Terjebak Cinta Anak Tiri

Terjebak Cinta Anak Tiri

Chapter 1

Laura menggenggam erat ponselnya saat ia mendengar suara asing dari seberang telepon. "Ibu Laura?" suara itu bertanya.

"Iya," jawab Laura ragu-ragu.

"Saya dari kantor pengacara suami Anda. Saya memiliki kabar buruk untuk Anda."

Laura merasakan napasnya tercekat saat ia menunggu untuk mendengar kabar tersebut. Hatinya berdegup kencang saat ia mendengar kata-kata berikutnya dari pengacara itu. "Suami Anda, Tom, meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil tadi malam."

Semua terasa seperti mimpi buruk. Laura merasa pusing dan berputar, dan ia merasa dirinya tak bisa menahan berat badan tubuhnya lagi sehingga akhirnya ia jatuh ke lantai.

Laura hampir tidak bisa berkata apa-apa, merasa seperti dunianya runtuh. Ia berusaha untuk mengeluarkan kata-kata, tetapi suaranya terputus-putus. "Tolong, aku ingin melihat suamiku," pintanya.

Laura bergegas ke rumah sakit, di mana ia bertemu dengan pengacara Tom. Ia menunggu di lorong yang gelap dan dingin dengan hati yang berdebar-debar. Setelah beberapa saat, pengacara Tom menghampirinya.

"Laura, maafkan saya telah memberitahu kamu dengan cara ini," ucap pengacara itu dengan suara lembut.

"Tolong katakan padaku apa yang terjadi?" tanya Laura dengan suara gemetar.

"Saya tak bisa memberitahumu semuanya di sini," kata pengacara itu dengan lesu. "Tom telah meninggal dunia."

Laura merasa dunianya seolah-olah terhenti. Ia tidak percaya bahwa suaminya yang ia cintai telah meninggalkannya begitu cepat. Ia merasakan sakit yang menusuk hatinya dan tidak bisa menahan air matanya yang mengalir deras.

"T-tolong beri aku sedikit waktu untuk bersama dengan suamiku," kata Laura dengan suara lirih.

Pengacara itu mengangguk dan mengatakan bahwa ia akan memberikan waktu yang ia butuhkan. Laura pergi ke ruang mayat, di mana Tom terbaring dalam dingin dan sepi. Dia meraih tangan Tom dan memeluknya erat-erat. Dia tidak ingin melepaskan suaminya yang ia cintai, bahkan ketika ia telah pergi.

"Aku sangat merindukanmu, Tom," ucap Laura dengan suara yang tercekat. "Aku tidak bisa hidup tanpamu." Dia terus meraih tangan suaminya dengan erat-erat dan menangis di sisinya.

Keesokan harinya, Laura duduk di dalam mobil yang membawanya ke tempat pemakaman. Ia merasa sedih dan hampa karena suaminya, Tom telah meninggal dunia. Hari itu, ia dan teman baiknya Emma memilih untuk memakamkan Tom secara islam, sesuai dengan keyakinan agamanya.

Mereka sampai di masjid tempat pemakaman yang cukup luas. Suasana terasa hening dan damai, namun sedih. Mereka disambut oleh beberapa teman Tom yang hadir untuk memberikan dukungan pada Laura dan keluarganya. Setelah mengucapkan salam pada mereka, Laura dan Emma duduk di samping kuburan yang telah disiapkan.

Seorang imam memimpin doa yang indah dan merdu, memberikan penghiburan bagi keluarga yang berduka. Setelah doa selesai, jenazah Tom diletakkan di dalam liang lahat, disusul dengan tanah yang ditaburi di atasnya. Laura berdiri di samping kuburan dengan kepala tertunduk.

Laura menangis tersedu-sedu dan berbicara kepada Tom, "Tom, aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpamu. Kamu adalah cinta dan kekuatanku. Terima kasih telah memberikanku kebhagiaan dan rasa cinta yang besar untukku.”

Emma, merangkul Laura dan mengatakan, "Laura, aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melewati masa sulit ini bersama-sama."

