CHAPTER 1

...***...

Setelah wisuda, keduanya masih terhubung dengan baik satu sama lian, bahkan keduanya masih balas pesan singkat melalui whatsapp. Namun hari ini Maharani Rayasuara sedang bersama keluarganya, ia tidak menduga, jika orang taunya telah mengetahui hubungannya dengan Ravenska?. Apakah kedua orang tuanya akan menyetujui itu?.

"Ayah lihat, kamu dan ravenska sudah saling mengenal satu sama lain. Ayah sangat senang melihat kedekatan kalian berdua." Ya, sebagai seorang ayah, tentunya ia selalu memperhatikan anaknya.

"Memang raya sangat dekat dengan ravenska sejak kelas satu sma dulu ayah. Bahkan kami masih dekat sampai sekarang." Raya tidak menyembunyikan apapun dari ayahnya.

"Itu lebih bagus. Mama juga sangat senang mendengarnya." Ia terlihat bersemangat, dan tentunya akan setuju.

"Memangnya kenapa ma?." Raya tampaknya belum mengerti dengan apa yang telah dikatakan kedua orang tuanya. Raya sangat penasaran kenapa ayah dan mamanya tiba-tiba saja berkata seperti itu?.

"Senin besok kita akan mengadakan pertemuan dengan keluarga ravenska. Kami berniat mau menjodohkan kalian." Ucapnya sambil merangkul anaknya yang duduk di sampingnya.

"Benarkah yah?." Raya tampak semakin bersemangat dengan rencana itu.

"Ya, tentu saja benar. Ayah sama mama telah sepakat untuk menjodohkan kalian dalam waktu yang dekat ini." Jawabnya dengan senyuman lembut penuh kasih sayang.

"Tapi kok enggak bilang sih?. Raya kan jadi kaget. Coba ayah sama mama bilang dari awal?. Kan raya enggak kaget kek gini." Raya sangat tidak menduga akan seperti itu?.

Maharani Dewi dan Dharma Aji hanya bisa tertawa saja melihat anak mereka yang terlihat sedang merajuk. Tapi setidaknya mereka sangat bersyukur karena anak mereka sama sekali tidak menolak perjodohan itu. 

"Ya sudah. Kalau begitu kamu siap-siap. Sambut kedatangan calon suami kamu dengan sebaik mungkin." Dengan suara yang sangat lembut ia menyuruh anaknya untuk melakukan persiapan.

"Siap mama!." Raya memberi hormat pada ayah dan ibunya.

Kembali keduanya tertawa melihat tingkah laku anak mereka yang sangat menggemaskan.

...***...

Sementara itu di rumah Ravenska sendiri?. Mamanya memberitahukan rencananya, tentu saja rencana untuk menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya yang bernama Maharani Rayasuara.

"Senin besok mama ingin kamu mengosongkan semua jadwal kamu di kantor." Maisya Lara berkata dengan sangat jelas pada anaknya.

"Lah?. Emangnya ada apa ma?. Kok mama tiba-tiba aja ngomong kek gitu?." Tentunya ia sangat bingung dengan apa yang telah dikatakan mamanya.

"Besok ada acara yang sangat penting, jadi kamu jangan ke kantor dulu." Hanya itu saja yang ia katakan pada anaknya.

"Tapi senin besok aku ada rapat penting loh, ma." Ravenska tentunya memiliki jadwal yang sangat penting juga yang akan ia kerjakan saat itu. Ravenska sangat heran dengan sikap mamanya yang tiba-tiba saja memaksa dirinya?. "Tapi untuk apa?." Setidaknya seperti itulah yang ada di dalam kepalanya saat itu.

"Pokoknya kamu tu harus dengerin omongan mama!." Suara terdengar semakin meninggi, karena ia tidak suka dengan bantahan dari anaknya.

"Pa?. Coba jelasin sama ravenska, kok mama ngotot amat?. Emangnya kenapa dengan senin besok?." Ravenska mencoba untuk meminta bantuan dari papanya yang terlihat hanya diam saja. Ravenska mencoba untuk bertanya pada papanya, mungkin papanya akan memberikan jawaban yang lebih ia fahami.

