Aku Akan Menikahimu

4

Pakaian Emi sudah tidak layak pakai. Dia bahkan tidak sudi melihat dan menyentuh sesuatu yang sudah disentuh pria kurang ajar itu. Jika bisa, ia membenci dirinya sendiri. Seluruh tubuh yang sudah dinikmati pria itu. Namun, Emi tidak punya pilihan lain selain bertahan dengan tubuh itu.

Gadis yang masih tersedu itu meraih handuk komono yang masih terlipat rapi di rak yang terletak di sudut ruangan. Itu ia pakai untuk menutupi tubuhnya yang masih setengah basah. Air menetes dari rambut yang sudah ia bersihkan pakai satu botol shampo yang ada di kamar mandi.

Emi ingin pergi, tapi tidak punya tempat tujuan. Emi ingin menuntut pria jahat itu, tapi ia tidak punya kuasa melawan orang sekuat majikan bibinya itu. Apa lagi dirinya tidak punya bukti melaporkan kejahatan pria itu. Emi ingin bercerita kepada bibi, tapi khawatir bibi akan terseret bahkan akan kehilangan pekerjaan. Emi bingung, jalan mana yang akan ia tempuh sekarang. Tapi, satu hal yang pasti adalah, ia ingin pergi jauh dari rumah ini.

Namun, sepertinya niat Emi tidak semulus yang ia pikirkan. Saat kembali ke kamar ia tidak melihat pria jahat itu dan pintu dikunci dari luar.

"Buka pintuny! Bibi aku di sini! Tolong buka pintunya!" Emi menjerit sambil menggedor pintu, ia berharap siapa saja datang menolongnya. "Hei! Keluarkan aku dari sini! Kau sudah sangat keterlaluan, bajingan! Jangan menambah dosa dengan mengurung aku di sini!"

Seumur hidup, ini pertama kali Emi memaki. Bahkan, orang yang ia maki usianya jauh di atas dirinya. Orang yang seharusnya ia hormati. Cih! Emi jijik mengingat pria itu.

Tangan Emi memerah akibat memukul pintu yang tidak kunjung terbuka. Gadis itu akhirnya melampiaskan kekesalannya pada setiap benda yang ada. Dalam hitungan detik kamar itu sudah berantakan. Figura foto, koleksi parfum dan barang mewah yang ada di kamar sudah menjadi pecahan beling.

"Kau nggak bisa ngurung aku di sini!" Teriakan Emi menggema di kamar. Jika kaca jendela kamar bisa ia buka atau ia hancurkan, pasti ia sudah melompat dari sana.

***

"Ini yang Tuan minta." Gery meletakkan paper bag di atas meja kerja Arsen. Dia baru kembali dari salah satu toko pakaian milik Arsen untuk mengambil sesuatu yang ia sendiri tidak tau apa isi di dalamnya.

Tatapan Arsen menghunus tajam. "Apa aku harus memecatmu? Kenapa kau tidak bilang di awal kalau gadis yang aku minta tidak datang?" Arsen menyalahkan Gery.

Gery menundukkan pandangan. "Maaf, Tuan. Aku terlambat mengatakannya. Tadi Tuan sudah...."

Gery menelan ludah, ia tidak selancang itu membahas apa yang sudah dilakukan Arsen kepada keponakan pembantu di rumah ini. Gila saja, dari sekian banyak wanita cantik yang bersedia naik di atas ranjang Arsen, mengapa gadis biasa berasal dari kampung yang akhirnya bisa bermalam dengan Arsen? Sungguh, Gery tidak habis fikir. Meskipun terpengaruh obat, tapi apa gadis itu cantik hingga Arsen mau menyentuhnya?

"Melihatmu semakin membuat kepala ku pusing." Arsen meraih paper bag itu lalu beranjak dari duduk.

Pria itu melangkah lebar kembali ke kamar, ia ingin memastikan sendiri keadaan gadis yang sudah membuat dirinya merasakan kenikmatan. Sial! Mengingat itu membuat pusaka miliknya berkdut.

"Apa efek obat itu belum hilang?" Ia mengusap wajah gusar lalu perlahan membuka pintu.

Tar!!!

Begitu pintu diayun, vas bunga langsung melayang kearah Arsen. Beruntung pria itu sigap menepis hingga benda itu tidak sampai melukai wajahnya. Bukan hanya satu, benda yang lain pun ikut melayang. Emilia mengamuk padanya.

"Hei tenanglah, kita bisa bicarakan ini baik-baik." Arsen bicara sambil mendekati Emi. Namun, gadis itu malah semakin menjauhi dirinya.

"Bicara baik-baik katamu? Apa lagi yang harus dibicarakan? Apa tadi kau mendengarku?" Emi teriak histeris, dadanya terasa sesak seperti dihimpit batu.

Arsen bergeming menatap Emi, semua tidak akan terjadi andai tadi ia mendengarkan gadis itu.

Emi muak melihat pria kurang ajar itu. Marah, benci bahkan timbul niat untuk membu nuhnya. Tanpa pikir dua kali, Emi mengambil serpihan kaca yang paling runcing dan ia arahkan kepada Arsen.

"Jauhkan benda tajam itu, Emi. Apa kau tidak tau itu berbahaya?" Arsen mengulurkan tangan. "Berikan padaku, atau jatuhkan benda itu!"

Emi berdecih. "Kenapa? Kau takut aku melukaimu?" Tawa Emi pecah, namun ia mengeluarkan air mata. "Kau satu-satunya bahaya yang harus disingkirkan!" Emi menatap penuh benci.

Arsen melangkah maju, ia mencoba memungkas jarak antara mereka. "Aku tau ... aku sudah melakukan kesalahan besar, tapi tenang saja karena aku tidak akan melarikan diri. Aku bersedia bertanggung jawab padamu," bujuk Arsen, ia berusaha mengalihkan perhatian Emi dari benda tajam yang masih di tangan Emi.

Emi menertawakan nasibnya, ia tidak habis fikir mengapa ada orang seperti pria itu. "Bertanggung jawab seperti apa? Apa kau bisa mengembalikan apa yang sudah kau ambil dariku? Apa kau bisa mengembalikan kesucianku?" teriak Emi, ia lalu mengarahkan benda tajam itu pada nadi tangannya. "Tidak bisa 'kan?" Suaranya sudah melemah.

Arsen terperanjat dibuat Emi, ia tidak menyangka Emi akan senekat itu. "Jangan lukai dirimu sendiri. Ayo, berikan padaku." Arsen semakin mendekati Emi.

"Jangan mendekat! Atau kamar mu akan dipenuhi dar ahku! Dan kau akan melihat mayatku di sini!" Emi tidak sedang mengancam, ia lebih baik mengakhiri hidup daripada berhadapan dengan monster berwujud manusia.

Arsen pun tidak tinggal diam. Dengan satu kali gerakan ia berhasil menggapai tangan Emi dan menjatuhkan benda runcing itu hingga jatuh di antara mereka. Pria itu lalu mendekap Emi ke dalam pelukannya. Tidak perduli meskipun wanita itu meronta untuk dilepaskan.

"Aku akan menikahimu," ucap Arsen tepat di telinga Emilia.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

good job Eni meski miskin harus lawan tuh tuan kaya yg seenaknya

2023-05-18

1

Tetty Romauli Manullang

Tetty Romauli Manullang

lanjut lagi kak 😘

2023-05-03

2

Aze_reen"

Aze_reen"

lanjut kk

2023-05-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!