NovelToon NovelToon

Phoenix Emperor

Chap 01. Dunia yang kejam.

Dunia kultivasi adalah sebuah dunia yang keras dan kejam, sebuah dunia yang sangat jauh dari kata aman dan damai, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan.

Peperangan dan pertarungan terjadi dimana-mana, setiap harinya selalu ada nyawa yang melayang. Kengerian dan rasa takut selalu menghantui orang-orang yang ada di sana.

Satu-satunya hukum atau aturan yang berlaku di dunia kultivasi hanyalah hukum rimba, dimana yang kuat selalu berkuasa dan yang lemah selamanya akan ditindas.

Untuk bertahan di dunia yang kejam ini, seseorang haruslah memiliki tiga hal penting dalam hidupnya, yang pertama adalah kekuatan, yang kedua kekuasaan dan yang ketiga licik.

Kekuatan bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan dengan mudah, karena untuk mendapatkannya, seseorang memerlukan usaha, kerja keras dan pengorbanan yang tidak sedikit.

Kekuasaan juga bukan sesuatu yang bisa didapatkan dengan mudah dan hanya ada dua cara untuk mendapatkannya, yang pertama diwariskan dan yang kedua direbut dengan paksa.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh orang biasa untuk bertahan adalah dengan menjadi licik, karena seseorang yang licik akan menggunakan segala cara untuk bertahan hidup.

Akan tetapi, tidak semua orang memiliki kelicikan dalam dirinya, salah satunya adalah Yin Feng, pemuda biasa yang terlahir tanpa memiliki bakat, kekuasaan ataupun kelicikan.

Selain tidak memiliki ketiga hal itu dalam hidupnya, Yin Feng juga tidak memiliki keluarga ataupun orang tua, serta tidak memiliki asal-usul yang jelas seperti orang lain pada umumnya.

Meskipun begitu, Yin Feng masih mampu bertahan melawan kejamnya dunia kultivasi, meskipun hidupnya selalu dipenuhi dengan hinaan, makian dan penindasan dari orang lain.

Jika Yin Feng tinggal di sebuah kota ataupun desa, mungkin dirinya tidak akan sering dihina, direndahkan ataupun ditindas orang lain, tapi sayangnya dia malah tinggal di sebuah sekte.

Hidup dilingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, membuat posisi Yin Feng semakin terpojok dan dirinya selalu direndahkan oleh orang lain.

Kendati demikian, Yin Feng selalu menghadapi semuanya dengan sabar karena ia percaya, suatu saat nanti akan tiba masanya dimana ia bisa membalas perbuatan mereka.

Yin Feng sadar bahwa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan, tapi dia bukanlah orang bodoh ataupun orang yang terlalu baik yang tidak memiliki amarah dan dendam.

Hanya saja, ia belum memiliki kesempatan untuk membalas mereka dan sampai saat itu tiba, Yin Feng memilih untuk tetap sabar dan berusaha mendapatkan kekuatan.

Sekte Teratai Giok.

"Sampah, tinggalkan tempat ini sekarang juga! Kami tidak ingin melihat wajah menyedihkan mu itu saat berlatih."

Yin Feng tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk pelan, kemudian meninggalkan tempat latihan yang telah ia bersihkan sebelum para murid sekte datang ke sana.

"Suatu saat nanti aku pasti akan membalas perbuatan kalian!"

Setelah meninggalkan tempat latihan, Yin Feng langsung kembali ke kediamannya. Saat dalam perjalanan pulang langkahnya dihentikan oleh seorang pria sepuh.

"Patriark" sapa Yin Feng seraya memberi hormat pada pria sepuh tersebut.

"Feng'er, apa kau sedang sibuk?"

Yin Feng menggeleng pelan, "aku baru saja menyelesaikan tugasku."

"Baguslah, kalau begitu mari ikut aku."

"Baik, patriark."

Di sekte Teratai Giok, hampir tidak ada seorangpun yang dihormati oleh Yin Feng, kecuali pria sepuh didepannya saat ini yang tidak lain adalah pemimpin sekte tersebut.

Alasannya karena hanya pemimpin sekte yang sangat peduli padanya, merawatnya dari kecil dan memberikan nama untuk dirinya. Karena itulah, Yin Feng sangat menghormati dirinya.

Selain itu, pemimpin sekte juga sering meminta Yin Feng untuk menjadi muridnya, namun permintaan itu selalu ditolak karena Yin Feng sadar dirinya tidak memiliki bakat.

"Feng'er, bagaimana harimu?"

Yin Feng tersenyum. "Seperti biasanya dan tidak ada satupun yang berubah."

Meskipun Yin Feng sangat dekat dan akrab dengan pemimpin sekte, namun hal itu tidak bisa membuatnya terbebas dari hinaan, makian dan penindasan dari para murid sekte.

Bahkan, pemimpin sekte sudah memperingati para murid untuk tidak mengganggu Yin Feng, namun peringatan itu tidak pernah dihiraukan oleh para murid.

"Maafkan aku, andaikan saja aku bisa bertindak tegas..."

"Jangan minta maaf, patriark. Seharusnya akulah yang minta maaf karena hanya menjadi beban untuk patriark."

Patriark sekte tersenyum, ia sangat kagum dengan kebesaran hati yang dimiliki oleh Yin Feng. Namun, yang tidak ia ketahui adalah, dalam diri Yin Feng terdapat kegelapan tak berujung.

"Pemuda baik sepertimu seharusnya berada di tempat yang baik pula."

"Aku tidak sebaik yang anda pikirkan, patriark."

"Yah, apapun itu, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk dirimu."

"Patriark, apakah aku memang tidak memiliki orang tua?" tanya Yin Feng.

Pria sepuh bernama Xu Jiang itu menggeleng seraya menghela napas panjang. "Entahlah, karena aku tidak menemukan petunjuk apapun di tempat aku menemukan dirimu."

"Itu artinya aku adalah anak yang kehadirannya tidak diinginkan."

Xu Jiang tidak mengatakan apapun, ia tentu menyadari bahwa Yin Feng benar-benar merasa kecewa dengan kedua orang tua yang telah tega membuangnya.

"Jangan terlalu dipikirkan, percayalah bahwa takdir telah menentukan jalan terbaik untuk dirimu."

"Tentu" sahut Yin Feng seraya mengangguk pelan.

"Jadi, kenapa patriark membawaku ke tempat ini?"

"Tidak ada, aku hanya ingin mengobrol dengan dirimu."

Keduanya melanjutkan obrolan sampai matahari terbenam. Setelah itu, mereka berdua kembali ke kediamannya masing-masing untuk beristirahat.

***

"Patriark, maafkan aku karena pergi tanpa pamit, tapi suatu saat nanti aku pasti akan kembali ke sekte ini."

Setelah meninggalkan sepucuk surat untuk Xu Jiang, Yin Feng kemudian pergi meninggalkan sekte, ia berniat melakukan perjalanan untuk mencari kekuatan.

Yin Feng sengaja pergi saat malam telah larut, karena pada saat itu semua orang yang ada di sekte sedang terlelap dalam tidurnya, termasuk pemimpin dan para tetua sekte.

Sesuai perkiraannya, tidak banyak murid sekte yang terlihat, hanya ada beberapa murid sekte yang sedang berjaga, namun Yin Feng berhasil menghindari pengawasan mereka.

Yin Feng menghentikan langkahnya setelah berada di luar gerbang sekte. "Selamat tinggal, patriark. Aku akan kembali setelah mendapatkan kekuatan" gumamnya, lalu melanjutkan langkah.

Selama beberapa tahun terakhir, Yin Feng sudah mempelajari banyak hal, terutama tentang dunia kultivasi dan khususnya benua Xuanwu.

Benua Xuanwu adalah sebuah daratan luas yang terdiri dari tiga kekaisaran, yaitu kekaisaran Bei, kekaisaran Xi dan kekaisaran Zhong. Dan saat ini Yin Feng berada di wilayah kekaisaran Bei.

Kekaisaran Bei berdiri di bagian utara benua Xuanwu dan wilayah kekuasaannya merupakan wilayah terluas kedua setelah wilayah kekuasaan kekaisaran Zhong.

Dan untuk kekuatan, meskipun wilayah kekuasaan kekaisaran Bei tidak seluas wilayah kekuasaan kekaisaran Zhong, namun kekuatannya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Alasannya karena di wilayah kekaisaran Bei, terdapat banyak sekte kuat yang telah diakui di seluruh benua, salah satunya adalah sekte Teratai Giok tempat Yin Feng tinggal selama ini.

Jika dimasa depan terjadi peperangan, sekte-sekte ini siap menurunkan pasukan untuk membantu, karena sang kaisar memiliki koneksi dan hubungan baik dengan setiap sekte.

Chap 02. Hutan belantara.

Bermodalkan sebuah obor untuk menerangi jalan, Yin Feng terus melanjutkan langkah kakinya ditengah kegelapan malam tanpa ada keraguan sedikitpun.

Tekadnya yang begitu besar membuatnya tidak memiliki rasa takut sedikitpun, Yin Feng juga bertekad untuk tidak mundur sedikitpun meski rintangan besar menghadangnya.

"Hah" Yin Feng berhenti dan menghela napas untuk membuang rasa lelahnya. "Aku harus bergegas, jika tidak pemimpin sekte pasti akan datang dan menjemput ku."

Setelah beristirahat sejenak, Yin Feng kembali melanjutkan perjalanannya, ia ingin pergi sejauh mungkin dari sekte Teratai Giok agar Xu Jiang tidak bisa menemukan dirinya.

Perjalanannya ini sudah direncanakan sejak lama, jadi Yin Feng tidak ingin rencananya dihancurkan oleh Xu Jiang yang bisa datang kapan saja untuk menjemput dirinya.

Beberapa jam berlalu.

Malam telah berakhir, matahari pun telah muncul dari ufuk timur untuk menerangi daratan Xuanwu, menggantikan sang rembulan dan jutaan bintang yang menghiasi malam.

Yin Feng menghentikan langkahnya ketika cahaya mentari menerpanya, ia memejamkan mata dan merentangkan tangannya untuk menikmati kehangatan sang surya.

Rasa lelah dan dingin yang menemaninya sepanjang malam, seketika langsung sirna saat kehangatan sinar mentari membalut tubuhnya, Yin Feng pun mendapatkan tenaganya lagi.

"Saatnya melanjutkan perjalanan" gumam Yin Feng, lalu melangkahkan kakinya lagi.

Di sisi lain.

Xu Jiang tersenyum setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh Yin Feng untuknya, "Aku akan selalu menunggu kepulangan-mu, Feng'er."

Sebenarnya Xu Jiang sudah menyadari kepergian Yin Feng, bahkan Xu Jiang lah yang membantu Yin Feng menghindari murid-murid sekte yang berjaga saat malam hari.

Dia melakukan hal itu karena tidak ingin mengekang Yin Feng, meskipun dunia luar sangatlah berbahaya untuk Yin Feng, namun Xu Jiang yakin bahwa Yin Feng mampu melewati semuanya.

Selain itu, Xu Jiang juga percaya bahwa suatu saat nanti, Yin Feng akan mendapatkan apa yang ia inginkan, entah itu memiliki kekuatan ataupun mendapatkan kekuasaan.

"Padahal dia baru pergi, tapi aku sudah tidak sabar menunggu kepulangannya."

Setelah itu, Xu Jiang memeriksa kamar Yin Feng, ia kembali tersenyum ketika membuka lemari pakaian Yin Feng, karena jubah sekte yang ia berikan sudah tidak ada di sana.

"Syukurlah, kupikir dia tidak akan membawanya."

Walaupun Yin Feng selalu menolak untuk menjadi muridnya, namun Xu Jiang tetap memberikan jubah sekte padanya, sebagai bukti bahwa Yin Feng adalah bagian dari sekte Teratai Giok.

Akan tetapi, sejak jubah itu diberikan padanya, Yin Feng belum pernah memakainya sekalipun, Xu Jiang bahkan pernah membujuknya namun tetap ditolak oleh Yin Feng.

Penolakan itu sempat membuat Xu Jiang khawatir dan berpikir bahwa Yin Feng tidak ingin menjadi bagian dari sekte, tapi sekarang kekhawatiran Xu Jiang itu telah lenyap.

"Feng'er, aku harap kau memakai jubah itu saat kembali nanti."

***

Waktu bergulir dengan cepat, beberapa minggu telah berlalu sejak Yin Feng memulai perjalanannya dan saat ini, Yin Feng berada di sebuah hutan belantara yang sangat luas.

Dari sekian banyaknya tempat di kekaisaran Bei, Yin Feng sengaja memilih hutan belantara itu sebagai tujuan pertamanya, karena tempat yang ingin ia kunjungi ada di sana.

Tempat yang sangat ingin dikunjungi Yin Feng adalah sebuah gua, yang mana gua itu merupakan tempat dirinya ditinggalkan oleh orang tuanya lima belas tahun yang lalu.

"Setelah ini aku hanya perlu mencari gua itu" gumam Yin Feng sembari menikmati makanannya.

Menemukan sebuah gua dalam hutan belantara yang luas tentu bukan perkara mudah, terlebih lagi Yin Feng tidak mengetahui ada berapa banyak gua di dalam hutan tersebut.

