Setelah mendengar clue dari Adila, Alea mulai mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Setelah ia meminum gelas yang kedua, ia langsung tertidur di sofa. Lalu ia terbangun dan menangis saat masih di pub. Ia tersadar, saat itu Adila sudah memeluknya sembari mengusap pipinya dengan lembut.
Bahkan Alea sempat menceritakan semua kehidupanya selama ini pada Adila, di saat ia mabuk. Dan lebih parahnya lagi, Alea yang mengajak Adila pergi ke hotel. Karena ia ingin merasakan bagaiamana nikmatnya tidur di kasur yang empuk, dengan desain kamar mewah, di hotel bintang lima.
Sungguh rasanya ingin terjun dari lantai paling atas, karena tak kuasa menahan rasa malunya.
"Sudah ingat semuanya baby?" Tanya Adila dari ujung telpon.
"Pokonya aku ngga terima barang dari kamu. Sekarang juga kamu bawa lagi semua barang kamu!" Jawab Alea lalu mengakhiri panggilan telponya begitu saja.
Rasanya masih seperti mimpi. Bukan ini yang Alea inginkan. Jadi seorang wanita kaya raya dan sukses memang cita-citanya. Tapi tidak dengan cara memberikan kesucianya seperti ini. Bahkan lebih parahnya lagi, dirinya sendiri yang menawarkan kesucianya pada lelaki yang baru saja ia temui.
"Kamu boleh ambil kesucian ku, asalkan kamu bayar dengan harga mahal." Perkataanya tadi malam, terus terngiang di kepala Alea. Menyesal sudah mengingat semuanya.
Tidak berselang lama, terdengar bunyi bel kamar nya. Meski rasanya masih sulit untuk beranjak dari tempat tidur, tapi kali ini harus ia paksakan.
"Bentar." Teriak Alea lalu masuk ke dalam kamar mandi, untuk menganti pakaianya. Tapi sial, pakaianya sudah tidak ia temukan lagi. Yang ada hanya kemeja Adila, yang tergantung di kamar mandi. Dengan sangat terpaksa, ia harus memakai pakaian itu, lalu membuka pintu kamar nya.
"Selamat pagi mba. Ini saya bawakan makanan untuk mba. Dan ada pakaian juga untuk mba." Ucap seorang pria dengan seragam hotel.
"Oh silahkan masuk." Jawab Alea yang masih berdiri di ambang pintu.
Pelayan hotel itu membawakan banyak jenis makanan, dan juga pakaian mewah.
"Silahkan di pilih mba. Mana yang mba suka." Ucap pelayan itu dengan sopan.
Sepuluh jenis makanan yang berbeda, beserta paper bag pakaian baru yang jumlahnya sangat banyak, kini ada di hadapanya.
Untuk sekedar mimpi seperti ini saja, Alea tidak pernah. Sekarang, semua itu ada di hadapanya.
"Ini dari siapa? Saya ngga punya uang buat bayarnya." Tanya Alea.
Paper bag nya saja, semua dari brand ternama, yang harganya bisa mencapai jutaan, bahkan puluhan. Bagaimana ia akan sanggup membayar semua ini.
"Ini dari pak Adila mba. Saya disini hanya bertugas mengantarkan saja. Semuanya sudah di bayar pak Adila. Kalau begitu saya permisi." Ucap pelayan itu sembari menganguk sopan dan keluar dari kamarnya.
Seperti di terpa durian runtuh. Kemewahan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, kini ada di depan matanya.
Dengan langkah tertatih, Alea kembali ke atas tempat tidurnya, dan mulai membuka satu perasatu isi paper bag itu.
Ada gaun berwarna putih yang sangat cantik, sepatu mewah, dan bahkan ada tas cantik. Dan ada satu isi paper bag yang membuatnya kaget bukan main. Baju lingerie berwarna putih, dengan ****** ***** g-string.
"Baju apaan ini!" Rutuk Alea lalu melemparkan pakaian itu ke lantai.
Dan tiba-tiba, ponselnya kembali berdering. Ia melihat nomor baru yang menghubunginya. Nomor Adila yang sempat menelponya tadi. Untuk kali ini, ia mengabaikan panggilan dari Adila.
"Ini ngga bisa di biarin! Aku harus pulang!" Gumam Alea, lalu meraih tasnya, dan memakai sandalnya, ia kembali berjalan tertatih.
Tapi tidak di sangka, saat ia membuka pintu, Adila sudah berada di ambang pintu. Ia lalu memeluk Alea dengan erat.
"Makasih baby, udah bukain pintu." Ucap Adila lalu mencium kening Alea.
Ntah mengapa, disaat seperti ini, jantung nya berdetak dengan sangat kencang. Bibirnya seolah terkunci. Ia tidak bisa mengatakan apapun, selain ikut masuk kembali bersama Adila.
"Sini duduk." Ucap Adila lalu memeluk Alea. Kini alea duduk di pangkuan Adila.
Belaian lembut Adila, membuat Alea merinding. Ciuman yang Adila lakukan di tengkuknya saat ini, membuat ia mengerang.
Ada rasa nikmat yang tidak pernah Alea rasakan sebelumnya. Apalagi di saat tangan Adila, mulai meraksuk ke dalam pakaianya, dan memegang kedua dadanya dengan lembut.
"Baju nya udah sampe?" Bisik Adila dengan lembut.
Wangi tubuhnya memang benar-benar membuatnya candu. Ia seolah terhipnotis dan hanya menganguk pelan. Amarah yang sempat memuncak pun hilang seketika.
"Pake dong bajunya. Aku pengen liat." Ucap Adila yang terus mer*mas dada Alea. Bahkan ia memainkan ujung dada Alea, layaknya tengah memainkan tombol.
"Aku belum mandi." Jawab Alea.
"Ya udah, mandinya sama-sama. Sekarang pake dulu ya." Ucap Adila lalu melepaskan pelukanya.
Meskipun bagian inti tubuhnya masih terasa sakit, jalan pun masih tertatih, Alea memumungut kembali baju yang sudah ia lempar ke lantai dan memebawanya ke dalam kamar mandi. Ia lalu menukar pakaianya saat ini dengan lingerie itu.
"Ya tuhan. Ini keliatan banget." Gumam Alea saat melihat dirinya di cermin.
Ujung dadanya begitu jelas terlihat. Bahkan g-string yang ia pakai, hanya bisa menutupi segitiga bermudanya. Sedangkan bokong nya terlihat dengan jelas.
"Beb udah?" Teriak Adila dari luar.
Meski merasa risih, Alea lalu keluar dari kamar mandi, dengan menutup dadanya memakai kemeja Adila yang tadi.
"Jangan di tutup dong sayang." Ucap Adila lalu menarik kemeja nya, hingga kedua dada Alea terlihat sangat jelas.
Ia kembali menarik Alea ke pangkuanya, dan mencium leher jenjang Alea dengan sangat lembut.
"Main lagi masih sanggup?" Tanya Adila sembari terus mencium sekujur tubuh Alea.
"Aku masih sakit. Jalan aja susah." Jawab Alea.
"Gapapa sayang. Untuk kali kedua ngga akan terasa sakit." Ucap Adila lalu mulai menghi*ap ujung dada Alea. Ia sama sekali tidak membuka lingerie Alea. Karena kainya yang sangat transparan, membuat Adila dengan mudah menghisapnya.
"Nggghhhhh"
Tubuh Alea mulai mengelingjang merasakan kenikmatan yang Adila berikan. Ia benar-benar sudah tidak sadarkan diri.
Ia membenahi posisinya, dan mengalungkan tanganya di leher Adila.
"Mau berapa ronde? Tadi malam baru 3? Sekarang 10 siap?" Tanya Adila lalu mencium bibir Alea sekilas.
"Ngga akan capek?" Jawab Alea dengan wajah menggoda.
"Kamu nantangin? Tentu saja aku sanggup sayang. Punya kamu enak, masih rapat dan wangi." Bisik nya.
Rasanya benar- benar malu. Tapi Alea mulai menikmati semua itu.
Ia pasrah, membiarkan Adila mengerayangi seluruh tubuhnya. Bahkan untuk ronde pertama, pemanasan mereka cukup sampai di dada saja. Adila langsung membuka celananya, dan mengeluarkan bagian inti tubuhnya. Dengan sangat gampang, ia langsung menautkan bagian inti tubuhnya dengan Alea.
"Goyang kaya tadi malam ya sayang. Enak." Bisik Adila.
Alea bahkan tidak ingat seperti apa yang Adila maksud. Tapi dengan menahan rasa perih, ia mengoyangkan pinggulnya, sembari membusungkan dadanya.
"Enak beb. Enak banget."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Wkwkkk,,,Alea goyang dumang apa goyang ngeborr 🤭🤭
2023-08-25
0