Part 2 | Perawanku hilang

Belum 24 jam setelah meninggalkan rumah, Alea harus menerima nasibnya, yang harus kehilangan kesucianya. Ia tidak bisa menahan tangisnya, sambil merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.

"Ngga usah nangis. Aku bakalan tanggung jawab ko." Ucap laki-laki yang kini terbaring di sebelahnya.

"Kamu kenapa berani nodain aku? Apa salah aku sama kamu?"Jawab Alea sembari terisak tangis.

Menangis memang tidak akan membuat semuanya kembali membaik seperti semula lagi. Tapi setidaknya, ia bisa melampiaskan rasa sakit hatinya.

"Kamu inget-inget lagi deh. Yang minta bukan aku." Ucap Adila, sembari mengusap pucuk kepala Alea dengan lembut.

Sejenak, Alea kembali mengingat apa yang sudah ia lakukan tadi malam. Namun rasanya sulit. Ia juga harus merasakan sakit kepala yang luar biasa, setelah minum alkohol. Bahkan tenggorokanya terasa kering.

"Kamu yang minta kesini loh." Ucap Adila. Tanganya tak berhenti memeluk Alea dengan erat.

"Ngga mungkin!" Jawab Alea yang kembali menangis pilu.

"Ngga usah nangis. Aku bakalan tanggung jawab. Kamu ngga usah takut ya." Jelas laki-laki itu. Suaranya terdengar sangat lembut. Tanganya terus memeluk tubuh Alea, sembari sesekali mencium kening Alea.

"Aku harus pulang!" Ucap Alea lalu melepaskan tangan Adila yang melingkar di perutnya.

Ia mencoba beranjak dari tempat tidurnya, namun rasanya terlalu sakit untuk melangkah pergi. Ia kembali meringis kesakitan, dan harus kembali berbaring di atas tempat tidur.

"Ngga usah banyak gerak dulu. Hari ini, kamu disini aja. Aku bentar lagi harus kerja. Kalau kamu butuh apapun, kasih tau aku." Ucap Adila lalu mencium kening Alea.

Ia kembali memakai pakaianya, dan bergegas ke kamar mandi. Rasanya tidak ingin melihat wajah pria itu. Kesal, benci dan kecewa, kini menjadi satu. Namun Alea hanya bisa menangis, dan memeluk selimut yang kini menutupi tubuhnya.

Setelah beberapa saat, Adila kembali dengan wajah yang lebih segar. Pakaianya pun sudah berganti dengan yang baru. Sebelum pergi, ia memberikan kartu ATM pada Alea.

"Ini untuk kamu belanja. Kalau mau apapun, kamu tinggal beli. Aku bentar aja. Ada meeting penting. Nanti aku balik lagi." Ucap Adila lalu mencium kening Alea.

Padahal mereka belum lama kenal. Bahkan belum sampai 24 jam. Tapi perlakuan Adila, sudah seperti saling kenal dan berhubungan lama.

"Pin nya, tanggal lahir kamu. Dan bentar lagi, akan ada yang mengantar pakaian baru dan makanan untuk kamu. Jadi kamu relax aja ya." Ucap Adila lagi sembari melambaikan tanganya pada Alea, dan bergegas pergi.

Untuk kali ini, uang bukanlah segalanya bagi Alea. Karena kesucian yang sudah lama ia jaga, harus terenggut begitu saja. Ia merasa bersalah pada ibunya. Andai saja ia tidak melawan perkataan ibunya, ia sudah pasti masih bisa mempertahankan kesucianya.

Ponsel Alea tiba-tiba berdering. Ia meraih ponselnya yang ada meja sebelah tempat tidurnya, dan melihat nama ibunya yang ada di layar ponselnya.

Tanpa menunggu lama, Alea langsung mengeser tombol berwarna hijau, dan memulai percakapan.

"Lea, ini pacar kamu kirim banyak barang kerumah. Bahkan biaya sekolah Alvin udah di lunasi semua. Ini pacar kamu yang mana? Bukanya kamu bilang udah putus sama Rio?" Tanya ibunya dari ujung telpon.

"Hah? Barang apa bu?" Jawab Alea kaget. Karena setelah putus dengan Rio, ia sama sekali tidak ada niatan untuk mencari pacar baru lagi.

"Kulkas, Mesin cuci, ini juga ada televisi. Terus barusan, tukang nya nganterin komputer buat Alvin. Dan ini datang lagi sepeda motor untuk ibu. Ini sebenarnya dari siapa?"Tanya ibunya lagi.

Keluarga Alea memang bukan keluarga berada. Tapi mereka tidak akan menerima barang pemberian dari sembarangan orang. Apalagi yang tidak mereka kenal.