Tetapi, jauh sebelum ia merencanakan perjalanannya, Yin Feng sudah mengumpulkan semua informasi mengenai gua tempat dirinya ditinggalkan dari Xu Jiang.

Menurut penjelasan Xu Jiang, gua tempat dirinya menemukan Yin Feng di kelilingi oleh hutan bambu, didepan gua itu juga terdapat bongkahan batu besar dengan ukiran burung Phoenix.

Berkat informasi yang ia dapatkan dari Xu Jiang, Yin Feng hanya perlu mencari gua yang dikelilingi oleh hutan bambu dan tidak perlu memeriksa semua gua di hutan belantara itu.

"Gua yang dikelilingi hutan bambu. Baiklah, saatnya melakukan pencarian!"

Selesai makan dan beristirahat sejenak, Yin Feng kemudian melanjutkan perjalanannya. Akan tetapi, langkahnya mendadak terhenti saat merasakan angin dingin menerpa tubuhnya.

"Si-sial, kenapa aku sampai melupakan hal ini?"

Perjalanan Yin Feng selama ini berjalan dengan sangat mulus, karena dalam perjalanannya ia hanya bertemu dengan binatang buas dan menghindarinya bukanlah hal sulit.

Akan tetapi, hutan tempat dirinya berada saat ini bukanlah hutan biasa, melainkan hutan belantara yang menjadi tempat tinggal dari berbagai macam jenis hewan spiritual.

Pada dasarnya, hewan spiritual memiliki wujud yang hampir sama dengan hewan biasa ataupun hewan buas, hanya saja mereka memiliki kekuatan dan juga kecerdasan.

Selain itu, dikatakan bahwa seekor hewan spiritual yang telah mencapai tingkatan tertentu, mampu berbicara layaknya manusia bahkan ada yang bisa menjelma menjadi manusia.

"Bodoh! Kenapa aku bisa melupakan hal ini?!"

"GRRRRRR!"

Tubuh Yin Feng langsung bergidik ketika mendengar suara dari arah belakangnya. Perasaan takut mulai menyelimuti dirinya, bahkan ia terlalu takut untuk melihat sosok dibelakangnya itu.

"Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah mundur!" Yin Feng menggunakan seluruh tenaganya dan berlari menjauhi hewan spiritual itu.

"Groarrrr!"

Raungan yang sangat keras menggema di dalam hutan, pada saat yang bersamaan tekanan yang sangat besar tiba-tiba menimpa tubuh Yin Feng, sehingga membuatnya kesulitan bergerak.

"A-apa ini? Ke-kenapa tubuhku sangat berat?"

"Manusia, apa tujuanmu datang ke hutan ini?"

Yin Feng tersentak ketika mendengar suara menyeramkan itu, tubuhnya membeku dan tidak bisa digerakkan sedikitpun, keringat dingin mengalir deras di wajahnya.

"Aku tahu memang ada hewan spiritual yang bisa bicara, tapi kenapa harus sekarang?"

"Kau tidak menjawab? Yah, apapun tujuanmu, yang jelas kau akan menjadi santapanku!"

Hewan spiritual berwujud harimau merah itu kemudian melompat dan bersiap untuk menerkam Yin Feng, akan tetapi gerakannya tiba-tiba terhenti sebelum mencapai Yin Feng.

"Pergi!"

Suara misterius tiba-tiba terdengar namun hanya harimau merah yang bisa mendengarnya, selain itu tubuhnya juga diterpa oleh aura yang sangat mengerikan.

"Si-siapa?"

"Jangan membuatku mengulanginya!"

"Ba-baik."

Meski sangat ingin memangsa Yin Feng, namun harimau merah tidak punya pilihan lain selain pergi dari sana, karena bagaimanapun juga dirinya masih belum mau kehilangan nyawa.

Di sisi lain.

Yin Feng yang sedari tadi diam mematung akhirnya memberanikan diri untuk menoleh ke belakang, ia nampak bingung karena tidak menemukan apapun di sana.

"Aneh, kemana perginya hewan spiritual itu?"

Yin Feng menggelengkan kepalanya, "apapun yang terjadi, aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini?" karena situasinya sudah aman, Yin Feng akhirnya melanjutkan perjalanannya.

Chap 03. Tempat asal.

Hari-hari kembali berlalu, perjalanan Yin Feng juga berjalan dengan mulus dan sejak melanjutkan perjalanannya, Yin Feng belum pernah dihadang oleh hewan spiritual lagi.

