Pembunuh Bayaran Sang Bucin Sejati

Pembunuh Bayaran Sang Bucin Sejati

Mabuk

Seorang pemuda berwajah opa-opa Korea berumur 21 tahun menyusuri lorong hotel menuju kamarnya di kamar nomor 313.

Langkah kakinya sudah sempoyongan dan beberapa kali dia berjalan sambil memegang dinding lorong.

“Jabrik, sialan! Kau benar-benar sialan! Khooo ….” Pemuda itu sedang mabuk parah dan serasa bumi di pandangan matanya itu berputar-putar. “Khooo … anggur merah yang memabukan diriku anggap, belum seberapa … asik-asik jos.”

Pemuda berjas hitam dengan dalam kaos berwarna hitam tersebut terjatuh di depan kamar nomor 323.

Pintu kamar tersebut didorong dengan kepalanya dan ternyata tidak dikunci. Dia masuk kamar dengan berjalan seperti ulat bulu yang sedang merangkak, dan menganggap kamar 323 tersebut adalah kamar miliknya yang bernomor 313.

“Khooo … gelap sekali kamar ini, segelap hatiku yang telah membunuh banyak orang jahat, khooo …,” kata pemuda yang bernama Gibran Rakabumi dengan nada orang yang sedang mabuk berat.

Raka terus merangkak seperti ulat bulu menuju tempat tidur King Size yang cukup besar. Karena hotel ini adalah hotel termewah di Singapura dengan tarif 10000 dolar Singapura per malam.

Dari bilik kamar mandi terdengar suara lembut seorang wanita yang sangat merdu sedang bernyanyi.

Raka menganggap suara itu hanya suara bidadari dalam mimpinya. Dia telah membuka jasnya secara asal-asalan, dan hanya memakai s**** saja. Kemudian tertidur di dalam selimut dengan nafas yang sangat sunyi.

Seorang gadis keluar dari bilik kamar mandi dan mengibaskan rambutnya yang cukup panjang dalam keadaan basah. Dia memakai kimono hitam, lalu menyeka rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil berwarna hitam.

Gadis bermata sipit dan mempunyai bibir merah muda yang mungil tersebut terus bernyanyi dengan riang beberapa kali diselingi suara siulannya yang sangat merdu.

Alina yang mempunyai sifat ceroboh, tidak mengecek kembali pintu kamarnya yang masih terbuka sedikit. Tetapi langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dengan ikat kimono yang sudah terbuka.

Saat membuka selimut, dia merasakan benda keras di permukaan tangan kanannya. Lalu memegangnya dengan rasa penasaran yang tinggi.

“Uuukh!” Raka melenguh nikmat karena benda pusakanya diremas dengan remasan manja oleh tangan Alina.

Gadis mungil tersebut tersentak kaget dan langsung membuka selimut. Matanya langsung membola setelah melihat seorang pemuda yang sedang meringis nikmat dengan kedua pipi merah merona yang sedang dilanda mabuk berat.

“Sa-sangat tampan?! Oh, my god?! Mimpi apa aku semalam?!” Alina beringsut mundur.

Namun tangannya segera ditarik dan membuat tubuh gadis mungil tersebut jatuh di pelukan dada Raka.

Pinggang gadis mungil yang sangat seksi tersebut langsung dipeluk oleh Raka dan tanpa basa-basi dalam keadaan mata terpejam, bibir Alina langsung dicium dengan ganas.

Alina pasrah karena tenaga Raka terlalu kuat dan dia tak bisa berontak untuk melepaskan diri dari pelukan kedua tangan pemuda opa-opa Korea tersebut yang sangat kekar.

“Huff … huff ….” Raka dan Alina kehabisan nafas setelah berciuman dengan sangat ganas.

Mereka terjebak dalam cinta satu malam yang mungkin takan bisa dilupakan sepanjang hayat mereka. Cinta yang hadir dalam gelapnya kamar hotel 323.

Mereka berdua pun melakukan perhelatan akbar dan Raka telah merenggut kesucian Alina yang akan diberikan pada tunangannya satu minggu lagi. Karna Alin akan dijodohkan dan menikah dengan pria pilihan kedua orang tuanya di Jakarta.

***

Keesokan paginya.

"Uuugh!" Raka memegangi kepalanya yang masih pusing oleh anggur merah yang diberikan Vincent sahabat sejatinya itu.

Terdengar suara air bergemericik di dalam bilik kamar mandi, "Aneh, bukankah ini kamarku? Jangan-jangan Vincent …."

