Phoenix Emperor
Dunia kultivasi adalah sebuah dunia yang keras dan kejam, sebuah dunia yang sangat jauh dari kata aman dan damai, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan.
Peperangan dan pertarungan terjadi dimana-mana, setiap harinya selalu ada nyawa yang melayang. Kengerian dan rasa takut selalu menghantui orang-orang yang ada di sana.
Satu-satunya hukum atau aturan yang berlaku di dunia kultivasi hanyalah hukum rimba, dimana yang kuat selalu berkuasa dan yang lemah selamanya akan ditindas.
Untuk bertahan di dunia yang kejam ini, seseorang haruslah memiliki tiga hal penting dalam hidupnya, yang pertama adalah kekuatan, yang kedua kekuasaan dan yang ketiga licik.
Kekuatan bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan dengan mudah, karena untuk mendapatkannya, seseorang memerlukan usaha, kerja keras dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Kekuasaan juga bukan sesuatu yang bisa didapatkan dengan mudah dan hanya ada dua cara untuk mendapatkannya, yang pertama diwariskan dan yang kedua direbut dengan paksa.
Satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh orang biasa untuk bertahan adalah dengan menjadi licik, karena seseorang yang licik akan menggunakan segala cara untuk bertahan hidup.
Akan tetapi, tidak semua orang memiliki kelicikan dalam dirinya, salah satunya adalah Yin Feng, pemuda biasa yang terlahir tanpa memiliki bakat, kekuasaan ataupun kelicikan.
Selain tidak memiliki ketiga hal itu dalam hidupnya, Yin Feng juga tidak memiliki keluarga ataupun orang tua, serta tidak memiliki asal-usul yang jelas seperti orang lain pada umumnya.
Meskipun begitu, Yin Feng masih mampu bertahan melawan kejamnya dunia kultivasi, meskipun hidupnya selalu dipenuhi dengan hinaan, makian dan penindasan dari orang lain.
Jika Yin Feng tinggal di sebuah kota ataupun desa, mungkin dirinya tidak akan sering dihina, direndahkan ataupun ditindas orang lain, tapi sayangnya dia malah tinggal di sebuah sekte.
Hidup dilingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, membuat posisi Yin Feng semakin terpojok dan dirinya selalu direndahkan oleh orang lain.
Kendati demikian, Yin Feng selalu menghadapi semuanya dengan sabar karena ia percaya, suatu saat nanti akan tiba masanya dimana ia bisa membalas perbuatan mereka.
Yin Feng sadar bahwa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan, tapi dia bukanlah orang bodoh ataupun orang yang terlalu baik yang tidak memiliki amarah dan dendam.
Hanya saja, ia belum memiliki kesempatan untuk membalas mereka dan sampai saat itu tiba, Yin Feng memilih untuk tetap sabar dan berusaha mendapatkan kekuatan.
Sekte Teratai Giok.
"Sampah, tinggalkan tempat ini sekarang juga! Kami tidak ingin melihat wajah menyedihkan mu itu saat berlatih."
Yin Feng tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk pelan, kemudian meninggalkan tempat latihan yang telah ia bersihkan sebelum para murid sekte datang ke sana.
"Suatu saat nanti aku pasti akan membalas perbuatan kalian!"
Setelah meninggalkan tempat latihan, Yin Feng langsung kembali ke kediamannya. Saat dalam perjalanan pulang langkahnya dihentikan oleh seorang pria sepuh.
"Patriark" sapa Yin Feng seraya memberi hormat pada pria sepuh tersebut.
"Feng'er, apa kau sedang sibuk?"
Yin Feng menggeleng pelan, "aku baru saja menyelesaikan tugasku."
"Baguslah, kalau begitu mari ikut aku."
"Baik, patriark."
Di sekte Teratai Giok, hampir tidak ada seorangpun yang dihormati oleh Yin Feng, kecuali pria sepuh didepannya saat ini yang tidak lain adalah pemimpin sekte tersebut.
Alasannya karena hanya pemimpin sekte yang sangat peduli padanya, merawatnya dari kecil dan memberikan nama untuk dirinya. Karena itulah, Yin Feng sangat menghormati dirinya.
Selain itu, pemimpin sekte juga sering meminta Yin Feng untuk menjadi muridnya, namun permintaan itu selalu ditolak karena Yin Feng sadar dirinya tidak memiliki bakat.
"Feng'er, bagaimana harimu?"
Yin Feng tersenyum. "Seperti biasanya dan tidak ada satupun yang berubah."
Meskipun Yin Feng sangat dekat dan akrab dengan pemimpin sekte, namun hal itu tidak bisa membuatnya terbebas dari hinaan, makian dan penindasan dari para murid sekte.
Bahkan, pemimpin sekte sudah memperingati para murid untuk tidak mengganggu Yin Feng, namun peringatan itu tidak pernah dihiraukan oleh para murid.
"Maafkan aku, andaikan saja aku bisa bertindak tegas..."
"Jangan minta maaf, patriark. Seharusnya akulah yang minta maaf karena hanya menjadi beban untuk patriark."
Patriark sekte tersenyum, ia sangat kagum dengan kebesaran hati yang dimiliki oleh Yin Feng. Namun, yang tidak ia ketahui adalah, dalam diri Yin Feng terdapat kegelapan tak berujung.
"Pemuda baik sepertimu seharusnya berada di tempat yang baik pula."
"Aku tidak sebaik yang anda pikirkan, patriark."
"Yah, apapun itu, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk dirimu."
"Patriark, apakah aku memang tidak memiliki orang tua?" tanya Yin Feng.
Pria sepuh bernama Xu Jiang itu menggeleng seraya menghela napas panjang. "Entahlah, karena aku tidak menemukan petunjuk apapun di tempat aku menemukan dirimu."
"Itu artinya aku adalah anak yang kehadirannya tidak diinginkan."
Xu Jiang tidak mengatakan apapun, ia tentu menyadari bahwa Yin Feng benar-benar merasa kecewa dengan kedua orang tua yang telah tega membuangnya.
"Jangan terlalu dipikirkan, percayalah bahwa takdir telah menentukan jalan terbaik untuk dirimu."
"Tentu" sahut Yin Feng seraya mengangguk pelan.
"Jadi, kenapa patriark membawaku ke tempat ini?"
"Tidak ada, aku hanya ingin mengobrol dengan dirimu."
Keduanya melanjutkan obrolan sampai matahari terbenam. Setelah itu, mereka berdua kembali ke kediamannya masing-masing untuk beristirahat.
***
"Patriark, maafkan aku karena pergi tanpa pamit, tapi suatu saat nanti aku pasti akan kembali ke sekte ini."
Setelah meninggalkan sepucuk surat untuk Xu Jiang, Yin Feng kemudian pergi meninggalkan sekte, ia berniat melakukan perjalanan untuk mencari kekuatan.
Yin Feng sengaja pergi saat malam telah larut, karena pada saat itu semua orang yang ada di sekte sedang terlelap dalam tidurnya, termasuk pemimpin dan para tetua sekte.
Sesuai perkiraannya, tidak banyak murid sekte yang terlihat, hanya ada beberapa murid sekte yang sedang berjaga, namun Yin Feng berhasil menghindari pengawasan mereka.
Yin Feng menghentikan langkahnya setelah berada di luar gerbang sekte. "Selamat tinggal, patriark. Aku akan kembali setelah mendapatkan kekuatan" gumamnya, lalu melanjutkan langkah.
Selama beberapa tahun terakhir, Yin Feng sudah mempelajari banyak hal, terutama tentang dunia kultivasi dan khususnya benua Xuanwu.
Benua Xuanwu adalah sebuah daratan luas yang terdiri dari tiga kekaisaran, yaitu kekaisaran Bei, kekaisaran Xi dan kekaisaran Zhong. Dan saat ini Yin Feng berada di wilayah kekaisaran Bei.
Kekaisaran Bei berdiri di bagian utara benua Xuanwu dan wilayah kekuasaannya merupakan wilayah terluas kedua setelah wilayah kekuasaan kekaisaran Zhong.
Dan untuk kekuatan, meskipun wilayah kekuasaan kekaisaran Bei tidak seluas wilayah kekuasaan kekaisaran Zhong, namun kekuatannya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Alasannya karena di wilayah kekaisaran Bei, terdapat banyak sekte kuat yang telah diakui di seluruh benua, salah satunya adalah sekte Teratai Giok tempat Yin Feng tinggal selama ini.
Jika dimasa depan terjadi peperangan, sekte-sekte ini siap menurunkan pasukan untuk membantu, karena sang kaisar memiliki koneksi dan hubungan baik dengan setiap sekte.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Vision Utama
jgn smpai hiatus tor,crtmya keren&gw suka bgt dg karyamu,the best
2024-07-02
1
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Ceritanya sudah bagus, harapanku novel ini lebih bagus dari pada Karya novel Othor yang terdahulu. Terutama Tingkatan Ranah Kultivasi yang kurang Simpel dan sebutan dalam bahasa Inggris, Semua dihilangkan maka Novel lebih enak dibaca dan dipahami.
2023-12-16
2
Dzikir Ari
Semoga ceritanya makin seru
2023-07-22
2