1 jam kemudian.
Alina gemetar keluar dari sebuah mobil hypercar berwarna biru bermerek SSC Tuatara seharga 2 juta dolar atau setara dengan 30 miliar. Karena Raka mengemudikan di jalanan tol dalam kota Jakarta dengan kecepatan gila-gilaan.
“Kenapa? Sakit?” tanya Raka dengan memicingkan mata.
“Sakit-sakit matamu.Kau iu yang melajukan mobil kaya orang kesetanan,” batin Alina sangat kesal dan ingin menampar kembali pipi mulus Raka.
Tanpa basa-basi Raka Langsung menggendong Alina ala bridal style dan membawanya menuju lift untuk naik ke lantai paling atas Mall Of Indonesia.
”Lepaskan, aku malu tau!” teriak Alina dengan memukul dada raka yang bidang berkali-kali.
Semua orang yang lalu lalang di tempat parkir bawah tanah Mall Of Indonesia hanya bisa mengelus dada. Apalagi jomblowan dan jomblowati yang belum punya pasangan. Mereka sangat iri terhadap Raka yang memperlakukan Alina begitu romantis dengan menggendong tubuhnya.
Vincent sudah mengajari Raka beberapa jurus jitu menaklukan perempuan, salah satunya adalah harus peka terhadap situasi wanita dimanapun.
Walaupun Alina sudah membuka sedikit isi hatinya untuk Raka. Tapi bukan berarti Alina siap menerima Raka sebagai pasangan hidupnya.
Raka terus menggendong tubuh Alina dengan raut wajah dingin seorang pembunuh bayaran yang sangat profesional. Dia tak peduli terhadap Alina yang terus merengek dan memukul dadanya berulang-ulang.
Semua karyawan Mall Of Indonesia langsung berdiri dan tersenyum ramah dengan menunduk hormat, ketika Raka lewat. Semua Karyawan tersebut tidak ada yang tidak kenal dengan Raka sang CEO Eternal Grup yang sangat ramah dan sering berbicara dengan mereka saat ada waktu luang.
Raka hanya tersenyum lebar menanggapi setiap karyawan yang menyapanya. Dia lebih suka memanuisakan manusia ketimbang memerintah dengan tangan besi pada semua karyawannya.
Alina pun berhenti berontak melihat semua karyawan tersenyum dengan tulus pada Raka dan tak dibuat-buat.
“Kenapa berhenti memukulku? Apakah sudah lelah? Ayo pukul lagi! Anggap saja setiap Nona Alina menyakitiku, maka kebencian Nona bisa memudar, hehehe,” goda Raka dengan terkekeh pelan dan menamakan gigi-giginya yang berderet rapi serta berkilau.
“Omong kosong! Hmph!” Alina membuang muka dengan mengembungkan pipi. Padahal hatinya sangat senang digendong oleh Raka.
Raka pun sampai di sebuah butik miliknya yang telah di akuisisi saham perusahaan tersebut oleh Raka. Semua sistem perusahaannya Raka rubah dan berhasil mencapai hasil yang gemilang.
Intinya, setiap Raka mengakuisisi suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut bisa langsung melejit. Dia punya intuisi yang sangat tajam dan mampu mengeksekusinya dengan sangat baik, atau bisa dibilang sempurna.
“Nona Mischa, tolong make over Nona Alina!” titah Raka dengan tersenyum ramah pada manajer butik Ovelheim itu.
“Baik, tuan muda.” Mischa mengangguk dengan tersenyum ramah pada Raka dan menggodanya. “Apakah Nona Alina calon istri tuan muda?”
“Masih belum, hehehe ….” Raka pun terkekeh pelan mendengar godaan Mischa.
“Jangan mimpi! Hmph!” Alina langsung lari ke arah kamar khusus untuk fitting baju dengan membuang muka dan menggembungkan pipi. Raut wajahnya merah merona setelah digoda oleh Mischa.
***
Satu jam kemudian.
Alina sudah selesai di make over oleh mischa dan timnya. Raka langsung terperangan dengan kecantikan Alina bak bidadari turun dari kahyangan.
Gadis mungil nan seksi itu memakai gaun berwarna putih, sepatu hak tinggi berwarna putih dan rambut lurus dengan sisi kiri serta kanannya di kepang menjuntai ke kedua bahunya.
