Replacement Lover
Keira setengah berlari memasuki bandara terbesar di kota kelahirannya tersebut, kepalanya terlihat celingukan menyisir seluruh isi bangunan yang luasnya mampu menampung hampir tiga ratus ribu calon penumpang itu.
Dicarinya ruang tunggu untuk keberangkatan Internasional, Keira tidak ingin kehilangan momen yang mungkin akan menjadi momen terakhir pertemuannya dengan sang ibu yang akan hijrah ke Jerman bersama suami barunya.
Saking buru-burunya, Keira sampai menabrak seorang pria yang datang dari arah samping kanannya. Tabrakan yang terjadi di antara keduanya membuat barang-barang yang tadinya dibawa pria itu di kedua tangannya langsung berhamburan di lantai bandara.
"Ahh, Maaf!" Keira spontan meminta maaf atas kecerobohannya dan langsung berjongkok untuk membereskan barang-barang pria tersebut yang masih berserakan.
Gadis itu merasa sangat bersalah. Sementara pria yang ditabrak Keira hanya sedikit terkejut, namun tanpa mengucapkan sepatah kata dan tetap tenang ia pun turut berjongkok dan ikut memunguti barang-barangnya sendiri.
Setelah beres, Keira dengan cepat meminta maaf sekali lagi. Gafis itu membungkukkan badannya beberapa kali yang menunjukkan rasa penyesalannya dengan ekspresi wajah yang tak kalah menyesal.
Pria itu tersenyum simpul melihat gestur Keira yang sungguh-sungguh meminta maaf kepadanya. Setelah menangkap ketulusan Keira, pria itu akhirnya menganggukkan kepalanya pelan dan hanya mengangkat sebelah tangannya sebagai tanda bahwa dirinya telah menerima permintaan maaf Keira dan mempersilahkan gadis itu untuk pergi.
Setelah mengucapkan terima kasih, Keira pun langsung bergegas pergi meninggalkan pria tersebut yang masih terdiam seolah sudah tersihir oleh sosok Keira. Namun, sedetik kemudian, pria itu hanya bisa mengedikkan bahu sambil tersenyum simpul sebelum kembali melangkahkan kakinya untuk beranjak dari tempat itu.
Baru dua langkah ia berjalan, pandangan pria itu seketika menangkap sebuah benda berkilau yang tergeletak di lantai. Pria itu mendekat dan membungkukkan badannya dalam-dalam untuk memungut benda yang ternyata adalah sebuah liontin emas berbentuk hati.
Pria itu kemudian teringat oleh gelang tangan emas yang dipakai Keira. Dia sempat melihatnya sekilas ketika Keira membantu memunguti barang-barangnya. Gadis tadi memakai gelang yang memiliki beberapa liontin kecil, sepertinya liontin ini adalah salah satunya—pikir pria itu. Mungkinkah liontin ini tak sengaja putus saat kami bertabrakan tadi dan terjatuh tanpa disadari pemiliknya?
Pria itu menimang-nimang sejenak liontin kecil di tangannya. Dia menatap jauh ke arah Keira menghilang tadi. Ketika merasa sudah tak mungkin baginya untuk mengejar gadis itu dan mengembalikan liotinnya maka ia pun memutuskan untuk menyimpan benda cantik itu dan melanjutkan kembali perjalanannya yang tertunda.
Keira yang akhirnya sudah sampai di boarding lounge bandara bagian Internasional kembali celingukan hingga sejurus kemudian pandangannya menemukan orang-orang yang dicarinya sejak tadi.
Ahh, itu mereka! Pikir Keira ketika akhirnya ia menemukan sosok pasangan yang dikenalnya.
"Ibu!!!" Panggil Keira dengan lantang dan ceria.
Wanita yang dipanggilnya pun menoleh lalu tersenyum lembut. Tampak begitu lega setelah melihat sosok putri yang dinantinya.
"Kami kira kamu tidak datang, Nak" ucap ibu Keira sambil memeluk erat tubuh putrinya itu.
"Terima kasih sudah mengantar kami sampai di sini." tambah seorang pria paruh baya yang sejak tadi berdiri di samping ibu Keira dengan tulus.
Keira tersenyum lembut menatap pria yang sudah menjadi ayah tirinya itu lalu melepaskan pelukan ibunya.
"Saya titip ibu, Pak." ucap Keira sambil menyalami tangan ayah tirinya.
"Pasti Kei, kamu jaga diri ya!" jawab pria itu lalu menepuk-nepuk pundak Keira. "Dan sekali lagi maaf jika kami belum bisa membawamu serta." tambahnya sendu.
Keira tersenyum, "Enggak apa-apa kok, Pak. Ini kan memang keputusan aku. Aku sendiri yang ingin mandiri saat memulai masa kuliahku." jelas Keira.
Ibu Keira terharu mendengar ucapan tulus dari putrinya. Air matanya pun mengalir tanpa bisa dicegah. Keira yang menyadari hal itu langsung kembali memeluk ibunya erat-erat sambil menggosok punggung wanita yang sudah melahirkannya.
"Ibu sehat-sehat ya, Ibu harus bahagia!" bisik Keira pada ibunya.
Isak tangis ibunya pun semakin menjadi. Keira seketika merasa bersalah namun apa yang dikatakannya memang menyiratkan harapan yang tulus dari dalam hatinya.
Selama ini Keira menyaksikan sendiri bagaimana ibunya sudah terlalu banyak menderita. Oleh karena itu, Keira sangat mendo'akan ibunya agar bahagia di pernikahan keduanya ini. Semoga di kehidupan barunya ini, ibunya mampu merasakan manisnya hidup yang selama ini sulit dirasakannya.
DING DONG DING
Your attention please, this is the final call for passengers of Scoot Airlines on flight number TR787 to Berlin, Germany. Please boarding from door A12, Thank you.
Terdengar announcement berkumandang. Suara pemberitahuan itu menggema ke seluruh ruangan tunggu yang dikhususkan untuk calon penumpang tujuan ke luar negeri, di dalam bandara yang telah dibangun sejak 1960 itu.
Keira pun mengerti bahwa inilah saatnya dirinya melepas pelukan ibunya. Ibu dan ayah tirinya harus segera masuk ke pesawat yang akan membawa mereka ke negara yang jauh, namun yang paling penting mereka akan menuju ke kehidupan baru yang semoga saja akan lebih baik dan lebih membahagiakan bagi keduanya.
.
.
.
To be continue....
Assalamu'alaikum,
Haiii, salam kenal dr author amatir yg masih sangat butuh bnyk belajar inii. Mohon maaf apabila masih byk kesalahan dlm penulisan. Mohon bantuan dg menuliskan kritik dan saran di kolom komentar. Semoga readers suka dg ceritaku yaa...😘
Terima Kasiihhh yg dah mampiiirrr🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
MARWAH HASAN
kau tau?aku kangen ini novel tapi lupa judul sama author nya.untunglah ada jejak coment.
2024-11-10
0
rindu rindu
baru mulai menyimak kuselipkan sekuntum mawar merah dan subscribe, semoga ceritanya berkesan dihatiku
2023-10-20
1
Rosdiana Niken
nyimak dulu
2022-03-27
2