Hawa dingin langsung menyeruak masuk ke dalam rongga dada Keira ketika langkah kakinya sudah membawanya memasuki ruangan Direktur yang luas lagi megah itu.
Refleks Keira melepaskan jari-jemarinya yang sempat terjalin satu sama lain sebagai wujud kegugupannya lalu menekan lembut dadanya dengan sebelah telapak tangan.
Keira sudah berdiri ditengah-tengah ruangan ketika matanya menangkap sosok paruh baya yang selama ini selalu bersikap dingin padanya dan juga ibunya. Pak Zein Imran---Direktur Utama PT. Permata. Pandangannya pun bertemu dengan tatapan mata Papanya.
Dilihatnya mata itu, mata yang tak pernah memancarkan kasih sayang yang selalu Keira harapkan selama hidupnya dari orang tua itu. Mata yang selalu bersikap sinis padanya. Semua itu hanya karena Keira terlahir sebagai seorang perempuan.
Pak Zein sangat menginginkan anak laki-laki sebagai penerus perusahaannya. Namun ketika Keira lahir, Papanya sangat kecewa. Karena bagi papanya, anak perempuan tidak sesuai harapannya. Anak perempuan tidak akan mampu menjadi penerus yang handal untuk perusahaannya.
Kekecewaan Pak Zein jadi berlipat ganda ketika ibu Keira kemudian di diagnosa mengalami Plasenta Akreta * setelah melahirkan Keira. Sehingga mengharuskan tim dokter melakukan tindakan pengangkatan rahim terhadap ibu Keira untuk menyelamatkan nyawanya.
Kenyataan itulah yang membuat Pak Zein langsung menceraikan ibu Keira secara sepihak.
Tak lama Pak Zein menikah lagi dengan teman ibu Keira---Tante Rosa---yang saat ini telah menjadi ibu tirinya. Tante Rosa yang sejak awal selalu iri dengan kehidupan pernikahan Ibu Keira yang dinilainya penuh keberuntungan menjadi besar kepala setelah dirinya kemudian dinikahi oleh Pak Zein sebagai pengganti Ibu Keira.
Apalagi setelah Tante Rosa berhasil memberikan keturunan laki-laki, bukan main senangnya Pak Zein karena apa yang diharapkannya akhirnya terkabul. Dia akhirnya mempunyai pewaris yang pantas untuk dilatih guna menjadi penerus perusahaannya.
Tante Rosa jadi merasa semakin diatas awan. Dia sudah menganggap Pak Zein pasti bertekuk lutut padanya. Kesombongan dan keangkuhan Tante Rosa semakin hari semakin menjadi. Dia pun secara terang-terangan menunjukkan rasa bencinya pada Keira dan ibunya.
Sikap Papanya terhadap Keira dan ibunya juga tak kalah menyakitkan, menjadi semakin dingin dan sinis. Walaupun ibunya telah diceraikan tapi Keira dan ibunya tetap diizinkan tinggal di pavilliun rumah keluarga Papanya.
Semua itu semata-mata hanya sebagai bentuk pertanggung jawaban Pak Zein terhadap Keira yang mau tak mau tetaplah darah dagingnya.
Namun fasilitas yang mereka terima tidak sebanding dengan penderitaan yang mereka alami pula. Selama tinggal disana mereka dianggap menumpang oleh Tante Rosa. Mereka harus turut bekerja layaknya asisten rumah tangga sebagai ganti fasilitas dan biaya hidup yang mereka terima selama tinggal disana.
Keira yang sejak kecil sudah menyaksikan ibunya tersiksa lahir dan batin pun mulai berencana untuk mengeluarkan ibunya dari rumah neraka itu. Saat memasuki jenjang SMA, Keira mulai mencari kerja sambilan.
Dirinya berjanji pada diri sendiri untuk giat menabung agar mampu mencarikan rumah kontrakan yang layak bagi ibunya dan juga dirinya saat keluar dari rumah keluarga Papanya.
Dan Keira bersyukur rencananya itu terwujud tak lama setelah dirinya naik ke kelas 2 SMA. Keira pun masih mengingat jelas malam itu. Malam saat dirinya dan ibunya berpamitan kepada Papanya untuk meninggalkan rumah.
Malam itu di ruang kerja Papanya, Keira dan ibunya berdua saling bergandengan erat menghadap Papanya untuk berpamitan.
"Kami mau pamit, Pa." Keira membuka omongan.
Papanya yang sedang duduk membaca dokumen dibalik meja kerjanya hanya menoleh sesaat pada Keira dan ibunya lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Kami mau keluar dari rumah ini dan tinggal di tempat lain, Pa". tambah Keira lebih menekankan intonasi suaranya. Berharap Papanya memberikan sedikit perhatian. Dan ternyata berhasil.
Dilihatnya Papanya itu langsung meletakkan bolpoin dan kacamata yang sedari tadi dipakainya untuk bekerja.
Hening.
"Sejak awal tidak ada yang memaksa kalian untuk tinggal disini." terdengar suara Papa Keira pada akhirnya.
Ekspresinya datar saat mengatakan itu. Namun matanya menatap lurus ke arah Keira dan ibunya.
Keira merasa ada sebuah tombak yang menghujam tepat di ulu hatinya. Sakit. Sangat sakit. Dia pun semakin mempererat genggamannya terhadap tangan ibunya yang sedari tadi dia genggam.
Ibu Keira yang menyadari emosi putrinya hanya bisa menundukkan kepala. Dia merasa tak mampu mengintervensi situasi itu.
"Kalau itu yang kalian rasa terbaik untuk kalian, silahkan saja. Tidak akan ada yang mencegah kalian." imbuh Papa Keira kemudian.
Sungguh hancur hati Keira mendengar kata demi kata yang diucapkan Papanya. Jangankan mencegah ataupun menunjukkan sedikit rasa kehilangan, Papa Keira justru seolah melepas mereka berdua pergi dengan sukarela.
Sejak angkat kaki dari kediaman Papanya, Keira langsung menghapus segala harapan dihatinya akan kasih sayang seorang ayah. Baginya sekarang yang terpenting adalah ketenangan hidupnya dan ibunya. Berdua saja.
To be continue...
.
.
.
.
.
.
Bacanya pake hatii yaa sayaanngg,
biar lebih menghayati emosi tiap karakternya 😉
Btw makasiii banget buat yg sudi nglirik tulisan ala ala ku inii 😘😘.
.
*Plasenta akreta
Saat hamil, ari-ari bayi atau yang disebut dengan plasenta menjadi saluran penghubung antara ibu dan janin. Saluran ini berguna untuk mengirimkan pasokan nutrisi.
Setelah bayi lahir plasenta biasanya akan lepas dengan sendirinya. Namun ternyata, dalam beberapa kasus, plasenta tak mau terlepas, bahkan masuk terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi inilah yang kemudian dinamakan plasenta akreta.
Hampir semua kasus plasenta akreta membutuhkan histerektomi (pengangkatan rahim) untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Prosedur ini membantu mencegah ibu kehilangan darah terlalu banyak saat plasenta berusaha dipotong dalam persalinan caesar.
(Sumber: hellosehat.com)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
bapak macam apa hanya karena menginginkan anak laki-laki untuk penerus sampai tega anak yang terlahir perempuan sampai tak di anggap
2022-03-23
1
Nurcholifah Dwi Anggraini S
kejadian mamay keira hmpir sm dgnQ.kl Q lairan normal.tp plasenta kluar+rahimy.yg akhiry pendarahn& operasi pengembalian rahim.
2022-02-01
0
Silla_Pandu Wijaya
orang Lanang kok omongannya kaya gitu ke anak perempuan nya. emang dia tuh lahirnya dari mana.
2021-07-26
1