongkan pisau ke leher Kiana.
Agha menyeringai mengejek lalu berkata, "Dasar gadis bodoh! Kau ingin menolong orang tanpa kau ketahui asal usulnya. Dia itu pembunuh keji dan sudah jadi buronan selama berbulan-bulan, cih! Dasar gadis bodoh!"
"Hei! Meskipun dia pembunuh keji dia adalah manusia dan setiap manusia pantas dihakimi dengan adil jangan main hakim sesuka kamu!" Teriak Kiana kesal.
"Kau berada di ujung maut tapi masih bisa sombong dan menasehati aku, hah?!" Agha berteriak kesal.
Pembunuh keji yang masih menyandera Kiana sontak berteiak, "Diam kalian semua!"
Di saat itulah Kiana memberanikan diri menginjak kaki pembunuh keji itu sekeras-kerasnya lalu dengan cepat ia berbalik badan sambil menaburkan bubuk yang ia ambil dari dalam tasnya.
Setelah terkena bubuk yang ditaburkan oleh Kiana, pembunuh keji itu jatuh cukup keras dii atas tanah dan tak sadarkan diri.
Dua pria tampan dan gagah yang berdiri di depan Kiana sontak melongo. Lalu, Pria yang dipanggil Agha berkata, "Wah, kau bodoh tapi punya nyali juga, ya"
Kiana menepuk dua tangannya lalu berkata dengan senyum bangga, "Aku serahkan dia ke kamu tapi jangan bunuh dia di sini! Adili dia dengan adil di kantor pengadilan" Kiana lalu berjalan melintasi Agha sambil berkata, "Aku tidak bodoh tapi kau yang bodoh karena kau hanya bisa main pedang dan tidak pernah menggunakan akal" Setelah mengucapkan kata itu, Kiana langsung berlari sekencang-kencangnya.
Agha menoleh ke asistennya yang bernama Bora, "Kau dengar ucapannya?"
"Tidak dengar" Sahut Bora sambil naik ke punggung kuda.
Agha juga naik ke punggung kuda dan berkata, "Tapi, aku mendengarnya. Kejar dia! Aku ingin bikin perhitungan dengannya karena dia sudah berani mengejekku, cih!"
"Tapi kita harus bawa buronan ini ke kota, Jenderal"
"Sial! Kau bawa buronan itu ke kota! Aku akan kejar gadis itu sendirian dan ......."
"Saya akan temani Anda mengejarnya dan setelah itu barulah kita ke kota"
"Hmm" Sahut Agha sambil menghentak perut kuda kesayangannya.
Kiana terus berlari dan ia akhirnya bersembunyi di dalam gua yang berhasil ia temukan dan Kiana membuat ramuan dari jamur yang ia temukan untuk mengobati penyakit kulitnya. Kiana merasakan kesakitan yang luar biasa setelah ia balurkan jamur yang diberi nama Paku Pedang ke seluruh wajah dan tubuhnya. Setelah rasa sakit di wajah dan sekujur tubuhnya hilang, Kiana berlari keluar dari dalam gua dan tidak begitu lama, ia dikejutkan dengan adanya kereta kuda mewah di depannya.
Pria di dalam kereta kuda itu melongok dari jendela dan berkata, "Cepat masuk ke sini! Aku akan membawamu ke kota dengan aman dan selamat"
Karena takut pria tampan tapi galak yang ia ejek barusan berhasil mengejarnya, maka Kiana langsung melompat ke dalam kereta kuda itu tanpa berpikir panjang.
Kiana memang gadis yang ceria, lincah, dan impulsif. Dia sering bertindak spontan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Agha dan Bora mengedarkan pandangan mereka sambil menunggang kuda. Namun, sosok gadis kecil dan lincah dengan rambut indah panjang tergerai tidak kunjung mereka temukan.
Sementara itu, Kiana yang sudah berada di dalam kereta kuda sedang bersimpuh di depan pria dengan pakaian mahal dan wajah pria itu tidak kalah tampannya dengan pria yang mencekiknya di tepi tebing tadi.
Pria itu berkata, "Bangunlah dan duduklah di depanku!"