Yin Feng sendiri tidak mengetahui kenapa tidak ada hewan spiritual yang menghadangnya, padahal hutan belantara itu adalah tempat tinggal para hewan spiritual.

"Apapun itu, yang pasti aku bisa melanjutkan perjalanan dengan mulus."

Sebenarnya ada banyak sekali hewan spiritual yang mengincar Yin Feng untuk dijadikan santapan, namun ada sosok misterius yang membuat mereka tidak berani menyentuhnya.

Sosok misterius itu juga telah mengawasi Yin Feng sejak dirinya menginjakkan kaki di hutan belantara, hanya saja Yin Feng tidak menyadari ataupun merasakan keberadaannya.

Berkat bantuan dari sosok misterius itu perjalanan Yin Feng menjadi sangat mulus, karena tidak ada halangan ataupun rintangan yang menghadang perjalanannya.

Beberapa hari kembali berlalu, Yin Feng akhirnya bisa menghela napas lega karena berhasil menemukan gua yang dikelilingi hutan bambu, serta batu besar dengan ukiran Phoenix.

"Jadi ini, tempatku berasal?" Yin Feng memasuki gua dengan perasaan campur aduk, ada kesedihan, kekesalan, amarah dan kasihan pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa langkah memasuki gua, Yin Feng tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya, tubuhnya gemetar karena menahan perasaan yang berkecamuk dalam dada.

"Hah" Helaan napas panjang membuat perasaan Yin Feng sedikit tenang, kemudian ia melanjutkan langkah kakinya lagi.

Tidak butuh waktu lama bagi Yin Feng untuk mencapai bagian terdalam gua, di sana tidak ada apapun kecuali sebongkah batu besar dengan permukaan yang lumayan datar.

"Apa aku di tinggalkan di atas batu ini?"

Yin Feng meraba permukaan batu tersebut, perasaannya semakin berkecamuk dan tanpa disadari, ada cairan bening yang mengalir keluar dari sudut matanya.

"Apa aku menangis?" gumamnya sembari menghapus jejak air mata di pipinya.

Yin Feng sendiri tidak mengerti dengan perasaannya saat ini, dirinya merasa sedih saat mengenang nasibnya yang begitu menyedihkan, namun disaat yang sama ia juga merasa marah.

"Hahh" Yin Feng kembali menghela napas untuk menenangkan pikirannya. "Apapun alasannya, aku tidak akan pernah memaafkan kalian!"

Karena merasa lelah, Yin Feng kemudian duduk di atas bongkahan batu tersebut untuk, ia butuh istirahat sejenak sembari memikirkan tempat yang akan ia tuju selanjutnya.

Pada saat yang bersamaan, batu besar di bawah Yin Feng tiba-tiba saja bergetar dan memancarkan cahaya terang, cahaya itu membawa kesadaran Yin Feng menuju ke alam bawah sadarnya.

"Dimana ini?" Yin Feng mengedarkan pandangannya namun tidak menemukan apapun.

Saat ini, Yin Feng berada di sebuah tempat yang sangat luas seolah tidak memiliki ujung, dan sejauh matanya memandang Yin Feng tidak menemukan apapun selain warna biru.

Tidak lama berselang, dari kejauhan muncul setitik cahaya terang yang bergerak mendekati Yin Feng secara perlahan, hingga kemudian berhenti setelah berada di depannya.

Kemunculan cahaya misterius itu membuat Yin Feng kaget sekaligus takut, namun anehnya Yin Feng tidak merasakan adanya bahaya dan malah merasakan kenyamanan.

"Yin Feng, apakah itu namamu?" Suara seorang perempuan terdengar dari cahaya misterius tersebut.

"Be-benar. Bagaimana ka-kau bisa tahu namaku? Dan siapa kau sebenarnya?"

"Belum saatnya bagimu untuk mengetahui siapa diriku, yang jelas aku akan selalu ada untukmu."

"Maksudmu?"

Bola cahaya itu tidak mengeluarkan suara lagi, kemudian bergerak mendekati Yin Feng dan langsung masuk ke dalam tubuhnya.

"Arkhh!"

Seketika itu juga, tubuh Yin Feng mendadak panas seperti dibakar oleh api, membuat darah-nya seakan mendidih dan tulang-tulang-nya seakan dihancurkan.

"To-tolong aku!"

"Arkhh!"

Rasa sakit yang menyerang tubuh Yin Feng benar-benar menyiksa dirinya, ia yang sudah tidak sanggup menahan siksaan itu akhirnya kehilangan kesadarannya.

Sementara itu, cahaya yang masuk ke dalam diri Yin Feng mulai memperbaiki tubuhnya, memurnikan darahnya, memperkuat tulang dan organ tubuhnya, serta memperbaiki Meridian-nya.

Pada saat yang bersamaan, cahaya misterius itu juga menyerap energi alam di sekitar tubuh Yin Feng, kemudian memindahkan energi itu ke dalam titik Dantian-nya.

Perlahan namun pasti, energi alam yang diserap oleh cahaya misterius itu mulai memenuhi Dantian Yin Feng, kemudian membentuk lautan spiritual seukuran kolam berdiameter satu meter.

Boom!

Suara ledakan teredam terdengar dari dalam diri Yin Feng yang terkapar tak sadarkan diri, ledakan itu menandakan bahwa Yin Feng telah berhasil menjadi seorang kultivator.

Boom!

Beberapa jam kemudian, suara ledakan teredam kembali terdengar dari dalam tubuh Yin Feng, ledakan itu menandakan bahwa Yin Feng telah memasuki ranah pertama dalam kultivasi.

Dalam dunia kultivasi ada beberapa ranah yang membedakan tinggi rendahnya kekuatan seorang kultivator, yaitu.

- Transformasi.

- Kondensasi Qi.

- Penempaan Tubuh.

- Pengumpulan Spirit.

- Spirit Master.

- Spirit Bumi.

- Spirit Langit.

- Spirit Surga.

- Yin dan Yang.

- Nirvana.

- Emperor.

- Martial Emperor.

- Supreme Emperor.

Kemudian, dalam setiap ranahnya terdapat sembilan tingkatan lainnya, atau yang disebut dengan sembilan bintang.

Sedangkan untuk Yin Feng saat ini, tingkat kultivasinya berada di ranah Tranformasi bintang satu.

***

Dua Minggu kemudian.

"Argh! Kepalaku..." Yin Feng akhirnya tersadar setelah tidak sadarkan diri selama dua pekan.

"Sial! Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?!" Yin Feng bergumam pelan sembari menutup hidung karena tidak tahan dengan bau badannya sendiri.

"Cairan hitam apa ini?" Bau busuk tersebut bukanlah berasal dari keringatnya, melainkan berasal dari cairan hitam lengket seperti lendir yang keluar dari pori-porinya.

Yin Feng beranjak dari tempat duduknya dan hendak keluar dari gua untuk mencari sungai, namun langkahnya terhenti setelah ia menyadari sesuatu yang aneh.

"Tunggu dulu, sejak kapan di sini ada pintu?" Yin Feng kebingungan ketika menatap pintu di belakang batu besar tempat ia duduk sebelumnya.

Walaupun dirinya sempat tidak sadarkan diri selama beberapa waktu, namun Yin Feng sangat yakin jika pintu di depannya itu tidak ada saat dirinya tiba di bagian terdalam gua sebelumnya.

Awalnya Yin Feng ingin mengabaikan hal itu karena ingin membersihkan diri terlebih dahulu, namun rasa penasarannya memaksa Yin Feng untuk memeriksa pintu itu.

"Kebetulan sekali, aku bisa membersihkan diri di kolam ini."

Setelah masuk ke dalam pintu itu, Yin Feng kini tiba di sebuah ruangan yang cukup luas dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah kolam dengan ukuran yang cukup luas.

Akan tetapi, air di dalam kolam itu terlihat mencurigakan dan tidak sama dengan air pada umumnya, karena air di dalam kolam itu berwarna hijau dan memancarkan cahaya.

"Siapa yang peduli? Yang jelas aku harus membersihkan diriku terlebih dahulu."

Yin Feng melepaskan pakaiannya, kemudian masuk ke dalam kolam untuk membersihkan diri, tapi setelah beberapa saat ia berendam di sana, tubuhnya kembali diserang oleh rasa sakit.

"Arkhh!"

Jika cahaya sebelumnya membuat Yin Feng diserang oleh panas, air dalam kolam itu membuat Yin Feng diserang oleh rasa dingin yang membuat tubuhnya seakan membeku.

Dan sama seperti sebelumnya, air di dalam kolam itu juga memperbaiki tubuh Yin Feng, serta mengisi titik Dantian-nya dengan energi alam yang berasal dari kolam tersebut.

Lautan spiritual Yin Feng juga terus meluas, begitupun dengan tingkat kultivasinya yang terus meningkat seiring dengan banyaknya energi alam yang masuk ke tubuhnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!