Papa Dari Anakku

Papa Dari Anakku

Kesucian Ternoda

KESUCIANKU TERNODA

Aku yang sedang membersihkan dapur dikejutkan dengan kehadiran pria berbadan kekar. Wajah pria itu tampak beringas, manik matanya tajam seperti mata elang yang siap menerkam mangsa. Aku refleks menjauhinya. Namun, langkah panjang pria itu berhasil mendekatiku.

"Ka-kamu siapa? Kenapa bisa masuk ke rumah ini?" Suaraku bergetar saat bertanya padanya. Aku baru dua hari ada di sini dan selama itu belum bertemu dengan siapapun kecuali orang yang bekerja di rumah ini dan bibiku sendiri. Bahkan, aku tidak tahu siapa pemilik rumah ini. Bibi bilang saat ini majikanya ada di luar negeri.

"Ikut aku, nanti kau akan tahu siapa aku!" Pria itu mencekal pergelangan tanganku dan memaksaku mengikuti langkahnya yang terkesan tergesa-gesa. Jarak sedekat ini membuat aku bisa mengendus aroma alkohol darinya. Pria ini mabuk! Pria ini sedang kacau.

"Lepasin, aku nggak mau ikut kamu. Tolong lepasin aku!" Aku berteriak dan berusaha melepaskan tanganku, tapi sepertinya usahaku sia-sia aja. Tidak ada orang yang datang menolongku dari pria ini.

Sepertinya hujan deras yang turun deras di luar sana mengalahkan suaraku hingga tidak sampai di telinga satpam atau orang yang berjaga di luar rumah.

Aku berusaha meraih apa pun yang aku lalui, ntah berapa vas bunga yang aku jatuhkan karena berusaha bertahan dan melepaskan diri dari pria asing ini, namun tidak ada satu pun yang berhasil menghentikan pria ini. Dia bahkan menggendongku seperti menggendong karung beras.

"Lepaskan aku! Tolong siapapun tolong aku!" Aku semakin histeris dan memukul punggungnya, tapi lagi-lagi pria ini tidak bereaksi hingga berhasil membawaku ke lantai dua. Tempat yang tidak pernah aku injak sebelumnya.

BRAK!!!

Aku terperanjat kaget mendengar pintu ditutup secara kasar, belum hilang keterkejutanku pria itu sudah menjatuhkan aku di atas ranjang berukuran besar hingga tubuhku terjerembab di sana. Aku menjatuhkan kaki di lantai dan berusaha pergi, tapi pria itu menangkapku dan mengulanginya lagi.

"Tu-tuan... a-apa Anda pemilik rumah ini?" Aku bertanya sembari meringsut menjauhinya. Sementara pria itu sudah membuka satu persatu benih kemejanya dengan tergesa-gesa. Matanya seperti anak panah yang menusuk jantungku. Bibirnya terkatup rapat tidak mau menjawab pertanyaan yang aku lontarkan padanya.

Kemeja hitam yang tadi melekat di tubuhnya sudah terhempas dan jatuh di lantai. Tubuh tegap yang tidak ditutupi sehelai benang terpampang nyata di mataku. Aku semakin merasakan ada sinyal bahaya yang mengancam.

Aku melemparkan apapun yang bisa aku jangkau.Tapi, pria itu tidak sedikit pun memgasihani aku yang sangat ketakutan melihatnya.

Mataku terbiak sempurna melihat pria itu mulai membuka ikat pinggang dan menurunkan celananya perlahan. Tidak mau menunggu nasibku hancur di tangannya aku berlari menuju pintu, tapi pintu sudah terkunci.

"Cepatlah, kau harus menolongku!" serunya seraya menarik pinggangku. Tubuhku terangkat dan kakiku tidak menapak, aku seperti terbang karena pria ini lagi-lagi menggendong dan menghempaskan aku lagi di atas tempat tidur. Kulihat tubuhnya sudah polos dan tanpa sengaja aku melihat sesuatu yang menggantung diantara pangkal pahanya.

"Laki-laki kurang ajar. Keluarkan aku dari sini?" Aku berteriak ditemani air mata yang sudah mengaliri pipi. Mataku sudah ternoda olehnya. Aku harap pria itu tidak menodai kesucian yang aku jaga selama ini.

"Diamlah!" sentaknya. Ranjang bergoyang ketika pria itu naik dan mendekatiku. Bahkan, secepat kilat menarik kedua kakiku hingga aku yang semula sudah terduduk dan berusaha melarikan diri kini tertelentang lagi karena ulahnya itu.

Aku menakupkan kedua tangan dan memohon agar dilepaskan. "Tolong... akummppppp!

Aku tak dapat berkata lagi, pria itu sudah menyatukan bibir kami, saat aku melawan dan menggigit bibirnya pria itu semakin beringas bahkan tangannya lancang menggeranyangi tubuhku.

Darahku mendidih, sekujur tubuhku bergetar. Jantungku berpacu lebih cepat kala pria ini dengan sadar melecehkan diriku dan sialnya aku tidak bisa melepaskan diri darinya.

Hanya air mata yang menjelaskan betapa hancurnya diriku direndahkan seperti ini.

Tenagaku yang tidak sebanding dengannya membuat perlawananku berakhir sia-sia. Pria itu dengan cepat merobek baju yang aku pakai dan langsung melahap apa yang ada di hadapannya. Meresapi dada dan setiap permukaan kulitku hingga aku meremang dan tanpa sadar mendesah. Tidak sampai di situ, pria itu berhasil membuka paksa celanaku hingga aku nyaris polos di hadapannya.

"Jangan, aku mohon jangan lakukan itu!" Aku sadar aku berada dalam bahaya, tapi aku berusaha menyadarkan pria yang wajahnya sudah memerah. Kilatan nafsu terpancar dari matanya dan sudah menguasai otaknya. Seakan tahu di mana titik sensitif ku, bibirnya pun lihai menyapu setiap bagian dari tubuhku.

Aku memberontak sekuat yang aku bisa. Memukul dan mencakar punggung dan lengannya, tapi kekuatan yang aku punya seakan memudar begitu saja saat ia menyerang ku dengan ciuman. Aku berusaha menolak, tapi ntah mengapa tubuhku seakan bereaksi lain. Bahkan, aku merasakan ada yang basah di bawah sana.

Aku tersentak saat pria itu mulai menyatukan inti tubuh kami.

Tidak ada kelembutan. Rasa sakit yang aku rasakan membuat air mataku semakin mengalir deras. Kuku jemariku menancap di punggungnya saat pria semakin menyatukan tubuh kami.

Aku menjerit histeris namun langsung dibungkam dengan ciumannya untuk yang kesekian kali. Matanya menatapku lekat kala tubuh kami benar-benar sudah menyatu.

Pria asing ini telah berhasil menjamah tubuhku tanpa bisa aku hindari. Erangan yang keluar dari mulutnya seolah menjelaskan kepuasan saat melampiaskan hasratnya padaku. Aku tidak bisa mengimbangi nafsunya, aku hanya bisa mengutuk dan merutuki diriku sendiri sebab tanpa sadar sudah mendesah hingga membuat pria asing ini semakin menjadi.

Ada rasa yang tidak bisa aku jabarkan saat aku merasa berada di di atas awang akibat ulahnya. Dan tidak lama kemudian pria kejam ini berhasil mencapai puncak ******* dan menyemburkan benihnya di rahimku.

Tubuhnya jatuh menimpa tubuhku membuat aku merasakan sedikit sesak. Rambutnya begitu dekat di hidungku hingga aku bisa menghirup aroma shampo yang ia pakai. Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya, namun bisa kurasakan dadanya naik turun seirama dengan hembusan nafasnya. Pria ini telah tertidur tanpa memperdulikan aku. Sontak, aku menjatuhkannya hingga ia terlentang di sisiku.

Bodoh! Tangisanku tertahan melihat bercak noda darah di selimut yang menandakan aku sudah tidak suci lagi. Kehormatan dan kesucianku telah dinodai oleh pria asing ini. Ingin rasanya aku membunuhnya saat ini juga.

"Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan," ucapnya dengan mata yang masih terpejam. Ternyata pria itu tidak tidur, bahkan masih sadar dengan apa yang telah dilakukan padaku.

Jantungku bergemuruh melihatnya. Aku tidak tahu mengapa sikapnya bisa sesantai ini padahal baru saja melakukan dosa besar.

Aku memukul dadanya dan berteriak, "Kenapa kamu lakukan ini padaku? Kenapa kamu hancurkan masa depan ku?"

Pria itu meraih tanganku dan menatapku. "Aku akan bertanggung jawab. Jadi, kamu tidak perlu bereaksi berlebihan seperti ini."

Aku menatapnya tidak percaya. "Sudah berapa perempuan yang kamu perlakukan seperti ini? Dengan apa kamu mempertanggung jawabkan perbuatanmu? Apa kamu membayar mereka hingga kamu bisa bebas melakukannya dengan wanita lain?" Aku menggelengkan kepala melihatnya. "Aku bukan bagian dari mereka, jadi kamu salah besar sudah menyamakan aku dengan wanita-wanita yang kamu tiduri di luar sana!"

Pria itu cukup tersentak mendengar ucapanku. Tatapannya yang tadi seperti meremehkan kini sudah tampak serius dan dalam. Pria itu bergeming menatapku seperti memikirkan sesuatu. Aku tidak perduli padanya, aku menahan sakit di bagian pangkal paha dan memilih tertatih ke kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Nor Azijah

Nor Azijah

Aku mampir thor..

2023-08-23

0

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

mampir ..

2023-05-11

1

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

mampir Thor

2023-05-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!