Terjebak Perjodohan

Terjebak Perjodohan

Part 1

Udara pagi yang begitu sejuk, perlahan menyentuh kulit halus wanita cantik yang masih nyaman berlindung dibalik selimutnya. Alarm ponsel terus berbunyi di ruangan itu.

Aakkhh … dia lupa mematikan alarmnya. Ini hari minggu, tidak apa untuk bangun sedikit siang. Apalagi mengingat tugas kampus yang belakangan ini seperti bertambah banyak saja.

Aakkhh! suara alarm itu berbunyi lagi, dia terlalu malas untuk bangun dan mematikan alarmnya.

''Ya ampun Cait, alarm kamu tuh, dari tadi udah bunyi!'' teriak mamah Alice (Mama Caitlin) sambil membuka tirai kamar anak gadisnya itu.

Bukannya bangun, Caitlin malah mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, satu bantal kepala dia tarik untuk menutup telinga, menghindar dari suara cempreng mama yang dia rasa mengganggu tidurnya.

Membiarkan Caitlin tidur lagi? Oh no, tentu tidak. Mama Alice mengambil ponsel Caitlin yang masih menyuarakan dering alarm, bukan dimatikan tapi malah ditaruh dalam selimut Caitlin.

''Astaga mah, ini hari minggu,'' protes Caitlin sesaat setelah mematikan alarm ponselnya.

Ini masih terlalu pagi, bahkan jarum pendek jam dindingnya masih berada di angka 6. Caitlin ingin berbaring lagi. Namun sayang, mama Alice sudah lebih dulu menarik tangan Caitlin hingga dia terduduk.

‘’Nggak baik anak gadis bangun siang, ntar jodohnya om-om loh.’’

Ucapan itu lagi? Caitlin sampai bosan mendengarnya saking seringnya kata itu mamanya ucapkan.

‘’Emang mama nggak mau punya mantu kayak Lee Dong Wook, dia udah om-om loh itu.’’ Caitlin malah membalas ucapan mamanya. Matanya masih setengah tertutup maklumlah rasa ngantuknya belum hilang sepenuhnya.

‘’Udah nggak usah ngayal ketinggian, mending kamu mandi terus turun sarapan. Papa sama kakak udah nungguin dibawah.’’

Caitlin Christian, itu nama lengkapnya. Panggilan akrabnya sih Cait atau Caitlin juga bisa lah. Tapi emang lebih banyak yang manggil Cait sih, mungkin karena lebih pendek aja kali ya jadi lebih gampang.

Tentang paras? Bisa dibilang Caitlin diatas rata-rata lah ya. Hidungnya cukup mancung, matanya bulat dengan manik yang sedikit kecoklatan. Dan jangan lupakan tinggi badannya yang mencapai 173 cm dengan proporsi tubuh yang ideal, alias langsing.

Saat ini, Caitlin sedang menempuh pendidikannya di salah satu kampus ternama di kotanya. Dia mengambil jurusan ahli gizi.

Kalau biasanya seseorang akan punya satu alasan untuk hal yang disukai, Caitlin juga sama. Awal mulanya dia ingin menjadi seorang ahli Gizi adalah, karena sebuah drama.

2 tahun lalu, Caitlin iseng-iseng nonton satu drama china. Nggak disangka, Caitlin merasa tertarik pada drama itu termasuk juga pada pekerjaan sih tokoh utama wanita yang adalah seorang ahli gizi. Sejak saat itu, hari pertama setelah kelulusannya dari bangku SMA, Caitlin memutuskan untuk mengambil jurusan ahli gizi.

Sedikit lucu sih, tapi Caitlin benar-benar tertarik untuk menjadi seorang ahli Gizi, karena drama tersebut.

Pukul 7.20

Caitlin berjalan menuju ruang makan, disana sudah ada papa, mama dan kakaknya.

''Pagi sayang,’’ sambut papa Randy (Papa Caitlin) pada Caitlin yang sudah duduk di depannya, disamping Edward sang anak sulung.

''Pagi juga papaku sayang.'' Cailin memberikan senyumnya yang paling lebar.

‘’Pagi ma, kak,’’ ucapnya lagi menatap ke arah mama dan kakaknya bergantian.

‘’Pagi dek, pagi sayang,’’ jawab keduanya kompak.

Caitlin itu anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakaknya Edward Christian, seorang CEO di ATMA grup (Perusahaan keluarga mereka).

Sebenarnya, Edward punya cita-cita sendiri, yaitu menjadi seorang chef tapi apa mau dikata, satu diantara mereka harus mengambil alih perusahaan dan Edward sangat tahu kalau Caitlin tidak menginginkan hal itu. Jadinya Edward yang harus merelakan cita-citanya, agar Caitlin bisa hidup bebas dan melakukan apapun yang adik manjanya itu inginkan.

Alice Wilona, itu nama mamanya. Seorang mantan model yang memilih fokus mengurus keluarga.

Papanya Randy Christian, saat ini sih lebih fokus mengurus ikan hiasnya di rumah. Ikan hias peliharaan papanya nggak ada yang harganya murah loh, hampir semua dibeli dengan angka 3 digit.

''Pah-mah, nanti Cait izin keluar ya sama Agatha."

''Iya sayang, nanti suruh Agatha kesini ya, udah hampir 2 minggu dia nggak nongol, mama kangen sama cerewetnya.''

Agatha itu sahabat Caitlin sejak duduk di bangku TK. Bisa dibilang, keduanya selalu ada untuk satu sama lain bahkan Agatha ikut mengambil jurusan Ahli Gizi karena Caitlin. Awalnya Caitlin tidak setuju, dia ingin Agatha punya tujuan atau melakukan apa yang benar-benar diinginkan dan bukan ikut-ikutan dengannya. Tapi apa mau dikata, sahabatnya itu bersikeras untuk mengambil jurusan yang sama dengannya katanya sih dia belum punya sesuatu yang diinginkan makanya untuk sesaat lebih baik ikut mengambil jurusan Ahli Gizi saja, agar bisa kuliah bareng bestie.

Tapi untungnya, setelah dua bulan kuliah, Agatha jadi tertarik dan memutuskan untuk kuliah dengan sungguh-sungguh.

‘’Kak, nanti anterin ya.’’

‘’Iya.’’

Setelah kepergian Caitlin dan Edward, kini tinggalah pasangan paruh baya itu di meja makan.

''Ma, kemaren Arman nelpon, nanya-nanya tentang Caitlin juga. Menurut mama gimana?’’ Papa Randy memberitahu sang istri.

''Mama ikut keputusan papa aja, tapi mama khawatir Caitlin nggak akan menerima perjodohan ini. Papa kan tau bagaimana sikap putri kesayangan papa itu,'' jawab mama Alice yang tahu betul bagaimana sikap Caitlin.

''Nanti malam, kita coba obrolin dengan Caitlin.''

Mama Alice mengangguk dan mereka pun meneruskan sarapannya dalam diam. Di usia pernikahan mereka yang hampir 35 tahun, pasangan itu masih terlihat sangat harmonis, walaupun pertengkaran kecil kerap terjadi dalam rumah tangga mereka. Toh namanya pernikahan, tidak akan lepas dari perdebatan-perdebatan kecil, asal tahu bagaimana cara menghadapi setiap perdebatan yang ada.

*****

Di tempat lain, seorang pria sedang duduk di ranjang apartemennya. Lagi-lagi, dia teringat akan ucapan orang tuanya semalam.

Di zaman modern begini, kenapa masih ada yang namanya perjodohan sih?

Regan Wijaya, nama dari pria yang sedang galau itu.

Bagaimana tidak galau? Regan punya seorang kekasih dan orang tuanya tau akan hal itu, tapi sekarang, tiba-tiba mereka malah ingin menjodohkannya? Katanya sih ini harapan terakhir kakeknya sebelum meninggal.

Bagaimana dengan perasaan sang kekasih?

Regan memijat pangkal hidungnya. Kepalanya nyaris pecah, karena hal ini. Pria itu jelas tidak ingin mengecewakan orang tuanya, tapi dia juga nggak mau mengecewakan wanita yang hampir 10 tahun ini menemaninya ditambah lagi, Regan sangat mencintai wanita itu. Naomi, seorang model yang namanya cukup dikenal, dialah tambatan hati Regan.

Regan mengambil ponselnya, mengajak sang kekasih untuk ketemuan. Regan ingin jujur pada Naomi selain itu berniat untuk melamar sang kekasih juga. Mungkin saja, kalau Naomi menerima lamarannya maka orang tuanya akan membatalkan perjodohan ini.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!