Chapter 5

Pada suatu pagi, Laura merasa ada yang aneh ketika dia pergi ke toko untuk membeli makanan untuk sarapan. Dia merasa seperti diawasi oleh seseorang, dan ketika dia berbalik, dia melihat tetangganya sedang memandanginya dengan tatapan tajam. Laura tahu bahwa kecurigaan tentang hubungannya dengan Daniel sudah mulai menyebar.

Laura mencoba untuk tidak terlalu khawatir, tetapi rasa cemasnya semakin meningkat ketika dia mulai menerima pertanyaan dari orang-orang di sekitarnya. Salah satu tetangganya bertanya, "Laura, kamu terlihat sangat dekat sekali dengan anak tirimu, Daniel. Aku sudah melihat kalian berdua keluar bersama beberapa kali."

Laura tersenyum dan menjawab, "Ya, kami memang sering pergi bersama karena Daniel sering membantuku dalam keperluan di rumah karena aku hanya tinggal sendiri. Kenapa?"

Tetangga Laura terlihat agak ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, "Tidak apa-apa, hanya saja aku berpikir dia terlihat terlalu sangat dekat denganmu.”

Laura merasa jantungnya berdebar kencang. Dia tahu bahwa kedekatannya dengan Daniel sudah mengundang banyak kecurigaan dari orang-orang sekitarnya. Laura memutuskan untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut dari tetangganya dan cepat-cepat pergi meninggalkannya.

Namun, tidak lama setelah itu, Laura mulai menerima pertanyaan yang sama dari orang-orang lain di sekitarnya. Beberapa orang bahkan mulai menyebarkan gosip tentang hubungannya dengan Daniel. Laura merasa semakin terpojok dan tidak tahu harus berbuat apa.

Suatu hari, ketika Laura sedang berjalan-jalan di taman, dia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Dia berbalik dan melihat Om John, ayah teman baiknya Emma sedang duduk di bangku di dekatnya.

"Sudah lama sekali tidak bertemu, Laura. Bagaimana kabarmu?" tanya Om John dengan senyuman.

Laura mencoba tersenyum balik dan menjawab, "Baik-baik saja, Om John, terima kasih. Bagaimana kabar Om John?”

Namun, Om John tidak terlihat senang. "Ada yang ingin saya tanyakan padamu, Laura. Apakah benar bahwa kamu mempunyai hubungan khusus dengan abak tirimu sendiri, Daniel?”

Laura merasa deg-degan dan tidak tahu harus menjawab apa. Dia merenung sejenak sebelum akhirnya berkata, "Ya, itu benar. Kami sudah bersama selama hampir beberapa bulan.”

Om John mengangguk pelan. "Saya harus jujur, Laura. Saya sangat khawatir tentang hubunganmu dengan Daniel. Kalian berdua terlihat seperti sepasang kekasih, tapi aku tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa dia adalah anak tirimu sendiri."

Laura merasa seakan-akan dunianya runtuh. Dia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Om John atau bahkan menghadapi konfrontasi yang sedang terjadi. Namun, dia tahu bahwa dia harus menjelaskan situasinya dengan jujur dan terbuka.

"Om, saya tahu bahwa ini sulit untuk dipahami dan mungkin terdengar sangat salah, tapi saya mencintai Daniel. Dia adalah orang yang membuat saya bahagia dan saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa dia setelah kepergian Mas Tom,” kata Laura dengan tulus.

Om John merenung sejenak sebelum akhirnya berkata, "Saya memahami bahwa kamu mencintainya, Laura, tapi kamu harus memikirkan bagaimana ini akan mempengaruhi hubungan kalian dengan keluarga dan masyarakat di sekitar kita. Ini adalah situasi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi. Saya mengatakan ini karena saya mengganggap kamu sudah seperti anak saya sendiri.”

"Kami tahu bahwa ini bukan situasi yang ideal atau mudah, tapi kami tidak bisa menahan perasaan kami satu sama lain," kata Laura.

Om John diam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Ini sangat sulit untuk dipahami dan diterima, saya pikir kalian harus memikirkan lagi hubungan kalian dengan hati-hati.”

Laura hanya menggangguk pelan dan pamit pergi meninggalkan ayah temannya itu dengan masih berpikir apakah keputusannya sudah benar atau belum.

Beberapa minggu setelah itu, gosip tentang hubungan terlarang Laura dan Daniel mulai menyebar ke keluarga mantan suami Laura. Keluarga mantan suami Laura terkejut dan marah ketika mereka mendengar berita itu, dan mereka memutuskan untuk menghadap Laura untuk mencari tahu kebenaran.

Saat itu Laura sedang berbelanja di sebuah pasar tradisional, ibu mantan suami Laura, Nyonya Sari, secara tiba-tiba muncul di depannya.

"Laura, apakah benar kamu memiliki hubungan dengan anak tiri kamu sendiri?" tanya Nyonya Sari dengan nada tajam.

Laura kaget dan merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut, tetapi dia mencoba menjawab dengan tenang, "Ibu, saya tahu ini sulit untuk dipahami dan mungkin terdengar sangat salah, tapi saya mencintai Daniel dan dia mencintai saya. Kami berusaha menjalani hidup kami dengan bahagia."

