Bab 4 - Ada Apa Ini?

Jayden melihat air yang berbulir di jendela van-nya sebelum air-air itu bersatu dan mengalir menghilang ke antara celah jendelanya, malam itu terlihat lebih gelap karena hujan tak juga berhenti, Jayden tak seperti biasanya, tampak santai dengan hoodie dan juga celana gembornya.

"Kau tidak tidur? " sapa ibunya duduk di salah satu sofa di sana.

"Sebentar lagi, " kata Jayden seadanya.

"Ibu sudah menandatangi kontrak dengan Produser Sebastian, kau akan mulai rekaman setelah pulang dari kota terakhir ini, " kata ibunya menyeruput sedikit coklat hangat yang dia buat.

Jayden mendengarnya dengan sedikit malas, bibirnya sedikit dimayunkannya, dia lalu melirik ibunya yang sama sekali tidak peduli dia setuju atau tidak, semua adalah keputusannya.

"Berapa lama perjalanan ke kota C ini?" tanya Jayden masih malas menolehkan wajahnya, hanya sedikit melirik ke arah ibunya, mereka sudah berjalan kira-kira 4 jam dari konsernya yang terakhir.

"Ini perjalanan paling jauh kita, 3 hari, jadi kau punya waktu 3 hari untuk menikmati liburan akhir tahunmu, bukankah itu sudah cukup menyenangkan, lebih banyak 1 hari dari pada tahun sebelumnya," kata ibu Jayden menatap lebih ramah pada anaknya itu, guratan kecantikan tampak masih sangat jelas, bahkan terkadang tak ada yang menyangka dia adalah ibu Jayden, selain mantan model dia juga adalah mantan putri kecantikan di negara mereka, jadi jangan di tanya untuk penampilan dan wajahnya, bahkan mereka sering dikatakan sebagai kakak beradik.

"Kenapa tidak menggunakan pesawat saja, jadi waktu 3 hariku bisa aku gunakan untuk istirahat di hotel atau menikmati meriahnya pergantian tahun," ujar Jayden lagi, sudah lama sekali dia tidak merasakannya, akhir tahun adalah waktu yang pas untuknya bekerja, itu juga menurut ibunya.

"Saat ini sudah sangat terlambat, semua penerbangan penuh, lagi pula, nikmati saja perjalanan ini, sesekali berpergian dengan van seperti ini bukannya menyenangkan, kau bisa melihat banyak pemandangan, bukan hanya tidur atau berjalan-jalan dengan penyamaran," kata ibu Jayden kembali menyerumput coklat panasnya, menatap ponselnya dengan serius.

Jayden terlalu enggan untuk menjawab ibunya, jadi dia segera memakai penutup kepalanya, dia lalu bangkit dan segera meninggalkan ibunya.

"Mau kemana?" tanya ibunya tanpa melirik dirinya sama sekali. Jayden berhenti di lorong van itu.

"Tidur, " kata Jayden seadannya.

"Tidak ada yang ingin kau ucapkan pada ibu?" tanya ibunya, sekarang menatap punggung anaknya yang tampak lebar.

"Selamat malam ibu," kata Jayden yang tahu apa maksud ibunya.

"Baiklah, istirahatlah, nikmati waktumu," kata Ibunya.

"Aku minta selama aku tidak keluar dari kamar, ibu tak perlu mengangguku, 3 hari ini aku ingin habiskan untuk waktuku sendiri di kamarku, jika waktunya makan, suruh saja asisten lain untuk meletakkannya di depan kamarku," pinta Jayden  pada ibunya.

"Baiklah, itu tidak masalah," kata ibunya lagi kembali menatap layar ponselnya.

Jayden melirik ibunya, terlalu acuh hingga tidak merasa wanita ini adalah ibunya, dia segera berjalan dan masuk ke dalam kamarnya, menghempaskan sedikit badannya di ruangan kamar yang cukup nyaman itu, tak lama, mungkin terlalu lelah, akhirnya tertidur begitu saja.

---***---

Jayden membuka matanya, posisi tidurnya masih seperti saat dia terlelap tadi, telungkup. Dia lalu merasakan ada sesuatu yang aneh, vannya sedang berhenti, dia menggapai ponselnya, awalnya dia mengira mungkin mereka sedang mengisi bensin atau mencari makanan, namun saat melihat jam masih jam 5 pagi, sepertinya tidak mungkin mencari makanan jam begini.

