Eps 02

Naya tiba di rumah Yuli setelah hampir setengah jam ia mengayuh sepedanya. Kedatangannya langsung disambut suaminya Yuli yang kebetulan sedang memeriksa mesin motornya.

"Yuli ada, Mas?" tanya Naya, sudah biasa menyebut mas kepada suaminya Yuli. Karena dilingkungan Naya tinggal panggilan mas sudah umum sebagai panggilan kepada pria yang lebih dewasa.

"Ada didalam, Nay, masuk saja." Setelah mendengar jawaban suaminya Yuli kemudian Naya langsung masuk ke rumah itu.

"Tumben, libur lagi, Nay?" Yuli langsung bertanya begitu mereka sudah bertemu.

Naya mengangguk lemah. Kemudian mereka berdua sama-sama duduk di ruang tamu. Yuli memberikan sebotol teh dingin kepada Naya yang diambilnya dari kulkas.

"Di minum dulu, Nay," ucap Yuli.

"Ada apa? Anakmu sakit lagi?" tanya Yuli setelah Naya selesai minum. Yuli sampai hafal jika Naya ke rumahnya pasti ada kaitannya dengan oper shift kerja.

"Iya, Yul. Aku sampai nggak tega, kapan gitu Lala nggak sakit-sakitan lagi," sahut Naya dengan sendu.

"Lala pingin bapak tuh," Yuli menyahut sambil mengulum senyumnya.

Naya langsung melirik jengah mendengar respon Yuli yang selalu mengatakan seperti itu. Entahlah, sampai saat ini Naya sangat malas membahas tentang menikah lagi. Bukan karena sudah nyaman dengan hidupnya, tetapi selalu dihantui rasa takut tidak bisa menerima Lala sebagai anaknya juga. Karena jika memang Naya masih diberikan jodoh, ia sangat berharap orang itu bisa menyayangi Lala juga, bukan hanya mencintai dirinya saja.

"Sudah aku ijinkan ke Bu Sugeng, Nay," kata Yuli, rupanya dengan cekatan wanita itu langsung chat ibu Sugeng, pemilik warung bakso tempat Naya dan Yuli bekerja.

"Terimakasih, Yul."

"Sama-sama, santai aja."

"Kebetulan sekali kamu ke sini, rencananya entar sore aku memang ijin nggak masuk. Mas Budi ngajak main ke rumah ibu. Kangen katanya," tutur Yuli.

Rumah yang sekarang di tempati Yuli adalah rumah kontrakan. Rumah Yuli dan suaminya beda kecamatan dari rumah ini. Jaraknya tidak begitu jauh dari tempat ini, cukup setengah jam saja jika ditempuh dengan naik motor.

"Nay, aku ada teman barangkali kamu mau aku kenalin." Tiba-tiba saja suaminya Yuli ikut nimbrung.

"Ah, tidak, Mas. Makasih." Naya langsung menolak begitu saja tanpa harus berpikir.

"Di coba dulu, Nay. Cuma kenalan doang," imbuh Yuli.

Naya sama-sama melirik kepada pasangan suami istri yang masih belum dikaruniai momongan itu.

"Kalian mau comblangin aku?" tanya Naya langsung.

Yuli dan Budi sama-sama mengangguk mantap.

Naya menyeringai tipis. "Nggak usah, sebelumnya terimakasih. Aku-- masih mau fokus dengan Lala," seru Naya pada akhirnya.

"Aku nggak akan maksa. Cuma menurut aku kalau kamu jadi sama dia, InsyaAllah hidup kamu dan Lala terjamin. Aku bisa jamin itu," ucap Budi dengan yakin.

Entahlah pria mana yang ingin mereka kenalkan kepada Naya. Yang pasti Naya tidak penasaran sama sekali, dan sangat malas meski sekedar bertanya siapa nama orang itu.

"Mm... Yuli, mas Budi, aku pamit pulang ya, aku harus buru-buru takut Lala di rumah rewel."

"Iya, Nay, hati-hati," pesan Yuli.

"Tolong dipikir lagi tawaranku," sambung Budi sebelum kemudian Naya keluar dari rumah itu.

Dalam batinnya Naya mulai berpikir, tumben Budi serius sekali bicaranya. Biasanya ia tidak begitu memaksa jika Naya sudah bilang tidak.

Setelah itu akhirnya Naya pulang. Tak disangka dalam perjalanan tiba-tiba ban sepedanya bocor, sehingga Naya terpaksa jalan kaki sambil menuntun sepedanya, sembari berharap semoga ada bengkel terdekat.

"Mbak Naya." Tiba-tiba seorang pemuda yang sedang naik motor berhenti menyapa Naya.

Naya menoleh, rupanya pria muda itu adalah Irwan, pacarnya Fifi. Sedang yang berboncengan dengan Irwan adalah Wahyu, lelaki yang belakangan ini terus mendekatinya setelah sebelumnya Naya dan Wahyu dikenalkan oleh Fifi dan Irwan.

"Bannya bocor, Nay. Sini aku bantu bawa. Bengkel masih jauh di ujung," ucap Wahyu yang kemudian langsung mengambil alih sepeda yang Naya tuntun.

"Apa tidak merepotkan?"

Wahyu menggeleng sambil tersenyum. Pria berkacamata itu berusia dua puluh lima tahun. Wajahnya tergolong tampan. Jika boleh diungkapkan Wahyu sedikit mirip dengan artis penyanyi yang bernama Afgan. Tetapi meski begitu Naya sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengannya, meski Wahyu sudah pernah menyatakan perasaannya itu kepada Naya dua minggu kemarin.

"Bang, biar aku saja yang bawa sepedanya. Abang tunggu di gardu depan tuh sama mbak Naya," usul Irwan.

Setelah itu Irwan menepikan motornya disamping gardu kosong. Wahyu dengan santainya membiarkan Irwan mengambil alih tugasnya sambil terus berjalan mencari bengkel yang buka siang ini.

"Duduk sini, Nay," ucap Wahyu setelah sebelumnya mengusap bersih lantai gardu yang kalau malam ditempati orang-orang poskamling.

Naya duduk, tetapi tatapannya terus melihat Irwan yang sudah jauh dari pandangannya.

"Biarkan saja, dia mau sendiri kok," seloroh Wahyu ikut melihat Irwan yang sepertinya masih belum menemukan bengkel yang buka.

"Seharusnya kalian tidak perlu repot-repot. Kalau begini, jadinya aku mengganggu kegiatanmu," ucap Naya tidak enak sendiri.

"Santai aja, Nay. Aku masih nganggur, belum dapat kerjaan. Jadi kamu nggak ada ganggu kegiatan siapa-siapa," sahut Wahyu.

Sebelum ini Wahyu memang cerita kepada Naya jika ia sedang melamar pekerjaan di beberapa pabrik yang ada disekitaran kota ini. Tetapi mungkin masih belum rejekinya, sehingga belum ada satu panggilan kerja kepadanya.

Sedangkan Irwan baru lulus SMA tahun kemarin. Saat ini pria itu sama-sama memiliki pekerjaan yang tidak tetap seperti Wahyu. Tetapi masih mending Irwan jika dibandingkan dengan Wahyu, karena keluarga Irwan memiliki banyak sawah, dan Irwan kerap membantu jika keluarganya sedang panen padi. Dari itu Irwan bisa pegang duit, karena orang tuanya juga membayar Irwan seperti buruh tani lainnya.

"Mm... Malem minggu keluar yuk, Nay," ajak Wahyu tiba-tiba.

"Maaf, Wahyu, aku tidak bisa," tolak Naya langsung.

"Kenapa? Padahal aku ingin ngajak main Lala juga. Di Aloon-aloon minggu ini ada pameran. Irwan sama Fifi sudah bikin janji loh."

Naya menatap sejenak kepada Wahyu. Bukan untuk menyetujui ajakan Wahyu, tetapi karena kaget mendengar Fifi dan Irwan akan pergi kencan minggu ini.

"Mau ya, Nay?" mohon Wahyu sekali lagi.

Tetapi Naya tetap menggeleng menolak. Terlihat wajah sendu Wahyu, tetapi pria itu hanya bisa pasrah menerima penolakan Naya.

"Kamu masih belum ada hape?" tanya Wahyu lagi.

Naya menggelengkan kepalanya.

"Huh, sepertinya aku harus ikut kerja bapaknya Irwan."

Naya mengerutkan keningnya tipis. Apa kaitannya coba?

"Kalau ada uang, aku ingin belikan kamu hape. Biar kalau aku kangen kamu bisa langsung nelpon." Wahyu berkata sambil tertawa ringan.

Tetapi Naya hanya bereaksi kikuk. Rasanya masih risih mendengar rayuan Wahyu. Ralat! Rayuan dari lelaki manapun selalu membuat Naya minder sendiri. Gelar janda muda yang disandangnya itu yang membuatnya harus selalu waspada terhadap segala jenis bujuk rayuan lelaki. Ia takut, lelaki yang mendekatinya hanya ingin memanfaatkannya. Karena hidup sebagai janda muda teramat berat. Selalu dipandang nyinyir oleh ibu-ibu yang mempunyai suami mata keranjang.

Dulu saat Naya masih gadis, ia adalah tipekal wanita yang ceria. Banyak teman dan terbuka dengan siapapun. Tetapi setelah status janda itu ia miliki, Naya langsung berubah menjadi wanita tertutup dan sengaja membatasi diri dengan pergaulan sebelumnya. Naya selalu ingat pesan bapak ibunya untuk selalu menjaga martabat dirinya sebagai janda. Jangan sampai karena sudah menjadi janda dirinya diobral murah kepada setiap lelaki yang mendekatinya. Karena menjadi janda, mau benar mau salah, tetap saja dipandang sebelah mata oleh masyarakat umumnya.

*

Terpopuler

Comments

💦Mak Phi-khun

💦Mak Phi-khun

di

gak di nopel di dunia nyata, kenapa selalu janda yang jadi..... ahhh begitu lah

2023-06-24

2

mom_abyshaq

mom_abyshaq

benar kata bapak mu nya, kamu harus menjadi janda yang elegan jangan menjadi janda yang murahan

2023-06-24

1

tinta hitam

tinta hitam

cieee, belum juga keterima udah main kangen"an ini

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 01
2 Eps 02
3 Eps 03
4 Eps 04
5 Eps 05
6 Eps 06
7 Eps 07
8 Eps 08
9 Eps 09
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117
118 Eps 118
119 Eps 119
120 Eps 120
121 Eps 121
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 124
125 Eps 125
126 Eps 126
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Eps 129
130 Eps 130
131 Eps 131
132 Eps 132
133 Eps 133
134 Eps 134
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Eps 01
2
Eps 02
3
Eps 03
4
Eps 04
5
Eps 05
6
Eps 06
7
Eps 07
8
Eps 08
9
Eps 09
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117
118
Eps 118
119
Eps 119
120
Eps 120
121
Eps 121
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 124
125
Eps 125
126
Eps 126
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Eps 129
130
Eps 130
131
Eps 131
132
Eps 132
133
Eps 133
134
Eps 134

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!