Kiana bangkit berdiri dan duduk di depan pria tampan yang sudah menyelamatkan dirinya dari kejaran pria yang tidak ia kenal. Kiana berkata, "Terima kasih banyak sudah menolong saya dan membawa saya naik ke kereta Anda yang sangat mewah ini, Tuan"
"Nggak usah sungkan. Kau juga pernah menolongku. Jadi, kita impas sekarang"
"Hah?!" Kiana sontak melongo. Dia sama sekali tidak ingat dengan pria tampan yang duduk di depannya, tapi kenapa pria itu berkata kalau dia pernah menolong pria itu.
"Kau lupa, ya? Tapi, aku tidak akan pernah melupakan malaikat cantik dan baik hati yang sudah menolongku, emm, kira-kira satu bulan yang lalu. Aku terkena panah dan kau membawaku ke rumah Ayah kamu, lalu kamu mengobati lukaku. Itulah kenapa aku memanggilmu teman lama tadi"
"Cantik? Wajahku penuh bisul kenapa kau katakan cantik? Dan sekarang kenapa kau terus menatapku? Kamu nggak jijik dengan bisul yang memenuhi wajahku?"
"Kau malaikat penolongku, jadi walaupun memang benar wajah kamu penuh ruam merah, kau tetap cantik di mataku" Adnan tersenyum penuh arti dan menatap wajah malaikat penolongnya dengan sorot mata penuh kekaguman.
"Benarkah? Kenapa aku tidak ingat? Kiana merona malu.
"Karena kamu pergi keluar mencari bahan obat setelah mengobati aku malam itu dan kamu pergi selama satu Minggu dan pas kamu akan pulang, aku sudah sembuh dan harus balik ke ibukota"
"Oh, begitu" Sahut Kiana sambil manggut-manggut.
"Aku senang kita bertemu lagi. Namaku Adnan dan kamu?"
"Ah, namaku Kiana" Dengan wajah semringah Kiana memegang tangan pria itu.
Adnan tertawa senang saat tangannya digenggam dan diayunkan dengan penuh semangat sebanyak tiga kali oleh Kiana.
Setelah melepaskan tangan Adnan, Kiana berkata, "Apa kita teman sekarang ini? Kita sudah saling bantu, sudah saling memperkenalkan diri dan sudah saling berjabat tangan"
Adnan tertawa lepas, lalu berkata, "Iya, kita teman sekarang ini, Kiana"
Dan di ujung tebing, "Jenderal! Jangan ke sana! Itu rombongan putra mahkota Adnan. Kalau Anda ke sana, Anda akan terkena masalah besar! Teriak Bora.
Agha langsung menarik tali kekang kudanya dan berteriak, "Hop!" Kuda yang Agha tunggangi langsung mengangkat kedua kaki depannya dan berhenti berlari.
Akhirnya, Adnan berhasil mengantarkan Kiana sampai di depan rumah ayahnya Kiana dengan aman dan selamat dan Adnan langsung pamit.
Setelah melambaikan tangan ke Adnan dengan senyum lebar, Kiana berputar badan dan masuk ke dalam rumah ayahnya.
Pengawal pribadinya Adnan langsung berkata, "Kenapa Anda katakan kalau gadis tadi wajahnya penuh bisul? Wajahnya putih bersih dan dia sangat cantik, Pangeran"
Pangeran Adnan, sang Putra mahkota tersenyum lebar lalu menyahut, "Iya. Bisul di wajahnya sudah sembuh. Aku rasa ia belum menyadari kalau wajahnya sudah tidak ada bisul sama sekali. Hahahahahaha, dia gadis yang lucu, penuh semangat, dan ternyata sangat cantik setelah bisul di wajahnya sembuh.
"Pangeran, Anda tidak pernah membiarkan siapa pun memegang tangan Anda, tapi kenapa tadi Anda membiarkan gadis yang bernama Kiana bersikap kurang ajar kepada Anda. Anda adalah Putra mahkota. Anda biarkan dia berkata dengan bahasa informal dan Anda biarkan dia memegang tangan Anda"
"Karena dia tidak tahu identitasku. Dia tidak tahu kalau aku adalah putra mahkota. Dan dia adalah temanku. Aku akan biarkan dia melakukan hal ia sukai saat ia berada di dekatku karena dia, adalah temanku. Mau bersikap kurang ajar pun akan aku biarkan" Sahut Adnan dengan senyum lebar.
Kiana langsung mandi dan berganti baju. Lalu, saat ia hendak menyisir rambutnya dan duduk di depan meja rias, pelayan pribadi yang sekaligus sahabatnya sejak kecil yang bernama Debi, masuk ke kamarnya Kiana dan langsung memberitahukan hal yang sangat penting, "Nona! Utusan Kaisar datang dan utusan itu membawa dekrit Kaisar. Ayah Anda meminta Anda segera ke halaman depan.
