Gadis Cupu CEO Tampan
Edo menatap Mami Eva dengan mulut menganga. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Mami nya barusan.
"Mi, maksud Mami apa? Edo tidak salah dengar kan Mi?"
Eva menghembuskan nafas gusar, seperti nya dia harus lebih menenangkan diri nya untuk menghadapi putra satu satunya yang dia miliki di dunia ini.
"Edo, Mami serius Edo. Mami mau Edo menikah dengan Lea. Dia gadis yang baik buat kamu. Mami yakin kalian akan cocok!"
"Tapi, Mi. Edo bisa cari calon istri sendiri. Edo gak mau sama gadis seperti Lea!"
Edo menolak mentah mentah gadis yang hanya dia kenal dari foto dan hanya tahu nama saja.
Mami nya berkata mereka akan cocok, namun menurut Edo mereka sangat tidak cocok.
Bagaimana tidak, dirinya yang tampan dan mapan di jodohkan dengan gadis cupu berkaca mata dan berasal dari keluarga sederhana.
Untuk ekonomi, Edo tidak terlalu mempermasalahkan. Tapi, soal penampilan. Dia sangat pilih pilih, minimal cantik dan sexy.
Sekarang lihatlah, Mami nya menjodohkan dirinya dengan gadis cupu mengenakan kaca mata.
"Oh God, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan ku selanjutnya" pikir Edo membayangkan bagaimana dirinya setelah menikah dengan Lea nanti.
"ihhh Seram" ujar Edo bergidik bahu.
"Tidak Mi, Leo tidak bisa" tolak nya lagi.
Eva menghela nafas, dia berjalan mendekati putranya yang berdiri menghadap ke dinding kaca ruangan kerjanya.
"Nak, ini demi kebaikan kamu. Percaya sama mami. Dia gadis yang baik"
"Tapi Mi, aku gak suka sama dia. Kenal juga enggak mi. Gimana mau jalani kehidupan dalam berumah tangga coba?" Ucap Edo mencari cari alasan.
"Kamu berbicara seolah kamu itu pria bodoh. Soal kenal atau tidak, setelah bertemu kalian akan berkenalan. Soal suka, setelah menjalani kehidupan bersama, nanti kamu pasti akan suka"
"tapi Mi-"
"Sudah, gak usah tapi tapi, Mami gak mau tahu. Kamu harus menikahi gadis itu. Jika tidak, semua harta warisan ini akan Mami serahkan ke pada orang lain!" Ucap Eva setengah mengancam.
Edo tidak bisa berkutik lagi, dia tidak bisa menolak apa yang mami nya minta.
Bukan karena harta, namun Edo tidak bisa menolak permintaan maminya karena di dunia ini dia hanya memiliki maminya saja.
Papanya telah lama meninggal, membuat maminya harus berjuang seorang diri. Mengembangkan bisnis yang sudah berkembang pesat.
Kini, Edo sudah dewasa. Dia sudah menjadi CEO yang paling di takuti di dunia bisnis.
Julukan yang di berikan kepada pria itu adalah King off Business.
Brak.
Edo melempar bingkai foto yang tadi Mami nya letakkan di atas meja kerjanya, setelah mami nya pergi.
"Huh, kenapa harus sama gadis cupu itu! Melihatnya saja aku sudah tidak selera!" Cerca Edo melampiaskan kemarahannya.
Bingkai foto dengan lapisan kaca itu pun hancur berderai di lantai. menyisakan lembaran foto yang di himpit oleh butiran kaca.
Sementara itu, di tempat lain. Seorang gadis cantik dengan kaca mata tebalnya tersenyum melihat foto seorang pria.
Tadi, ibu dan bapak nya memberikan sebuah foto kepadanya.
Lea terkejut, saat bapak nya memberitahu bahwa dia akan segera menikah dengan pria yang ada di foto itu.
Bahagia bukan main, Lea sampai lompat lompat di atas tempat tidur setelah kepergian kedua orang tuanya.
"Tidak menyangka, kamu akan menjadi suami ku" gumam Lea memeluk foto itu.
"Lea!!!!!"
Deg.
Cepat cepat Lea menyimpan foto itu di atas nakas samping tempat tidurnya.
Kemudian, dia berlari ke luar dari kamar nya untuk menemui ibu nya.
"Iya Bu, ada apa?"
Tina menatap putrinya, senyum haru terbit di bibir warna merah muda ibu Lea.
"Kamu bantu ibu masak yah, terus setelah itu kamu pergi mandi."
"Masak?"
Tina mengangguk cepat, mereka harus masak banyak. Keluarga calon besan nya akan datang untuk makan malam bersama di rumah mereka.
Melihat kebingungan putrinya, Tina menarik tangan putrinya, lalu memberikan pisau kepadanya.
"Cepat selesaikan, keburu mereka datang"
"Ha, eh apa Bu?" Tanya Lea terbata.
"Sudah kerjakan saja itu segera. Setelah itu mandi dan berdandan lah yang cantik" seru Tina.
Lea tidak berkata lagi, dia hanya mengikuti apa yang ibu nya katakan.
Setelah selesai memasak, Lea langsung pergi ke kamar nya. Sekarang pukul 4 sore. Dia harus segera mandi dan sholat ashar.
Malam pun tiba. Lea sudah siap dengan penampilan sederhananya. Dia duduk di depan meja rias yang ada di dalam kamar.
Entah bagaimana nanti, ketika dia bertemu dengan pria itu.
Jika di lihat dari fotonya, dia terlihat sangat tampan. Lea tidak menyangka akan di jodohkan dengan pria itu.
Saat memikirkan pria yang akan di jodohkan dengan dirinya. Tiba tiba raut wajah Lea berubah muram.
"Apa dia akan menerimanya? Atau dia akan menolak nya?"
Lea mulai khawatir, dia takut pria itu akan menolaknya. Keluarga nya pasti akan sedih nanti.
Hufff.... Haa...
"Semoga semuanya berjalan dengan lancar!" Gumamnya.
Tak lama kemudian, Tina memanggil Lea dari depan kamar putrinya. Menyuruh gadis itu untuk segera turun karena tamu mereka sudah datang.
Lea menyahuti suara ibu nya, kemudian memperhatikan penampilan nya pada cermin besar yang terlihat sudah usang. Lea memastikan penampilan nya tidak ada yang salah.
Gadis itu mengenakan kaos oblong lengan panjang berwarna hijau muda, kemudian di padukan dengan celana jeans berwarna hitam. Rambut panjang nya di ikat satu tinggi.
Tidak lupa kaca mata tebal selalu melekat di batang hidung mungilnya.
"Bismillah"
Di ruang tamu, Edo dan mama nya duduk di sofa usang yang masih terlihat lumayan bagus.
"Selamat datang jeng" sapa Tina yang langsung di balas oleh Eva dengan senyum manis.
"lo bu Eva" sapa Yono, ayah Lea.
"Halo Tina, Yono. Perkenalkan, ini Edo. Putra tunggal saya"
"Edo, kenalin. Ini Bu Tina, dan pak Yono. Mereka akan menjadi orang tua kamu juga nanti" jelas Eva memperkenalkan kedua orang tua Lea pada putranya.
"Om, Tante" sapa Edo pura pura ramah. Padahal dia ogah banget ada di dekat mereka, membuat udara terasa pengap saja.
"Oh iya Tina. Lea di mana?"tanya Eva.
"Ada kok jeng, sebentar lagi dia pasti turun" jawab Tina.
"Itu dia" seru Yono.
Mereka langsung menoleh ke arah tangga, melihat gadis lugu yang sedang menuruni anak tangga.
Menurut pandangan mata Eva, Lea terlihat sangat cantik. Berbeda dengan pandangan mata Edo.
Lea terlihat sangat kucel, cupu dan udik.
"Oh astaga, apa dia wanita di foto itu? Cupu banget" Edo membatin.
Lea tersenyum manis, Salim dengan Eva. Kemudian dia memilih duduk di antara kedua orang tuanya.
Lea tidak berani menatap Edo, dia hanya menunduk dan sesekali tersenyum pada Eva.
Malam itu menjadi pertemuan pertama keluarga mereka sebagai besanan. Mereka juga membicarakan soal pernikahan Lea dan Edo setelah makan.
"Nak, ajak lah Lea keluar. Berkenalan lah dulu" titah Eva pada putranya.
Dah Dig dug.
Jantung Lea berdetak sangat cepat. Dia tidak tahu bagaimana akan memulai pembicaraan dengan pri itu nanti jika mereka hanya berdua saja.
" Baik mi" Edo berdiri lebih dulu, kemudian berjalan keluar dari rumah.
"Ikuti sama" seru Tina.
"I iya Bu" jawab Lea patuh. Dia segera menyusul Ado yang sudah berjalan keluar dari rumah kecilnya.
Edo masuk ke dalam mobilnya, menunggu Lea ikut naik tanpa edo memberi perintah.
Bukan nya naik, Lea malah bingung. Dimana pembuka pintu mobil Leo. Desainnya terlihat beda dengan mobil angkot yang bias dia naiki.
Melihat Lea hanya berdiri menatap ke body mobil sport Leo. Membuat pria itu mendengus kesal. Dia bisa menebak bahwa wanita itu sangat kolot, tidak bisa membuka pintu mobilnya.
"Apa dia tidak pernah menaiki mobil seperti ini apa?" Dengus Edo dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Edo kamu nurut saja apa kata mama kamu
2023-05-03
0