Sang Pengantin Pria Pulang

Mendengar laporan dari pelayan pribadinya kalau Agha belum pulang. Ibundanya Agha bergegas pergi ke kamar pengantinnya Agha. Begitu masuk ke kamar pengantin putranya, wanita yang masih tampak sangat cantik di umur kepala lima itu, berkata, "Agha pergi menemui kekasihnya semalam Aku yang menyuruhnya"

"Saya tidak akan terpengaruh, Ibu. Dia hanyalah kekasih suami saya sedangkan saya adalah istri sah dari suami saya. Jadi, saya tidak akan terpengaruh"

"Kau tidak akan berkata seperti itu kalau Agha membawa masuk kekasihnya ke sini sebagai selirnya"

"Saya tetap tidak akan terpengaruh, Ibu. Kedudukan saya tetap lebih tinggi dari selir"

"Kau! Dasar kau pembawa sial. Wajah kamu udah jelek, penyakitan, dan kamu itu membawa sial bagi Putraku. Kau lihat, kan, Putraku belum pulang sampai sekarang dan itu pasti karena kesialan yang kamu bawa masuk ke sini. Putraku terlambat pulang karena kesialan darimu yang menghambat langkahnya untuk sampai di rumah ini tepat waktu"

"Maaf, Ibu. Putra Ibu belum pulang kenapa Anda kaitkan dengan penyakit di kulit saya?" Kiana berkata tanpa beranjak dari tepi ranjang dan gadis itu masih memakai penutup kepalanya.

"Kau! Kau bukan hanya membawa sial. Kau juga gadis yang kurang ajar ternyata. Kau berani melawan mertua kamu. Dasar gadis menjijikkan!" Duag! Ibunya Agha menendang keras kaki Kiana.

Kiana bergeming dan sontak mengigit bibirnya untuk menahan sakit. Lalu, gadis bertubuh mungil dan ramping itu berkata, "Anda mengatakan saya adalah pembawa sial, tapi saya berterima kasih pada Anda, Ibu, Anda mau mengakui kalau Anda adalah mertua saya" Sahut Kiana dengan nada santai, namun terdengar sopan.

"Kau!" Ibundanya Agha mengepalkan kedua tangan dan berbalik badan dengan cepat meninggalkan Kiana.

Kiana kemudian menghela napas panjang dan bergumam, "Anda tidak akan bisa menindas aku, Ibu mertua. Aku sudah terbiasa ditindas lebih dari ini sejak aku masih kecil"

Beberapa jam kemudian, Agha berhasil sampai di depan gerbang kediamannya dalam kondisi masih sadar

Bora langsung berteriak panik melihat junjungannya pucat dan terus membungkuk memegangi perut.

Bora berhasil memapah junjungannya sampai di depan pintu kamar junjungannya dan Agha langsung berkata ke Bora dengan nada lemah dan balas terengah-engah menahan sakit yang luar biasa, "Kau kejar pria itu, Uhuk! Ah, ini sakit sekali. Dia, ah, ah, ia lari ke arah selatan masuk hutan Hijau! Aku rasa ia akan berada di dalam sana sampai pagi tiba"

"Baik, Tuan" Bora langsung melesat pergi untuk mengejar pria yang sudah lancang melukai junjungannya.

Sementara itu di luar, Bora yang sudah berhasil mengejar sosok berbaju serba hitam yang sudah berani melukai perut junjungannya, tengah menyeret pria lancang itu ke kediaman Caraka.

Setelah berduel dengan sosok berbaju serba hitam itu, Bora berhasil melumpuhkan dua orang berbaju serba hitam itu dan menggelandang kedua orang berpakaian serba hitam itu ke penjara bawah tanah yang ada di kediaman Caraka.

Sedangkan Agha terjatuh tersungkur di depan pintu kamarnya saat ia membuka pintu itu.

