Hari ini, hari sabtu.
Setelah satu minggu penuh mobil sport merah kesayangan Elata di sita oleh sang Papa. Pagi ini Elata kembali sekolah dengan mobilnya.
Senyum yang nampak diwajah cantik Elata. Dia senang bahkan sangat.
Pas waktu sarapan pagi, Papa Tio memberikan kembali kunci mobil Elata. Setelah semalam dengan susah payah Elata membujuk sang Papa.
"Akhirnya mobil gue kembali" Elata memasuki mobil. Kemudian duduk di kursi kemudi. Mulai menyalakan mesin mobilnya setelah sekian lama ia anggurkan. Kemudian Elata menancapkan pedal gasnya dengan semangat.
****
Diparkiran..
Sampainya Elata disekolah, ia langsung memarkirkan mobilnya. Hampir semua yang ada di area parkiran memandangnya terpukau.
Kebetulan jam masih menunjukan pukul 06.45 jadi masih ada waktu berapa menit untuk murid bersantai.
Gama juga baru tiba. Pemuda itu langsung memarkirkan motor sport miliknya di tempat biasa ia parkir. Dia melihat Elata dengan mobilnya.
"Pantas saja tadi di jemput udah gak ada" ucapnya setelah membuka helm yang ia kenakan. Kemudian menyimpannya di atas motor.
Semenjak mobil Elata disita, Elata slalu berangkat sekolah dengan Gama. Karna Papa Tio yang meminta pemuda itu untuk menjemputnya.
Setelah turun dari motor, dan merapihkan rambutnya, Gama berjalan ke arah Elata.
"El" pemuda itu kini sudah ada tepat di hadapan Elata.
"Jangan bikin mood gue pagi ini ilang deh, Gam! Mood gue lagi bagus nih" Umpatnya kasar.
"Buku, loe" Gama menyerahkan buku Matematika Elata setelah ia mengeluarkan dari dalam tasnya.
Saat sudah makan malam kemarin. Elata datang ke rumah Gama. Memintanya untuk mengerjakan PR matematikanya.
"Loe kerjain aja sendiri!" tolak Gama saat Elata menyuruh pemuda itu mengerjakannya.
"Pusing gue, Gam. Harus ngitung-ngitung angka kaya gitu"
"Soal mana yang loe pusingin?"
"Semuanya lah. Loe tau sendiri 'kan dari dulu gue slalu gak bisa ngerjain soal Matematika"
"Ya makannya belajar!" Gama masih terus menolak. Ia hanya khusu saja membaca bukunya. Entah buku apa yang ia baca.
"Ya udah kalau emang gak mau" Elata lalu pergi. Bukunya malah sengaja ia simpan di meja belajar Gama.
Elata yakin kalau Gama pasti akan mengerjakannya. Gama kan gak bisa nolak permintaan Elata. Walau gadis itu sangat menyebalkan.
**
Gama berjalan mendahului Elata.
Saat Gama melewati koridor sekolah, tiba-tiba Rara memanggilnya.
"Gam, baru nyampe ya?" basa-basinya.
Gama menganggukan kepalanya. Sebelum Rara kembali bersuasa, Gama terlebih dulu meninggalkan gadis itu. Pergi begitu saja menuju kelasnya.
"Gama selalu aja kaya gitu. Gak peka banget" gumamnya pelan. Rara memasang wajah yang kesal.
"Sabar ya!" Elata menepuk bahu Rara. Ia meledeknya.
Rara tak terima ia di ledek Elata
"Loe cari masalah sama, gue?"
"Enggak tuh" masih dengan ekspresi wajah yang meledek. Kemudian berlalu begitu saja melewati Rara
"Awas loe, ya!" teriaknya Rara agar Elata mendengarnya. Rara tak terima di permalukan oleh Elata.
Elata hanya melambaikan tangannya ke atas menghiraukan Rara yang tengah tersulut emosi.
Visual Rara
selalu menggagap Elata saingan
****
"Wajahnya itu lho, Flo" Elata menceritakan pada dua sahabatnya saat sudah duduk di kelas. Tentangnya yang berhasil membuat Rara kesal.
Elata sampai memegangi perutnya yang sakit karna tak bisa berhenti tertawa. Mengingat wajah Rara yang kesalnya super.
"Gue jadi penasaran gimana mukanya tuh anak" Flora membayangkan wajah Rara yang merah, kepalanya bertanduk dan hidungnya mengeliarkan asap.
****
Pukul 07.30..
Semua murid sudah berada di dalam kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran pertama.
Tapi tidak dengan kelasnya Elata. Mereka masih ribut karna guru belum datang.
"Yud, Bu Siskanya kemana?" tanya Cindy pada sang ketua kelas
"Gak tau, gue"
"Bu Siska gak bakalan datang kali, kita kantin aja yooo!"
Eh si Askan malah ngajak bolos anak-anak. Emang dasar Askan si biang onar.
Mereka menyoraki Askan. Keadaan kelas kembali ribut, Yuda angkat tangan menangani keributan di dalam kelasnya.
Memang saat ada kelas yang kosong, murid slalu senang. Saking senangnya, kaya menang lotre di warung saja.
"Gay's-gays. . Gue dapet chat dari pak Farel nih" ucap Yuda menghentikan keributan.
Seketika mereka berhenti, siap mendengarkan sang ketua kelas.
Pak Farel adalah guru olahraga di SMA Garuda. Dia guru paling muda di Garuda. Tampan sudah pasti, tubuhnya atletis, tingginya pas. Sungguh sangat sempurna.
"Kita semua disuruh ke gedung kolam renang" lanjutnya. Yuda menatap semua teman- temannya.
"Ngapain ke kolam renang?" tanya Elata polos. Elata memang tidak suka ekskul olahraga bagian itu.
"Manjat atap, El" jawab Askan. Serempak seisi kelas tertawa..
Elata derdecak kesal.
"Katanya, anak kelas 12 unggulan pertama juga ada jadwal olahrag "
"Terus hubungannya sama kita apa? Pak Farel ngajarnya 'kan nanti pas pelajaran ke dua"
"Katanya, biar sekalian ngajarnya. Ya udah kita langsung ke gedung aja lah! Bisa marah kalau kita telat" jelas Yuda.
Satu persatu murid keluar berjalan ke gedung kolam renang.
Di SMA Garuda memang menyediakan kolam renang di gedung dekat taman sekolah. Lengkap dengan ruang ganti.
****
Di gedung kolam renang. Semua murid sudah berganti dengan pakaian renangnya. Mereka sudah siap dengan materi yang akan di jelaskan pak Farel.
Tapi tidak dengan Elata. Gadis itu masih dengan seragam yang ia kenakan sebelumnya. Tapi ia ikut menyimak penjelasan Pak Farel. Hanya saja Elata tak akan ikut jiga di suruh berlomba renang.
Pak Farel memakluminya, karna guru itu tahu jika Elata ada trauma berenang saat masih kecil.
Gadis itu sendiri yang memberi tau.
Pak Farel menjelaskan tiga tehnik berenang. Yaitu tehnik bernafas, tehnik mengapung dan tehnik meluncur. Pak Farel menjelaskan dengan secara detail.
Semua murid yang mengikuti kelasnya menyimak dengan serius.
Elata yang ikut menyimak pun, tiba- tiba ingin ke toilet. Ia meminta ijin pada sang guru, setelah Pak Farel memberi ijin Elata, gadis itu berjalan melewati murid yang ada di depannya, tepat di pinggir kolam renang.
Saat Elata melangkah melewati beberapa murid tiba- tiba saja ada tangan yang mendorong bahu Elata dari pinggir.
Karna lantai yang licin, Elata langsung terpeleset. Tidak ada tumpuan untuk Elata berpegangan, akhirnya Elata tercebur.
Byurrt
"Elata!" teriak Flora dan cindy yang melihat Elata sudah tercebur sambil mengangkatkan ke dua tangannya tanda ia minta tolong.
Mungkin karna semua yang ada disana kaget, jadi tak ada yang mengambil tindakan untuk menolongnya.
"Elata, Gam" Abram menepuk bahu Gama yang sama kagetnya dengan yang lain.
Gama langsung berlari ke arah kolam,. Tak pikir panjang Gama menceburkan dirinya ke kolam untuk menolong Elata yang sudah pingsan dan sebagian tubuhnya sudah masuk ke dalam air.
"Loe sengaja 'kan, Ris? Dorong Elata" Flora marah pada Ariska yang mendonrong sahabatnya itu. Ya, Flora melihatnya.
"Gue gak sengaja"
Flora berdecak kesal. Tangannya ia lipat di dada. Cindy mengelus pundak Flora. Ia mengisyaratkan dengan matanya, agar tak terbawa emosi.
Tak lama kemudian Gama berhasil membawa Elata ke tepi kolam renang. Bukan hanya Gama, tapi Marsel juga.
Pas Gama tadi menceburkan dirinya, ternyata tanpa pikir panjang Marsel juga ikut menolong Elata. Tanpa ke duanya sadari. Sesaat mereka beradu pandang. Saat sudah sampai di tepi kolam. Mereka di antara sisi kanan dan kiri Elata.
Saat sudah sampai di tepi kolam. Abram dan Andra spontan menarik Elata ke atas. Tubuhnya di baringkan di lantai. Gama dan Marsel segera di bantu oleh teman-temannya yang ada di pinggir kolam. Untuk naik ke atas..
"Elata, Elata" Gama panik. Pemuda itu terus memanggil Elata yang pingsan. Ia menepuk- nepuk pipi Elata, menggosok telapak tangannya dengan telapak tangan Gama.
Flora dan Cindy jadi ikutan panik saat Elata tak kunjung sadar..
****
TBC
Makasih ya yang udah mau mampir di karya aku. Semoga kita semua bisa sukses bersama 🙏🙏🙏
Jangan lupa kritik dan saran nya !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Nabil Az Zahra
ini fsual gama ma elata ga da pa q yg klewat yak?
2021-10-31
1
Ima Ashahri
makin seru ceritanya thor
2021-10-08
0
Ainur Cutee
visual gama donk thor🙏🙏🙏
2020-12-09
0