...**...
Di satu sisi.
Salsa Alysa saat itu sedang bersama teman-temannya. Saat itu ia melihat ada notifikasi yang masuk.
"Dari ravenska?." Dalam hatinya sedikit penasaran. "Memangnya dia mau ngomong apa?. Biasanya dia langsung telepon aku." Ia membuka pesan itu dengan hati-hati.
"Aku ingin bertemu dengan kamu. Ada hal yang sangat penting yang ingin aku sampaikan sama kamu. Aku tunggu kamu di cafe tempat biasanya kita bertemu." Itulah pesan yang ia baca.
Salsa nampak berpikir, setelah ia membacakan pesan itu. "Memangnya sepenting apa?. Sehingga dia mengajak aku bertemu?." Dalam hatinya merasa sangat heran dengan apa yang telah ia lalui bersama Ravenska.
Tentu saja kedua temannya yang merasa heran dengan perubahan raut wajah dari Salsa yang tampak aneh.
"Ada apa ca?. Kok muka lu kusut amat?." Rani memperhatikan itu dengan sangat baik.
"Oh?. Enggak kok." Jawabnya agak bingung.
"Enggak?. Lu aneh banget sih." Asri juga bingung dengan perubahan temannya itu secara mendadak.
Tentunya kedua temanya itu sangat aneh melihat itu. Apakah ada sesuatu yang aneh terjadi pada Salsa?.
"Aku duluan ya?. Aku ada janji sama ravenska." Akhirnya ia mengatakannya?.
"Ho?. Pantes aja keliatan kusut kek gitu." Asri dan Rani sangat memahami apa yang mereka dengar.
"Dah, pergi aja." Asri seakan-akan hendak mengusir Salsa.
Keduanya malah tertawa cekikikan melihat rait wajah Salsa yang saat itu sedang mencemaskan sesuatu.
"Ok. Aku duluan ya?." Ia mengemasi tas dan hp-nya.
"Ok. Hati-hati, ya?. Jangan nabrak tiang. Kasihan tiangnya, entar masuk rumah sakit." Rani dengan sengaja berkata seperti itu.
"Gila kau ya ran!." Salsa hampir saja terbawa emosi.
Kembali keduanya tertawa melihat bagaimana reaksi dari Salsa yang sedang terburu-buru membereskan tasnya.
"Duluan ya?." Ia bergegas pergi dari sana?.
"Ya." Balas keduanya sambil melambaikan tangan mereka.
Setelah itu Salsa pergi dari sana. Sungguh, ia merasa tidak nyaman sama sekali dengan pesan yang dikirim Ravenska.
"Kalo seorang wanita jatuh cinta itu kadang ngeri ya?." Asri masih bingung dengan perasaan yang seperti itu.
"Emangnya kamu bukan wanita?." Rani malah bertanya seperti itu?.
"Wanita sih." Balasnya dengan sangat santai.
"Emangnya kamu pernah jatuh cinta." Rani kembali memberikan pertanyaan aneh.
"Enggak. Enggak salah." Ucapnya sambil menahan tawanya.
"Enggak salah masih jomblo." Ia malah melanjutkan ucapan temannya.
Keduanya malah tertawa cekikikan, merasa aneh dengan apa yang telah mereka katakan, sehingga mengundang gelak tawa bagi keduanya.
...***...
Sepertinya Ravenska telah sampai di cafe yang telah mereka sepakati untuk bertemu. Hatinya yang saat itu masih gelisah dengan apa yang ia rasakan saat itu.
"Apa yang harus aku jelaskan padanya?. Aku tahu mama bukanlah orang yang suka dibantah. Mama pasti akan melakukan apapun, supaya aku tetap menikah dengan raya." Dalam hatinya sangat gelisah, pikirannya benar-benar sangat kusut, sehingga ia tidak dapat memikirkan apapun, selain merangkai kata yang akan ia ucapkan pada Salsa nantinya. "Aku harap dia mau mendengarkan apa yang aku katakan nantinya." Sungguh, hatinya tidak bisa tenang. Di sisi lain, ia tahu mamanya akan mengancam dirinya untuk tetap menikahi Raya. Tidak mungkin mamanya akan menyerah begitu saja jika mamanya tidak menyukai orang itu. "Tapi, bukankah yang akan menjalani pernikahan itu adalah aku?. Kenapa mama yang mengatur dengan siapa aku akan menikah?." Dalam hatinya semakin kusut memikirkan apa yang terjadi sebenarnya pada dirinya. "Aku harus memberikan penjelasan pada salsa terlebih dahulu, setelah itu aku baru menjelaskan pada mama." Ya, ia mencoba untuk menguatkan hatinya.