Mendengar suara, bruk, yang cukup keras, Kiana mengabaikan adat istiadat. Ia membuka sendiri penutup kepalanya dan mengabaikan rumor di luar sana yang mengatakan kalau penutup kepala yang tidak dibuka oleh suami, maka akan membawa petaka ada pernikahan itu. Pernikahan itu akan mengalami kesialan selamanya.

Kiana memilih segera berlari ke depan daripada memikirkan adat istiadat dan rumor yang tidak jelas itu. Kiana tertegun sejenak saat ia melihat ada seorang pria jatuh telungkup di depan pintu. Gadis yang sudah kembali jatuh setelah semua bisul di wajahnya sembuh, menarik kedua tangan pria itu dan setelah ia berhasil membawa masuk pria itu ke dalam kamar, Kiana bergegas berlari menutup pintu.

Kiana kemudian berjongkok di depan kepala pria yang masih telungkup itu, lalu ia membalik badan pria itu dengan perlahan. Ketika ia melihat wajah pria itu, refleks Kiana melepaskan tubuh pria itu sampai punggung pria itu membentur lantai cukup keras dan membuat pria itu membuka kedua matanya karena kaget.

Kiana refleks bangkit berdiri dan memunggungi pria itu sambil bergumam lirih, "Dia orang yang ingin membunuhku kemarin? Apa dia akan mengenaliku? Apa dia ke sini ingin membunuh aku? Dia namanya juga Agha, kan? Apa dia akan membunuh Jenderal Agha lalu berpura-pura jadi Jenderal Agha karena ia memiliki nama yang sama?"

Agha bangun dengan kesakitan sambil terus menatap punggung wanita dengan pakaian pengantin. Agha bergumam di dalam hatinya, apa dia Istriku? Sambil menggeser pantatnya dengan susah payah sampai ia berhasil menyandarkan punggungnya di tiang penyangga kamar yang terbuat dari kayu jati tua yang sangat kokoh.

Saat pria itu terbatuk-batuk, Kiana tersentak kaget dan refleks memutar badannya. Kiana melotot saat ia melihat perut pria yang duduk selonjor di depannya itu, penuh darah. Seketika Kiana duduk bersila di sisi kanan pria itu dan mengabaikan kemungkinan pria itu mengenalinya dan bisa membunuhnya.

Kiana mencekal ikat pinggang pria itu dan pria itu langsung menahan tangan Kiana sambil bertanya dengan suara lemas, "Kau mau apa?"

"Mau mengobatimu" Kiana menepis tangan pria itu dan berhasil menarik lepas ikat pinggang pria itu. Di saat Kiana hendak membuka baju pria itu, pria itu kembali menahan tangan Kiana dan berkata dengan suara lemas, "Kau seorang perempuan. Kenapa kau agresif sekali?"

Kiana sontak mendelik lalu menyemburkan, "Kau! Siapa yang agresif, hah?! Aku ini seroang tabib dan aku tahu obat-obatan dan aku menguasai akupunktur" Kiana menepis tangan pria itu dan dia membuka baju pria itu.

"Apa kau yakin ingin melihat tubuhku?" Pria itu menatap Kiana dengan sorot mata yang mulai meredup.

"Aku ini seorang tabib. Aku tidak akan melihat tubuh kamu. Aku hanya akan melihat dan mengobati luka kamu" Kiana nekat membuka baju pria itu dan melemparkan baju yang penuh darah ke sembarang arah.

Lalu, gadis itu berlari ke koper yang ia bawa dari rumah Ayahnya yang belum sempat ia bongkar.

Setelah mengambil tas obat dari dalam koper, gadis itu kembali berlari ke pria itu. Lalu, gadis itu duduk bersila dan mulai membersihkan luka itu, menaburkan bubuk obat sambil berkata, "Kau ingin membunuh Jenderal Agha, ya? Apa kau akan mengabaikan aku? Aku sudah mengobatimu dan aku akan biarkan kamu pergi dari sini sebelum Jenderal Agha dan anak buahnya menemukan kamu di sini. Jadi, jangan bunuh aku. Aku memang istrinya Jenderal dingin, arogan, tidak punya hati nurani dan kejam itu. Tapi, aku baru saja menikah dengannya. Jangan bunuh aku, ya? Dan lupakan niat kamu untuk menggantikan posisi Jenderal Agha hanya karena kamu memiliki nama yang sama dengannya"

"Kau kenal dengan Jenderal Agha sebaik itu, ya? Memangnya sudah berapa lama kalian berpacaran sebelum kalian menikah? Dan kenapa kau tahu kalau namaku Agha tapi kau tidak tahu kalau aku adalah........."

"Sttttt! Jangan ceriwis dan cepat pergi!" Kiana mendelik ke pria tampan itu.

Agha menyeringai kesal ke Kiana karena gadis itu dengan seenaknya mengatai dia yang jelek-jelek. Lalu, Agha kembali bertanya, "Kenapa kau bisa menilai Jenderal Agha seperti itu? Kau kenal dia tidak?"

"Hehehehehe, Rahasia. Lagian kita tidak saling kenal kenapa aku harus katakan kisah asmaraku dengan Jenderal Agha ke kamu"

Cih! Kisah Asmara apa? Batin Agha kesal.

Kiana memeriksa kulit di sekitar luka dengan perlahan.

"Aku sepertinya pernah melihatmu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Agha berucap sembari sesekali mendesis menahan sakit.

Kiana refleks menegakkan badannya dan berteriak, "Tidak!"

Agha terkejut mendengar teriakan Kiana.

Kiana langsung meringis di depan pria itu dan langsung menunduk untuk membalut luka di perut pria itu sambil berkata, "Hehehehehe. Aku berteriak dan kamu kaget, ya, hehehehe. Maaf kalau aku berteriak. Aku tadi sontak berteriak karena aku kira perban antiseptik punyaku habis. Ternyata masih, hehehehe"

Agha menatap Kiana dengan wajah penuh tanda tanya. Lalu, pria itu melotot ke Kiana, "Kenapa kau terus melihat tubuhku? Air liur kamu hampir tumpah, tuh"

Kiana refleks mengusap bibirnya dan mendelik ke pria itu saat ia tidak menemukan ada air liur di bibirnya.

Agha masih menatap Kiana dengan wajah datar dan dingin padahal di dalam hatinya dia ngakak habis melihat tingkah polosnya Kiana, lalu pria itu berkata dengan nada tegas, "Bantu aku pakai baju lagi! Risih aku melihat gadis kurus kerempeng dan jelek kayak kamu melihat tubuhku yang sangat bagus dan berharga ini"

Kiana membantu pria itu memakai baju sambil bergumam lirih, "Tubuh bagus dan berharga apa? Tubuh penuh luka, kok, dibilang bagus. Pede sekali Anda"

"Apa yang kau gumamkan?" Agha mendelik ke Kiana.

Kiana sontak memamerkan deretan gigi putihnya dan menggeleng-gelengkan kepala.

Agha menunduk dan sambil merapikan bajunya ia berkata dengan nada yang masih lemas, "Terima kasih. Kau sudah hentikan pendarahannya dan mengurangi rasa sakitnya. Ternyata kau memang seorang tabib"

"Aku memang tabib. Sekarang minumlah obat ini! Ini untuk menghentikan efek racun agar tidak menyebar ke jantung"

Agha menelan pil berwarna hitam, lalu bertanya, "Racun? Racun apa?"

"Pisau yang menusuk perut kamu itu beracun. Orang yang menusuk kamu kejam banget. Aku sudah menahan penyebaran racun dengan pil yang kamu telan tadi. Setelah kamu sampai di rumah kamu, kamu harus segera menemui tabib. Pil itu hanya bisa menahan penyebaran racun di dalam tubuh kamu selama tiga jam saja. Ayo, aku bantu kamu berjalan sampai di gerbang belakang! Aku tidak akan bilang ke Suamiku atau ke siapa pun kalau kamu ke sini dan kita harus bergegas pergi ke gerbang belakang sebelum Jenderal Agha dan anak buahnya menangkap kamu"

Agha bangkit berdiri dengan bantuan gadis kurus, pendek, namun berwajah putih bersih dan sangat cantik itu sambil bertanya, "Apa kamu akan pergi dengan pria asing ini dan meninggalkan Suami kamu? Berani benar kamu! Kamu mau meninggalkan suami kamu demi pria yang belum kamu kenal ini, hah?!"

"Hei! Kau bukan suamiku kenapa marah? Lagian aku hanya akan mengantarmu ke gerbang belakang setelah itu aku akan masuk kembali ke kamar ini. Siapa yang akan pergi denganmu?!" Kiana berucap sembari mendelik dan memapah pria itu untuk keluar dari dalam kamar pengantinnya.

Pria itu kemudian menahan langkahnya dan berkata, "Siapa yang ingin pergi di malam pengantinnya? Kau Istri yang baik, kan? Harusnya kau rebahkan aku di ranjang dan tidak memapahku keluar dari kamarku"

Kiana menoleh kaget ke pria yang ia papah dan bertanya, "Kau.......kau........emm, maaf, An.......Anda, adalah Jenderal Agha? Pangeran ketujuh, keponakannya Kaisar, dan An.......Anda adalah Su.......suamiku, eh, maaf, Su........suami saya?"

Agha mengangguk lemah dan kepalanya jatuh di atas pundak Kiana. Agha pingsan.

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

jangan pingsan dulu Napa jendral 🤦

2024-07-24

0

Ratna Susanti

Ratna Susanti

top markotop semua karya kamu Thor 🥰

2024-02-17

0

Naa.

Naa.

