“Oh, jadi wanita ini yang akan melamar menjadi asisten pribadiku,” batin Raka dan langsung mengirim pesan pada Vincent sang sekretaris dan juga Sahabat sejatinya itu untuk menerima Alina.
Vincent sudah berada di dalam ruangan Raka untuk menggantikannya mewawancarai beberapa calon asisten pribadinya. Karena Raka penampilannya masih semrawut penampilannya sehabis menenggak anggur merah idamannya itu.
“Nona, silahkan masuk dahulu! Aku doakan semoga kamu diterima.”
Raka tersenyum tipis pada Alina, lalu kembali jongkok dan menghisap rokoknya untuk melampiaskan rasa depresi, karena kehilangan Alina.
“Terima kasih, aku juga mendoakan hal yang sama untukmu, Mas Bumi.” Alina membalas senyuman tipis Raka dengan senyuman teduh, membuat hati Raka yang sudah lama gersang kembali bergairah.
“Tunggu!” panggil Raka berubah pikiran untuk mengungkapkan sejujurnya tentang dirinya, dan melanjutkan, “Nona, kamu diterima. Sebenarnya Aku CEO Raka.”
Alina terkekeh pelan lalu berkata, “Mas Bumi, jangan bercanda. Aku masuk dulu ya!”
Alina pun meninggalkan Raka, lalu masuk ke dalam ruangan sang CEO dan sudah tampak seorang pria berambut ungu dengan gaya rambut poni miring ke kanan.
“Selamat siang tuan muda Raka,” sapa Alina dengan tersenyum ramah dan menunduk hormat.
“Maaf, aku bukan Raka. Dia ada di luar, bukankah kamu sudah bertemu dengannya?” tanya Vincent dan membuat Alina tersentak kaget.
“Waduh, mati aku. Kesalahanku fatal dan bisa-bisa aku tidak diterima,” batin Alina dengan raut wajah seputih kertas dan bulir-bulir keringat dingin bercucuran di dahinya.
Raka masuk dengan baju kemeja tampak urakan. Melihat Alina hanya berdiri mematung dengan wajah seputih kertas, Raka jadi terkekeh, “Kenapa Nona Vanessa? Apakah anda sakit? Aku sudah katakan kamu diterima. Apakah karena penampilanku urakan seperti ini?”
“Maafkan aku tuan muda. Aku salah, aku menganggapnya seperti itu. Aku mohon maaf.”
Alina membungkuk hormat pada Raka, lalu melangkahkan kakinya agak cepat ke arah pintu untuk keluar dari ruangan tersebut. Dia benar-benar merasa bersalah telah bersikap seperti itu pada Raka.
Pria opa-opa Korea itu mengejarnya. Tubuh Alina seperti ada magnet yang membuat Raka tertarik untuk mengejarnya dan tanpa sengaja Raka menginjak permukaan lantai yang agak licin.
Lalu terjatuh menimpa tubuh Alina, hingga membuat kcamatanya itu terlepas dan tertimpa tubuh Alina. Kacamata bulat it akhirnya rusak dan saa Raka bangkit dari tubuh Alina, dia melihat mata yang sama. Mata Alina yang membuat Raka 3 tahun lalu terbius dalam pandangan cinta pertama.
“No-nona perak?!” Raka melebarkan mata dan mencoba menggapai mata Alina secara perlahan dengan tangan kanannya.
Alina beringsut mundur dan mengingat kejadian tahun lalu yang telah melukai hatinya begitu dalam.
Wajah Raka tampak sangat jelas di depan mata Alina dan wajah itu pula yang telah merenggut kebahagiaan dan merubah hidupnya dalam 3 tahun terakhir.
PLAK!
Alina reflek menampar Raka dengan penuh kemarahan dan bercampur kebencian yang sangat dalam, “Bajingan! Dasar cabul!”
“Hahaha …. Lucu, CEO kok ditampar, hahaha ….” Vincent tertawa terpingkal-pingkal melihat Raka ditampar oleh Alina.
“Berisik!” Raka melirik tajam pada Vincent dan mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat.
Vincent langsung terdiam dan ketakutan. Bagaimanapun juga Raka adalah mantan pembunuh bayaran yang masih tajam dalam hal bunuh-membunuh.
Maka dari itu, tidak ada satupun pesaing bisnisnya berani bermain belakang dengan Raka, yakni menggunakan cara-cara kotor untuk menjatuhkan bisnis Raka. Sekali menggunakan cara kotor, maka Raa akan menghabisinya sampai mayatnya hilang tak bisa ditemukan.
Raka langsung mundur dan bangkit dari jongkoknya. Lalu merapikan bajunya yang semrawut, “Aku minta maaf,” katanya dingin.
Alina juga bangkit dengan raut muka merah padam dan masih tidak bisa memaafkan kesalahan Raka di masa lalu.