"Besok mama, papa akan mengajak kamu ke rumah raya. Kami berniat mau menjodohkan kalian." Jawab papanya.

Deg!.

Ravenska sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan papanya?. "Di jodohkan dengan raya?." Ia mengulangi ucapan papanya. "Loh?. Kok mama sama mama enggak bilang ke aku sih?." Ravenska sangat tidak mengerti sama sekali, dan ia tampak bingung.

"Kenapa memangnya?. Bukanya kalian sudah saling mengenal sejak masa sma?. Mama rasa enggak perlu bilang-bilang lagi, kan?." Maisya Lara sangat heran dengan sikap anaknya.

"Mama ini gimana sih?. Dekat sejak lama bukan berarti bisa dijodohin seenaknya seperti itu!." Ravenska merasa keberatan. Ada kemarahan yang ia tunjukkan saat itu, ia tidak setuju dengan perjodohan itu?.

"Jangan bilang kamu mau menolak perjodohan itu ya?." Maisya Lara mencoba menebak apa yang ada di dalam pikiran anaknya, jika ia melihat dari reaksinya saat itu.

"Ya, mama. Aku enggak mau dijodohin sama raya." Jawabnya dengan sangat cepat.

"Kenapa?!. Kenapa kamu enggak mau dijodohin sama raya?!. Apakah kamu udah punya pacar?." Maisya Lara terlihat emosi mendengarkan jawaban anaknya itu. Hatinya tiba-tiba saja memanas mendengarkan itu.

Akan tetapi saat itu, bukannya menjawab ucapan mamanya, Ravenska malah pergi begitu saja dari sana membuat Maiya Lara sangat murka dengan sikap anaknya yang seperti itu.

"Mau ke mana kamu?!. Mama belum selesai berbicara!." Bentaknya dengan suara yang sangat keras. Sebenarnya saat itu ia hendak mengejar anaknya, akan tetapi pada saat itu tangannya ditahan oleh suaminya agar tidak menuruti semua amarah yang ia rasakan.

"Sudahlah ma. Sebaiknya mama tenangkan diri mama dulu. Papa yakin, dia hanya kaget saja." Bambang Hadijaya mencoba merangkul istrinya untuk tenang.

"Baiklah pa." Ucapnya sambil menghela nafasnya. "Semoga saja seperti itu pa." Hanya tu harapannya.

Maisya Lara sungguh tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran anaknya itu. Jika sudah kenal?. Artinya tidak perlu diragukan lagi, kan?. Karena telah mengenal dengan baik bagaimana orangnya.

Sementara itu Ravenska yang berada di luar rumahnya?. Emosinya saat itu sedang membuncah, ia tidak menduga jika orang tuanya akan menjodohkan dirinya dengan temannya Raya?.

"Aku memang dekat dengan raya, tapi bukan berarti aku mau begitu saja menikah dengannya." Dalam hatinya menolak untuk itu. "Aku memiliki salsa yang akan aku nikahi. Aku tidak akan mungkin menikah dengan raya walaupun dia itu baik. Karena akau tidak memiliki perasaan apapun padanya."

Setelah itu ia mengambil hp-nya untuk mengirim pesan pada Raya, sementara itu ia mengirim pesan pad Salsa Alysa. Tentunya ia ingin bertemu dengan pacarnya.

Raya yang mendapatkan pesan dari Ravenska.

"Lah kok tumben dia duluan yang chat aku?. Apakah karena besok senin akan bertemu?." Raya merasa deg-degan. Ia langsung membuka pesan itu, ia tidak mau diselimuti oleh perasaan penasaran.

"Ray, kamu udah tahu?. Kalau kamu akan dijodohin sama aku?. Sebaiknya kamu pikirin dulu deh. Kita ini cuma sahabatan doang." Itulah yang ia baca saat itu. Rasanya ada yang ganjal dengan itu, tapi ia masih mencoba untuk berpikiran baik. "Mungkin saja ravenska malu, jadi aku enggak boleh nyerah gitu aja. Toh dari dulu sebenarnya aku memang suka sama kamu, kok." Dalam hatinya tidak ingin berpikiran yang aneh-aneh dulu setelah membaca pesan seperti itu dari Ravenska.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!