kiana kiana /Facepalm/

2023-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Jamur Penghilang Ruam di Wajah dan Sekujur Tubuh
2 Menikah
3 Menunggu Pengantin Pria
4 Sang Pengantin Pria Pulang
5 Cerdas
6 Imut
7 Sarapan
8 Takjub
9 Degup Jantung
10 Gadis Lain
11 Kaget
12 Cemburu
13 Ucapan Terima Kasih
14 Putra Mahkota?
15 Jahil
16 Berat Hati
17 Selamat Tidur
18 Mengusik Hati
19 Tertawa Lepas
20 Sakit Apa?
21 Kaget
22 Kenapa?
23 Menginginkannya
24 Mabuk
25 Aneh
26 Bahagia
27 Membeku
28 Hukuman
29 Imut
30 Marah
31 Maafkan Aku
32 Tanda Merah
33 Debaran Sayap Kupu-kupu
34 Bodo Amat!
35 Sayang
36 Selamat Tidur
37 Mencuri Ciuman
38 Memasak
39 Tidak Peka
40 Nggak Enak
41 Berani Benar!
42 Lancang Kau!
43 Kecewa
44 Kenapa?
45 Terima Kasih
46 Cium
47 Mengajar
48 Gugup
49 Siluman Wanita
50 Bertanya-tanya
51 Racun Naga Hitam
52 Enak Banget
53 Tersenyum Senang
54 Penuh Tanda Tanya
55 Aku Mencintaimu
56 Aku Menginginkanmu
57 Malam Pertama
58 Mas Agha
59 Asap Hitam
60 Penampilan
61 Gugup
62 Janji
63 Berani
64 Bulan dan Madu
65 Tergelak Geli
66 Diculik
67 Naga Hitam dan Naga Putih
68 Negeri di Awan
69 Raja Alaric
70 Ganoderma Hitam
71 Halusinasi
72 Sembuh
73 Meriang
74 Jebakan
75 Syarat
76 Bolehkah?
77 Agha dan Alaric
78 Terkejut
79 Malu
80 Senang
81 Jenderal Luis
82 Profesional
83 Berhasil
84 Syukurlah
85 Melepas Rindu
86 Rencana Jahat
87 Panik
88 Takjub
89 Kembang Api
90 Malu
91 Tak Kenal Lelah
92 Cermin
93 Tatapan Aneh
94 Mengerjap Kaget
95 Jengkel
96 Mencium
97 Mencuri Ciuman
98 Selamat
99 Bertemu Jenderal Luis
100 Sembuh
101 Pulang
102 Gelang Giok
103 Bocah Itu
104 Mendarat di Kediaman Caraka
105 Girang
106 Syukurlah
107 Cincin
108 Jangan Khawatir
109 Jebakan
110 Kaget
111 Rasa Sayang
112 Cemburu
113 Kenapa?
114 Penuh Syukur
115 Kejutan
116 Teratai Jingga
117 Jebakan
118 Membeliak Kaget
119 Lima Pendekar
120 Nggak Boleh!
121 Kejutan
122 Cerita Masa Lalu
123 Mematung
124 Cinta
125 Trauma
126 Oksigen
127 Sadar
128 Kejutan Lagi
129 Genting
130 Senyum Lebar
131 Cepat!
132 Dibawa Kabur
133 Jangan!
134 Menyala Merah
135 Bersiaplah!
136 Isak Tangis
137 Ayo!
138 Perang Berakhir
139 Ternganga
