Flashback On
Agha sebenarnya adalah putra permaisuri Jelita. Jelita adalah permaisuri kesayangannya Kaisar dan saat Jelita melahirkan putranya, putranya langsung diberi gelar putra mahkota oleh kaisar.
Dua hari kemudian, di saat Kaisar sibuk mempersiapkan upacara menyambut putranya, anak dari Jelita, wanita yang sangat ia cintai, selir Kaisar yang terbakar kecemburuan, selir tingkat satu yang bernama Kenanga yang juga melahirkan seorang putra di malam yang sama saat Jelita melahirkan itu, nekat membunuh permaisuri Jelita dan menculik bayinya permaisuri Jelita.
Saat bayi tersebut akan dibunuh di tengah hutan, bayi tersebut diselamatkan oleh jenderal Bima. Jenderal Bima adalah adik kandung permaisuri yang sudah mati dibunuh malam itu. Sebagai gantinya, untuk menutupi jejak Putra mahkota yakni keponakannya sendiri, Jenderal Bima meletakkan bayi yang sudah tidak bernyawa di tengah hutan, lalu jenderal Bima membawa bayi kakaknya, sang Putra Mahkota yang sah, pulang ke kediamannya. Jenderal Bima yang sudah menikah bertahun-tahun lamanya dan belum mendapatkan momongan langsung mengangkat bayi kakaknya menjadi putranya dan memberinya nama Agha. Jenderal Bima menyembunyikan Kalung giok yang bisa mengungkapkan identitas asli Agha yang sebenarnya adalah sang putra mahkota ke dalam kotak dan menguburnya di belakang ruang bacanya.
Pengawal utusan selir Kenanga, menemukan jasad bayi laki-laki di tengah hutan dan mereka meyakini kalau bayi itu adalah putra mahkota. Jasad bayi itu, kemudian dibawa ke istana.
Bayi yang ditemukan meninggal dunia di tengah hutan dan diyakini adalah putra mahkota adalah bayi yang Jenderal Bima temukan sudah tidak bernyawa di dalam sebuah kereta kuda. Saat Jenderal Bima berhasil menjatuhkan penculik yang hendak membunuh bayi kakaknya ke dalam jurang, ia pulang dan di tengah perjalanan pulang, ia menemukan ada kereta kuda terjungkal dan banyak mayat berdetak. dan di tengah mayat-mayat itu ia menemukan seorang bayi yang sudah tidak bernyawa.
Jenderal Bima yang menggendong bayi kakaknya dengan selendang lebar, menemukan bayi yang sudah tidak bernyawa bersama dengan keluarganya. Keluarga bangsawan itu dirampok dan dibunuh semuanya di tengah hutan. Jenderal Bima kemudian menguburkan semua jasad keluarga bangsawan itu kecuali jasad si bayi. Jenderal Bima membiarkan jasad bayi itu tetap tergeletak di tengah hutan. Tuhan memberikan jalan bagi Jenderal Bima untuk menyelamatkan keponakannya lewat penemuan jasad bayi itu. Dengan demikian orang yang ingin melenyapkan keponakannya tidak akan mencari keponakannya lagi.
Kaisar sangat berduka malam itu. Dia mendapatkan istrinya meninggal dunia dan putranya pun ditemukan di tengah hutan dan sudah meninggal dunia. Dan selama lebih dari satu tahun Kaisar berduka. Tahta permaisuri kosong dan tahta putra mahkota juga kosong. Akhirnya Kaisar mengangkat Selir Kenanga menjadi permaisuri dan putra selir Kenanga yang bernama Adnan diberi gelar putra mahkota untuk menenangkan hati rakyat.
Lima belas tahun kemudian, Agha dibawa lari oleh Jenderal Bima dan disembunyikan di sebuah gua saat rombongan prajurit bayarannya permaisuri Kenanga menemukan fakta bahwa anak yang dibesarkan oleh Jenderal Bima selama lima belas tahun terakhir kemungkinan besar adalah Putra mahkota, putra yang dilahirkan oleh almarhum permaisuri Jelita. Maka Jenderal Bima dan anak itu harus segera ditemukan dan dibunuh sebelum mereka melaporkan temuan mereka ke permaisuri Kenanga.
Sebelum rombongan prajurit bayaran itu menemukan dia dan Agha, Jenderal Bima mengatakan semua rahasia masa lalunya Agha sambil memberikan kotak berisi kalung giok dan baju bayinya Agha yang adalah pemberian khusus dari Kaisar Abinawa. "Kamu adalah putra mahkota dan aku sebenarnya adalah Paman kamu bukan Ayah kamu. Ayah kamu yang sebenarnya adalah Kaisar Abinawa. Kamu memiliki tanda lahir di pantat kamu dan Kaisar beserta semua orang istana tahu tanda lahir itu pas kamu baru saja lahir dan dimandikan. Oleh karena itu, sebelum kamu menjadi kuat, jangan kamu perlihatkan semua bukti ini. Kalau kamu sudah menjadi kuat maka perlihatkan semua bukti ini dan rebut kembali hak kamu sebagai Putra Mahkota. Sekarang kamu harus selamat dulu. Kamu harus melarikan diri dan terus berlari sampai teman Ayah, eh, Paman, menemukan kamu. Teman Paman namanya Paman Dan. Paman Dan akan mengantarkan kamu pulang ke rumah kita lagi. Larilah terus!"
"Tapi, Ayah, eh, Paman bagaimana?"
'Jangan pikirkan aku! Cepat lari ke arah timur dan jangan berhenti sampai Paman Dan menemukanmu!" Jenderal Bima langsung mendorong tubuh cungkringnya Agha yang waktu itu masih berumur lima belas tahun.
Jenderal Bima berhasil menumpas habis semua tentara bayaran permaisuri Kenanga, namun ia wafat karena pimpinan dari prajurit bayarannya permaisuri Kenanga itu adalah lawan yang sangat tangguh. Jenderal Bima dan pimpinan prajurit bayaran itu mati secara bersamaan.
Di dalam pelariannya, Agha merasakan kelelahan yang luar biasa dan akhirnya dia memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir danau alami yang cantik untuk minum, lalu mandi. Ia ingin menyegarkan badan sejenak.
Di sana ia dikejutkan dengan. kemunculan anak gadis manis. Anak gadis berwajah manis itu tertawa dan berteriak, "Di pantat kamu ada tanda lahir berbentuk merpati kecil! Lucu sekali, hahahahaha!"
Agha langsung berenang ke tepian dan memunggungi gadis itu untuk bergegas memakai kembali semua bajunya dan setelah mendekap kotak pemberian ayah angkatnya, Agha berputar badan dengan. pelan dan ia melihat anak gadis dengan wajah manis dan imut itu masih menyisakan tawa di depan Agha.
"Hei! Kenapa kamu ngintip orang mandi?"
"Aku tidak ngintip. Aku mau minum dan mengambil rumput liar ini" Anak gadis berwajah manis itu mengulum bibir menahan geli.
"Jangan senyum-senyum kayak gitu!" Agha merona malu.
"Baiklah. Maafkan aku" Sahut anak gadis berwajah manis itu.
"Kenapa kau ada di hutan ini? Kamu sendirian di sini?" Tanya Agha.
"Aku nggak betah tinggal di rumah. Ibu tiriku jahat dan Papaku tidak peduli lagi padaku. Aku ke sini hampir setiap hari. Untuk mencari tanaman herbal"
"Hah?! Kamu pemberani juga ternyata. Memangnya Ibu kandung kamu di mana?"
"Kata Ibu tiriku, Ibu kandungku pergi meninggalkan rumah karena tidak tahan hidup dengan Ayahku yang pemarah"
"Oh! Berapa umur kamu?"
"Sepuluh tahun. Duduklah! Aku memetik buah-buahan. Aku dengar perut kamu keroncongan. Kamu pasti lapar. Makanlah buah-buahan ini"
Agha duduk lalu memakan habis semua buah-buahan pemberian anak gadis manis itu.
Anak gadis manis itu kemudian menarik kaki Agha. Agha tersentak kaget dan sontak menahan kakinya sambil berkata, "Hei! Kau mau apa?"
"Kaki kamu terluka. Kau tidak merasakan sakit?"
Agha terkejut mendengar kalau kakinya terluka, pemuda tampan itu sontak menunduk dan dia beneran melihat telapak kakinya terluka. "Kenapa aku tidak merasakan apa-apa dan tiba-tiba ada luka di telapak kakiku?"
"Mungkin karena lapar dan gerah, jadi kamu tidak merasakan ada luka di kaki kamu" Gadis kecil berwajah manis itu berkata sambil memberikan obat ke telapak kaki Agha yang terluka tertusuk ranting kering saat Agha berlari tanpa henti. Lalu, anak gadis manis itu membebat telapak kaki Agha dengan menggunakan sapu tangan dengan sulaman huruf K.
Agha tersenyum dan berkata, "Terima kasih banyak" Agha kemudian memberikan gelang yang ia pakai ke anak gadis berwajah manis yang ramah dan baik hati itu, sambil berkata, "Aku kasih kamu gelang ini. Simpanlah! Kalau kita bertemu lagi, tunjukkan gelang ini dan aku akan membalas budi baik kamu ini. Namaku Agha dan siapa nama kamu anak manis?"
Saat anak gadis berwajah manis itu ingin mengatakan siapa namanya, terdengar suara, "Aku Paman Dan! Agha di mana kamu! Ini sudah aman! Keadaan sudah aman! Keluarlah Agha! Kita harus cepat balik ke kediaman Caraka!"
Agha langsung bangkit berdiri dan melambaikan tangannya ke anak gadis berwajah manis itu sambil berteriak, "Tunjukan gelang itu kalau kita bertemu lagi. Namaku Agha!"
Teman Jenderal Bima yang bernama Paman Dan berhasil mengantarkan Agha pulang ke rumah Jenderal Bima dengan selamat, Namun, Sesampainya di rumah Agha dikejutkan dengan tangisan seluruh penghuni rumah dan Agha langsung berteriak, Tidak!!!!!" Saat ia melihat ayah angkatnya sudah terbujur kaku di depannya.
Flashback Off
Agha tersentak dari lamunannya dan segera memasukkan sapu tangan dengan sulaman huruf K ke dalam kotak dan memasukkan kotak itu ke dalam laci mejanya dengan gugup saat ia mendengar pintu kamarnya diketuk.
"Ibunda, masuklah!"
Ibundanya Agha membuka pintu dan langsung berkata, "Maharani hendak bunuh diri"
"Hah?! Lalu, bagaimana keadaan Rani sekarang?" Agha tersentak kaget.
"Dia sudah berhasil diselamatkan. Tapi, dia terus memanggil nama kamu. Pergilah ke rumahnya dan tenangkan dia, Agha"
"Baik Ibunda" Sahut Agha.
Keesokan harinya, Kiana didandani memakai baju pengantin berwarna merah dan penutup kepala berwarna senada.Penutup kepala itu bisa disebut Veil.
Selain untuk mengusir roh jahat, penutup kepala juga membuat mempelai pria tidak bisa melihat pengantinnya sampai pernikahan resmi dilakukan. Ketika pria diminta untuk membuka veil, hal tersebut pun menjadi simbol pemindahan 'kepemilikan' pengantin wanita dari ayah ke suami. karena itulah ayah dari mempelai wanita tidak diijinkan ikut mengantarkan rombongan pengantin ke kediaman mempelai pria.
lagipula ayahnya Kiana, Tabib Danur masih di istana dan belum pulang ke rumah semalaman, jadi di pagi ini ayahnya Kiana tidak bisa melihat putrinya berpakaian pengantin.
Sedangkan ibu tirinya Kiana berkata ke Kiana yang sudah memakai penutup kepala, "Kau gadis buruk rupa. Wajah kamu penuh bisul. Yang Mulia Pangeran ketujuh Jenderal Agha Caraka tidak akan betah hidup denganmu"
Kiana bergumam lirih, "Mereka tidak tahu kalau bisul di wajahku sudah hilang. Wajahku sudah bersih, hihihihi"
"Cepat berangkat sana! Dan rasakan hidup bersama pria kejam dan dingin itu"
"Paling nggak dia tampan dan gagah, Ibu" Sahut Kiana.
"Kau memang gadis kurang ajar. Selalu saja berani melawan orangtua. Cepat pergi sana!" Pekik ibu tirinya Kiana.
Iring-iringan pengantin dari rumah ayahnya Kiana hingga sampai di kediaman mewahnya kelurga Caraka disambut antusias oleh para warga sekitar. Rakyat sangat mendukung pernikahan Jenderal Agha.
Di depan pintu kediaman keluarga Caraka, Kiana disambut hangat oleh ibundanya Agha.
Ibundanya Agha sebenarnya tidak menyukai gadis pilihan Kaisar untuk Agha. Dia tidak rela putra kebanggaannya menikah dengan gadis yang kabarnya buruk rupa dan penuh ruam merah. Ibundanya Agha lebih condong ke Maharani karena Maharani sejak kecil ia asuh dan didik. Sedangkan gadis pilihannya Kaisar itu selain kabarnya berwajah jelek dan tubuhnya penuh ruam menjijikan, ia juga sama sekali tidak mengenal gadis itu.
Utusan kaisar hadir di pernikahan tersebut, namun pengantin prianya justru tidak hadir di sana.
Pengantin pria berada di rumah teman masa kecilnya yang bernama Maharani ketika semalam ia mendengar kabar teman masa kecilnya itu nekat hendak bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. Jenderal Agha berada di rumah Maharani semalaman. Setelah Maharani berhasil diselamatkan, Agha menunggui dan merawat Maharani yang masih pingsan karena gadis itu, kehabisan banyak darah.
Agha duduk di tepi ranjang dan terus memandangi Maharani yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri dengan wajah sedih. Agha bergumam, "Cepatlah bangun! Aku akan ajak kamu berjalan-jalan lagi"
Ibundanya Agha dengan sangat terpaksa tetap melangsungkan pernikahan putranya sampai prosesi pernikahan selesai atas desakan utusan dari Kaisar. Setelah upacara pernikahan dan penandatanganan buku pernikahan selesai, Kiana diantarkan ke kamar pengantin. Dengan masih memakai baju pengantin dan penutup kepala, Kiana duduk di tepi ranjang menunggu suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
ya, aku juga gak nolak kalau dia tampan dan gagah 🤣
2024-07-24
0
Ratna Susanti
yes menikah yes
2024-02-17
0
Naa.
belum tau aja itu kalo kiana udah glow up
2023-11-26
0