Berbeda dengan Raya yang sedang berbunga-bunga untuk mempersiapkan kedatangan Ravenska.
"Hayo?. Kamu sedang apa?. Kok senyum-senyum sendiri?." Dewi melihat bagaimana anaknya yang tersenyum sendirian.
"Mama?." Raya melihat ke arah mamanya. Raya sedikit terkejut melihat mamanya yang sedang membawakan sesuatu untuknya?.
"Hayo?. Lagi mikirin apa?." Ucapnya dengan nada menggoda. Ia duduk di samping anaknya yang tampak tersipu malu.
"Enggak kok ma. Cuma lagi mikirin baju apa yang pantas nantinya untuk pertemuan besok, walaupun aku sama ravenska telah bersama. Rasanya deg-degan aja sih." Raya berusaha untuk menyembunyikan perasaan yang ada di dalam hatinya.
"Cie, yang mau ketemu calon suaminya."
"Mama. Jangan goda aku kek gitu. Mama kan?. Biasanya juga udah biasa liat kami bersama terus." Ia tidak mau merasa aneh. Raya merasa sangat malu digoda oleh Mamanya. Meskipun ia akui jika ia memang sangat gugup, rasanya situasi yang akan ia hadapi nantinya akan merasakan perasaan yang sangat berbeda.
"Ya sudah, mama akan bantu kamu mempersiapkan semuanya ya?." Ia menawarkan bantuan pada anaknya.
"Terima kasih mama." Terlihat raut wajah kebahagiaan yang menggambarkan suasana hatinya.
Raya sangat senang atas bantuan yang diberikan mamanya. Raya benar-benar harus mempersiapkan dirinya untuk menyambut kedatangan Ravenska dengan sangat sempurna.
...***...
Sementara itu Ravenska telah bertemu dengan Salsa, keduanya tampak terdiam sejenak.
"Maaf, jika aku mendadak meminta kamu untuk datang ke sini." Hatinya sangat gugup.
"Enggak apa-apa kok. Aku akan selalu datang jika kamu memerlukan aku." Balasnya dengan senyuman ramah. Senyuman itu, senyuman yang sangat manis, sama seperti wajahnya yang terlihat sangat manis untuk dipandang mata.
"Terima kasih karena kamu selalu datang. Aku sangat percaya kamu adalah wanita yang sangat baik untuk aku." Ada perasaan senang dihatinya sehingga ia memuji wanita itu dengan segenap hatinya.
"Bfh!." Salsa hampir saja tertawa keras, jika ia tidak segera menahannya. "Kamu itu memanggil aku untuk gombal doang?." Ia tidak dapat menahan tawanya.
"Sebenarnya ada yang lebih penting yang ingin aku sampaikan sama kamu." Entah kenapa ia merasa keberatan untuk mengatakannya.
"Benarkah?." Salsa sangat penasaran.
"Ya. Tapi aku harap kamu mau mendengarkan aku dengan baik-baik." Suasana hatinya semakin gugup.
"Apaan sih?. Kok kamu mendadak serius kek gitu?. Perasaanku enggak enak sama sekali." Salsa merasakan perasaan yang tidak enak sama sekali, begitu juga dengan Ravenska.
"Apa sebenarnya yang ingin kamu sampaikan padaku?. Apakah kamu-." Dalam hatinya benar-benar gelisah.
"Bagaimana caranya akau mengatakannya?. Aku harus berbuat apa?." Dalam hati Ravenska sangat bingung dengan situasi yang sangat rumit baginya.
Namun saat itu ada pesan yang masuk ke dalam whatsapp-nya. Ia membuka pesan itu yang ternyata itu adalah mamanya?.
"Kamu di mana?. Harusnya kamu melakukan persiapan untuk senin besok. Jika kamu tidak pulang dalam waktu satu jam?. Mama akan melakukan sesuatu yang membuat kamu kehilangan semuanya, termasuk kehilangan mama kamu ini!."