Suasana terasa hening, namun merasa penuh penghormatan pada Tom. Laura mengambil sejumput tanah dan memasukkannya ke dalam kuburan, sebelum membiarkan orang lain untuk melakukannya.

"Sampai jumpa, Tom," ucap Laura dengan suara yang tercekat.

Setelah pemakaman selesai, Laura dan Emma duduk di samping kuburan, berbicara tentang kenangan indah bersama Tom. Mereka merasakan kehadiran Tom meski hanya dalam kenangan mereka.

"Emma, apa yang akan aku lakukan selanjutnya?” tanya Emma terisak.

Emma mengambil napas dalam-dalam dan berkata. “Kamu harus meneruskan hidupmu dan melakukan hal-hal yang Tom ingin kamu lakukan. Kamu akan menjaga kenangan indahnya dalam hatimu dan selalu mengingat cinta yang ia berikan kepadamu,” jawab Emma. Laura mengangguk dengan setuju dan memeluk Emma dengan erat.

Suasana masih hening dan sedih, tiba-tiba seorang pria berjalan mendekati mereka.

"Pakaiannya putih... mungkin ini salah satu dari teman Tom yang datang untuk memberikan penghormatan," pikir Laura.

Pria itu tersenyum dan memperkenalkan dirinya sebagai Daniel. “Permisi, maaf mengganggu. Saya Daniel, anak Tom dari pernikahan sebelumnya."

Laura dan Emma terkejut dan terdiam sejenak karena tidak tahu bahwa Tom memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Daniel menjelaskan bahwa ia tidak dapat hadir di pemakaman tepat waktu karena ia sedang berada di luar kota, tetapi ia merasa perlu untuk mengucapkan belasungkawa dan berbicara dengan keluarga Tom.

Laura dan Emma menyambutnya dengan hangat, meski mereka masih terkejut. Daniel menceritakan tentang bagaimana Tom selalu menyebut-nyebut Laura dalam percakapannya, dan betapa Tom sangat menyayangi Laura. Daniel juga menceritakan tentang masa kecilnya bersama Tom, tentang bagaimana Tom sangat peduli padanya.

Laura merasa haru dan sedih saat mendengar cerita Daniel. Ia merasa terkesan dengan kebaikan hati Tom yang telah merawat Ali dengan penuh cinta meski bukan anak kandungnya.

"Kamu tahu, Tom selalu membicarakan tentang kamu dan tentang bagaimana dia menyayangi kamu,” ucap Daniel, sambil menatap Laura dengan lenbut.

Laura merasa sedih karena ia tidak pernah tahu tentang keberadaan Daniel. Ia berharap dapat bertemu dengannya lebih awal.

"Terima kasih, Daniel. Saya sangat senang bisa bertemu denganmu dan mendengarkan cerita tentang Tom dari sudut pandang lain," kata Laura.

Daniel tersenyum dan mengangguk. "Saya senang dapat bertemu dengan kamu.”

Setelah itu Daniel meminta izin kepada Laura untuk ikut membantu dalam acara pengajian Tom dan Laura pun menyetujuinya.

Mereka mempersiapkan segala sesuatunya bersama-sama, termasuk mengundang para tetangga dan kerabat Tom. Laura merasa senang bahwa Daniel bersedia membantunya dalam acara ini, karena ia merasa bahwa mereka semakin dekat sejak Tom meninggal.

Pada hari pertama pengajian, mereka mulai bersiap-siap untuk menerima tamu. Laura memasak makanan dan minuman, sementara Daniel membantu mengatur kursi dan meja.

"Laura, butuh bantuan apa lagi?" tanya Daniel, sambil memegang sebuah gelas kosong.

"Terima kasih, Daniel. Bisa tolong kamu tuangkan minuman untuk tamu?" jawab Laura sambil tersenyum.

Daniel mengangguk dan mulai menuangkan minuman ke dalam gelas kosong. Laura melihatnya dengan penuh kebanggaan, merasa senang bahwa Daniel benar-benar membantunya.

Setelah tamu-tamu datang, Laura dan Daniel sibuk menyajikan makanan dan minuman. Mereka juga sibuk menyapa dan melayani para tamu dengan ramah.

"Sudah lama sekali saya tidak melihat Daniel. Kamu benar-benar berubah menjadi pemuda yang tampan dan baik," ucap seorang tetangga sambil tersenyum.

Daniel tersipu malu, tetapi ia merasa senang mendengar pujian dari tetangga Laura. Ia juga merasa senang dapat bertemu dengan orang-orang yang telah mengenal Tom dan mendengarkan cerita tentang kebaikan hati Tom.

Di hari ketiga pengajian, mereka mengalami masalah ketika listrik mati. Laura merasa khawatir karena makanan tidak bisa disajikan dengan sempurna. Namun, Daniel bersikap tenang dan memutuskan untuk membawa lampu sorot dari mobilnya.

"Daniel, kamu benar-benar menyelamatkan acara ini," kata Laura, sambil mengusap punggung Daniel.

"Tidak ada masalah, Laura. Ini adalah hal kecil yang bisa saya lakukan," jawab Daniel sambil tersenyum.

Laura merasa terharu dengan kebaikan hati Daniel. Ia juga merasa senang karena mereka bisa saling membantu dan bekerja sama dalam menghadapi masalah.

Setelah acara pengajian berakhir, Laura dan Daniel duduk bersama di teras sambil menikmati udara malam yang sejuk.

"Terima kasih, Daniel. Kamu telah membantuku selama acara pengajian ini. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu," kata Laura sambil menatap Daniel dengan penuh terima kasih.

"Kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih, Laura. Aku senang bisa membantumu," jawab Daniel, sambil menatap Laura dengan penuh kehangatan.

Laura merasa hatinya terenyuh oleh kehangatan Daniel. Ia merasa bahwa mereka semakin dekat dan saling mengenal satu sama lain. Mereka berbicara, saling berbagi cerita dan tawa, membuat hubungan mereka semakin erat.

"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, Laura," ucap Daniel, setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Ada apa, Daniel?" tanya Laura, sambil menatap Daniel dengan perhatian.

"Aku tahu bahwa aku bukan anak kandung Tom. Ibuku memberitahuku setelah Tom meninggal," ucap Daniel, dengan suara yang agak terbata-bata.

Laura merasa terkejut mendengar pengakuan Daniel. Ia tidak pernah menyangka bahwa Tom memiliki anak tiri yang tidak diketahuinya.

"Benarkah, Daniel? Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan," jawab Laura, sambil mencoba menenangkan dirinya.

"Maafkan aku, Laura. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu. Aku hanya ingin kamu tahu tentang ini sejak awal," ucap Daniel, sambil menatap Laura dengan tulus.

Laura merasa sedih dan terharu mendengar pengakuan Daniel. Ia merasa bahwa Tom telah menyimpan rahasia besar tentang keluarganya. Namun, di sisi lain, ia juga merasa bahwa hubungan mereka semakin dekat dan saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik.

"Daniel, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku tidak marah padamu, aku hanya merasa sedih karena Tom tidak pernah bercerita tentangmu," kata Laura, sambil memegang tangan Daniel.

"Mungkin Tom merasa malu untuk bercerita tentang aku, Laura. Tapi aku senang bisa bertemu denganmu dan merasa bahwa aku memiliki keluarga yang baru," ucap Daniel, sambil tersenyum.

Laura merasa senang mendengar kata-kata Daniel. Ia merasa bahwa mereka semakin dekat dan saling mengerti satu sama lain.

"Kamu benar, Daniel. Kita adalah keluarga sekarang. Dan aku sangat senang bisa memiliki kamu dalam hidupku," ucap Laura, sambil tersenyum.

Mereka saling tersenyum dan saling memandang, merasa bahwa hubungan mereka semakin kuat dan saling mendukung satu sama lain. Dan dari sinilah, mereka mulai memulai babak baru dalam hidup mereka sebagai keluarga yang baru.

***

Mohon bantu like dan votenya teman-teman semua. ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!