“Benar-benar gila. Anggur merah saja kalah mabuk denganya, kampret. Ini lebih condong ke anggur perak,” gumam Raka dengan mata melebar dan bangkit cepat dari duduknya.
“Hai, tuan muda Raka. Jangan berani-berani matamu itu jelalatan melihat tubuhku. Denda 100 juta,” ancam Alian dengan mata melotot ke arah Raka.
Mischa dan rekan-rekannya hana bisa tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan Alina pada Raka. Alina benar-benar gadis yang berani pada Raka. Padahal setiap gadis yang pernah mencoba menjalin kedekatan pada Raka, tidak ada yang berani berkata seperti itu pada CEO yang suka dengan minuman anggur merah tersebut.
“Sudah aku bayar dan Nona LAina masih hutang padaku.” Raka menjentikan jari dan Mischa memberikan kertas bill pada Alina.
“A-apa?!” Alina matanya membola dan rasanya mau pingsan setelah melihat semua biaya outfit dan make over yang tertera di dalam bill tersebut menunjukan angka 1,5 miliar.”Tu-tuan muda. Bagaimana kalau aku lepas saja semua baju dan make over ini? hehehe ….”
“Kenapa? Kamu sangat cantik. Apa karena tagihan itu,” goda Raka dengan tersenyum tipis pada Alina dan melanjutkan, “Tenang saja Mall ini punyaku, dan brand Ovelheim juga punyaku. Kamu itu asisten pribadiku, aku gak mau kalau ada selentingan bahwa aku tidak mementingkan semu rekan kerjaku. Bukan begitu Nona MIscha?”
“Ya, tuan muda. Peraturan pertama dalam sistem eternal Grup, semua wajah karyawan harus segar dalam melayani pelanggan. Maka dari itu eternal Grup memberikan uang khusus untuk tiap karyawan yang berada didalam naungan eternal grup untuk make over wajahnya agar selalu segar dalam melayani pelanggan dan rekan kerja,” jelas Mischa.
Alina hanya mengangguk-angguk dengan membulatkan mulutnya, “Oh, begitu.”
Setelah semua beres, Alina dan Raka kembali ke mobil. Mereka berdua menuju Nine Thamrin Tower untuk menghadiri event Economy Outlook Indonesia 2026. Dimana semua investor, dan pebisnis berkumpul untuk melihat apa rencana pemerintah Indonesia dalam menghadapi gejolak ekonomi global di tahun 2026.
Raka dan Alina keluar dari mobil. Hypercar tersebut langsung dikemudikan valet parking di tempat parkir SVIP.
Mereka berdua berjalan diatas karpet merah. Semua wartawan memfoto mereka berdua yang tampak sangat serasi. Raa hanya mengulas senyum lebar untuk menyapa mereka dan tak menggubris beberapa wartawan yang melontarkan pertanyaan padanya.
Alina berjalan di depan dan Raka berjalan di belakang dengan sengaja. Dia bisa melindungi Alina dari bahaya di depan dan belakang dengan mudah, jika dia berada di belakang Alina.
Saat memasuki pintu kaca otomatis lobi Nine Thamrin Tower, seorang wanita berambut hitam dengan gaya rambut curly dan mata sipit menghampiri Raka. Lalu langsung memeluk lengannya dengan mesra dan manja.
“Gibr … Raka maksudku. Tumben kamu kesini. Bukankah event seperti ini terlalu membosankan untukmu?” tanya Monica Saraswati.
Gadis berambut curly hitam tersebut merupakan teman satu angkatan Raka di kesatuan militer ilegal. Bisa dibilang sahabat Raka seperti Vincent. Tapi setelah Raka memutuskan berhenti menjadi pembunuh bayaran, dia berpisah dengan Monica.
“Monica? Kenapa kamu muncul disini? Apakah tidak bahaya? Nanti Kolaborator akan memburumu,” bisik Raka dengan menatap tajam Monica.
Tanpa sadar, Raka sudah terpisah dengan Alina yang sudah masuk ke dalam lift untuk menuju lantai atas.
"Mereka tidak akan berani memburuku selama aku masih berada d dalam satu kota denganmu, mister Gibran," balas Monica dengan tersenyum licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Sky darkness
waduh-waduh kenapa aku di paksa melihat adegan seperti itu
2023-05-09
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
aduh senyumnya 😏
2023-05-09
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
seperti apa ya mobilnya
2023-05-08
0