"Cie-cie yang abis di hukum bareng" Flora dan Cindy yang baru keluar dari kelas.
Mereka datang ke kantin setelah bunyi bel menunjukan istirahat. Mendatangi Elata yang tengah duduk di kursi panjang pojok kantin sambil menyedot minumannya.
Elata langsung menolah ke asal suara yang berasl dari sampingnya. Cek! Elata berdecak kesal saat tahu siapa yang mengganggu santuynya.
Setelah masa hukumannya dengan Gama tadi, Elata tidak langsung ke kelas. Karna merasa kesal dengan insiden yang terjadi pada dirinya. Melainkan Elata langsung pergi ke kantin untuk menyegarkan kerongkongannya yang haus karna panas matahari yang nampak membakar tubuhnya.
Gama sendiri kembali ke kelas karna pelajaran kedua yang akan dimulai. Dan sebagai murid yang disiplin, Gama tidak mau ketinggalan mata pelajarannya.
"Apaan sih loe berdua?" Elata berdecak kesal.
"Gak usah masang muka so bete gitu deh, El!Gue tau loe seneng 'kan bisa berduaan dengan Gama dilapangan?" Flora yang slalu saja menggoda Elata.
"Ya, walaupun tempatnya yang tidak pas sihh" sambung Cindy "Tapi gak apa kali, romantisss" ucapnya lagi
"Romantis apaan? Yang ada panas gue"
"Gak papa panas, asal jangan hati loe aja yang panas" Flora kembali menggoda
Elata yang tengah kesal. Elata memukul lengan Flora. Yang di pukul tidak merasa sakit justru Flora tertawa senang.
Cindy ikutan tertawa melihat wajah sahabatnya yang kusut, karna terus di goda oleh Flora.
Tawa Flora dan Cindy berhenti di saat seseorang menghampiri meja mereka,
"Hai, boleh gabung gak? tanyanya
Elata dan kedua sahabatnya hanya saling melirikan mata, bertukar pandang.
"Boleh" Elata langsung menjawab, dan menggeserkan duduknya.
Seseorang itu adalah Marcel, wakil ketua osis kelas IPA 12 unggulan pertama.
Sudah lama Marcell sangat menyukai Elata, tapi pemuda itu tidak berani untuk mengungkapkan isi hatinya.
Terlalu naif bukan?
"Loe gak makan, El?" Marcel yang tidak melihat Elata makan dan hanya minum saja bertanya padanya.
"Gak" jawab Elata singkat. Dia hanya asik menggigit sedotan.
Tau sendiri 'kan Elata yang dikenal si cewek jutek.
Marsel hanya ber oh ria saja enggan bertanya lagi.
Flora dan Cindy yang masih menyimak, hanya sesekali tersenyum ke arah Marsel. Mereka juga enggan menanggapi keberadaan Marcel dimejanya, mereka terlalu canggung dengan wakil ketua osis itu. .
Marcel menghiraukan saja dan menikmati makanannya, ia hanya ingin dekat dengan Elata saja. Tidak masalah bukan hanya sekedar ingin dekat? Toh Elatanya juga gak keberatan.
VISUAL MARSEL
wakil ketua osis
****
"Kak Gama, duduk disini!" ajak salah satu adik kelas Gama, teman-temannya yang ada disana mengiyakan dengan tersenyum sambil mengangguk-nganggukan kepala.
Suasana kantin saat itu memang penuh dengan murid yang tengah menikmati waktu istirahatnya. Kantin memang salah satu tempat yang di sukai semua murid setelah bergelut dengan mata pelajaran yang bikin otak kadang mumet untuk berfikir.
Gama yang berdiri sambil membawa jus di tangannya, ia hanya tersenyum pada adik kelas yang mengajaknya bergabung.
Kemudian ia duduk disana, karna memang sudah tidak ada tempat lagi untuknya duduk. Gama hanya sendiri. Entah kemana perginya Abram dan yang lainnya. Setelah Gama sempat pamit duluan untuk ke toilet. Gama kira teman-temannya langsung ke kantin saat kelas sudah kosong.
"Kak Gama kok tumben sendiri? Kak Abram dan yang lainnya kemana?" tanya beruntun Zen.
Ya, namanya Zen. Adik kelas Gama yang selalu mencari perhatian Gama. Sifatnya yang centil dan manja. Zen ketua cheerleader kelas 11.
"Gak tau" Gama menjawab seadanya saja.
Matanya yang terus melihat ke arah ponsel yang ia pegang. Sesekali juga mata Gama melirik ke arah Elata dan dua sahabatnya yang tengah mengobrol dengan Marcell.
Zen tak suka dengan Gama yang selalu cuek padanya. Zen terus bertanya pada Gama, sesekali bercerita tentangnya yang suka dengan Gama saat ia bermain Futsall.
Gama hanya tersenyum kecut menanggapi ocehan adik kelasnya itu.
Saat minumannya sudah habis, Gama beranjak ke kasir untuk membayar minumannya. Berlalu begitu saja keluar dari kantin mencari keberadaan teman- temannya.
Zen hanya berdecak kesal saat Gama meninggalkan kantin.
"Susah banget sih di deketinnya?" ujarnya Zen.
Visualnya Zein
ketua cheerleader kelas 11
****
Hari semakin cepat berlalu, teriknya matahari yang kian menyurut. Menandakan waktu mulai sore. jam 02.35 semua murid SMA Garuda keluar dari kelasnya. Satu persatu berlalu pergi dari ruangan. Termasuk kelas IPA 12 unggulan kedua. Kelasnya Elata.
"Gue balik bareng Flora ama Cindy" ucap Elata pada Gama.
Gama berdiri dari duduknya. Ia menghadap Elata yang juga tengah berdiri sambil tangan ia lipat di atas dada.
"Ok" jawab Gama singkat. Wajahnya yang datar membuat Elata sebal. Kemudian Gama berlalu meninggalkan Elata dengan mulut yang menganga tak percaya.
Elata tuh aneh. Di cuekin salah , gak di cuekin juga salah.
"Gama..... Sialan, muka datar, idiot, kutu buku, awas loe ya!" Suara Elata menggelegar di ruangan kelas. Sontak beberapa murid yang masih didalam kelas itu memekik menutup telinganya.
"El, berisik" sahut teman sekelasnya dan melewati Elata yang sedang di ambang pintu kemarahan.
****
"Ngapain loe kerumah, gue? Kangen pengen gue tabok?" Ampun Elata kok jutek banget.
Gama yang sekarang ada di depan pintu rumah Elata. Ia sudah lebih santai tidak dengan seragamnya lagi. Gama yang memakai sweater rajut berwarna putih dan celana jeans panjang. Tapi terlihat di tangannya membawa beberapa buku catatan.
Elata sendiri hanya memakai kaos pendek dan celana hotpan. Rambut yang di ikat dengan acak-acakan. Tapi ia selalu terlihat cantik dengan penampilannya yang amburadul itu.
"Buku Fisika. Tadi loe gak ikut nyatet 'kan?" Tangan Gama sambil menyerahkan buku pada Elata. Tapi gadis itu tak menerimanya.
Elata hanya mnggut-manggut sambil ber oh ria saja.
"Tahu aja sih, loe. Kalau gue lagi butuh" Elata memasang wajah so imutnya.
"Tapi gue lagi males nyatetnya. Gimana dong?" sambungnya lagi. Masih memasang wajah so imut. Cek! Gama berdecak.
"Gue ada latihan sama anak- anak" Gama sudah tau kemana arah pembicaraan Elata. Ia tau jika Elata sudah memasang wajah so imut gitu pasti ada inginnya. Dan ke inginannya kali ini Gama yang mencatat semu catatan fisika nya.
Elata memang selalu malas dalam belajar. Tapi anehnya Elata selalu masuk dalam ranking tiga besar di kelasnya. Entah terbuat dari apa otak Elata bisa seperti itu. Andra saja yang selalu rajin dalam belajar tidak pernah masuk ranking tiga besar.
Andra adalah teman sekelas Elata, juga karib nya Gama yang ikut masuk team futsall Gama.
"Latihan apa? Alesan aja, loe. Pokoknya loe harus nyalin dulu!" Elata selalu maksa Gama.
"Gak bisa, El" tolak Gama dengan suara halus. Agar Elata mengerti.
"Harus bisa!" jelas Elata yang gak bisa di bantah. Berlalu meninggalkan Gama yang masih mematung di tempatnya.
Gama hanya menghela nafasnya kasar.
Elata duduk di ruang tamu rumahnya. Tangannya yang asik memainkan Hp miliknya. Mulutnya yang terus mengunyah kacang yang ada diatas meja. Sesekali ia juga meneguk jus alpukatnya yang di campur susu dan keju.
Gama berdecak menghampiri Elata. Kemudian menyusul Elata dan duduk di sebelahnya. Lalu merebut gelas di tangan Elata yang masih berisikan jus. Gama meneguknya hingga habis tak tersisa.
"Gama, loe itu ya," jari telunjuk Elata di arahkan kewajah Gama. pemuda itu hanya tersenyum smrik.
"Mana buku Fisika, loe? Biar cepet kelar gue ngerjainnya" Gama yang gak bisa menolak apa yang di inginkan Elata. Dan gadis di sampingnya ini hanya tertawa renyah.
"Bentar gue ambil di kamar dulu" Elata berlalu ke kamar yang ada di lantai dua. Mengambil bukunya, setelah itu langsung turun lagi lalu menyerahkan buku fisikanya ke Gama.
Gama terlalu baik. Selalu tak bisa nolak apa yang Elata mau. Padahal Elata selalu bikin Gama kesal setengah mati dengan perkataannya yang tak bisa disaring itu.
****
"Gam, loe dimana?" tanya Abram di ujung telpon sana "Gue ama yang lain udah di taman rumah loe ni " sambungnya kemudian.
"Ia bentar, nanti gue kesana" jawabnya. Gama langsung mematikan sambungan telpon. Memasukan Hp nya ke dalam saku celana.
"Gue balik dulu ya" pamitnya Gama setelah membereskan buku catatan Elata.
"Mau latihan apa sih, Gam?" tanya Elata penasaran.
"Gue ada latihan vocal" Gama beranjak dari duduknya.
Perlu di ketahui selain menjadi kapten futsall Gama juga seorang vocalis di group band sekolahnya.
SMA Garuda selalu mengadakan pentas seni setiap taunnya, sehingga sekolah mengadakan les musik untuk mengasah kemampuan murid murid nya yang kebanyakan suka musik dan bernyanyi. Band sekolahnya sering di undang di berbagai acara sekolah lainnya. Sekedar memeriahkan acara yang di gelar.
"Ke sekolah lagi? Kenapa tadi pulang kalau mau balik lagi ke sekolah?" tanya Elata.
"Gak, latihannya di rumah gue" jawab Gama yang sudah ada di depan pintu. Hendak melangkahkan kakinya kembali. Tapi suara Elata menghentikan langkahnya.
"Ikut" Elata setengah berlari ke arah Gama.
Gama tak menjawab ia berjalan ke luar pintu yang langsung di susul Elata yang masih mengenakan pakaian terbuka.
Gama menoleh saat sudah ada di pintu gerbang rumah Elata. Memicingkan matanya menatap gadis itu yang masih berpenampilan acak- acakan.
"Kenapa?" Elata merasa heran karna tiba-tiba Gama berhenti.
"Loe mau pake baju kaya gini?" Gama meneliti Elata dari atas hingga bawah.
Elata terlalu sexy jika mengenakan pakaian seperti ini.
"Emangnya kenapa? Udahlah yuk!" Elata menghiraukan Gama yang protes dengan penampilannya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Morta Pangaribuan
baik
2021-12-28
0
Renny Utami
jadi inget Arya sama Alea😁
2020-12-03
1
Setyowti Puji Rahayu
lanjuttt thorr
2020-11-24
1