Terpikat Cinta Janda

Terpikat Cinta Janda

Eps 01

"Ayo buruan, Fi, mbak sudah telat nih," seru Naya kepada Fifi, adik sepupu yang sudah dua tahun lebih tinggal serumah dengannya.

"Iya, tunggu bentar, Mbak." Fifi menyahut dengan mulut penuh bakwan.

Gadis berseragam putih abu-abu itu berlari tergesa-gesa ke teras depan, masih sibuk mengikat tali sepatunya. Sedangkan Naya sudah siap duduk di jok motornya dengan mesin yang sudah menyala.

Setiap hari Naya selalu mengantar Fifi ke sekolah, yang jaraknya bisa ditempuh sekitar sepuluh menitan jika lalulintas sedang normal. Dan Naya sendiri setiap harinya bekerja disebuah warung bakso yang cukup terkenal di kota Naya tinggal. Warung bakso tempat Naya bekerja setiap hari itu selalu ramai pengunjung maupun dari luar kota yang datang membeli.

Naya wanita berusia dua puluh dua tahun. Meski masih muda tetapi Naya adalah seorang janda beranak satu. Dulu Naya menikah saat berusia sembilan belas tahun, tepat satu bulan setelah lulus SMA. Pernikahan Naya kandas saat usia pernikahannya masih berjalan kurang lebih satu setengah tahun saja. Perceraian itu terjadi dipicu karena mantan suami Naya yang ketahuan selingkuh dibelakangnya.

"Biar terburu-buru tetap hati-hati di jalan, Nay," pesan Rahma, ibunya Naya. Wanita paruh baya itu berdiri di teras rumah sambil menggendong bocah perempuan berusia dua tahun yang sedang sakit demam.

"Iya, Bu," jawab Naya ramah.

Setelah Fifi duduk berboncengan dengan Naya, tiba-tiba saja Lala, bocil yang tadi digendong Rahma menangis. Membuat Naya tidak jadi melajukan motornya dan memilih turun untuk kemudian mendekati Lala.

"Mama harus kerja dulu, Lala," pamit Naya sambil membelai pipi anaknya yang masih bersuhu panas.

"Lala mau itut mama," Lala mulai rewel lagi. Tangan bocah itu terulur kepada Naya meminta gendong.

Naya tentu bingung. Di sisi lain ia harus cepat berangkat kerja, karena dengan penghasilannya itu ia bisa mencukupi segala kebutuhan Lala. Tetapi melihat anaknya menangis seperti itu, tentu sebagai seorang ibu sangat tidak tega untuk meninggalkannya.

"Lala, mama harus berangkat kerja, buat nanti Lala bisa beli susu sama mainan," Rahma ikut membujuk Lala.

Tetapi bocah ringkih yang sering sakit-sakitan itu tetap tidak bisa dibujuk. Bahkan tangisnya semakin menjadi. Meraung-raung menyebut mama. Sangat tidak mau ditinggal pergi oleh Naya.

Tanpa berpikir lagi Naya langsung mengambil Lala dari gendongan ibunya. Wanita itu terus berusaha menenangkan Lala dengan kecupan sayangnya.

"Ayo, Mbak!" Fifi berteriak, memanggil Naya yang terlihat enggan berangkat.

Naya menoleh kepada Fifi.

"Mbak mau libur kerja dulu, Fi," kata Naya yang otomatis membuat Fifi melongo jengah.

Rahma yang mendengar perkataan Naya yang lagi-lagi libur kerja, sebenarnya merasa prihatin sekali. Sejak lahir Lala memang seperti langganan dokter karena terlalu sering sakit. Dulu saat Naya masih bersuami, suaminya itu tidak begitu peduli dengan kondisi Lala. Bahkan kentara sangat cuek dengan darah dagingnya sendiri. Karena memang mantan suami Naya itu sebelumnya sangat menginginkan anak cowok. Jadi kesannya seperti kecewa dengan Naya dan juga Lala yang terlahir sebagai cewek.

Bersyukur sekali majikan tempat Naya bekerja orangnya baik sekali. Meski Naya sudah terlampau sering ijin karena harus merawat Lala yang tiap kali sakit selalu tidak bisa ditinggal olehnya. Meski harus mengorbankan upahnya yang dipotong sesuai masa ijin, tetapi masih lebih baik daripada harus dipecat kerja di sana.

"Trus aku gimana mbak berangkatnya?" Fifi terlihat manyun, karena saat ini dirinya yang terancam telat masuk kelas.

"Bawa saja motor mbak, Fi," ucap Naya.

Fifi langsung menyeringai. Tetapi Naya langsung peka dengan perubahan mimik wajah Fifi.

"Ingat, pulang sekolah langsung pulang. Jangan mampir-mampir! Mbak mau oper kerja sore nanti sama Yuli," pesan Naya. Tiba-tiba ia kepikiran akan meminta oper jam kerja dengan Yuli, daripada gajinya bulan ini akan selalu terpotong karena sering libur.

"Siap, Mbak. Assalamu'alaikum..." Lalu Fifi mulai melajukan motor matic yang sudah cukup usang itu.

"Wa'alaikumsalam." Naya dan Rahma menjawab salam itu bersama.

Motor matic keluaran tahun 2000-an itu Naya sewa dari jasa pegadaian rumahan. Sengaja Naya mengambil yang kualitas bodynya tidak begitu bagus karena biaya sewanya juga cukup murah. Yang terpenting mesin motor oke buat jalan. Satu tahun sewa motor itu cukup bayar tiga juta saja. Biasanya orang yang menggadaikan motor itu karena sedang terdesak uang. Dan motor itu akan kembali diambil oleh pemiliknya setelah orang tersebut menebusnya.

Abdul, bapaknya Naya hanya pekerja serabutan. Terkadang menjadi kuli bangunan. Sementara ini Abdul lah yang menjadi kepala keluarga, setelah Naya resmi bercerai. Naya sebenarnya masih memiliki dua adik laki-laki yang masih sekolah. Adik pertama Naya bernama Riki, masih sekolah SMA kelas sebelas. Sedangkan adik bungsu Naya bernama Farhan yang masih duduk di bangku SD kelas enam. Fifi tahun ini sudah mau lulus SMA. Gadis itu adalah keponakan ibunya Naya. Karena dulu Fifi sering sakit-sakitan orang tua Fifi menyerahkan Fifi kepada Rahma untuk diangkat menjadi anak. Walau hidup Abdul dan Rahma terbilang pas-pasan, tetapi bersyukur Tuhan masih mencukupi rejeki keluarga Abdul sehingga mampu menyekolahkan tiga anak.

Naya membawa Lala masuk ke kamar, supaya anaknya itu bisa bobok dengan nyaman.

"Cepat sembuh ya, La. Nanti mama ajak jalan-jalan ke Aloon-aloon, naik odong-odong," ucap Naya saat ia sudah sama-sama berbaring di kasur bersama Lala.

Lala mengangguk senang. Matanya yang sayu menyorot penuh binar.

"Jadi kalau pingin cepat sembuh Lala harus mau minum obat," lanjut Naya, mengingat Lala yang selalu rewel jika akan minum obat.

"Payit! Ndak mau!" Bocah yang masih belum lancar bicara itu langsung menolak.

"Nggak pahit, La. Sirupnya sudah rasa strawberry kesukaan Lala. Ayooo... Mau sembuh apa tidak? Kalau tidak mau, mama nggak jadi ajak Lala ke Aloon-aloon."

"Mau, Ma." Akhirnya Lala mau meminum obatnya, setelah tadi sempat menolak saat Rahma akan memberinya obat.

Setelah meminum obatnya, tak lama kemudian Lala tertidur pulas. Naya beranjak sangat pelan, takut pergerakannya akan mengusik tidur Lala.

"Sudah tidur Lala, Nay?" tanya Rahma setelah melihat Naya keluar dari kamarnya.

Naya mengangguk. Sekejap kemudian matanya celingukan ke halaman depan.

"Riki nggak bawa sepeda, Buk?" tanya Naya melihat sepeda milik Riki ada di halaman depan.

"Tadi berangkatnya bareng sama Irul. Katanya nanti masih harus belajar kelompok, jadi adikmu boncengan sama Irul."

"Ooh...." Naya ber-oh saja kemudian berjalan keluar rumah.

"Buk, aku pamit mau ke rumah Yuli. Mau oper sama dia. Semoga saja Yuli mau," kata Naya sambil mengambil sepeda milik Riki.

Rahma hanya bisa mengangguk. Sebenarnya Rahma sangat prihatin dengan kondisi anak sulungnya itu. Sebelum bekerja kemarin, Naya terpaksa menjual handphonenya untuk biaya pengobatan Lala. Seandainya saat ini Naya memiliki handphone, tentu ia tidak perlu repot ke rumah Yuli, yang jarak ke rumahnya cukup melelahkan jika harus dengan naik sepeda. Untuk membeli hape lagi, Naya sudah tidak begitu minat. Ia lebih memprioritaskan kebutuhan Lala daripada harus membeli hape baru.

"Hati-hati, Nay," ucap Rahma melepas kepergian Naya.

"Ya Allah... Semoga engkau lekas mempertemukan jodoh yang baik, sholeh, dan bertanggungjawab untuk Naya. Yang bisa menerima kondisi Naya dengan Lala." Lirih hati Rahma, yang tidak pernah berhenti mendoakan Naya supaya bisa segera bertemu dengan jodohnya lagi.

Rasanya tidak tega melihat Naya kelimpungan seorang diri. Meski sebelumnya Naya selalu bilang akan menjadi single parent saja tiap kali ada orang yang berniat melamarnya, tetapi Rahma tidak pernah putus asa berdoa supaya Tuhan membolak-balikan hati Naya agar mau menikah lagi. Menjadi janda di usia yang masih muda, tentulah akan menjadi omongan banyak orang. Dan Rahma sangat takut, jika Naya akan terkena fitnah dengan statusnya itu. Meski Rahma sangat tahu, jika Naya bisa menjaga martabat dirinya dengan status janda yang selalu dipandang miring oleh kebanyakan orang.

*

Terpopuler

Comments

Anjani

Anjani

lanjut dong

2023-07-17

1

Umiie'ne Naza

Umiie'ne Naza

banyak sekali keluarga nya tor,

2023-06-30

1

Ita Am

Ita Am

hebat Naya ☺️

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 01
2 Eps 02
3 Eps 03
4 Eps 04
5 Eps 05
6 Eps 06
7 Eps 07
8 Eps 08
9 Eps 09
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117
118 Eps 118
119 Eps 119
120 Eps 120
121 Eps 121
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 124
125 Eps 125
126 Eps 126
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Eps 129
130 Eps 130
131 Eps 131
132 Eps 132
133 Eps 133
134 Eps 134
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Eps 01
2
Eps 02
3
Eps 03
4
Eps 04
5
Eps 05
6
Eps 06
7
Eps 07
8
Eps 08
9
Eps 09
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117
118
Eps 118
119
Eps 119
120
Eps 120
121
Eps 121
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 124
125
Eps 125
126
Eps 126
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Eps 129
130
Eps 130
131
Eps 131
132
Eps 132
133
Eps 133
134
Eps 134

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!