Nyonya Sari tidak terkesan dengan jawaban Laura dan terus menekan, "Tapi ini tidak benar, Laura. Ini sangat salah dan melanggar norma-norma sosial. Bagaimana kamu bisa melanggar kepercayaan dan kebahagiaan keluarga kami? Dari awal saya memang sudah tidak setuju Tom menjadikan kamu sebagai istrinya.”

Laura merasa terpojok dan tidak tahu harus berkata apa. Dia tahu bahwa situasi ini sangat sulit dan dia tidak ingin menyakiti siapa pun. Namun, dia juga tidak bisa memungkiri perasaannya terhadap Daniel.

"Maafkan saya, Ibu. Saya tahu bahwa ini sulit untuk diterima, tetapi kami berusaha untuk tidak menyakiti siapa pun. Kami mencintai satu sama lain dan kami tidak bisa mengubah perasaan kami," kata Laura dengan sedikit tertekan.

Namun, Nyonya Sari tidak terima dengan jawaban Laura dan terus mengejarnya dengan pertanyaan dan kritik yang tajam. Laura merasa semakin terpojok dan tidak tahu harus berkata apa.

Sementara itu, beberapa anggota keluarga mantan suami Laura, termasuk adik laki-laki dan sepupu Tom, datang dan bergabung dengan Nyonya Sari. Mereka semua menuduh Laura dan Daniel melakukan tindakan yang salah dan meminta mereka untuk mengakhiri hubungan mereka segera.

Laura merasa sangat kesal dan merasa bahwa dia tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu. Dia merasa bahwa mereka tidak memahami perasaannya dan hanya mengutuknya tanpa memahami situasi yang sebenarnya.

"Maafkan saya, tetapi saya tidak bisa mengubah perasaan saya terhadap Daniel. Saya mencintainya dan dia mencintai saya. Kami berusaha untuk tidak menyakiti siapa pun dan kami berharap kalian bisa memahami situasi kami," kata Laura dengan tegas.

Namun, keluarga mantan suami Laura tetap tidak terima dengan jawaban Laura dan terus mengejek dan menuduhnya. Laura merasa putus asa dan berharap bahwa mereka bisa memahami situasinya dan memberinya dukungan.

Setelah perdebatan yang panjang dan melelahkan, Laura akhirnya berhasil meninggalkan diri dari kerumunan keluarga mantan suami dan pergi dari pasar. Dia merasa sangat sedih dan kesepian, karena dia merasa bahwa dia tidak punya siapa-siapa yang bisa dia ajak berbicara tentang situasi yang sedang dia alami.

Beberapa minggu setelah gosip tentang hubungan Laura dan Daniel menyebar di keluarga mantan suami Laura, kabar itu juga mulai tersebar di kalangan tetangga mereka. Beberapa tetangga mulai bertanya-tanya tentang hubungan mereka dan mengajukan pertanyaan yang membuat Laura merasa tidak nyaman.

Suatu hari, saat Laura keluar dari rumah untuk mengambil surat dari kotak surat, ia bertemu dengan beberapa tetangga di jalanan. Mereka menyapanya dengan senyum, tetapi pandangan mereka membuat Laura merasa tidak enak hati.

"Tetangga-tetangga kita sedang membicarakanmu, Laura," kata salah satu tetangganya, Bu Rita.

"Ya, kami hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Daniel," tambah tetangga lainnya, Bu Eni.

Laura merasa sangat tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dia tidak ingin membicarakan kehidupan pribadinya dengan orang lain dan dia juga tidak ingin membuat siapa pun merasa tidak nyaman.

"Maaf, saya tidak ingin membicarakan masalah pribadi saya di depan umum," kata Laura dengan lembut.

"Tapi kamu harus mengerti, Laura, kami semua khawatir tentang Daniel. Dia adalah anak remaja yang membutuhkan pengawasan yang tepat," kata Bu Rita.

Laura merasa sangat sedih mendengar kekhawatiran tetangganya terhadap Daniel. Dia merasa bahwa mereka tidak memahami situasi yang sedang dia hadapi dan mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka sendiri.

"Saya memahami kekhawatiran anda, tetapi saya bisa menjamin bahwa Daniel baik-baik saja," kata Laura mencoba untuk meyakinkan tetangganya.

Tetangganya masih merasa tidak yakin tentang hubungan Laura dan Daniel, dan mereka terus mempertanyakan keputusan Laura.

"Tapi kamu tahu kan, Laura, bahwa hubungan seperti ini tidak etis dan ilegal?" Bu Eni.

"Kamu seharusnya berpikir lebih baik, Laura," kata Bu Rita.

Laura merasa semakin tidak nyaman dengan komentar-komentar tersebut. Dia tahu bahwa tetangganya merasa prihatin, tetapi dia tidak ingin dihakimi atas keputusan pribadinya.

"Saya mengerti bahwa kalian memiliki pandangan yang berbeda tentang situasi ini, tetapi saya meminta agar kalian menghormati keputusan saya dan Daniel. Kami saling mencintai dan kami berusaha untuk tidak menyakiti siapa pun," kata Laura dengan suara lembut.

Tetangga-tetangganya merasa tidak puas dengan jawaban tersebut dan mulai membicarakan hubungan Laura dan Daniel di antara tetangga-tetangga mereka yang lain. Laura merasa semakin sulit untuk hidup dengan gosip-gosip yang tersebar di sekitarnya.

***

Mohon bantu like dan votenya teman-teman semua. ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!