"Bu, orang nya masih disitu? Kalau ada, boleh Lea bicara sama orang yang antar barangnya?" Ucap Alea yang mulai panik. Andai saja bagian inti tubuhnya tidak terasa sakit, Alea sudah pasti akan pulang kerumahnya.

"Bentar." Jawab ibu Alea. Terdengar suara ibunya yang memanggil seseorang yang berada disana.

"Iya halo." Sapa seorang laki-laki yang terdengar dari ponsel ibunya. Sepertinya ini tukang yang sudah mengantarkan barang kerumah Alea.

"Maaf mas, saya boleh tanya, ini barang dari siapa ya?" Tanya Alea.

"Oh. Dari pak Adila bu. Tadi pagi, beliau meminta saya untuk mengantarkan semua barang ini. Katanya untuk keluarga ibu." Jawab laki-laki itu.

"Ko bisa sih?" Tanya Alea lagi.

Bagaimana bisa Adila tau alamat rumahnya, dan kondisi keluarganya. Sampai ia harus memberikan semua barang itu pada keluarganya.

"Maaf bu saya kurang tau. Ibu bisa langsung tanyakan saja pada pak Adila. Karena saya hanya kurir bu." Jawab pria itu.

Alea memang tidak bisa memaksa untuk bertanya pada pria itu. Karena ia sudah pasti tidak akan tau alasan Adila mengirimkan semua barang itu. Tapi, Alea juga tidak tau berapa nomor ponsel Adila. Karena ia belum sempat bertanya akan hal itu tadi malam.

"Ya sudah makasih." Ucap Alea lalu mengakhiri panggilanya.

Yang ada dalam pikiranya hanya Nadia. Karena dia satu-satunya orang yang tau tentang keluarganya. Tanpa menunggu lama, Alea lalu mencari kontak Nadia, dan mulai menghubunginya.

Dua kali panggilan sudah Alea lakukan. Namun keduanya tidak mendapat jawaban. Ia menatap jam dinding yang masih menunjukan pukul 8 pagi. Sudah pasti Nadia belum bangun di jam segini.

Namun tiba-tiba, ponselnya kembali berdering. Satu panggilan dari nomor tidak di kenal. Biasanya, Alea tidak akan pernah mau menjawab panggilan dari nomor baru. Tapi kali ini, ia harus menjawab telpon itu.

"Hai beb. Barang nya udah sampai kan? Barusan kurirnya telpon aku, katanya kamu tanya kenapa saya kirim barang itu ya?" Sapa seorang laki-laki dari ujung telpon. Dari suaranya ia sangat mengenal jelas. Laki-laki itu sudah pasti Adila.

"Maksud kamu apa? Ngapain kamu kirim semua itu kerumah aku? Kamu mau beli aku sama barang-barang kamu yang ngga jelas itu?" Tanya Alea dengan suara lantang.

Alih-alih menjawab, laki-laki itu malah tertawa puas. Seolah perkataan Alea hanyalah lelucon baginya.

"Kamu pikir lucu?!" Bentak Alea yang sudah mulai kesal.

"Keep calm beb. Kamu ngga usah marah-marah dong. Kamu sendiri yang minta semua ini. Makanya, aku bilang sama kamu, kamu ingat lagi apa yang kamu lakuin tadi malam." Jelas Adila. Suaranya masih terdengar sangat lembut meski Alea sudah membentaknya dua kali.

Untuk mengingat kejadian semalam saja rasanya sudah susah. Bagaimana ia mengingat apa yang sudah ia katakan pada Adila tadi malam. Rasanya sangat mustahil.

"Oke aku bantu ingatin. Tadi malam, kamu bilang 'Keluarga aku orang ngga mampu. Ibuku apalagi, kasian harus kerja jualan kue, bahkan adiku biaya sekolahnya belum lunas, jadi aku terpaksa kerja begini' Remember it beb??"

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Perjuangan hidup...ok lnjut Thor kayaknya seru 💪💪💪💪

