STAR SYNDROM PENYANYI TERKENAL
"Shae! Dasar anak nggak tahu diuntung! Sudah berapa piring yang kamu pecahin!"
Suara wanita marah yang melengking tinggi itu menghebohkan seisi kediaman yang cukup mewah di sebuah komplek perumahan bernama komplek perumahan Seruni.
Sebuah rumah yang cukup mewah itu dikelilingi oleh taman bunga yang indah. Memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Kupu-kupu yang cantik beterbangan dengan ceria diatas bunga-bunga. Mereka bahagia dibawah cerahnya sinar matahari pagi ini, namun tidak dengan Shae Maharani, seorang gadis muda berusia 20 tahun yang selalu hidup dibawah tekanan ibu tirinya yang bernama Rianti.
Pagi ini Shae sedang dimarahin ibu tirinya karena barusan dirinya tidak sengaja mecahin piring lagi. Tatapan bola mata itu terlihat menyeramkan. Tubuh Shae menegang manakala menerima lagi kemarahan dari ibu tirinya.
Ketika sedang dimarahin sama bu Rianti, Shae selalu merunduk ketakutan.
Dirinya tidak berani buat melawan kekejaman ibu tirinya. Pengaruhnya cukup besar di rumah ini. Pagi ini Shae nggak sengaja mecahin piring lagi karena dirinya kurang fokus akibat sedang tidak enak badan namun tetap dipaksa buat melakukan semua pekerjaan rumah sama bu Rianti.
Di rumah ini bahkan tidak ada pembantu. Yang selalu mengurusi pekerjaan rumah hanyalah Shae.
"Maafin aku bu?" lirih Shae sembari menahan hawa dingin di tubuhnya. Sebenarnya Shae sedang demam dan menggigil kedinginan. Bibir pucatnya terlihat nyata. Tidak bisa dipungkiri bahwa Shae memang benar-benar sedang sakit dan dia membutuhkan istirahat untuk memulihkan kesehatannya.
"Maaf, maaf, maaf mulu yang kamu bilang! Sudah bosan telinga saya dengerin mulut kamu ngomong maaf maaf terus!" cakap bu Rianti kemudian menoyor kasar dahi Shae
"Kepalaku pusing bu, seluruh persendianku juga terasa nyeri. Aku ingin istirahat dulu bu sehari ini saja?" mohon Shae seraya memasang wajah memelas didepan wanita kejam itu.
"Tidak bisa! Pokoknya kamu harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah habis itu kamu pergi ke pasar, belanja bahan makanan buat hari ini. Jangan manja kamu ya!" paksa bu Rianti disertai pelototan matanya yang mengerikan itu.
Dari belakang bu Rianti seorang laki-laki dewasa tengah menatap sedih kearahnya, dia adalah pak Farhan, bapak kandung Shae. Shae adalah anak dari Miranda, istri pertama Farhan yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu.
Penyebab kematian Miranda pun masih misterius, Miranda ditemukan tewas di kamarnya dengan kondisi yang membingungkan semua orang. Semasa hidupnya Miranda adalah sosok wanita yang baik dan juga Miranda tidak punya riwayat penyakit yang mematikan, tapi kematian Miranda benar-benar sangat misterius.
Selepas kepergian Miranda yang misterius itu, pak Farhan menikah lagi dengan Rianti dan semenjak pernikahan kedua bapaknya, Shae mulai mengenal apa yang dinamakan dengan neraka dunia!
Shae menyadari kedatangan bapaknya tapi Shae merasa itu percuma saja karena pak Farhan tidak berani menentang atau memarahi bu Rianti agar tidak terus berlaku kasar lagi kepadanya.
"Cepat tunggu apalagi malah bengong! Cepat bersihkan pecahan piring itu abis itu kamu lanjut cuci piring! Awas aja kalau sampai ada piring yang pecah lagi, saya tidak akan segan-segan pecahin kuku jari kamu itu biar tahu rasa!" ancam bu Rianti kemudian berbalik badan dan menyadari bahwa sedari tadi, mereka berdua tengah diamati oleh pak Farhan.
"Kamu! Ngapain kamu masih berdiri disitu dasar suami nggak berguna! Balik ke kamar sana dasar kamu suami penyakitan nggak guna!" usir bu Rianti dengan ketusnya.
Pak Farhan bergidik kaget ketika telinganya menangkap suara marah yang begitu mengganggu pendengaran itu. Kemudian pak Farhan kembali lagi kedalam kamarnya diikuti oleh bu Rianti.
Air mata kembali mengalir di wajah Shae. Sembari memunguti pecahan piring itu Shae meratapi nasib hidupnya yang malang.
"Sampai kapan hidupku akan begini terus?" batin Shae bersedih.
***
Usai membersihkan semua pecahan piring dan juga mencuci piring, Shae bergegas akan pergi ke pasar dengan menaiki sepeda kesayangannya. Sebelum pergi Shae menyantap dulu selembar roti tawar meski mulutnya terasa pahit tapi dia tetap memaksakan buat menelan makanan karena tubuhnya perlu asupan nutrisi biar bertenaga.
Shae pergi mencari ibu tirinya di dalam rumah tapi tidak ada. Kemudian Shae menemukan ibu tirinya yang sedang duduk santai di kursi taman. Shae melangkah menghampiri bu Rianti.
"Bu, mana uangnya buat belanja hari ini?" tanya Shae kepada ibu tirinya yang sedang sibuk mewarnai kuku-kuku indahnya di taman.
"Nggak ada." jawab bu Rianti membuat Shae kebingungan.
"Loh, kalau ibu nggak ada uang kenapa ibu nyuruh aku pergi ke pasar? Aku belanja pakai apa kalau gitu bu?"
"Ya pakai uang lah masa pakai daun?"
"Iya bu tapi uang siapa?"
"Ya uang kamu lah siapa lagi? Saya lagi nggak ada uang, uangnya habis buat shopping kemarin sama Evi dan Rachel. Uang ayah kamu juga udah abis tuh. Jadi pakai uang kamu dulu ya, jangan kamu pikir saya nggak tahu kalau kamu punya simpenan uang hasil kamu menyanyi dari cafe ke cafe." desak bu Rianti seraya berdiri mulai dan menebar ancaman kepada Shae.
"Tapi bu uang hasil aku menyanyi aku kumpulin buat bayar kuliah aku,"
"Apa kamu bilang! Kuliah? Buat apa kamu kuliah? Orang seperti kamu nggak usah kuliah segala! Mau kuliah setinggi apapun masa depan kamu itu udah pasti suram! Lihat tampang kamu, orang yang melihatnya pasti nggak akan mood! Perusahaan pasti lebih memilih karyawan yang good looking ketimbang karyawan jelek kayak kamu! Jadi buat apa kamu kuliah!"
"Kata-kata ibu benar-benar keterlaluan! Aku yakin aku punya masa depan yang cerah meski wajahku nggak secantik Evi dan Rachel, anak kandung ibu yang selalu ibu banggakan itu. Perusahaan lebih membutuhkan karyawan yang berkompeten ketimbang karyawan yang hanya modal good looking doang!"
PLAAAAAAK
Tamparan kencang kembali mendarat di wajah Shae. Sudah puluhan kali Shae mendapatkan tamparan dari ibu tirinya selama sebulan terakhir.
"Kamu itu harus bisa menerima kenyataan benalu! Zaman sekarang yang dibutuhkan dan diunggulkan hanya orang-orang yang good looking. Orang-orang dengan wajah jelek seperti kamu itu mending berdiri nyesek dipojokan aja deh. Untung kedua anak kandung saya cantik, masa depan mereka saya jamin cerah secara sinar matahari di pagi ini,"
Perkataan kejam bu Rianti selalu membuat Shae merasa minder. Memang benar kalau Shae itu kalah cantik dibandingkan dengan Evi dan Rachel. Bahkan Shae merasa dirinya adalah wanita yang paling tidak cantik di komplek ini.
Shae selalu merasa tidak percaya diri dengan wajahnya. Bahkan dari dulu di sekolah dan kampus pun, wajah Shae selalu dibanding-bandingkan dengan wajah-wajah cantik yang populer di sekolah dan kampus.
Ketika dirinya selalu berusaha menguatkan diri, tapi selalu saja perkataan ibu tirinya selalu berhasil membuat patah rasa semangatnya. Shae mengusap air matanya kemudian dia kembali ke kamar kecilnya buat mengambil uang simpanan hasil menyanyi dari cafe ke cafe buat belanja bahan makanan di pasar.
Meski begitu, Shae masih punya seorang sahabat yang baik bernama Clay. Sahabat dekatnya yang selalu setia menemani Shae saat suka maupun duka. Galang adalah sahabatnya yang tampan dan tidak pernah pilih-pilih dalam hubungan pertemanan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments