My Enemy Is My Love
Elata Rasya adalah seorang gadis yang dikenal sangat jutek di sekolahnya. Yaitu di SMA Garuda. Gadis yang sekarang menginjak umur 18 tahun itu, terlahir menjadi pribadi yang sangat acuh. Bukan acuh merasa tidak peduli dengan sesama, tetapi acuh lebih kepada siapa dan bagaimana tentang dirinya.
Elata bukan hanya di kenal sebagai makhluk Tuhan yang jutek. Walau jutek Elata termasuk siswi yang pintar. Walau tak sepintar teman-temannya.
Elata adalah anak yang penurut, walau kadang suka tak akur dengan Mamanya. Dalam artian sering berbeda pendapat bukan berantem. Mungkin kasih sayang yang diberikan Mamanya dengan cara seperti itu agar bisa lebih dekat dengan putri satu-satunya.
Gak perlu jadi orang lain, gak perlu pura-pura. Cukup jadi diri sendiri. Karena apa yang kita punya itu adalah yang terbaik.
Kalimat itu yang selalu terngiang di telinga Elata. Kala orang tuanya yang tak pernah lupa mengingatkan dan menasehati Elata.
Elata Rasya bukan saja memiliki sifat yang jutek. Tetapi gadis itu juga mempunyai sifat yang keras kepala dan pemalas. Mungkin di gambarkan dari sifat sang Papa yang keras dan tegas.
Tapi, kalau malas, mungkin tumbuh dari dirinya sendiri yang merasa selalu di manjakan oleh Omanya. Sehingga hanya untuk membereskan kamar dan tempat tidurnya saja Elata harus mengandalkan ART nya.
Flora dan Cindy, adalah sahabat karibnya Elata. Medeka yang selalu ada untuk Elata. Dikala gadis itu suka maupun duka. Lima tahun bukan waktu yang singkat bagi persahabatan mereka. Berteman sejak pertama masuk SMP, membuat mereka saling mengenal satu sama lainnya.
Dan terkadang Flora dan Cindy yang selalu membantu Elata mengerjakan PR gadis itu dengan embel-embel traktir di belakangnya.
Ya, Flora dan Cindy tahu jika sahabatnya ini adalah seorang pemalas dalam segala hal. Dan itu juga sangat berimbas pada pemuda yang super datar dan cuek. Bukan dingin, ya. Yang selalu di mintai bantuan oleh Elata hanya untuk mengerjakan PR atau semacam tugas lainnya.
Gama Alexander adalah seseorang yang di kenal sangat cuek di SMA Garuda. Pemuda yang selalu membantu Elata membuat PR dan tugas-tugas Elata lainnya. Bukan hanya itu, Gama yang kerap kali di hukum karena Elata si cewek jutek.
Berdiri di lapangan basket sudah menjadi sarapan bagi Gama saat membantu Elata karena hukuman yang di berikan guru di saat Elata yang kerap datang terlambat.
Bagaikan sebuah cerita Tom And Jerry.
Tom And Jerry, yang tak pernah akur. Begitu juga dengan Elata dan Gama. Walau mereka seperti itu, tetapi tak membuat ke duanya saling mempunyai rasa simpati.
Jika di sekolah Gama dan Elata di kenal sebagai manusian yang jutek dan cuek. Tidak bagi mereka jika sedang di luar sekolah. Rumah mereka yang bersebelahan, membuat mereka sering cek cok hal remeh temeh yang tidak penting dan tidak masuk akal.
Gama dan Elata yang sudah mengenal dan berteman sejak umur tujuh tahun. Elata yang pendatang dari Bandung, karena orang tua yang tengah membangun bisnisnya di Jakarta membuat Elata harus ikut serta. Walau tak tega, harus meninggalkan Oma tersayangnya. Tapi apa boleh di kata. Papanya yang sangat keras membuat Elata tak mampu menolak.
Berteman sejak masih kecil membuat Elata merasa tidak sungkan dengan keluarga Gama. Begitu juga dengan orang tuanya yang bagaikan keluarga kedua bagi Elata.
Gama yang di sekolah sangat pendiam dan cuek, tidak ketika dia sedang bersama Elata. Pemuda itu sedikit jahil. Walau kerap kali mendapatkan semprotan pedas dari Elata. Gama selalu menerimanya dengan tak membalas Elata. Justru pemuda itu selalu bersemangat untuk menjahilinya.
***
Hidup yang penuh dengan sejuta warna, sejuta makna, juga sejuta rahasia. Halangan, Rintangan, tantangan, berikut cobaan bahkan penderitaan, kian menanti.
Hanya keimanan yang kokoh yang mampu menerjang semuanya itu. Juga untuk membuka kombinasi warna yang penuh dengan himpunan makna. Dan segudang rahasia kehidupan.
Mentari pagi yang selalu menyinari bumi. Burung burung berkicau bak suara merdu yang lagi bernyanyi.
Angin di pagi hari yang masih terasa sunyi.
Perlahan tapi pasti, cahaya sang surya memasuki kamar lewat celah jendela yang tak tertutup tirai.
"Hhhmmmm"
Tampak seorang gadis yang masih berselimut tebal, menutupi sebagian tubuhnya, menggeliat. Dengan perlahan membuka mata yang masih terasa kantuk. Ia mencoba untuk bangun dan duduk di atas tempat tidur yang berukuran king size.
Tangannya yang di angkat ke atas dengan menggeliat hingga nampak perut putihnya yang terekspos. Gadis itu turun dari ranjang. Melangkah dengan malas, menuju kamar mandi yang masih berada di dalam kamarnya.
Tidak lama kemudian gadis itu sudah siap dengan seragam putih abunya. Lengkap dengan almamater yang ia genggam di tangan kirinya.
Tak lupa, tas mini yang selalu setia melekat di punggungnya jika pergi ke sekolah. Ia sampirkan di bahu kananya.
"Selamat pagi?" Elata mengucapkan selamat pagi pada orang tua yang sudah duduk dengan santai di meja makan untuk sarapan.
"Pagi juga, Sayang!" Mamah Dara yang terlihat sedang menuangkan susu coklat kesukaan Elata ke dalam gelas yang ada di depannya.
Papah Tio tak menyahut, ia hanya tersenyum pada putri satu-satunya itu.
Hingga beberapa detik kemudian, terdengar suara ketukan dari arah pintu.
Tok tok tok
"El, bukain dong!" titah Mama Dara
"Mama saja lah!" jawab Elata malas.
"Ih kamu mah gak sopan. Di suruh malah balik nyuruh. Dosa tau!" ceramahnya Mamah Dara.
Elata tak bersuara lagi. Terpaksa gadis itu beranjak dari duduknya, berjalan ke arah pintu.
Ya, seperti yang di ketahui Elata dan Mama Dara selalu berdebat tak mau kalah. Tetapi walau seperti itu, tak mengurangi rasa sayang seorang ibu terhadap putrinya.
"Lagian siapa sih pagi-pagi udah namu aja" gerutunya Elata dengan wajah yang nampak kesal.
"Loe?" Saat Elata Membuka pintu dan mendapati seseorang berdiri disana.
"Ngapain ke rumah gue pagi-pagi ?" tanyanya dengan wajah yang tak bersahabat.
Gama sendiri tak menjawab, pemuda itu hanya melirik dan masuk begitu saja ke dalam rumah melewati Elata yang tengah terbengong, keheranan. Elata hanya menganga setengah tak percaya.
"Pagi Om, pagi Tan ?" sopannya Gama dengan senyum yang menawan. Hingga lesung pipinya nampak terlihat.
Sebelum orang tua Elata menjawab sapaan Gama, Elata sudah lebih dulu bersuara dengan nada yang sangat jutek.
"Dasar gak tau sopan santun!" Elata kembali duduk dikursi meja makan dan mengaduk nasi goreng miliknya. Mencebikan bibirnya merasa tidak suka pada pemuda yang datang bertamu di pagi seperti ini.
"Sarapan dulu, Gam! Gak usah di dengerin kalau Elata ngoceh" Mamah Dara selalu merasa tak enak pada Gama, karena pemuda itu selalu saja mendapatkan umpatan kasar dari putrinya.
"Udah kok Tan di rumah." Gama duduk di kursi dekat Elata.
kaya di rumah sendiri aja gitu!
"Papa yang nyuruh Gama, El. Untuk berangkat sekolah sama- sama dengan kamu. Begitu juga pulangnya. Kamu harus ikut dengan motor Gama!" jelas sang Papa sambil menyeruput kopinya.
"Gak usah lah, Pa. Ngapain coba? 'kan El bawa mobil"
"Justru itu, El. Mobil kamu Papa sita!" Begitulah Papa Tio yang tagas dan keras seperti Elata.
"What?" Sontak Elata terkejut dengan pernyataan Papanya. Tak terima mobil kesayangnya di sita sang Papa.
"Sekalian menghukum kamu biar gak keluyuran terus" kini Mamah Dara yang bersuara. Setuju dengan tindakkan sang suami.
"Gak bisa gitu dong, Mah!" Elata tak terima. Gadis itu sesekali matanya melirikan ke arah Gama yang tengah mengatupkan bibirnya menahan senyum.
Sebal bukan?
"Pokoknya keputusan Papa sudah final. Gak bisa di ubah lagi!" Ya begitukah kalau Papa Tio sudah bilang A ya A. Gak bisa di ubah menjadi B.
final kaya main sepak bola aja.
"Sudah! Papa mau berangkat duluan, ya Mah?" pamit Papa Tio dan tersenyum melihat putri manjanya itu cemberut.
"Om titip El ya, Gam" Papa Tio menepuk bahu Gama. Dan tersenyum ke arahnya kemudian berlalu.
Mama Dara menyusul pergi setelah suaminya sudah tidak terlihat lagi.
"Mamah pergi dulu ya, sayang. Pagi ini Mama ada meeting. Titip Elatanya ya Gam! kalau nakal cubit saja pipinya" candanya Mama Dara yang mendapat rengekan dari Elata. Gadis itu hanya memutar bola matanya jengah.
"Apaan si Mama ini?"
Mama Dara tak menggubrisnya. Hanya acuh tak acuh saja mendapat rengekan dari Elata. Elata hanya mampu pasrah denga hukuman yang di kasi Papanya.
"Berangkat? tanya Gama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
I’m Aylaa
Lumayan untuk bab pertama..
2022-04-21
1
Hariram Jat Hariram Jat
jii
2021-12-17
0
fb/Ig: Puput Alfi
baru nemu ini.. kirain Rani dan Ilham.. 🤗
2021-12-02
0