Hari hari pun kembali seperti semula, meskipun status telah berubah. Namun, kegiatan rutinitas mereka tetap sama.
Sebangun dari tidur, Lea langsung melakukan pekerjaan rumah. Melakukan semua hal yang biasa di lakukan oleh seorang istri.
Lea memasak sarapan untuk Edo. Dia awalnya tidak tahu apa makanan kesukaan Edo, ataupun makanan yang tidak di sukai Edo. Namun, karena itu adalah sebuah kewajiban bagi seorang istri. Lea memutuskan untuk menghubungi Eva.
Dari mertua nya lah Lea tahu semua yang di sukai dan tidak di sukai oleh Edo.
Edo keluar dari kamar, dia sudah siap dan akan berangkat ke kantor.
Langkah kaki Edo tiba tiba terhenti saat aroma yang sangat sedap masuk ke dalam Indra penciuman nya.
"Apa mama datang?" Gumam Edo berjalan cepat menuju ke dapur.
"Mas, sarapan nya"
Edo celingak celinguk, mencari sosok Eva yang ia pikir datang ke apartemen nya.
"Cari siapa mas?"
Edo duduk di kursi meja makan, mengabaikan pertanyaan Lea yang sejak tadi di lontarkan kepadanya.
Mata Edo tertuju pada makanan yang sudah tersaji. Terlihat dari dalam mangkok dan piring lauk pauk yang Lea buat masih menguapkan asap pertanda makanan ini baru saja di masak.
Edo membiarkan Lea yang mengambilkan makanan untuk nya. Meskipun ini pernikahan paksa, Edo tetap memberikan kesempatan bagi Lea menjalankan kewajibannya.
"Ini mas, semoga masakan aku pas di lidah mas" lirih Lea penuh harap.
Edo tidak menggubris, dia langsung melahap makanan itu.
Untuk beberapa saat, Edo terdiam. Rasa nya sangat pas dengan yang mami nya buat.
"Apa ini mami yang masak?" Tanya Edo dingin.
"Tidak mas, ini aku yang masak. Tapi, mami yang arahin" jawab Lea jujur. Wajahnya terlihat tegang, takut takut Edo akan membuang makanan yang dia buat.
Lea terus memperhatikan Edo makan, bahkan dia belum mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Lea menunggu suaminya selesai makan dulu, baru dia makan.
"Aku sudah selesai"
Setelah mengatakan hal itu, Edo langsung beranjak. Pergi begitu saja tanpa mengatakan hal yang lain pada Lea.
Sedangkan Lea, dia hanya mengangguk dan membereskan sisa makan Edo.
Setelah itu, barulah Lea makan seorang diri. Wanita itu membawa makanan nya ke depan tv.
Semasa hidupnya, Lea belum pernah makan sendiri m dia selalu makan bersama sama dengan ibu dan bapak nya. Jadi, agar tidak terasa sepi. Lea memutuskan untuk makan sambil menonton tv.
Setelah selesai makan, Lea kembali membereskan dapur meja makan,mencuci pakaian nya, dan juga membereskan kamar Edo yang terlihat sangat berantakan.
Selesai dengan semua itu, Lea kembali ke depan tv. Tanpa sengaja mata nya menatap map yang tergeletak di samping meja tv.
"Aku sudah menandatangani nya. Kita akan membahas ini besok. Proyek ini sangat penting"
Lea teringat dengan pembicaraan Edo dengan salah satu rekannya di telfon kemarin malam.
"Ini adalah dokumen penting. Edo pasti merasa kesal karena lupa membawanya" gumam Lea.
"Aku harus mengantarnya"
Lea bergegas mengambil switer dan topi nya. Kemudian, membawa map biru itu pergi bersamanya ke kantor Edo.
Karena tidak tahu di mana kantor Edo, Lea terpaksa kembali menghubungi mertuanya. Menjelaskan apa yang terjadi, kemudian Lea meminta Eva untuk mengirimkan alamat kantor Edo.
Wanita itu pergi menggunakan Taxi online, melaju dengan kecepatan yang cukup cepat. Dia tidak mau terlambat dan membuat Edo semakin kesal. Sudah cukup pernikahan ini membuatnya kesal.
Sesampainya di kantor Edo, Lea bergegas masuk ke dalam kanto dan menghampiri resepsionis.
Melihat penampilan Lea yang biasa saja dan terbilang cupu. Membuat wanita yang menjadi resepsionis di kantor Edo menatap rendah pada Lea.
"Permisi mbak, saya mau numpang tanya" ucap Lea sopan.
"Tanya apa?" Tanya wanita itu sinis.
Lea tersenyum manis, meskipun dia tahu wanita itu tidak sopan kepadanya. Namun, Lea tetap berusaha untuk terlihat baik.
"Saya mau bertemu dengan pak Edo"
Mendengar nama bos nya di sebut, wanita resepsionis itu menatap Lea lekat.
"Ada urusan apa? Pak Edo tidak ada" jawab nya jutek.
"Benarkah? Hm..."
"Katakan saja, ada perlu apa. " Sinis wanita itu membuat Lea menelan senyum.
"Ada apa ini?"
Lea dan wanita resepsionis itu menoleh, menatap seorang wanita cantik dan **** menghampiri mereka.
Lea heran, wanita resepsionis itu langsung menunduk dan berkata lembut pada wanita itu.
"Bu Diva" hormat wanita resepsionis itu.
Lea menatap mereka secara bergantian, menerka nerka siapa wanita cantik ini. Kata Mami Eva, Edo adalah pemilik perusahaan ini. Namun, mengapa wanita ini yang di hormati layaknya seorang boss.
"Ada apa ini?" Ulang Diva lagi.
"Ini Bu, wanita ini ingin bertemu dengan pak Edo" terang wanita resepsionis itu dengan bibir miring menunjuk Lea.
Diva pun menatap Lea, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dalam hatinya, dia tertawa mencemooh wanita cupu yang ingin menemui boss yang selama ini memuaskan nafsunya.
"Ada apa?"
"Ini Bu, saya ingin memberikan map ini pada pak Edo. Seperti nya berkas ini penting" ucap Lea menjelaskan, dia juga memberikan map itu pada Diva.
Dengan segera, Dia merebut map itu dan terkejut melihat isinya. Bagaimana mungkin map penting seperti ini ada di tangan wanita ini. Siapa dia sebenarnya??
"Bagaimana ka-"
"Dia art di rumah ku, jadi aku menyuruhnya untuk mengantarnya ke sini"
Sahut Edo, dia yang melihat Lea dari lantai atas langsung turun ke bawah dan melihat Lea. Berani beraninya wanita cupu itu datang ke kantornya.
Diva tersenyum lembut, dia harus menjaga sikap nya di hadapan Edo.
"Oh begitu, baiklah gadis imut. Terimakasih sudah mau mengantarnya" ucap Diva lembut.
Lea terdiam, mata nya masih menatap Edo lekat. Seakan tidak percaya, suaminya menganggap dirinya seorang pembantu.
"Sebegitu menjijikan itu kah aku?" Batin Lea.
"Saya permisi"
Lea pergi dari sana, entah mengapa hati nya terasa sangat perih mendengar perkataan Edo.
"boss" ucap Diva manja.
Di antara semua karyawan di sini, hanya Diva sekretaris yang bertahan lama menjadi penghangat ranjang Edo.
biasanya hanya 1 bulan, lalu mereka langsung di pecat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments