3 Days, 2 Nights, 1 Love
Jayden membuka matanya, menatap lurus ke tribun yang penuh dengan sorak sorai penonton, sorot lampu putih menyilaukan matanya untuk melihat ribuan penonton yang ada di depannya yang tampak gelap, hanya lampu-lampu yang mereka bawa yang menandakan mereka ada di sana, lautan manusia serempak menyerukan namanya.
Dia menatap seluruhnya dengan matanya yang indah, sorot lampu itu membuat sosoknya begitu bersinar di atas sana, kulitnya yang putih dan dandanan hasil pilihan para stylishnya, rambutnya sedikit diikat, anting kecil tampak bersinar di telinga kanannya saja, jas setelan putih, semuanya membuatnya tambah bersinar.
Alunan musik lembut yang mulai mendendang, membuat para penonton yang tadinya riuh mulai menenang, Jayden mulai memegang *s*tanding Micnya, dan dia mulai membuka mulutnya, mengeluarkan suara merdu nan sendu yang seketika membuat seluruh tempat itu terdiam, blitz kamera beberapa kali meyorot ke arahnya.
Semua orang tampak terhipnotis dengan suaranya, Jayden kembali menatap ke arah para penontonnya yang rata-rata berusia remaja, tepatnya para gadis remaja, setiap dia melirikkan matanya pada seseorang gadis di sana, para remaja itu akan histeris hingga seperti ingin pingsan, Jayden menaikan sedikit sudut bibirnya, kembali fokus dengan suaranya.
Jayden sudah terbiasa dengan semuanya, sorot lampu, suara yang mengelu-elukan namannya, kamera, hingga tak adanya privasi dalam hidupnya yang seluruhnya menjadi konsumsi publik, bahkan apa pun yang menjadi makanannya pun menjadi berita yang sangat dinantikan para fansnya.
Sejak umur 6 tahun, Jayden sudah berkecimpung dalam dunia ini, penuh dengan seluruh pujian yang menghantarkannya ke langit, namun juga penuh dengan ejekan dan hinaan yang kadang menjatuhkannya begitu dalam sehingga dunia ini seperti neraka.
Jayden segera turun dari panggungnya, semua penontonnya berteriak histeris hingga menangis, para pengawalnya segera menghampirnya, dia langsung dikawal oleh 4 orang pengawal yang segera mengapit dirinya, dia tertunduk, pengawalnya menghalau begitu banyak wartawan yang ingin mengabadikannya.
"Jayden, tersenyumlah!" ujar seseorang dari earphone yang terpasang di telinganya.
Jayden menggertakkan giginya, merasa tak ingin untuk tersenyum saat ini, bahkan sudah 3 hari dia hanya tidur 3 jam dengan semua jadwalnya yang padat itu, seluruh tubuhnya benar-benar lelah, seolah remuk tak terasa lagi.
"Jayden!" suara itu seolah berteriak ditelingannya, membuat pendengarannya sedikit nyeri.
Jayden mengangkat kepalanya, melihat ke suatu sudut di bus van miliknya, melihat ke arah seseorang wanita yang berdiri di dalamnya, mengamati keadaannya, Jayden lalu tersenyum, mencoba seramah mungkin dengan sorot-sorot kamera yang kadang sangat tak bersahabat, mengabaikan begitu banyak perasaan dan moodnya hari ini, dia harus tetap tersenyum dan ramah pada semuanya, walaupun untuk berjalan saja tubuhnya limbung karena terhimpit oleh para penjaganya yang menghalau dirinya dari segara terjangan fans dan wartawan.
Setelah penuh dengan perjuangan, dia akhirnya bisa masuk ke dalam busnya yang ditata begitu mewah lengkap dengan semua keperluannya, Jayden langsung menghemparkan tubuhnya yang begitu lelah kesalah satu sofa besar yang ada di dalam bus itu.
"Bangunlah, jangan seperti itu, sapa para penggemarmu hingga keluar dari area konser ini, jika kau sudah keluar, silakan bertingkah sesukamu," ujar wanita berumur 40 tahunan itu dengan gayaya yang profesional, melirik ke arah Jayden, Jayden hanya melirik malas padanya, berdiri sejenak, lalu duduk di dekat jendela.
"Jangan lupakan senyumanmu," kata wanita itu lagi, lebih seperti perintah tak terbantahkan.
