Sementara itu di kediaman ayahandanya Kiana, Komala adik tirinya Kiana, merengek ke ibundanya, "Ibunda, kenapa yang menikah dengan Jenderal Agha yang terkenal gagah dan tampan itu harus Kak Kiana? Padahal aku lebih muda dan lebih cantik dari Kak Kiana. Kak Kiana, kan, buruk rupa. Wajahnya penuh bisul. Tapi, kenapa justru Kak Kiana yang menikah dengan Jenderal Agha"
"Hush! Jangan asal bicara! Jenderal Agha itu tidak punya hati nurani, dia terkenal kejam, dingin dan tidak pernah peduli sama wanita. Kau mau hidup dengan monster kejam seperti itu, hah?!"
"Tapi, dia, kan, tajir melintir, sangat tampan dan sangat gagah, Ibu"
"Hush! Ibu akan carikan kamu pria yang lebih baik dari Jenderal Agha!"
Sementara itu di kediaman keluarga Caraka....
Untung saja penyakit kulitku di wajah dan sekujur tubuhku sudah sembuh. Wajahku sudah kembali seperti dulu waktu aku masih kecil. Jadi, kalau aku bertemu dengan suamiku, aku tidak perlu malu.Untung saja aku suka belajar sejak kecil. Jadi, aku bisa mengobati sendiri penyakit kulitku tanpa minta bantuan Ayah. Batin Kiana dengan senyum senang.
"Ibu, Putrimu sudah menikah sekarang. Tolong berkati pernikahan Putrimu ini dari Surga sana, ya, Ibu. Agar pernikahan Putrimu ini penuh berkah dan semoga Putrimu ini bisa jadi Istri yang baik untuk suaminya dan bisa menjadi menantu yang baik untuk mertuanya" Gumam Kiana.
Pelayan pribadinya Kiana yang sudah seperti sahabatnya itu duduk di samping Kiana dan berkata, "Nona, Anda tidak makan dulu? Saya suapi, ya, jadi Nona tidak usah membuka penutup kepala Nona"
"Nggak usah, Deb. Aku makan setelah Suamiku datang dan membuka penutup kepalaku"
"Saya tidak menyangka kalau Nona mencintai Suami Nona sebesar ini"
"Cinta? Nggak Deb. Aku lebih baik makan nasi daripada makan cinta. Kalau kita makan nasi minumnya,kan, air putih. Kalau kita makan cinta minumnya air mata, Hihihihihi. Untuk itulah aku tidak pernah mau merasakan jatuh cinta, Deb" Ucap Kiana dengan terkekeh geli.
Debi tersenyum sambil menatap dari arah samping nona yang sudah ia layani dan dampingi sejak ia berumur sepuluh tahun itu, dengan sorot mata trenyuh. Nona yang baik hati dan cantik harus menikah dengan pria asing yang belum pernah dijumpainya dan di saat menikah sang mempelai pria tidak nampak menyambut dan mendampinginya.
Kasihan sekali Nona Kiana. Kenapa orang baik seperti Nona harus mengalami nasib menyedihkan seperti ini. Di rumah Anda selalu ditindas oleh Ayah Anda, Ibu tiri Anda, dan adik tiri Anda. Lalu, Anda harus menikah dengan pria yang tidak pernah Anda jumpai dan mempelai prianya tidak hadir di pernikahan untuk menyambut Anda, Nona. Kejam sekali pria yang bernama Jenderal Agha itu, ya. Batin Debi.
"Pergilah ke kamar kamu, Debi! Aku takut suamiku akan terkejut dan timbul kesalahpahaman saat ia masuk ke kamar ini dan ia menemukan ada dua wanita di sini" Kiana menyentuh tangan Debi.
Debi kemudian mengangguk dan setelah bangkit berdiri, gadis muda yang seumuran dengan Kiana itu berkata, "Baiklah, Nona. Saya doakan Nona selalu bahagia di pernikahan ini"
"Amin" Sahut Kiana.
Agha berteriak senang saat ia melihat Maharani akhirnya membuka kedua kelopak mata dengan perlahan. Maharani langsung bangun dan memeluk Agha sambil berkata, "Aku senang kamu ada di sini, Mas Agha"
Agha yang kaku, tidak pernah dipeluk ataupun memeluk seorang gadis karena dia tidak pernah ada waktu untuk berpacaran, tidak membalas pelukan Maharani. Kedua tangan Agha mengepal di kedua sisi tubuh gadis cantik berwajah lembut itu saat Maharani memeluknya lebih erat, Agha dengan cepat berkata, "Tentu saja aku akan ada di sini menjaga kamu. Kamu adalah adikku. Syukurlah kamu sudah sadar dan baik-baik saja. Jangan kamu ulangi lagi! Kalau kamu bunuh diri maka aku akan membenci kamu selamanya, Rani. Sekarang lepaskan pelukan kamu! Aku sesak napas. Kau memelukku sangat erat, Rani"
Maharani langsung melepaskan pelukannya dan menarik diri dari dada hangatnya Agha, lalu berkata, "Maafkan aku telah memeluk kamu dengan sangat erat Itu karena aku bahagia kamu ada di sini untukku. Kamu akan menikah, Mas. Aku sedih. Untung itulah aku lebih baik mati karena ke depannya kita tidak bisa sering bersama lagi. Kita tidak bisa lagi jalan-jalan bareng dan......"
Agha menatap Maharani lalu berkata, "Aku akan tetap meluangkan waktu untuk menemui kamu dan menemani kamu jalan-jalan"
"Tapi, tetap saja beda" Maharani mengerucutkan bibirnya.
Agha menghela napas panjang dan berkata, "Nggak akan beda. Aku tetap Kakak kamu dan kamu adikku. Aku akan tetap meluangkan waktuku untuk kamu"
"Benarkah?" Maharani menatap kedua bola mata indah pria yang sangat ia kagumi dan cintai sejak kecil itu dengan wajah semringah.
Agha menatap Maharani dan berkata, "Iya. Tentu saja benar. Aku janji. Jadi, jangan bunuh diri lagi. Aku akan membenci kamu kalau kamu bunuh diri lagi"
Maharani mengangguk dan Agha kemudian bangkit berdiri dan berkata, "Aku pulang dulu. Kata Bora, utusan Kaisar masih menungguku di kediaman. Aku harus segera pulang supaya Kaisar tidak murka"
Maharani menahan lengan Agha untuk bertanya, "Apa di mata kamu aku ini hanya seorang adik?"
Agha menepuk tangan Maharani dan sambil tersenyum ia berkata, "Iya. Kamu selamanya adalah adikku. Adik perempuan yang aku sayangi. Aku pulang dulu. Istirahatlah dengan baik" Agha berucap sembari membantu Maharani merebahkan diri di kasur dan setelah menyelimuti Maharani, Agha bergegas pulang.
Maharani menatap punggung Agha sambil bergumam lirih, "Tapi, aku ingin jadi kekasih kamu, Mas. Bukan adik perempuan kamu"
Dalam perjalanan pulang,Agha dihadang kawanan orang tak dikenal dan semuanya memakai baju serba hitam dengan kain penutup wajah. Semuanya adalah pria.
Sendirian Agha berhasil menjatuhkan kelima lawannya dengan mudah karena Agha memiliki ilmu yang sangat tinggi. Dia adalah Jenderal besar kesayangan Kaisar dan selalu memenangkan pertempuran. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang terbang dan entah muncul dari mana, pria yang juga berpakaian serba hitam menendang dada Agha dengan tapak kaki yang dibalut ilmu tenaga dalam yang sangat hebat.
Agha terjengkang mundur sepanjang satu setengah meter dan pria tampan itu langsung muntah darah.
Agha kehilangan pedangnya dan ia mengumpat kesal saat ia melihat pedangnya terlempar cukup jauh dan teronggok manis sangat jauh dari jangkauannya.
Sosok berbaju serba hitam itu tertawa sejenak lalu mengarahkan mata pedangnya ke wajah Agha sambil menggeram, "Ternyata Jendral besar yang terkenal hanya segini kemampuannya, cih! Maka matilah kau di tanganku hari ini, Jenderal Agha Caraka brengsek!"
Agah menangkup mata pedang itu tengah dua telapak tangannya lalu ia bergeser ke samping sambil terus berjalan dan menggerakkan telapak tangannya sampai ke ujung pedang. Dengan kecepatan kilat, Agha berhasil merebut pedang itu dari tangan musuh.
Saat Agha berputar menjauh untuk mempersiapkan tenaga dalam, tiba-tiba perutnya terasa perih lalu terasa ada yang merembet hangat di sana.
Agha menunduk dan mengumpat kesal, "Sial! Darah?" Agha lalu mengangkat wajahnya untuk menatap lawannya.
"Kau pikir aku tidak punya senjata cadangan, hah?! Dasar Jenderal bodoh, cih! Pisauku ada racunnya. Maka kau akan mampus dalam lima jam ke depan. Tidak ada satu tabib pun di dunia ini yang bisa menyembuhkan kamu dari racun langka ini. Maka bersiaplah untuk mati dalam lima jam ke depan, hahahaha!!!!!!" Pria berbaju serba hitam itu kemudian berbalik badan dan terbang melesat di kegelapan malam meninggalkan Agha.
Agha berusaha berjalan ke kuda kesayangannya sambil terus memegangi perutnya dan ia berteriak kesakitan saat ia memaksa dirinya naik ke punggung kudanya. Agha kemudian menghentak perut kuda kesayangannya dengan kedua tumit kaki dan menghentak tali kekang kuda agar kuda kesayangannya melesat lebih cepat dari biasanya.
Wajah Agha penuh peluh. Dia menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Bibirnya mulai memucat karena banyak darah yang sudah mengucur dari perutnya. Agha terus meredam rembesan darah dari luka di perutnya dengan sapu tangan dan terus berdoa di dalam hatinya semoga dia masih sadar saat tiba di kediamannya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
makan cinta gak bikin kenyang 😪
2024-07-24
0
Ratna Susanti
aku mampir di karya kamu karena nama kita sama, Thor. cuma aku nggak ada Elisabeth nya 😄🥰
2024-02-17
0
zahra ou
katanya dr zaman kerajaan, tp kok gini bhasa n sikap nya. kdang santai, kdang formal, kdang gaul
2023-11-30
0