Jayden berdiri segera berdiri, memutuskan untuk keluar dari kamarnya, dia ingin melihat keadaan di luar, sedikit menghirup udara segar di luar, bukan hanya udara di dalam van ini yang mulai membuatnya mual.

Jayden melihat jendela, mereka tidak berhenti di sebuah pom bensin melainkan di tengah jalan raya yang terlihat cukup sepi, Jayden lalu berjalan, mengintip sedikit ke arah kamar ibunya, dia masih terbaring nyenyak dalam dekapan ranjang dan selimut hangatnya. Jayden lalu berjalan ke depan, melihat pintu vannya terbuka.

Dia berjalan turun dan melihat berberapa orang penjaga yang dia bawa, tampak mereka sedang memeriksa keadaan van itu.

"Ada apa?" tanya Jayden yang tampak menggunakan hoddienya, menutupi kepalanya, tangannya dimasukkannya pada saku hoddie itu, selalu dilakukannya jika keluar namun sedang tidak bekerja, sebuah kebiasaan untuk menutupi identisanya.

"Ada kerusakan," kata salah satu dari mereka.

"Oh, berapa lama akan seperti ini?" kata Jayden lagi melihat kesekitar, masih cukup gelap, namun cahayanya mulai remang-remang.

"Tidak tahu, mungkin beberapa jam, kami sedang memeriksannya, Jayden tunggu saja di dalam, kembali lah tidur, setelah ini selesai kita akan segera pergi dari sini, tak jauh dari sini ada kota kecil, kita akan cari makan di sana," kata seseorang dari mereka memberikan penjelasan pada Jayden.

Jayden tampak diam, dia lalu mengangguk dan mulai memutar badannya untuk kembali masuk ke dalam vannya, terlalu bahaya jika keluar sendiri, dia sudah pernah melarikan diri sebelumnya dan hasilnya seluruh kota menjadi heboh karenanya.

Jayden duduk di dekat jendela, bermain game dan sambil mendengarkan lagu, sekarang matahari sudah cukup menyinari semuanya, Jayden sedikit melirik ke arah pemandangan yang disuguhkan di sekitarnya, dia sedikit terpana, sangat indah dengan bukit-bukit kecil juga tanaman hijau yang tergelar bagaikan permadani, diperindah dengan cahaya matahari yang masih enggan untuk bangun dan mengagahi bumi.

Jayden segera mematikan ponselnya, dan berjalan perlahan, sedikit mengintip pada para penjaganya yang berjumlah 3 orang bersama 1 supir, melihat mereka sedang sibuk, Jayden mengambil langkah perlahan namun cepat segera keluar dari bus itu dan segera bersembunyi,

Salah satu pengawalnya merasa ada orang yang keluar, dia segera melihat ke arah yang dia curigai, dan untungnya Jayden sudah bersembunyi ke sisi yang lain.

"Hei, Robert, ayo bantu aku pegang ini," kata seseorang penjaga yang lain melihat Robert yang sedang memastikan apa yang dia lihat tadi.

"Oh, ok," kata Robert, dia sekali lagi melihat namun tidak ada orang di sana, mungkin dia salah lihat, dia segera membantu penjaga yang lain.

Jayden yang mendengar itu sedikit menghembuskan napas leganya, dia sedikit mengintip, memastikan bahwa Robert sudah tidak ada lagi di sana, dan dengan cepat dia segera menyeberang jalan yang sepi itu, dan perlahan dia mulai menikmati susana pagi yang sangat sejuk, udara di sana sangat segar, bahkan cahaya mataharinya terasa begitu nikmat.

Jayden sudah tak ingat, kapan dia menikmati suasana pagi yang begitu menyenangkan ini, biasa dia bangun pagi saat matahari belum juga bagun, dan dia kembali dari pekerjaannya setelah matahari kembali ke peraduannya, mungkin itu yang membuat kulitnya terlihat putih pucat, tak pernah tersentuh matahari sama sekali.

Terpopuler

Comments

🌵aidin

🌵aidin

akankah ada cinta disana

2020-08-29

6

Helga Vania

Helga Vania

like kakak quin

2020-07-21

1

Ikoh Jenggung

Ikoh Jenggung

lanjut

2020-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!