Jayden tak mengiyakan, namun juga tidak menolak, salah satu penjaganya membukakan jendelanya, begitu jendela itu terbuka, muka muramnya langsung berubah dengan senyuman tipis yang bisa membuat seluruh remaja langsung pingsan karenanya, aura selebritisnya begitu terasa, dia terus melakukan hingga bus itu keluar dari area konser dan masuk ke jalan raya.
Penjaganya segera menutup jendela itu, membuat Jayden berdiri dan segera disambut dengan wajah datar wanita itu lagi.
"Apa ada yang harus aku lakukan lagi, Ibu?" tanya Jayden melirik wanita yang hanya setinggi dadanya jika dia berdiri.
"Jadwalmu kosong sampai kita tiba ke kota B, kita akan menempuhnya dengan bus," kata Ibu Jayden yang sama sekali tidak melirik ke arahnya.
"Aku akan istirahat," kata Jayden lagi.
"Apa kau sudah memilih beberapa lagu untuk albummu yang ke 4? Apa kau sudah mendengarkannya?" kata ibunya lagi.
"Aku belum memikirkannya, bukannya rekaman itu setelah kita melakukan tour ini?" kata Jayden lagi melirik ibunya.
"Ya, tapi kau seharunya sudah mulai mendengarkan dan memilih beberapa lagu yang kau suka," kata ibu Jayden melirik anaknya dengan suara sedikit memaksa.
"Aku akan segera mendengarkannya," kata Jayden.
"Selain itu ada pula pemotretan, dan tawaran menjadi aktor,film adaptasi sebuah novel terkenal, bagaimana?" kata ibu Jayden lagi melihat jadwal Jayden.
"Aku tidak bisa berakting, kenapa mereka terus menawariku menjadi aktor?" kata Jayden mengurut kepalanya yang pusing.
"Itu akan mendongkrat film mereka dan juga popularitasmu, tidak masalah kalau kau tidak bisa berakting, kita akan mengasahnya, banyak aktor dan aktris yang tidak berpengalaman dalam berakting, setelah mereka belajar, lihatlah, Liberty sudah menjadi aktris yang sangat hebat, padahal dulu aktingnya, tidak ada apa-apanya," ujar Ibu Jayden duduk di depannya. Membuat Jayden kembali berwajah masam, satu lagi pelatihan yang harus dia ikuti.
"Itu artinya aku harus ikut pelatihan untuk menjadi aktor?" kata Jayden.
"Ya, setelah konser ini, kau bisa memulainya."
"Ibu, jadwalku untuk 3 bulan ke depan sudah penuh, jika ibu menambahnya lagi kapan aku bisa menikmati waktuku," ujar Jayden dengan suara sedikit kesal.
"Setelah kau tua, jangan menyia-nyiakan waktu dan tenaga, selama kau bisa kau harus berusaha."
"Tapi aku juga butuh tidur dan istirahat," kata Jayden dengan suara yang sedikit meninggi, ibunya langsung melirik ke arahnya.
"Coba dulu, setelah itu baru berkomentar, ibu sudah menerimanya, minggu depan mereka akan memberikanmu naskah untuk di pelajari dulu," kata Ibu Jayden dengan suara tegas.
Jayden terdiam, sedikit mengeluarkan senyuman sinis, ibunya melihat itu, namun dia tak berkomentar apapun.
"Apakah sudah selesai? aku ingin istirahat," kata Jayden lagi mencabut anting yang ada di telinganya.
"Bersihkan dulu riasanmu setelah itu pergilah tidur," kata Ibu Jayden yang masih sibuk melihat ke arah tabletnya.
Jayden tak menjawab, pergi ke salah satu tempat yang merupakan kamarnya dalam van itu, dia lalu melepaskan seluruh pernak-pernik yang ada di dalam tubuhnya, masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Setelah dia membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian yang cukup santai, dia lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang mewah yang dirancang sedemikian rupa hingga dia bisa merasa nyaman di sana, baginya, van ini adalah rumahnya.
Jayden membuka TV yang ada di kamarnya yang langsung menculkan sebuah berita tentang dirinya.