“Maaf katamu.” Alina kesal dan membuka rambut palsunya dan melanjutkan dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, “Apakah dengan kata maaf bisa merubah kembali takdirku? Apakah dengan kata maaf bisa mengembalikan sesuatu yang kau renggut? Jangan pikir dengan uang dan ketampanan kau bisa memilikiku. Tidak akan!”
“Aku sudah katakan waktu itu. Aku akan bertanggung jawab, tapi kau malah pergi. Aku mencarimu selama 3 tahun ini untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatanku itu.”
“Aku tidak tahu harus mencari kemana. Aku membangun semua bisnis ini demi kamu, agar aku bisa mencarimu dengan kekuatan uangku. Setelah bertemu pun kau masih marah padaku. Jika memang aku tak bisa memilikimu, setidaknya berilah aku kesempatan untuk kita berteman,” mohon Raka dengan berlutut di depan Alina.
“Tidak!” Alina menampar lagi Raka dan melanjuan, “Aku selamanya akan membencimu!”
Alina langsung keluar dari ruangan Raka dengan membanting pintu dengan sangat keras.
Raka tidak tinggal diam dan mengejar Alina. Apapun Raka akan lakukan demi membuat Alina memaafkannya. Dia paham kesalahannya 3 tahun lalu itu sangat fatal dan tak bisa merubah keadaan Alina, walaupun dengan harta dan kekuasaannya itu.
Vincent menahan Raka, “Tunggu, biarkan saja dia pergi. Aku memang tidak tahu masalahnya apa. Tapi jika kamu mengejarnya hanya akan membuatnya semakin membencimu, hanya intuisiku sih.”
“Sial!” Raka kesal dengan dirinya sendiri dan memukul pintu ruangannya hingga jebol. “Kenapa malah tambah runyam? Aku tak menyangka kejadian waktu itu telah memperburuk keadaannya.”
Vincent menepuk pundak Raka dan menyemangatinya, “Sudahlah, aku akan membantumu untuk mendapatkan hatinya. Aku tak suka melihatmu bersedih terus selama 3 tahun terakhir. Kalau memang dia adalah wanita yang bisa membuatmu tersenyum, maka aku sebagai sahabatmu akan mendukungmu.”
***
Di depan gedung Eternal Grup.
Alina duduk di bangku taman depan gedung Eternal Grup sambil menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti.
“Kenapa aku harus bertemu dengan pria bajingan itu lagi disini sih?” geram Alina membanting rambut palsu dan tasnya, lalu menginjak-injak rambut tersebut.
Raka yang akan pergi menemui kliennya, keluar dari lobi dan melihat Alina duduk di bangku taman dengan rambut semrawut dan masih menangis. Dia tak tega dan mendekati Alina dengan wajah memelas, supaya Alina mau memaafkannya.
“Nona Vanessa, anda tidak apa-apa?” tanya Raka mencoba akrab dengan Alina.
“Diam! Namaku Alina Maharani,” jawab Alina keceplosan karena tak bisa menahan hasratnya melihat Raka yang sudah merapikan diri dan tampak sangat tampan di mata Alina.
“Raka, namaku Girban Rakabumi.” Raka menyodorkan tangan kanan nya untuk berkenalan dengan Alina. “Kamu boleh membenci Gibran, tapi berilah kesempatan pada Raka untuk memperbaikinya.”
“Sial, aku malah tergoda dengan ketampanan wajahnya ini. hatiku benar-benar menjerit dan meronta-ronta melihat wajah tuan Raka yang terlalu tampan, sial!” batin Alina kesal yang tak bisa menahan godaan ketampanan wajah Raka dan membuang mukanya dari wajah Raka.
“Baiklah, hmph!” Alina bersifat jaim pada Raka sambil menyambut tangan kanannya untuk berjabat tangan. “Aku butuh uang, kalau kau tidak memberiku pekerjaan atau uang, maka aku tidak akan memaafkan Raka juga, hmph!”
“Ya, ya, tentu.” Raka yang sudah menjadi budak cinta Alina memberikan kartu hitam yang hanya dimiliki beberapa orang saja di dunia pada Alina. “Terimalah! Habiskan sesuka hatimu!”
“Tidak!”Alina mendorong tangan Raka dan melanjutkan, “Aku hanya akan menerima uang dari hasil kerjaku menjadi asisten pribadimu.”
Raka sangat senang melihat senyum Alina yang kembali merekah. Senyum itu adalah senyum yang pertama kali dia lihat saat berhubungan di dalam kamar hotel waktu itu. Senyum membuatnya tergila-gila dan senyum yang selalu membuat candu baginya.
Hai kak, aku mau tambahin Visual Alina dan Raka ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Sky darkness
aduh bisa-bisanya
2023-05-09
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
aduh hawa nafsu perempuan memang susah dikendalikan
2023-05-09
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
sukur
2023-05-08
0