Semua Bermula

Semburat warna jingga sang mentari perlahan menghilang. Burung-burung berterbangan kembali ke sangkarnya. Hari telah berganti malam.

Suara adzan pun berkumandang.

"Hiks....hiks....hiks.... Anakku...." Kata wanita itu dengan suara lemas.

"Tante minum dulu ya biar lebih tenang." Kata seseorang disebelahnya.

"Gak mau! Kalista mana? Kalista mana?" Tanya wanita itu ditengah isak tangisnya.

"Tante mau mati saja kalau Kalista mati!" Tambahnya.

"Tante. Tante tenang dulu ya. Tim SAR, keluarga, dan warga sekitar sedang mencari Kalista tante."

"Kalista.... Kalista...." Panggil wanita itu dengan sisa tenaganya.

Deburan ombak semakin riuh bergemuruh. Dengan penerangan seadanya, orang-orang itu menyusuri tepi pantai hingga beberapa kilometer ke tengah laut. Beberapa perahu karet dan perahu nelayan dikerahkan untuk melakukan pencarian malam itu. Malam itu laut menjadi ramai karena kasus tenggelamnya seorang anak perempuan berusia sembilan tahun.

"Pak kayaknya tidak bisa ditemukan ini pak." Kata seseorang berseragam orange bertuliskan Search And Rescue (SAR).

"Baiklah. Kita lakukan pencarian satu jam lagi saja. Apabila tidak ketemu. Kita sudahi." Jawab seorang pria lain.

"Saya akan mengabari yang lain." Katanya lagi.

"Kawan-kawan kita lakukan pencarian satu jam lagi. Apabila tidak diketemukan, maka pencarian akan diakhiri." Ucap pria itu melalui HandyTalk (HT).

"Siap pak!" Sahut anggota SAR.

Pencarian dilakukan sejak pukul 15.00 WIB. Kini waktu telah menunjukkan pukul 20.00 WIB dan satu jam lagi pencarian akan dihentikan. Terhitung sudah lima jam pencarian dilakukan, namun belum ada tanda-tanda penemuan korban tenggelam. Sepanjang tepi pantai telah disusuri, beberapa orang telah melakukan penyelaman. Namun, tetap hasilnya nihil. Tak ada sedikitpun tanda-tanda korban ditemukan.

"Pak maaf. Pencarian akan kami lakukan satu jam lagi. Jika belum juga ditemukan dengan terpaksa kami akhiri pencarian ini." Seorang anggota SAR melaporkan pada keluarga korban.

"Pak jangan begitu dong pak! Saya mau pencarian dilakukan sampai anak saya ketemu!" Sahut seorang pria.

"Maaf pak. Ini sesuai prosedur pencarian korban tenggelam. Permisi." Anggota SAR itu meninggal pihak keluarga.

"Papa.... Gimana anak kita pa?" Teriak wanita yang sejak tadi tak henti-hentinya menangis.

"Kita harus ikhlas apapun yang terjadi ma." Kata pria itu sembari memeluk istrinya.

Hening, sunyi, dan mencekam itulah sedikit gambaran suasana pantai malam itu. Deburan ombak, isakan tangis keluarga, dan riuhnya relawan pencarian korban bercampur aduk. Detak jantung keluarga semakin berdebar menanti satu jam terakhir yang sangat berarti untuk mereka.

"Korbannya ada disini." Samar-samar suara teriakan orang dari kejauhan.

"Ma... Mama dengar itu tidak?"

"Iya mama dengar. Ayo pa kita kesana."

Rombongan keluarga yang sedari tadi duduk di emperan sebuah toko. Sontak semua berdiri dan mencari asal suara tersebut.

"Tolong! Korbannya ada disebelah sini." Suara samar-samar itu kembali terdengar.

"Itu disana." Teriak orang yang tak jauh dari posisi rombongan keluarga.

Mereka semua berlari menuju lokasi sumber suara. Dengan penerangan seadanya mereka menuju bibir pantai. Berjalan di atas kadang-kadang. Dan sampailah mereka di balik sebuah karang yang ukurannya lumayan besar.

"Korban masih bisa diselamatkan!" Seru seorang anggota SAR.

"Bawa dia ke ambulance." Perintah anggota yang lain.

"Cepat pak! Cepat! Tolong anak saya." Teriak seorang wanita.

Suara sirine ambulance memecah keheningan malam itu. Ambulance berjalan dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan dengan samping kiri kanannya adalah hutan dan tebing. Sementara mobil keluarga dan beberapa anggota SAR turut membuntuti dari belakang.

Di dalam sebuah mobil pribadi.

Tangan wanita itu mencengkeram erat tangan suaminya. Jantungnya berdetak lebih kencang. Pikirannya tak terkendalikan dan mulutnya terus-terusan berdoa. Berharap anaknya akan selamat.