‘Jayden dan Kayla kembali terlihat berjalan bersama, secara diam-diam untuk menikmati makan malam romantis mereka, apakah memang ada sesuatu diantara mereka? Kayla yang diwawancari tentang hal ini hanya memberikan komentar sedikit,
"Aku dan Jayden hanya menghabiskan waktu berdua sebagai sahabat yang saling mendukung, itu saja, permisi," ujar Kayla, tampak dia segera pergi dari sana.
Jayden hanya terdiam melihat ke arah TV itu, sahabat huh? Hubungan selama 3 tahun mereka hanya sebagai sahabat. Terlalu takut untuk kehilangan fans-fans, hingga mereka dilarang untuk menjalin hubungan.
Saat pikirannya terbang entah kemana, tiba-tiba ponsel Jayden berdering, memunculkan nama kayla di layar ponselnya, Jayden dengan sigap mengangkat panggilan terlepon itu.
"Halo?" kata Jayden sedikit dengan senyuman indah.
"Halo? Apa kau sibuk? Bagaimana dengan konsermu?" suara Kayla terdengar sedikit sungkan, Kayla tak pernah begitu terdengar sungkan, Jayden yang mendengar itu sedikit mengerutkan dahi, dalam hatinya terbersit sesuatu.
"Kayla! Waktumu 3 menit lagi!" terdengar suara teriakan dari sana.
"Ya, sebentar lagi," ujar Kayla yang menjawab teriakan itu, "Jayden, kau masih di sana?" tanya Kayla.
"Oh, ya, Konser ku lancar, ada apa?" kata Jayden segera menegapkan duduknya, merasa ada yang tak beres dengan ini.
"Kau tahu, kita menjadi topik pembicaraan hangat lagi, mereka menangkap basah kita lagi," kata Kayla benar-benar terdengar sungkan.
"Ya, aku baru melihat beritanya," kata Jayden.
"Agensiku, mereka bilang hal ini bisa merusak popularitas kita berdua, lagi pula, bukannya hubungan kita akhir-akhir ini terasa begitu datar, kau sangat sibuk, aku pun begitu, ehm … " kata Kayla terdengar bergumam di akhirnya.
"Apa maksudmu?" kata Jayden yang merasa firasatnya benar.
"Maksudku, ayo kita sudahi saja hubungan kita, aku dan kau, kita tidak bisa bersama, kau terlalu sibuk, begitu juga aku, lagi pula karirku baru saja dimulai dan menanjak, memiliki pacar sepertimu akan membuat karirku berantakan, seluruh fansmu akan membenciku, jadi aku-" kata kayla mencoba menjelaskan.
Jayden terdiam mendengarkan penjelasan Kayla, 3 tahun bersama, mereka menjalin cinta yang awalnya akan terasa begitu indah, Jayden berkenalan dengan Kayla saat dia menjadi backing vokalnya, seiring berjalannya waktu, Jayden yang sering tampak bersama Kayla membuka jalan untuk Kayla bisa seperti saat ini, namun saat dia sudah setara dengan Jayden, Kayla merasa dia adalah batu sandungan, betapa romantisnya hubungan mereka.
"Baiklah, itu tak masalah," kata Jayden memotong pembicaraan Kayla.
"Benarkah?" kata Kayla terdengar kaget dan juga tak percaya, namun dari nada bicaranya sama sekali tak ada kesedihan, yang ada malah nada girang.
"Ya, sukses dengan karirmu," kata Jayden lagi langsung mematikan panggilan telepon itu, ponselnya dilemparkannya sembarangan, menghantam lantai, cukup membuat suara keras di kamarnya, namun seolah tak ada yang mendengar atau memang tak ada yang peduli, tak ada yang bertanya suara apa itu?.
Jayden kembali membaringkan tubuhnya, terlalu lelah untuk memikirkan patah hatinya, lagi pula apa yang dikatakan oleh Kayla benar, pekerjaan mereka membuat hubungan ini sudah terasa cukup hambar, bahkan terkadang Jayden lupa dia sudah memiliki tambatan hati, namun … seorang superstar dicampakkan ditengah konser tour-nya, bukan manusia jika tak merasa kalut karnanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Qie_batubara
ngulang baca...
2022-09-05
1
Rinisa
Semua karya novelmu bagus....👍🏻
2022-02-17
0
RN
wuih keren berasa lagi nonton drakor 👍👍aku like yang aku baca biar aku bisa apras karya kakak
saling dukung saling like
2020-10-26
0