Raka berlari ke dalam bilik kamar mandi dengan langkah yang agak limbung. Dia panik setelah melihat bercak darah tercetak jelas di tempat tidur king size tersebut.

Setelah mendekati bilik kamar mandi, Raka mendengar suara isak tangis perempuan sesenggukan dan mengetuk pintu kamar, "Nona, kamu tidak apa-apa? A-aku minta jika kita anu itu, anu itu, itu anu. A-aku akan bertanggung jawab Nona! Tapi kenapa kamu berada di kamarku?"

Alina yang sedang menangis dengan memeluk lututnya dan kepalanya terguyur air dari shower langsung naik pitam, dan membuka pintu bilik kamar mandi.

PLAK!

Gadis mungil berambut perak tersebut menampar pipi kanan Raka, "Kamu bilang kamarmu? Ini kamarku nomor 323. Ya wajar saja sih, pria tampan itu rata-rata buta kalau melihat wanita cantik sepertiku?"

DEG! DEG!

Raka hanya bisa terpana melihat kecantikan wajah Alina yang sedang marah. Dia tak sadar jika dirinya sedang ditampar dan bingung harus mengatakan apa atau menjawab apa pada Alina.

Raka langsung gugup, segugup-gugupnya karena melihat gadis yang terlalu sempurna di depan matanya, “A-aku minta maaf. A-aku memang bersalah. Aku semalam mabuk karena dicekoki anggur merah oleh temanku. Aku sungguh minta maaf.”

“Kamu sungguh biadab!” Alina menampar kembali pipi kiri Raka dan menangis sejadi-jadinya di depan pria berambut hitam dengan gaya rambut belah tengah tersebut.

Raka mengambil kimo putih yang berada gantungan samping pintu bilik kamar dan memakaikannya pada Alina.

Tubuh gadis mungil itu digendong ala bridal style karena sudah syok berat. Alina tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya telah hilang keperawanannya.

Hal itu akan berimbas besar pada pernikahannya. Kalau calon suaminya tahu Alina sudah tak perawan lagi, dia takut akan menarik semua uang investasinya ke perusahaan ayahnya yang terancam bangkrut.

Raka duduk memunggungi Alina yang meringkuk memeluk bantal guling sambil terus menangis. Wajahnya yang ceria dan selalu periang, kini dibanjiri air mata.

Pria bermata sipit dengan bibir merah muda tersebut, tidak tahu apa yang harus dilakukan pada Alina. Dia sudah meminta maaf dan akan bertanggung jawab. Tapi tetap saja Alina terus menangis, hingga membuat Raka frustasi.

Padahal satu jam lagi dia harus mulai melakukan misi untuk menembak mati salah seorang politisi terkorup di Indonesia yang sedang aur ke Singapura.

Profesi Raka adalah seorang pembunuh bayaran dan agen mata-mata ganda di seluruh negara. Da mempunyai kode nama Gibran atau GR dan sangat dikenal di dunia bawah tanah.

Misi menembak mati politisi terkorup di Indonesia tersebut merupakan misi terakhirnya. Setelah itu dia akan pensiun dan membuka usaha di bidang investasi bersama rekan-rekannya.

Dengan berat hati, Raka menaruh ponsel dan dompet miliknya di atas nakas, “Nona, bukannya aku lari dari tanggung jawab. Aku ada pekerjaan yang harus aku laksanakan 30 menit lagi. Hubungi aku atau tulis nomor teleponmu di ponselku. Aku tinggalkan semua identitasku disini. Aku berjanji paling lama, satu jam lagi aku akan kembali.”

Raka segera memakai pakaiannya dan menyelimuti tubuh Alina. Ada perasaan khawatir dan tidak tega untuk meninggalkan gadi mungil tersebut.

Namun misinya adalah hal yang utama dan tak bisa ditinggalkan. Sebab, bayaran misi kali ini sangat besar dan itu bisa membuat Raka bisa hidup sampai 4 turunan.

Terpopuler

Comments

Wong kam fung

Wong kam fung

cocok nih lalau pasang togel wkwk

2023-05-14

0

Sky darkness

Sky darkness

opa-opa Korea gak tuh

2023-05-09

0

🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh Ⲋᥲᥣ᥉ᥲᖯเᥣᥲួ ້さ✅

🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh Ⲋᥲᥣ᥉ᥲᖯเᥣᥲួ ້さ✅

buat iri saja ahh

2023-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!