140 Malu
141 Bagaimana Ini?
142 Mendelik Kaget
143 Menghindar
144 Bulan Madu I
145 Bulan Madu II
146 Bulan Madu III
147 Kejutan Indah
148 Akhir Dari Bulan Madu
149 Ngambek
150 Wanita Cantik
151 Ayo Berangkat!
152 Hati Terasa Panas
153 Merindu
154 Tertawa Lepas
155 Sangat Cemburu
156 Pelepasan Rindu
157 Ingin Terus Menatapmu
158 Kalah
159 Bertemu
160 Kesal
161 Kenapa Begini?
162 Pergi Ke Kerajaan Timur
163 Belati
164 kamu Marah?
165 Janji
166 Hukuman
167 Bertemu Aisyah
168 Provokasi
169 Tunggu Sebentar
170 Bukti dan Saksi
171 Hukuman Berat
172 Tenang saja, Mas!
173 Wabah Misterius
174 Semoga Semua Baik-baik Saja
175 Kalung
176 Bahagia
177 Jaga Ucapan
178 Ngidam Apa?
179 Suami Ngidam?
180 Ternyata Memang Ngidam
181 Kecewa
182 Hobi
183 Jendral Agha dan Ratu Kiana
184 Malam Pengantin
185 Kenzie
186 Penuh Dendam
187 Pertemuan Dengan Crystal
188 Crystal dan Amber
189 Pergi ke Medan Perang
190 Menuntaskan Rindu
191 Mendendam
192 Nikah Paksa
193 Amber dan Kenzie
194 Menjemput Crystal
195 Semringah
196 Perih
197 Kesal
198 Giok Naga
199 Syok
200 Cemburu
201 Masih Belum Bangun
202 Kebingungan
203 Mencari Jalan Keluar
204 Mendelik kesal.
205 Cemburu
206 Ciuman Pertama
207 Huffttt!
208 Gila
209 Mengerikan
210 Apa Benar Begitu?
211 Katakan!
212 Kemah
213 Hamil
214 Apa?!
215 Pusing
216 Kebohongan Pertama Terungkap
217 Menang
218 Cinta Dalam Diam
219 Kaget
220 Benarkah?
221 Jatuh Cinta
222 Manis
223 Senyum Bahagia
224 Lega dan Bahagia
225 Season Tiga : Istri Kecil Jenderal Agha
226 Operasi berhasil
227 Sangat Kesal
228 Tersentuh Hatinya
229 Bahagia
230 Hah?!
231 Bingung
232 Siksaan
233 Olahraga
234 Malu
235 Risau
236 Melamun
237 Ada Apa Ini?
238 Belum Cukup Umur
239 Kenapa?
240 Desir Hangat
241 Aku Menginginkanmu
242 Siksaan
243 Alat Musik Guzheng
244 Bakat Luar Biasa
245 Lucu Sekali
246 Cerita Horor
247 Hampir Menyerah
248 Cemburu
249 Tunggu Aku!
250 Menyentuh Hati
251 Hore!
252 Lancang!
253 Tega Sekali
254 Menangis
255 Mata Memerah
256 Hentikan!
257 Marah
258 Bukti
259 Siluman Rubah
260 Menyusul
261 Racun Siluman Rubah
262 Berterima Kasih
263 Tunggu Aku
264 Senyum Bahagia
Episodes

Updated 264 Episodes

1
Jamur Penghilang Ruam di Wajah dan Sekujur Tubuh
2
Menikah
3
Menunggu Pengantin Pria
4
Sang Pengantin Pria Pulang
5
Cerdas
6
Imut
7
Sarapan
8
Takjub
9
Degup Jantung
10
Gadis Lain
11
Kaget
12
Cemburu
13
Ucapan Terima Kasih
14
Putra Mahkota?
15
Jahil
16
Berat Hati
17
Selamat Tidur
18
Mengusik Hati
19
Tertawa Lepas
20
Sakit Apa?
21
Kaget
22
Kenapa?
23
Menginginkannya
24
Mabuk
25
Aneh
26
Bahagia
27
Membeku
28
Hukuman
29
Imut
30
Marah
31
Maafkan Aku
32
Tanda Merah
33
Debaran Sayap Kupu-kupu
34
Bodo Amat!
35
Sayang
36
Selamat Tidur
37
Mencuri Ciuman
38
Memasak
39
Tidak Peka
40
Nggak Enak
41
Berani Benar!
42
Lancang Kau!
43
Kecewa
44
Kenapa?
45
Terima Kasih
46
Cium
47
Mengajar
48
Gugup
49
Siluman Wanita
50
Bertanya-tanya
51
Racun Naga Hitam
52
Enak Banget
53
Tersenyum Senang
54
Penuh Tanda Tanya
55
Aku Mencintaimu
56
Aku Menginginkanmu
57
Malam Pertama
58
Mas Agha
59
Asap Hitam
60
Penampilan
61
Gugup
62
Janji
63
Berani
64
Bulan dan Madu
65
Tergelak Geli
66
Diculik
67
Naga Hitam dan Naga Putih
68
Negeri di Awan
69
Raja Alaric
70
Ganoderma Hitam
71
Halusinasi
72
Sembuh
73
Meriang
74
Jebakan
75
Syarat
76
Bolehkah?
77
Agha dan Alaric
78
Terkejut
79
Malu
80
Senang
81
Jenderal Luis
82
Profesional
83
Berhasil
84
Syukurlah
85
Melepas Rindu
86
Rencana Jahat
87
Panik
88
Takjub
89
Kembang Api
90
Malu
91
Tak Kenal Lelah
92
Cermin
93
Tatapan Aneh
94
Mengerjap Kaget
95
Jengkel
96
Mencium
97
Mencuri Ciuman
98
Selamat
99
Bertemu Jenderal Luis
100
Sembuh
101
Pulang
102
Gelang Giok
103
Bocah Itu
104
Mendarat di Kediaman Caraka
105
Girang
106
Syukurlah
107
Cincin
108
Jangan Khawatir
109
Jebakan
110
Kaget
111
Rasa Sayang
112
Cemburu
113
Kenapa?
114
Penuh Syukur
115
Kejutan
116
Teratai Jingga
117
Jebakan
118
Membeliak Kaget
119
Lima Pendekar
120
Nggak Boleh!
121
Kejutan
122
Cerita Masa Lalu
123
Mematung
124
Cinta
125
Trauma
126
Oksigen
127
Sadar
128
Kejutan Lagi
129
Genting
130
Senyum Lebar
131
Cepat!
132
Dibawa Kabur
133
Jangan!
134
Menyala Merah
135
Bersiaplah!
136
Isak Tangis
137
Ayo!
138
Perang Berakhir
139
Ternganga
140
Malu
141
Bagaimana Ini?
142
Mendelik Kaget
143
Menghindar
144
Bulan Madu I
145
Bulan Madu II
146
Bulan Madu III
147
Kejutan Indah
148
Akhir Dari Bulan Madu
149
Ngambek
150
Wanita Cantik
151
Ayo Berangkat!
152
Hati Terasa Panas
153
Merindu
154
Tertawa Lepas
155
Sangat Cemburu
156
Pelepasan Rindu
157
Ingin Terus Menatapmu
158
Kalah
159
Bertemu
160
Kesal
161
Kenapa Begini?
162
Pergi Ke Kerajaan Timur
163
Belati
164
kamu Marah?
165
Janji
166
Hukuman
167
Bertemu Aisyah
168
Provokasi
169
Tunggu Sebentar
170
Bukti dan Saksi
171
Hukuman Berat
172
Tenang saja, Mas!
173
Wabah Misterius
174
Semoga Semua Baik-baik Saja
175
Kalung
176
Bahagia
177
Jaga Ucapan
178
Ngidam Apa?
179
Suami Ngidam?
180
Ternyata Memang Ngidam
181
Kecewa
182
Hobi
183
Jendral Agha dan Ratu Kiana
184
Malam Pengantin
185
Kenzie
186
Penuh Dendam
187
Pertemuan Dengan Crystal
188
Crystal dan Amber
189
Pergi ke Medan Perang
190
Menuntaskan Rindu
191
Mendendam
192
Nikah Paksa
193
Amber dan Kenzie
194
Menjemput Crystal
195
Semringah
196
Perih
197
Kesal
198
Giok Naga
199
Syok
200
Cemburu
201
Masih Belum Bangun
202
Kebingungan
203
Mencari Jalan Keluar
204
Mendelik kesal.
205
Cemburu
206
Ciuman Pertama
207
Huffttt!
208
Gila
209
Mengerikan
210
Apa Benar Begitu?
211
Katakan!
212
Kemah
213
Hamil
214
Apa?!
215
Pusing
216
Kebohongan Pertama Terungkap
217
Menang
218
Cinta Dalam Diam
219
Kaget
220
Benarkah?
221
Jatuh Cinta
222
Manis
223
Senyum Bahagia
224
Lega dan Bahagia
225
Season Tiga : Istri Kecil Jenderal Agha
226
Operasi berhasil
227
Sangat Kesal
228
Tersentuh Hatinya
229
Bahagia
230
Hah?!
231
Bingung
232
Siksaan
233
Olahraga
234
Malu
235
Risau
236
Melamun
237
Ada Apa Ini?
238
Belum Cukup Umur
239
Kenapa?
240
Desir Hangat
241
Aku Menginginkanmu
242
Siksaan
243
Alat Musik Guzheng
244
Bakat Luar Biasa
245
Lucu Sekali
246
Cerita Horor
247
Hampir Menyerah
248
Cemburu
249
Tunggu Aku!
250
Menyentuh Hati
251
Hore!
252
Lancang!
253
Tega Sekali
254
Menangis
255
Mata Memerah
256
Hentikan!
257
Marah
258
Bukti
259
Siluman Rubah
260
Menyusul
261
Racun Siluman Rubah
262
Berterima Kasih
263
Tunggu Aku
264
Senyum Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!