CINTA DALAM BAYANGAN

CINTA DALAM BAYANGAN

SINOPSIS

...***...

Aku hanyalah seorang wanita yang mencintai satu orang di dunia ini. Dan itu adalah sosok laki-laki yang telah mencuri hatiku. Namun sayangnya dia sama sekali tidak menyadari perasanku. Bahkan ketika kami telah menjadi suami istri. Apakah tidak ada rasa cintanya untukku sedikitpun?.

"Mas. Aku mau minta sesuatu padamu."

"Aku tidak memiliki kewajiban untuk memenuhi apa yang kau minta. Karena aku bukan tempat kau meminta." Itulah yang ia katakan padaku saat itu. Rasanya sangat menyakitkan sekali. Padahal aku hanya ingin dia mengetahui bahwa aku ingin menyiapkan hadiah terbaik dihari ulang tahunnya. Namun sepertinya ia sama sekali tidak peduli dengan apa yang hendak aku sampaikan padanya.

Suatu ketika ia pulang dengan membawa seorang bayi mungil. Dan aku bertanya padanya ini anak siapa?. Dia menjawab itu adalah anak pacarnya.

"Kau tidak berhak protes dengan apa yang aku lakukan. Karena ibunya meninggal disaat ia sedang melahirkan. Jadi aku ingin membesarkan anak ini dengan baik. Aku tidak butuh persetujuan darimu!."

Dengan berat hati aku menerima apa yang menjadi keputusan darinya. Tidak membantah sedikitpun. Bahkan aku rawat anak itu dengan baik. Anak bayi manis, dan mampu mengalihkan duniaku.

"Kau adalah anak yang sangat tampan. Jadilah anak yang baik ya." Aku selalu menguatkan hatiku untuk menerima apa yang ada di depan mataku saat ini. Hatiku terasa sakit, namun anak ini sama sekali tidak bersalah. Jadi aku sekuat tenaga untuk menekan perasanku yang tidak karuan.

Namun suatu hari ia datang kembali, seakan aku ini hanyalah tempat persinggahan baginya. Ia melihat keadaan anaknya, yang sudah bisa berbicara. Dan berjalan, namun hatinya masih saja belum bisa aku sentuh.

Apakah tidak ada cinta dihatinya sedikitpun?. Atau aku memang terlalu banyak berharap dengan dirinya yang sama sekali tidak mencintaiku?.

"Mas. Apakah kau tahu?. Mengejar bayangan itu sangat sulit. Apalagi jika redup, dan ditelan oleh kegelapan. Rasanya sangat sakit."

"Jika kau memang tidak sanggup. Maka kau boleh pergi. Dan aku sama sekali merasa tidak keberatan."

Sesak. Rasanya sangat sesak hingga aku merasakan sulit untuk bernafas barang sekejap saja. Perkataannya pada saat itu begitu menusuk hatiku yang sangat rentan.

Hingg pada suatu hari hatiku bercabang, saat aku berkenalan dengan Rendra Rahardi. Dia masih seumuran denganku, dan ia duda. Begitu katanya.

"Aku masih muda. Namun aku sudah mendapatkan gelar duda."

"Wah. Rugi sekali wanita itu mau bercerai denganmu."

"Ahahaha kalau soal itu aku sih tidak mengetahuinya sama sekali."

"Tapi kalau aku sih masih mempunyai suami."

"He?. Sangat disayangkan sekali. Tadi aku pikir kau masih lajang."

"Maaf jika aku mengecewakan."

"Tapi jika kau tidak bahagia dengan orang yang menjadi suami mu. Maka aku yang akan menjadi suami mu. Orang yang akan membahagiakan dirimu."

Namun kedekatan kami akhirnya ketahuan oleh Mas Ravenska. Ia sangat marah, dan memukulku tanpa belas kasihan sedikitpun.

Sejak hari itu aku mulai sakit-sakitan, karena pukulannya pada saat itu mengenai kepala kiriku. Kadang aku mulai tidak konsentrasi sama sekali. Terkadang aku merasa aneh dengan diriku.

Aku berkonsultasi dengan dokter. Katanya kondisi yang aku alami sangat gawat, dan harus menjalani perawatan yang serius.

Aku berusaha bersikap baik-baik saja. Seakan tidak terjadi apa-apa padaku. Dan saat itu aku mencoba untuk mengatakan sesuatu padanya.

"Mas. Jika suatu hari nanti aku pergi, apakah kau tidak akan sedih?."

"Aku sangat bahagia jika kau tidak ada. Dan aku harap kau segera pergi dari kehidupan kami."

Rasanya sangat sakit memang mendengarkannya. Namun karena dokter mengatakan jika hidupku tidak akan lama lagi, makanya aku berusaha menahan sakit ini. Sungguh ini memang jalan takdirku mengejar bayangan. Keinginanku untuk mendapatkan kehidupan rumah tangga yang bahagia memang seperti mengejar bayangan. Semakin aku mengejarnya bayangan itu malah semakin pergi. Begitu juga dengan kebahagiaan yang aku inginkan. Semakin aku berusaha untuk ingin merasakan kebahagiaan, justru malah semakin menderita, dan tidak aku dapatkan sama sekali.

Hingga suatu hari. tiba-tiba Maharani Rayasuara pingsan dihadapan Ravenska, namun ia malah mengira itu hanya pura-pura. Semalaman ia membiarkan istrinya itu pingsan tidak sadarkan diri.

Pada saat itu, ia mendapatkan kabar yang mengejutkan tentang Maharani Rayasuara. Ia tidak pernah menyangka sama sekali bagaimana keadaan istri yang ia benci di dalam hidupnya. Pikirannya, serta langkahnya.

"Kenapa kau tidak mengatakan padaku dengan jujur bagaimana keadaanmu hah?."

Sayangnya tidak ada respon sama sekali. Karena otaknya yang tidak bisa merespon apa yang dikatakan oleh orang sekitarnya. Saat itu ia teringat dengan apa yang dikatakan oleh Maharani Rayasuara.

"Jika suatu hari nanti aku tidak bisa lagi merespon apa yang kau katakan. Maka aku harap kau bisa memahaminya. Karena hatiku telah mati rasa, juga otakku tidak bisa lagi berpikir, juga telingaku telah tuli karena tidak bisa mendengarkan apa yang kau katakan."

Kepedihan telah melanda dirinya. Karena ia tidak mau kehilangan orang disekitarnya?. Apakah itu hanya ungkapan penyesalan yang telah ia perbuat selama ini terhadap istrinya?.

Ia berusaha merawat istrinya. Namun sayangnya belum membawakan hasil yang baik. Tidak bisa disembuhkan sama sekali. Dokter yang merawatnya menyerahkan diri, karena memang tidak bisa menyembuhkannya.

"Aku mohon. Dengarkan apa yang aku katakan. Maafkan aku. Katakan sesuatu raya. Jangan abaikan aku!."

Kata-kata yang menusuk untuk dirinya sendiri. Karena selama ini ia tidak pernah mau mendengarkan apa saja yang dikatakan istrinya Raya. Bahkan memang mengabaikan suara istrinya yang selalu memanggil dirinya. Kini apa yang ia rasakan?. Sakit hati?. Sesak?. Perih?.

"Jadi selama ini itulah yang ia rasakan?. Rasanya sangat sekali." Ia menangis terisak melihat keadaan istrinya yang seperti boneka hidup.

Hatinya sangat iba, melihat semua buku catatan harian tentang Raya. Keinginan-keinginan darinya yang merasakan kehidupan rumah tangga yang bahagia. Namun tidak pernah ia rasakan sedikitpun.

Dalam tulisannya ia membuat dirinya adalah seorang wanita yang paling bahagia di dunia. Akan tetapi kenyataannya sama sekali tidak seperti itu. Bahkan dirinya sangat teraniaya. Sungguh memang berusaha mengejar bayangan. Ia tidak akan pernah mendapatkan cahaya untuk menciptakan bayangan itu. Justru bayangan itu ditelan oleh Kegelapan malam yang tiada ujungnya.

"Mas ravenska. Jika aku boleh meminta padamu. Aku ingin meminta satu hati padamu. Aku hanya ingin kau menyadari bagaimana keadaanku selama ini. Bagaimana rasa cinta yang aku berikan."

Tulisan itu, sama seperti percakapannya ketika itu. Ketika ia meminta satu permintaan, namun langsung ditolak. Dan bahkan banyak lagi percakapan yang sangat berbeda.

Next.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!