2023-09-14

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Menarik,,,lanjuutt

2023-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 | Alea
2 Part 2 | Perawanku hilang
3 Part 3 | Goyangan pagi hari
4 Part 4 | Suami orang
5 Part 5 | Dilabrak.
6 Part 6 | Perempuan malam
7 Part 7 | Open BO
8 Part 8 | Meminta kejelasan
9 Part 9 | Kaya mendadak
10 Part 10 | Ancaman
11 Part 11 | Pelakor
12 Part 12 | Sahabat menusuk
13 Part 13 | Permainan panas sore hari
14 Part 14 | Kerumah calon mertua
15 Part 15 | Bohong
16 Part 16 | Terbongkar semua
17 Part 17 | Niat kabur, malah apes
18 Part 18 | Surprise tapi gagal
19 Part 19 | Mengasingkan diri
20 Part 20 | Sakit hati lagi
21 Part 21 | Pernyataan cinta
22 Part 22 | Lamar
23 Part 23 | Hadiah mobil
24 Part 24 | Balas dendam
25 Part 25 | Alea berani
26 Part 26 | Perempuan gila
27 Part 27 | Malam panas
28 Part 28 | Wedding day
29 Part 29 | Ancaman Adila
30 Part 30 | Direktur utama
31 Part 31 | Rumah mewah
32 Part 32 | Alea berubah
33 Part 33 | Balas dendam
34 Part 34 | Bertekuk lutut
35 Part 35 | Berhasil
36 Part 36 | Pembalasan Alvi
37 Part 37 | Penjelasan Alea
38 Part 38 | Quality time
39 Part 39 | Balas dendam
40 yuk join grup chat di SLATOON..
41 Part 41 | CEO Alea
42 Part 42 | Bertekuk lutut
43 Part 43 | Berbalik
44 Part 44 | Jadi detektif
45 Part 45 | Menantu kesayangan
46 Part 46 | Apalagi ini...
47 Part 47 | Fakta terungkap
48 Part 48 | Akhirnya tuntas
49 Part 49 | Menantu terbaik
50 Part 50 | Good girl Alea
51 Part 51 | Menyusun rencana
52 Part 52 | Kenyataan pahit
53 Part 53 | Pembuat onar
54 Part 54 | Gila
55 Part 55 | Kabur
56 Part 56 | Akhirnya ketemu
57 Part 57 | Salah paham
58 Part 58 | Tak terima
59 Part 59 | Pelakor wajib di hajar
60 Part 60 | Clear
61 Part 61 | Adila marahnya lucu
62 Part 62 | Ada apa dengan Nadia?
63 Part 63 | Keluarga macam apa
64 Part 64 | Sahabat baik
65 Part 65 | Adila ngambek
66 Part 66 | Istri cantik
67 Part 67 | Grebekk
68 Part 68 | Cinta pertama
69 Part 69 | Happy ending
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Part 1 | Alea
2
Part 2 | Perawanku hilang
3
Part 3 | Goyangan pagi hari
4
Part 4 | Suami orang
5
Part 5 | Dilabrak.
6
Part 6 | Perempuan malam
7
Part 7 | Open BO
8
Part 8 | Meminta kejelasan
9
Part 9 | Kaya mendadak
10
Part 10 | Ancaman
11
Part 11 | Pelakor
12
Part 12 | Sahabat menusuk
13
Part 13 | Permainan panas sore hari
14
Part 14 | Kerumah calon mertua
15
Part 15 | Bohong
16
Part 16 | Terbongkar semua
17
Part 17 | Niat kabur, malah apes
18
Part 18 | Surprise tapi gagal
19
Part 19 | Mengasingkan diri
20
Part 20 | Sakit hati lagi
21
Part 21 | Pernyataan cinta
22
Part 22 | Lamar
23
Part 23 | Hadiah mobil
24
Part 24 | Balas dendam
25
Part 25 | Alea berani
26
Part 26 | Perempuan gila
27
Part 27 | Malam panas
28
Part 28 | Wedding day
29
Part 29 | Ancaman Adila
30
Part 30 | Direktur utama
31
Part 31 | Rumah mewah
32
Part 32 | Alea berubah
33
Part 33 | Balas dendam
34
Part 34 | Bertekuk lutut
35
Part 35 | Berhasil
36
Part 36 | Pembalasan Alvi
37
Part 37 | Penjelasan Alea
38
Part 38 | Quality time
39
Part 39 | Balas dendam
40
yuk join grup chat di SLATOON..
41
Part 41 | CEO Alea
42
Part 42 | Bertekuk lutut
43
Part 43 | Berbalik
44
Part 44 | Jadi detektif
45
Part 45 | Menantu kesayangan
46
Part 46 | Apalagi ini...
47
Part 47 | Fakta terungkap
48
Part 48 | Akhirnya tuntas
49
Part 49 | Menantu terbaik
50
Part 50 | Good girl Alea
51
Part 51 | Menyusun rencana
52
Part 52 | Kenyataan pahit
53
Part 53 | Pembuat onar
54
Part 54 | Gila
55
Part 55 | Kabur
56
Part 56 | Akhirnya ketemu
57
Part 57 | Salah paham
58
Part 58 | Tak terima
59
Part 59 | Pelakor wajib di hajar
60
Part 60 | Clear
61
Part 61 | Adila marahnya lucu
62
Part 62 | Ada apa dengan Nadia?
63
Part 63 | Keluarga macam apa
64
Part 64 | Sahabat baik
65
Part 65 | Adila ngambek
66
Part 66 | Istri cantik
67
Part 67 | Grebekk
68
Part 68 | Cinta pertama
69
Part 69 | Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!