"Baiklah" Kiana bergegas keluar, menyambar kain untuk menutupi wajahnya, lalu ia berlari keluar dari dalam kamarnya dan berlari ke halaman depan.
Ayahnya Kiana, istrinya, kedua anaknya dari pernikahan kedua, dan Kiana bersimpuh di depan urusan kaisar. Lalu, utusan itu membacakan dekrit, "Kaisar memerintahkan Kiana untuk menikah dengan Agha besok dan mulai besok, Kiana tinggal di kediaman keluarga Agha Caraka. Terimalah dekrit Kaisar!"
"Saya menerima dekrit Kaisar" Sahut Kiana sambil menerima gulungan kertas yang diberikan oleh utusan Kaisar
Hal yang sama terjadi di kediaman Agha Caraka. Agha, ibundanya, dan adik laki-lakinya yang bernama Abiya, bersimpuh di depan urusan kaisar. Lalu, utusan kaisar yang datang ke kediaman keluarga Caraka membacakan isi dekrit dengan lantang, "Mulai besok Agha akan menikah dengan gadis pilihan Kaisar yang bernama Kiana dan Kiana akan menjadi anggota keluarga Caraka mulai besok. Terimalah dekrit Kaisar ini"
"Saya menerima dekrit Kaisar" Sahut Agha sambil membungkuk dan menerima dekrit tersebut.
Setelah utusan kaisar pergi bersama rombongannya, Kiana dan Agha sama-sama merasa gusar di kamar mereka masing-masing.
Ibundanya Agha cukup terpukul dengan perjodohan dari Kaisar itu. Karena Ibundanya Agha sudah memiliki calon istri untuk Jenderal yang gagah perkasa kesayangannya Kaisar itu. Gadis pilihan ibundanya Jenderal Agha adalah putri tunggal sahabatnya dan gadis itu adalah teman masa kecilnya Agha. Gadis itu bernama Maharani.
Agha pun cukup terpukul. Jenderal besar yang terkenal dingin dan kejam itu langsung pergi ke kamarnya dan Agha teringat kembali dengan gadis kecil berwajah manis yang ia temui secara tidak sengaja di tepi danau yang ada di dalam hutan dan gadis manis itu memberinya buah-buahan dan mengobati luka di telapak kakinya ketika ia masih berumur lima belas tahun. Agha jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis itu, sayangnya dia tidak tahu siapa nama gadis itu dan sampai ia berumur dua puluh lima tahun, dia tidak pernah bertemu lagi dengan gadis berwajah manis itu. Dan besok ia harus menikah dengan gadis yang tidak pernah ia jumpai sebelumnya.
Agha teringat kembali ketika ia menghadap Kaisar untuk menerima hadiah pernikahan. Agha seketika mematung dan muram.
Saat Kaisar melihat Agha tampak keberatan dengan perjodohan yang ia berikan, Kaisar bertanya, "Apa kamu sudah memiliki kekasih? Kalau kamu sudah memiliki kekasih, kamu bisa menjadikan kekasih kamu sebagai selir kamu"
"Belum. Saya hanya berpikir, saya adalah seorang jenderal. Apakah saya bisa menikah dan memiliki Istri? Saya jarang di rumah dan sering berada di garis penjagaan yang ada di perbatasan yang jauh dari ibukota" Sahut Agha dengan sikap sopan.
"Makanya aku pilihkan seorang gadis yang baik untuk kamu. Aku yakin gadis ini mampu menjadi Istri kamu" Sahut Kaisar dengan senyum lebar dan Agha hanya bisa menunduk dan mematuhi perintah Kaisar.
Sementara itu, Kiana merasa takut. Dia takut tidak bisa bebas lagi keluar masuk hutan untuk mencari bahan obat. Dia juga takut karena kabarnya Jenderal Agha adalah pria kejam, berhati dingin, dan tidak ramah sama sekali.. "Apa aku akan bahagia menjadi Istri pria dingin dan kejam?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Delita bae
hadir 😁😊
2024-11-01
0
🌟~Emp🌾
cerita yang seru thor, aku mampir 🤗🙏
2024-07-24
0
Dian Endra
aku sangat suka langsung aku like, subscribe, dan kasih iklan 🥰😍
2024-05-26
1