Deg!.
Ravenska sangat terkejut membacakan pesan dari mamanya yang berisikan nada ancaman yang sangat tidak main-main. "Kenapa mama malah mengancam aku seperti itu?." Dalam hatinya sangat sakit setelah membacakan ancaman yang ditulis mamanya melalui pesan whatsapp. "Apakah perlu aku bawa salsa ke hadapan mama?. Setelah itu aku perkenalkan pada mama?. Bahwa wanita yang aku cintai itu adalah salsa, bukan raya?." Dalam hatinya sangat keberatan dengan apa yang ia inginkan. "Tapi mama akan lebih murka lagi, jika mama mengetahui ini. Apa yang harus aku lakukan?." Dalam hatinya sangat gelisah.
"Ada apa?. Kamu mau mengatakan apa?. Wajah kamu kok pucat gitu sih?." Salsa melihat ada yang aneh dengan Ravenska saat itu, apa lagi pemuda itu sempat terlihat murung?. Salsa merasa heran dengan Ravenska yang tidak biasanya seperti itu.
"Sebenarnya-." Ada perasaan berat hati yang ingin ia sampaikan sampaikan. "Sebenarnya aku ingin mengatakan, jika aku akan memberikan kamu hadiah spesial untuk kamu." Dengan perasaan yang sangat gugup ia berkata seperti itu.
"Eh?. Benaran?. Kamu mau ngasih aku hadiah apa?." Salsa terkejut, ia tidak akan menduga jika itu yang akan ia dengar.
"Aku akan membawa kamu ke sebuah tempat yang sangat indah. Tapi bukan sekarang." Ravenska terlihat sedang memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan untuk menjaga hubungan mereka agar tetap baik-baik saja.
"Loh?. Kok bisa seperti itu?." Salsa semakin penasaran.
"Hehehe. Namanya juga hadiah spesial, jadi aku enggak akan bilang sekarang dong." Ia mencoba untuk menekan perasaannya yang semakin membuncah.
"Ah!. Kamu ini ya?. Emang paling bisa membuat aku merasa penasaran." Salsa tidak dapat menahan perasaan penasaran itu.
"Ravenska gitu, loh." Ucapnya dengan percaya diri.
"Tapi aku ucapkan terima kasih sama kamu." Salsa dengan memberanikan dirinya untuk menggenggam tangan Ravenska.
"Sama-sama." Ia membalas genggaman tangan itu. "Ini semua demi kamu, hanya kamu yang aku cintai." Dalam hatinya hanya berharap saja semuanya akan aman.
"Tapi, kok tangan kamu sampai keringatan seperti ini sih?. Apa sesusah itu bilanginnya sama aku?." Salsa melihat telapak tangan Ravenska yang berkeringat banyak.
"Aku emang sangat gugup. Sangat gugup sekali, sehingga aku hampir enggak bisa ngomong apa-apa." Ia mengatakan apa yang ia rasakan.
"Ahaha!. Kamu ini lucu banget ya?." Salsa malah tertawa geli. "Tumben kamu kek gitu ya?. Aneh banget." Salsa merasa ada yang aneh, tapi ia tidak ingin memperlihatkannya.
Pada saat itu Ravenska hanya sedang mencoba untuk menyembunyikan perasaan gugup yang ada di dalam hatinya. Ia tidak mau kehilangan Salsa, wanita yang sangat ia cintai.
"Maafkan aku ca. Aku gak bisa jujur sama kamu. Enggak mungkin aku menyakiti perasaan kamu dengan mengatakan jika aku akan dijodohin sama raya. Sedangkan wanita yang aku cintai itu kamu." Dalam hatinya sungguh-sungguh tidak bisa mengatakan itu. "Aku berjanji akan menyiapkan tempat untuk kita berdua saja, di mana hanya aku dan kamu saja yang berada di sana." Dalam hatinya sedang memikirkan tempat yang tepat untuk membuatnya sering bertemu dengan Salsa. "Aku tidak akan membiarkan kita berpisah begitu saja, aku tidak mau melepaskan kamu begitu saja." Dalam hatinya sangat tidak ingin kehilangan orang yang sangat ia cintai hanya karena perjodohan itu?. Apakah akan berhasil?. Simak terus ceritanya.
Next
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments