"Memangnya ayah dan ibu tiri kamu tidak punya uang sehingga buat belanja kebutuhan sehari-hari saja harus memakai uang kamu?"
Shae mengangguk dengan penuh kesedihan.
"Iya Clay, uang ayah udah habis buat belanja ibu tiriku dan dua saudara tiri aku kemarin. Mereka beli banyak banget baju-baju baru yang harganya lumayan mahal. Mereka mengesampingkan kebutuhan pokok demi gaya hidup mereka."
"Keterlaluan banget ya mereka! Shae, pakai uang aku aja dulu?"
Shae melirik kearah Clay. Shae sebenarnya ingin menerima tapi Shae juga ingat kalau kehidupan Clay juga sama saja sepertinya. Sama-sama membutuhkan uang untuk kepentingan pribadi.
Apalagi yang Shae ketahui dari Clay adalah kalau Clay itu banting tulang setiap hari buat biaya hidup sehari-hari ibunya dan juga adiknya yang sakit-sakitan. Dinda adik perempuan Clay yang masih SMP menderita penyakit ginjal yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit buat cuci darah.
"Nggak usah Clay aku gak mau merepotkan kamu. Kalau nanti aku pulang dan dimarahi sama ibu tiri aku, aku nggak apa-apa kok. Aku udah sering dimarahin jadi udah kebal, hehehe. Aku tidak mau minjam uang kamu sepeserpun."
Clay tertawa kemudian Clay mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya. Clay mengambil uang sebesar 500.000 buat Shae.
"Segini cukup kan?" tawar Clay sembari menyodorkan uang itu didepan wajah Shae.
Shae menggeleng, Shae mendorong tangan Clay yang sedang memegang uang itu ke dekat dompet Clay lagi.
"Nggak Clay, makasih. Kamu membutuhkan uang itu untuk adik kamu. Dia lebih penting."
"Tapi kamu juga penting bagi aku. Kamu adalah salah satu sahabat terbaikku. Dari dulu kamu suka bantuin aku mengejarkan tugas dari guru atau dosen. Masa disaat kamu sedang membutuhkan bantuan aku diem aja sih. Terima ya? Soal adik aku, aku masih bisa mencukupi kebutuhan dan juga biaya pengobatan dia."
Tak terasa air matanya kembali menetes dari dalam kelopak mata sayu milik Shae.
"Terimakasih banyak Clay? Aku beruntung banget punya sahabat sebaik kamu. Aku janji kalau aku udah punya uang lagi pasti aku bakalan segera balikin uang kamu. Doakan saja semoga job menyanyi dari cafe ke cafe semakin rame."
"Aamiin, tapi kamu gak perlu balikin uang itu. Aku ikhlas ngasih ke kamu tapi gini aja, kalau kamu merasa nggak enak menerima uang itu dengan cuma-cuma, gimana kalau kamu bantuin aku buat menjadi pengisi acara mini konser komunitas pecinta kesenian yang aku juga ikut bergabung di dalamnya?"
"Maksud kamu gimana Clay? Komunitas pecinta kesenian? Kok aku baru tahu kamu ikut gabung di komunitas itu? Apa yang bisa aku bantu?"
"Sebenarnya aku didapuk menjadi salah satu tim suksesnya. Aku sedang pusing cari penyanyi terakhir yang cocok buat tampil di mini konser itu. Aku sedang berdebat dengan anggota yang juga ikut menjadi tim suksesnya. Kita sedang berdebat siapa penyanyi yang pas buat tampil di konser itu, kita mencari kualitas suara terbaik karena katanya di mini konser itu bakalan ada seorang produser yang hadir buat menonton para penyanyi. Gimana kalau kamu menjadi salah satu dari penyanyi yang akan tampil? Apa kamu bersedia? Kamu kan salah satu penyanyi pemilik suara emas? Cuma kelebihan kamu itu belum diketahui oleh orang-orang penting."
"Dengan senang hati Clay. Aku bersedia menjadi pengisi acara mini konser itu tanpa bayaran sepeserpun. Itupun kalau tim sukses kamu setuju aku yang menjadi penyanyi terakhir. Eh tapi, makanan dan minumnya juga harus ada dong meski cuma nasi kotak doang, hehehe." jawab Shae yang sekarang mulai sedikit ceria dan kembali bercanda.
"Nah gitu dong bercanda, ceria, jangan murung terus. Nggak ada nasi kotak adanya nasi box!"
"Nasi box? Sama aja kali! Hahahaha. Yaudah aku mau ke pasar dulu, makasih banyak ya Lang atas bantuannya? Aku harus segera ke pasar takut orang rumah nunggu terlalu lama terus mereka kelaparan."
"Aku temenin kamu ya sampai pulang ke rumah nanti? Takutnya ketiga preman yang tadi malah dendam dan berniat mencelakai kamu lagi?"
"Iya Clay, aku mau."
Kemudian Clay dan Shae berangkat ke pasar bersama menaiki sepeda berdua. Mereka naik sepeda mereka masing-masing. Mereka bersepeda berdua melintasi jalanan dengan begitu bersemangat.
Cahaya mentari pagi dan burung-burung yang beterbangan di langit mengiringi perjalanan mereka. Pagi ini begitu indah dan menyegarkan rasa. Suara kicau burung betul-betul memanjakan telinga.
Rasanya sakit yang sedang diderita oleh Shae seketika hilang dengan kehadiran Clay. Shae seolah lupa kalau dirinya sendiri sedang sakit. Clay sahabat terbaiknya selalu bisa membuatnya terlupa akan kesedihan atau kepayahan yang sedang dialami.
Beberapa saat lagi mereka akan sampai ke pasar dan singkat waktu sampailah mereka berdua ke pasar yang mereka tuju. Pasar Gembrong.
Pagi ini suasana di pasar Gembrong sudah cukup ramai dengan hadirnya banyak orang. Banyak yang berbelanja banyak juga yang berjualan. Pasar adalah salah satu simbol hiruk pikuk betapa dunia ini sangatlah hingar bingar akan mahkluk hidup.
Di pasar terjadi banyak kisah. Pembeli yang berusaha mendapatkan sesuatu dengan harga yang mereka inginkan. Mereka ingin mendapatkan belanjaan dengan harga yang mereka mau, saling tawar menawar harga tak terelakan lagi. Penjual juga menginginkan keuntungan yang besar, yang bisa menambah pundi-pundi penghasilannya.
Shae mencari sayur mayur, buah-buahan segar, dan juga bumbu. Tidak lupa Shae juga mencari daging ayam untuk lauk lezat orang rumah hari ini. Hari ini Shae mau masak balado ayam untuk orang rumah. Shae lupa kalau dirinya belum membeli tomat. Tomat adalah bahan yang utama dalam resep pembuatan balado. Sementara itu Clay masih setia menemani dan mengikuti kemanapun Shae melangkah didalam pasar. Clay betul-betul menjaga Shae dengan sigap dan siaga.
"Mba, sayur tomatnya tiga ya?" pesan Shae kepada seorang penjual tomat.
"Silahkan memilih tomat yang terbaik mba," sahut si penjual memberikan senyuman yang ramah.
Tiba-tiba Clay terkekeh membuat Shae merasa bingung apanya yang lucu?
"Ada hal yang lucu? Kok kamu tiba-tiba ketawa?" tanya Shae sembari memilah tomat mana yang ia inginkan.
"Tomat itu buah Shae. Tomat lebih menunjukkan ciri-ciri kearah buah dibandingkan sayuran!"
"Tapi tomat rasanya nggak kaya buah. Makannya selama ini aku menyebutnya sebagai sayur. Buah kan rasanya manis sedangkan tomat tidak semanis itu Clay!"
"Tapi mau gimana lagi, menurut ilmu pengetahuan faktanya tomat itu lebih ke buah bukan sayur!"
"Nggak! Tomat itu sayur Shae!"
"Kamu salah Shae, yang benar itu buah!"
"Sayur!"
"Buah!"
"Sayur!"
"Aduh kamu ini gimana sih? Dijelasin fakta yang sebenarnya malah ngeyel! Dasar cewek keras kepala!"
"Sayur ganteng!"
"Buah ganteng!"
"Aku kan cewek masak ganteng sih!"
"Buah!"
"Sayur!"
Banyak orang yang dibuat keheranan dan ngakak melihat perdebatan tomat itu sayur atau buah diantara Clay dan Shae
"Tomat itu buah!"
"Sayur! Kamu ini ih minta dijewer ya!"
Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Clay dan Shae di dalam pasar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments