Mereka berdua sudah sampai didepan rumah yang selama ini selalu ditempati oleh Shae. Meski Shae adalah anak kandung pak Farhan, tapi status Shae selama ini tidak sama dengan kesehariannya di rumah. Shae seolah pembantu yang merangkap status sebagai anak ditengah keluarga kecil itu.
"Gimana udah nyerah dengan pendapat kamu? Bahwa tomat itu buah bukan sayur!"
"Aku tetap berpendapat bahwa tomat itu lebih cocok disebut sebagai sayur! Titik!"
"Pokoknya aku nggak akan menyerah sampai kamu sependapat dengan aku kalau tomat itu adalah buah! Ingat Shae, tomat itu adalah buah buah buah!"
"Sayur!"
"Buah!"
"Sayur!"
"Buah!"
"Sayuur!"
"Buaaaah.... ayaaaa..."
"Buahayaa?"
Clay tiba-tiba seperti panik saat menatap sesuatu yang sedang berdiri di belakang Shae.
"Clay kamu kenapa? Kok sekarang diem? Hayooo, pasti kamu nyerah kan? Sekarang kamu satu pendapat sama aku kalau tomat itu adalah sayur bukan buah?"
Clay menggeleng kemudian memberi kode kepada Shae buat segera menoleh ke belakang. Shae pun buru-buru menoleh ke belakang dan ternyata apa yang membuat Clay terdiam itu adalah bu Rianti, ibu tiri Shae yang galak dan kejam.
"Kalian ini berisik sekali! Shae, kenapa kamu baru pulang? Habis darimana saja kamu? Pasti habis pacaran ya sama laki-laki blangsak itu?"
Shae menggeleng karena itu adalah fakta bahwa Shae memang habis tidak berpacaran dengan Clay.
"Nggak kok bu, maaf aku sedikit telat. Tadi dijalan uang aku dirampok sama preman, untung ada Clay yang nolongin aku. Bahkan dia memberi aku uang buat belanja kebutuhan kita hari ini. Ibu minta maaf sama Clay ya? Dia baik sama kita loh."
Bu Rianti kembali melotot lalu mendorong Shae sampai Shae jatuh menubruk sepedanya. Semua belanjaan yang ada di keranjang sepeda juga ikut terjatuh sampai tumpah dan berantakan diatas rumput.
"Aw," rintih Shae karena tangannya terluka oleh kerikil tajam lagi setelah tadi juga terluka sewaktu diserang oleh perampok.
"Saya nggak sudi minta maaf sama laki-laki blangsak itu orang saya nggak salah apa-apa kok! Buruan kamu masuk kedalam rumah dan lekas buat makanan! Saya udah laper nih! Dari tadi nunggu kamu balik tapi nggak balik-balik! Pacaran mulu sama laki-laki itu!"
"Tapi kita nggak habis pacaran bu, sungguh!" sahut Shae seraya terisak sedih.
Tangan bu Rianti terasa gatal, ingin sekali menjambak rambutnya Shae. Kemudian bu Rianti menjambak rambut Shae didepan mata Clay.
"Ampun bu sakit bu, aw,"
Melihat sahabatnya diperlakukan dengan kasar seperti itu oleh ibu tirinya, Clay buru-buru mengambil tindakan yang tegas.
Clay memegang tangan bu Rianti memaksa bu Rianti buat menghentikan penyiksaan yang tengah ia lakukan kepada anak tirinya.
"Ternyata bukan cuma di sinetron saja tapi di dunia nyata juga ada ibu tiri yang kejam seperti anda! Lepasin tangan anda atau saya akan mengambil tindakan tegas kepada anda!" ancam Clay pemberani.
"Siapa kamu dasar anak bau kencur! Nggak usah ikut campur urusan saya sama anak tiri saya! Lekas pergi atau saya juga akan melakukan tindakan yang kasar kepada kamu!"
"Nggak mau!"
"Dasar anak kurang ajar!"
Bu Rianti melepaskan jambakan tangannya kepada Shae dan akan segera menampar wajah Clay namun Shae dengan berani memegang kuat tangan bu Rianti yang akan ia gunakan buat menampar wajahnya.