"Pa.. gimana Kalista?" Tanya wanita itu perlahan.

"Kalista akan segera mendapatkan penanganan dari dokter ma. Dia pasti akan baik baik saja." Ucap pria itu menenangkan istrinya.

"Pa... Mama takut."

"Mama tenang ya. Kita berdoa buat Kalista ya ma." Katanya sembari memeluk dan mengelus rambut istrinya.

**

Hari ini adalah hari ketiga sepasang suami istri itu menunggu anaknya yang sedang malami koma. Belum ada kabar membaiknya kondisi putri kecilnya itu. Beberapa kali konsultasi dengan dokter dan dokter pun hanya menyuruh keluarga banyak berdoa.

"Dok bagaimana dengan keadaan putri saya?" Tanya wanita itu.

"Kami belum dapat memastikan bu. Saat ini kondisinya masih sama seperti hari-hari sebelumnya." Jawab dokter.

"Lalu gimana dok? Saya mohon lakukan sesuatu dok." Kata wanita itu lagi.

"Kami selalu berusaha melakukan yang terbaik bu"

"Ibu beserta keluarga saya mohon sabar dan banyak berdoa. Semoga mukjizat Tuhan segara datang pada putri ibu." Pesan dokter.

Pasangan suami istri itu pun keluar dari ruang dokter dengan wajah kecewa. Mereka menuju ruang ICU dan menatap iba anaknya yang belum sadar juga. Hati mereka hancur berkeping-keping. Rencana menghabiskan liburan tahun baru ke sebuah pantai di selatan Pulau Jawa harus berakhir tragis.

"Pa.. mama menyesal."

"Jangan sesali keadaan ma. Semua akan baik-baik saja."

"Mama gak tega melihat Kalista seperti ini pa."

"Kita hanya dapat berdoa ma. Kita serahkan semuanya pada Tuhan ya ma. Yakin bahwa rencana Tuhan baik".

**

Hari kelima di ruang ICU.

Keluarga masih setia menunggu di ruang tunggu. Menanti kabar salah seorang saudaranya yang terkena musibah. Wajah mereka sudah pasrah dengan rencana yang sudah digariskan Tuhan.

"Tante... Kalista sadar!" Teriak seorang gadis yang baru saja mengintip dari kaca ruang ICU.

"Suster dan dokter sedang menangani Kalista." Ucapnya lagi.

Para keluarga segera mendekat ke kaca ruang ICU untuk memastikan keadaan Kalista. Benar saja, Kalista sedang dikerumuni para petugas medis. Senyum kecil mulai terpancar di wajah keluarga.

**

Sementara itu di dalam ruang ICU.

Sayup-sayup terdengar dentingan peralatan medis terus bersahutan, tiada hentinya. Perlahan kubuka mataku yang terasa berat ini. Semua terlihat samar-samar. Mungkin karena mataku dan otakku sedang beradaptasi.

Kurasakan beberapa orang berseliweran di dekatku. Meraba tubuhku dan memasang beberapa alat pada tubuhku. Napasku yang awalnya sesak kini perlahan mulai teratur. Terus ku perhatikan orang-orang itu, meski dengan penglihatan sebisanya.

Beberapa menit kemudian mataku tidak lagi buram. Kepalaku tidak lagi pening seperti tadi. Pendengaranku pun sudah kembali normal. Ketika mendengar dokter menanyakan apakah aku masih sesak napas, aku dapat mengelenhkan kepalaku. Hanya saja mulutku masih terasa agak kaku untuk menanyakan "dimana aku saat ini?".

Pikiranku terus berputar memikirkan tempat ini. Sebuah tempat dengan latar berwarna putih. Dengan sekat tiap ruangnya dibatasi gorden. Terdapat ranjang tempat tidur, peralatan medis, dan tentunya bau khas obat-obatan. Tak salah lagi, aku sedang di rumah sakit.

Setelah mendapat jawaban bahwa kini aku di rumah sakit. Aku mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum aku terbaring di tempat ini. Cukup lama aku memaksa pikiranku menjelajahi kejadian-kejadian sebelumnya. Dibayanganku hanya ada luapan air yang sangat banyak. Ya! Aku tenggelam.

Inilah awal cerita sebelum akhirnya kehidupanku berubah. Menjadi seorang yang berbeda dari kebanyakan orang. Panggilan "anak indigo" sudah tak asing lagi bagiku. Yuk mari aku ceritakan semua pengalamanku dalam sebuah tulisan "DIARY ANAK INDIGO"

Terpopuler

Comments

Cansa°

Cansa°

baru awal, lanjut baca.

2021-03-15

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

nengok nengok...
keren thor...

ijin promo ya 🙏

jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" ❤️

kisah cinta beda agama,

ku tunggu jejaknya ya 🤗🙏

2020-09-22

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

aku mampir kak.

semangat ya

2020-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!