CEO TAMPAN UNTUK WANITA MALAM
"Kamu ngga usah ngaco! Pekerjaan kamu itu ngga bener! Cari kerjaan lain!" Bentak ibu Alea yang tengah membereskan pakaian ke dalam lemari. Ia baru saja selsai menyetrika seluruh pakaianya dan juga kedua anaknya.
"Tapi bu, mau darimana uang belanja ibu sama sekolah Alvin, kalau bukan Lea yang cari? Emang ibu sanggup? Lagian kerjaan Lea cuma nyanyi ko. Bukan jual diri." Jawab Alea dengan berani.
Tidak ada orang tua yang akan setuju dengan permintaan anaknya, untuk bekerja di dunia malam. Meskipun tidak jual diri, tapi cap perempuan malam akan terus melekat. Tapi niat Alea sudah bulat. Ia ingin menyudahi kehidupanya yang serba terbatas, dengan mencari uang sendiri.
Sejak kecil, Alea sudah di tinggal oleh ayahnya, yang memilih untuk menikah lagi dengan wanita lain. Alhasil, Alea harus tinggal bersama ibu dan adiknya.
Sehari-hari, ibu Alea hanya berjualan kue. Dan penghasilanya tidak akan cukup untuk membeli skincare yang Alea butuhkan. Jangankan untuk skincare, untuk makan saja sudah susah.
"Lea pamit." Ucap Alea lalu bergegas pergi dengan membawa koper miliknya. Meski ijin resmi dari ibunya belum keluar, tapi ia tetap harus pergi.
Di depan gang, sudah ada Nadia sahabat Alea yang sudah menunggu dengan sepeda motor miliknya. Kedua nya lalu pergi dengan mengendarai sepeda motor Nadia.
20 Menit perjalanan sudah mereka tempuh. Akhirnya Alea sampai di sebuah kosan yang tidak jauh dari club malam, tempat Nadia bekerja.
Nadia memang tidak mengajak Alea secara langsung, tapi ia selalu pamer barang mewah yang baru saja sudah ia dapatkan dari hasil kerjanya.
"Lo malam ini pake baju gue dulu aja. Ngga mungkin lo pake gaun panjang ke pub." Ucap Nadia. Ia lalu mengeluarkan baju baru dari dalam lemari, dan memberikanya pada Alea.
Baju yang kurang bahan, dengan belahan dada yang sangat terlihat jelas, di tambah lagi belahan pinggul yang hampir memperlihatkan bagian inti tubuh Alea.
"Ngga ada baju lain? Ini kurang bahan banget!" Rutuk Alea lalu melemparkan pakaianya pada Nadia.
"Lo mau yang gimana? Mau pake ini?" Nadia lalu mengeluarkan celana hotpant dan baju crop top, yang akan memperlihatkan pusar Alea.
Tapi ini lebih mending daripada yang tadi. Setidaknya, Alea masih bisa bergerak bebas.
"Nanti malam, Ardin sama Niko langsung nunggu disana. Sisanya pemain cabutan. Lo hafalin lagu yang udah tadi gue share sama lo. Malam ini, lo bakal bawain lagu itu." Ucap Nadia.
Alea hanya menganguk pelan, dan mulai mencoba pakaian milik Nadia. Rasanya risih, tapi apa boleh buat. Ia harus memakai pakaian itu, demi mendapatkan uang.
***
Malam pun tiba. Nadia sudah bersiap-siap dari pukul 9 malam. Polesan wajah yang tebal, serta pakaian yang seksi, membuat Alea merasa risih. Di tambah, matanya sudah seperti 5 watt, karena ia tidak terbiasa tidur larut malam.
"Lo ngapain? Buruan dandan. Bentar lagi harus udah disana." Ucap Nadia yang kini tengah memoles bibirnya dengan lipstick warna merah terang.
"Gue kaya gini aja lah Nad. Ngga bisa dandan." Jawab Alea. Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Namun Nadia tentu tidak akan diam saja. Ia langsung menarik tangan Alea, dan membuat gadis itu kembali duduk. Untuk permulaan, Alea masih harus banyak di bantu oleh Nadia. Riasan wajah dan tatanan Rambut, semua Nadia yang kerjakan. Hingga akhirnya keduanya sudah terlihat cantik dan Seksi.
"Yuk." Ajak Nadia yang sudah siap.
Alea hanya menganguk pelan, lalu memakai jaket, dan bergegas pergi. Jarak dari Kos Nadia sampai ke Club, hanya butuh 5 menit saja. Nadia sengaja mencari kos-kosan yang tidak jauh dari tempat ia bekerja.
Suasananya gelap, hanya ada lampu kelap-kelip, dan dentuman musik yang sangat keras.
"Al, minum dulu." Ucap Nadia lalu memberikan segelas air putih pada Alea.
"Gue langsung kerja?" Tanya Alea bingung.
Keduanya harus berbicara dengan teriakan yang keras. Karena jika tidak, mereka tidak akan mendengar percakapan masing-masing.
"Iya. Udah sana naik. Lo udah mau mulai." Jawab Nadia.
Jantung Alea berdetak lebih kencang dari biasanya. Bukan karena gugup akan bernyanyi di depan umum, tapi takut ada kesalahan fatal yang akan membuatnya di keluarkan dari pekerjaan barunya.
Tapi dugaanya salah, ia begitu menikmati pekerjaanya, sampai akhirnya, waktu tak terasa sudah 1 jam berlalu. Dan saat nya ia istirahat.
Saat turun dari panggung, Nadia langsung mengajaknya ke meja yang berada paling ujung. Oh iya, Nadia bekerja sebagai ladies escort di club ini. Jadi tugas dia, ya menemani tamu minum.
"Mas Dil. Ini kenalin." Teriak Nadia pada seorang laki-laki berkaos putih, celana panjang dengan sepatu putih.
Wajahnya sangat tampan, senyumanya membuat Alea tidak berkedip sama sekali. Ini kali pertamanya ia melihat laki-laki se tampan ini.
"Adila." Sapa laki-laki itu sembari mengulurkan tanganya pada Aela.
"Alea." Jawab Alea lalu menganguk ramah.
"Duduk disitu ya. Gue mau ke toilet dulu." Bisik Nadia.
Kali ini Alea tidak bisa menolak. Karena sebelumnya, Nadia sudah mengatakan jika, setelah selsai bernyanyi, tugas Alea adalah menyapa tamu. Ia pikir hanya menyapa seperti biasa. Tapi kali ini, Ia juga harus menemani mereka untuk minum bersama.
"Minum ngga?" Tanya Adila.
Segan untuk menolak, membuat Alea hanya menganguk pelan, dan langsung meneguk minuman yang sudah di berikan oleh Adila.
Rasanya pahit, ada manisnya sedikit, dari campuran soda. Dan baru 5 menit, Kepala Alea sudah terasa pusing.
"Lagi?" Tanya Adila sembari memberikan gelas kedua pada Alea.
Tanpa pikir panjang, Alea langsung meneguknya sampai habis. Hingga sepersekian detik berikutnya. Alea terjatuh karena kepalanya terasa pusing.
****
Kepalanya terasa berat. Ia menatap dinding sekeliling kamar, yang asing baginya. Ada lampu mewah, dan meja yang cantik, serta tv yang besar di hadapanya. Sudah jelas ini bukan rumahnya, ataupun kosan Nadia.
"Udah bangun?" Suara laki-laki yang tengah tidur di samping Alea, dan melingkarkan tanganya di perut Alea.
"Kamu siapa?" Tanya Alea kaget. Ia mulai mengingat pria yang kini memeluknya dengan erat, yang tidak lain adalah Adila. Laki-laki tampan yang ia temui di club tadi malam.
"Bobo lagi aja. Kamu masih belum sadar." Jawab Adila lirih. Matanya masih terpejam.
Namun ada yang aneh, bagian inti tubuh Alea terasa sakit. Ia lalu membuka selimutnya, dan betapa kagetnya, saat melihat keduanya tidak memakai pakaian.
"I...i....i...ni, kamu?" Tanya Alea gugup. Ia buru-buru menutup tubuhnya kembali dengan selimut karena malu.
"Kita udah tidur bareng tadi malam. Makasih ya." Jawab Adila tanpa tau malu, lalu mencium pipi Alea, dan sebelah tanganya memegang dada Alea dengan sangat lembut.
"Kamu p*rkosa aku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kolomlangit
Haiiiiii 🥳🥳🥳🥳
2023-06-03
0