"Clay, stop! Udah Clay kamu pergi aja, kamu tenang aja aku nggak akan kenapa-kenapa kok. Ibu cuma sedang emosi aja bentar lagi emosinya juga reda dan dia pasti nggak marah lagi? Clay, please? Jangan memperpanjang masalah?"
"Kamu menyuruh aku tenang Shae? Aku nggak akan tenang sampai kamu mendapatkan keadilan di rumah kamu. Kamu juga berhak bahagia Shae! Selama ini kamu diperlakukan dengan tidak adil sama keluarga kamu! Aku tidak akan tinggal diam terus menerus melihat kamu selalu bersedih karena hal ini!"
"Clay?" sebut Shae sangat terharu karena Clay benar-benar berani dan gigih buat membelanya.
Bu Rianti malah menendang perut Clay menggunakan dengkulnya hingga Clay sedikit terdorong ke belakang dan juga sedikit merintih karena tendangan itu.
"Ugh,"
"Pergi kamu dari sini! Jangan ikut campur urusan keluarga saya! Jangan pernah kamu dekat dengan anak tiri saya yang benalu itu, paham!"
"Sayangnya saya nggak pernah takut sama ancaman anda. Yang pasti selama Shae masih diperlakukan dengan buruk sama anda, disitu pula saya akan selalu ada untuk melindungi Shae."
Karena semakin kesal, bu Rianti kembali memukul perut Clay kemudian mendorong Clay sampai Clay juga ikut terjatuh di samping Shae.
"Lang! Kamu nggak papa? Aku mohon jangan ikut campur masalahku sama keluargaku. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa Clay!"
"Nggak papa Shae, aku cuma nggak tega lihat kamu terus diperlakukan dengan buruk oleh ibu tiri kamu yang tidak punya hati itu."
"Bicara apa kamu? Pergi sekarang!!!" usir bu Rianti kepada Clay dengan teriakan nyalang.
Clay membantu Shae buat bangkit berdiri. Clay menatap marah kearah bu Rianti. Kalau mau Clay bisa membuat ibu tiri galak itu babak belur saat ini juga tapi sayangnya Clay masih punya hati nurani. Clay tidak mungkin membuat seorang wanita babak belur di tangannya.
"Shae, kamu jaga diri baik-baik ya? Kalau terjadi sesuatu yang buruk sama kamu, jangan sungkan buat menghubungi aku?" ucap Clay penuh kepedulian sembari menatap wajah Shae dengan lembut.
"Clay makasih banget atas segala kebaikan kamu. Aku yakin nggak akan terjadi lagi sesuatu yang buruk menimpaku. Aku akan selalu berpikir positif Clay." jawab Shae berusaha untuk tegar didepan Clay.
"Aku pamit Shae, besok kita ketemu lagi di kampus."
"Iya Clay, hati-hati dijalan."
"Udah ah jangan lama-lama disini terus! Buruan masuk kedalam rumah anak setan!" paksa bu Rianti seraya menarik kasar tangan Shae hingga Shae berjalan dengan tersungkur-sungkur.
Tanpa Shae lihat kalau ternyata diam-diam laki-laki tampan itu sedang menangis melihat nasib Shae yang begitu malang dibawah tekanan ibu tirinya.
***
Terdengar suara orang yang sedang menggoreng sesuatu di dapur. Aroma ayam goreng yang lezat semerbak di udara. Pak Farhan masuk kedalam dapur sembari memberikan senyuman manis untuk Shae.
"Bapak?" sapa Shae seraya membalikkan ayam goreng.
"Kamu belum minum obat nak?"
"Belum pak. Aku belum sempat minum obat terlalu sibuk melayani istri kamu yang tidak pernah menyayangi aku itu."
Pak Farhan merasa sangat bersalah karena gara-gara Rianti, Shae jadi menderita seperti ini. Pak Farhan langsung memeluk Shae diiringi tangisan air matanya yang begitu dahsyat.
"Maafkan bapakmu yang pengecut dan nggak berguna ini nak?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments