‘’Dek, kakak dengar kamu menyetujui perjodohan itu. Kamu beneran siap?’’ Edward masuk ke kamar caitlin. Adiknya itu sedang duduk, mengetik sesuatu pada layar laptopnya. Tadi, Edward tidak ikut makan malam dengan keluarga Regan, karena lagi dan lagi, pria itu sibuk dengan pekerjaannya.
Caitlin menoleh, tersenyum tipis dan kembali melanjutkan aktivitasnya. ‘’Kakak nggak keberatan kan?’’
‘’Kakak nggak keberatan, tapi emang kamu beneran mau? Udah yakin?’’ Tangannya mengelus lembut puncak kepala Caitlin.
Edward nggak mau Caitlin menikah karena terpaksa, dia ingin adiknya itu bebas memilih dan melakukan apapun. Waktu itu, Edward juga pernah mengomeli papanya, saat tahu kalau papanya sengaja pura-pura sakit hanya agar Caitlin menerima perjodohan ini.
‘’Cait, kalau kamu nggak mau jangan dipaksa.’’
Caitlin menghentikan kegiatannya, dia memutar tubuhnya ke arah Edward. ‘’Cait nggak mau papa sampai sakit lagi kak terus Caitlin juga nggak mau menempatkan mama dan papa pada posisi nggak nyaman. Selain itu, sepertinya Caitlin jatuh cinta pada keluarga Wijaya. Om Arman dan tante Rani, sepertinya mereka akan jadi mertua yang baik.’’
‘’Kamu jatuh cinta pada keluarganya, bukan sama calon suamimu?’’
Caitlin menimang, kembali mengingat wajah dan tatapan tak menyenangkan yang tadi Regan layangkan padanya. Bisa Caitlin pastikan, kalau pria itu juga terpaksa menerima perjodohan ini.
Edward malah cekikikan, tangannya sudah mencolek gemas dagu Caitlin. ‘’Ayok ngaku, kamu udah jatuh cinta kan sama calon suamimu?’’
‘’Nggak kak. Lagian, emang jatuh cinta bisa segampang itu?’’
‘’Ya tergantung siapa orangnya.’’
Caitlin hanya diam. Tapi otaknya berjalan, memikirkan ucapan sang kakak.
*****
‘’Bagaimana tadi? Wanita yang dijodohkan denganmu, bagaimana rupanya?’’ Naomi memeluk Regan. Keduanya sedang berbaring tanpa mengenakan sehelai benangpun. Tadi, sehabis dari rumah keluarga caitlin, Regan langsung datang menghampiri Naomi. Pria itu takut kalau Naomi sedih.
‘’Nggak ada apa-apanya dibanding kamu.’’
‘’Beneran?’’ Tangannya bermain indah di atas dada bidang Regan. Regan mengambil tangan itu dan menciumnya lama.
‘’Nggak ada seorang pun yang bisa membuatku berpaling. Naomi, kamu satu-satunya untukku. Wanita yang paling aku cintai, bahkan melebihi diriku sendiri.’’
Naomi tersenyum senang. Kepalanya maju untuk memberikan kecupan kecupan kecil di wajah sang pria. ‘’Aku juga mencintaimu, sangat.’’
Regan turun dari rajang, sedikit menoleh, memperhatikan Naomi yang sudah tertidur pulas. Mungkin lelah, karena permainan mereka tadi, yang berlangsung lebih lama dari biasanya.
Pria itu berbalik, melabuhkan ciuman singkat di kening Naomi, sebelum keluar dari kamar. Rencananya, Regan akan membuat mie instan, karena merasa lapar.
*****
Paginya
‘’Woi, masih pagi udah ngelamun aja sih?’’ Agatha sudah mengambil duduk di depan Caitlin. Mereka sedang di kantin sekarang.
‘’Kenapa tuh muka. Kusut aja kayak pakaian belum disetrika? Oh ya.’’ Agatha nampak bersemangat, pindah ke samping Caitlin sampai memepet wanita itu.
‘’Semalam gimana, lancar nggak acara perjodohannya, udah tukar cincin belum atau malah mau langsung nikah? Eh trus calon suami lu gimana, maksudnya wajahnya, ganteng nggak?’’
‘’Nanyanya bisa satu-satu nggak? Pusing pala gw dengar lu ngerocos aja dari tadi.’’
‘’Elah, namanya juga penasaran Cait.’’
‘’Penasaran apa kepo?’’
‘’Ya penasaran kan sama aja kayak kepo. Udah deh, mending kasih tau gw, calon suami lu, kayak apa orangnya?’’
Caitlin menghembuskan nafasnya kasar. ‘’Lu inget nggak, cowok yang di cafe waktu itu?’’
‘’Yang mana, banyak banget woi. Emang lu pikir kita baru sekali dua kali ke cafe?’’
‘’Yang waktu itu loh, yang waktu lu ceng cengin gw, inget nggak?’’
Agatha berpikir sejenak. ‘’Oh, yang ganteng itu ya, yang bikin lu tertarik. Kenapa, emang dia kenapa?’’
‘’Itu dia.’’
‘’Maksudnya?’’ Agatha nampak bingung. Lagian, si Caitlin ngomongnya setengah-setengah, nggak langsung to the point aja, pikirnya sedikit kesal.
‘’Kalo ngomong bisa langsung to the point aja nggak? Otak gw udeh mumet sama tugas kampus pake lu suruh mikir segala.’’
‘’Cowok itu yang dijodohin sama gw.’’
‘’What!?’’ kaget dong Agatha. Matanya sampai membulat, menatap Caitlin tak percaya.
‘’Sumpah lu, demi apa?’’
‘’Gw aja kaget. Eh tapi sumpah, dia nggak sebaik keliatannya. Rada nyebelin dan sok-soan gitu orangnya.‘’
‘’Nggak pa-pa nyebelin, orang ganteng ini.’’
‘’Ya nggak gitu juga kali. Ganteng kalau nyebelin buat apa coba?’’
Keasyikan ngobrol, Caitlin dan Agatha sampai hampir terlambat masuk kelas. Kalo telat, bisa abis mereka. Maklumlah, pak Rizal rada menakutkan, dosen itu dosen terkiler di jurusan mereka.
Trriing ttrriiing trriiing
Ponsel Caitlin berbunyi sebelum mereka melangkah keluar dari dalam kelas. Caitlin yang melihat nomer baru tertera di layar ponsel nya, menutup panggilan itu tanpa menjawabnya.
Pasti juga panggilan spam pikirnya.
Ponsel itu terus saja berbunyi, dengan terpaksa Caitlin mengangkat panggilan itu.
‘’Keluar, gw di depan kampus lu nih.’’
‘’Maaf, tapi ini siapa ya?’’
‘’Gw Regan. Buruan keluar!’’ Regan langsung mengakhiri panggilan.
Caitlin diam sejenak, melihat ponselnya lagi dengan wajah cengonya.
‘’Kenapa, telepon dari siapa?’’ Agatha bertanya.
''Kak Regan jemput gw.''
‘’Regan siapa?’’
‘’Itu loh, cowok yang dijodohin sama gw. Ist lagian dia ngapain pake acara jemput-jemput segala sih?’’
''Elah galak banget sih, yang dijemput sama calon suami.'' Agatha malah meledek dan menggelitik bawa dagu Caitlin yang terlihat manyun.
‘’Mana senyumnya? Dijemput calon suami kok wajahnya manyun gitu? Ntar calon suaminya kabur loh.’’
Caitlin tidak menanggapi, berlalu begitu saja meninggalkan Agatha.
Mobil Regan tepat berada di depan kampus caitlin. Pria itu melirik tidak sabaran. Jangan 2 menit, 1 menit saja rasanya dia malas menunggu Caitlin.
‘’Masuk.’’
‘’Ini kita mau kemana sih?’’ Caitlin penasaran, matanya bergerak memperhatikan jalan yang mobil lalui.
Caitlin mulai kesal, kepalanya berputar sedikit. Ujung matanya sudah menatap tajam Regan yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. Pasalnya, bukan baru sekali dua kali Caitlin bertanya tentang tujuan mereka.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments