Seragam atas banyak terpampang di atas batu. Habis dibersihkan dari noda-noda tanah dan kotoran lain. Untuk celana biarlah kering di badan. Lagi pula, mereka bukan mencuci sampai basah kuyup hanya sekedar membersihkan pada bagian yang bernoda saja. Bisa dibilang pemandangan saat ini jika wanita melihat bisa menjerit histeris. Banyak tet*-tet* keras, tumpukan perut berbentuk six pack, belum lagi lekukan otot-otot lengan. Tubuh atletis dimana-mana...
Sepatu tak luput dibersihkan. Turut juga di jemur di atas batu. Tentu banyak gumpalan tanah. Meski kadang suka dibersihkan pada saat waktu istirahat, tetap saja kembali kotor. Saat ini ada air banyak, jadi nggak mungkin disia-siakan mereka. Selanjutnya, mereka membersihkan diri membasuh badan dengan mengelap memakai handuk dari pinggang ke atas. Nggak luput ketinggalan, peralatan penunjang kebutuhan mereka pun turut dibersihkan.
(Gambar hanya ilustrasi)
**********
Sudah 5 hari mereka berjalan. Wajah mereka semua sudah tidak tahu lagi bentuknya seperti apa. Penuh debu dan daki tebal menempel. Itu bukan hanya di wajah, namun juga di seluruh tubuh. Mereka benar-benar lusuh, selusuh-lusuhnya... Sebab hitungan yang sebenarnya dari pertama mereka dilepas, totalnya adalah 4 minggu kurang dari 3 hari. Jadi mereka sudah 27 hari di hutan. Meski beberapa hari lalu mereka sempat mandi, tapi tetap saja tidak membawa perubahan.
“Aw!” teriak orang di depan Komandan.
Meski Komandan memimpin perjalanan namun dilapisi 3 orang di depan. Tentu, pentolan wajib dijaga. Seketika pemimpin peleton itu menaikkan satu tangan ke udara, secara serentak pasukan berhenti.
Kemudian Komandan menyuruh anggota yang bertanggung jawab urusan medis untuk segera menolong. Anak itu satu kakinya terperangkap lubang, dan tertusuk oleh kayu-kayu runcing yang ada di lubang tersebut.
Orang yang membawa obat-obatan menggelar tas berisi P3K di tanah. Mengeluarkan obat dan peralatan medis sesuai kebutuhan. Kaki anak yang terluka itu sudah dikeluarkan dari lubang. Untung, gak tertusuk dalam. Biar begitu, darah mengalir deras.
Setelah dikasih obat langsung dibebat kakinya. Waktu dikasih obat celana anak itu sempat dirobek terlebih dahulu di area yang terluka, untuk memudahkan memberi obat.
“Kamu bisa jalan?" Komandan bertanya.
“Maaf Dan, tapi saya tidak begitu lancar, " jawab anak itu.
“Ya sudah. Kita juga untuk sementara ini tidak melanjutkan langkah.”
Selanjutnya Komandan memanggil semua komandan regu. Karena sudah begini, berarti ada tanda-tanda kehidupan.
“Jika sudah ada perangkap binatang, berarti kemungkinan kita menemukan markas baru musuh. Orang-orang yang saya pinta, apa sudah kalian siap, 'kan?”
“Sudah, Dan,” jawab mereka.
“Panggil mereka, kita akan melakukan pertemuan.”
“Siap, Dan."
Karena orang-orang itu nanti langsung dapat instruksi dari Komandan, maka diikutsertakan. Untuk yang lain, ya tentu saja cukup dari komandan regu masing-masing.
Selain itu, Komandan meminta anggota dari masing-masing regu. Tiap-tiap regu 1 orang saja untuk mengintai area sekitar. Selagi Komandan sedang melakukan pertemuan, yang disuruh berjalan.
Setelah beberapa langkah, orang-orang yang disuruh itu berpencar ke sisi kiri dan kanan. Masing-masing 2-2 orang. Sebelumnya mereka sudah buat janji, ketemu di tempat semula dalam waktu 15 menit. Tak lama mereka berkumpul kembali, lalu bersama-sama berjalan lurus untuk mengintai area sana. Karena jalur belakang adalah jalur awal yang dilalui mereka.
Sementara itu pertemuan yang dilakukan Komandan telah selesai. Para ketua regu masih diam ditempat. Sedangkan orang-orang yang diikutsertakan beranjak pergi. Komandan dan para ketua regu menunggu orang-orang yang lagi disuruh. Meski menanti, pasukan disuruh wajib berjaga-jaga. Tentu saja, karena mereka sudah memasuki area target. Tak lama yang ditunggu datang...
“Lapor, Dan! Benar, kita menemukan markas baru musuh. Ada perkemahan kalau dari sini ke arah Barat. Kisaran 3 kilo meter, dan dihuni oleh orang-orang yang sama alias target kita,” lapor salah satu dari mereka.
“Baiklah, kamu dan yang lainnya bisa kembali ke tempat.”
“Siap, Dan!” jawab orang itu.
Komandan kemudian berbicara ke para komandan regu.
“Berhubung ini sudah sore, sebaiknya kita menyergap target malam.”
“Siap, Dan!” jawab mereka.
"Ingat! Pengarahan saya barusan, jangan gegabah! Bila saya belum mengomandokan perang, kalian jangan memulai."
"Siap, Dan!"
“Ya sudah, kita istirahat dulu saja di sini, dan katakan juga ke semua anggota kalian buat bersiap-siap. Malam ini, kita akan perang.”
“Siap, Dan!”
Usai memberi hormat, mereka lalu pergi.
**********
Matahari sudah tenggelam, pasukan semua bergerak. Dengan kondisi minim cahaya, perlahan tapi pasti, mereka menuju lokasi. Angin bertiup kencang, udara sangat dingin menggigit tulang, mereka terus melangkah. Tak lama mereka tiba dengan jarak yang cukup aman tanpa diketahui oleh target.
“Saya pikir, kepala kelompok mereka mendiami tenda tengah,” ujar Komandan bernada kecil, setelah melepas teropong kecil yang dipakainya untuk melihat. Maklum, takut terdengar oleh orang-orang di sana.
Kalau mengukur tingkat keamanan, kepala kelompok itu pasti mendiami tengah. 4 sisanya mengelilingi tenda kepala kelompok tersebut.
Ada lima tenda berdiri megah dihiasi lampu penerangan. Di luar, ada tungku perapian, dan peralatan yang tergeletak di tanah, serta beberapa orang berjaga-jaga di sekitaran dilengkapi senjata.
(Gambar hanya ilustrasi)
“Jadi pembagian kita bagaimana, Dan?” tanya Dean, sama bersuara rendah. Mengenai pembicaraan Komandan di tenda sewaktu mereka kembali kumpul bersama.
“Kamu kiri. Komandan Regu Barat, kanan. Komandan Regu Selatan, belakang, dan saya depan. Ingat! Pengarahan saya tadi, tunggu aba-aba dari saya.”
“Siap Dan," jawab mereka, sekaligus orang-orang terlatih yang diinginkan Komandan pada bergabung di situ. Yang tentunya, pada menurunkan pita suara.
Sesuai pertemuan, lapis ketiga terlebih dahulu ambil posisi, yang tentunya telah diberi tahu Komandan dimana-mana saja posisi mereka. Dengan menggunakan senjata laras panjang penembak jitu siap membidik.
Lapis pertama dan kedua jalan bersama-sama Komandan mengendap-endap diantara pepohonan. Usai lapis kedua sudah diposisi masing-masing, lapis pertama maju. Secara diam-diam dengan pergerakan sehalus mungkin menumbangkan satu-persatu penjaga kelompok tersebut. Kemudian mempreteli baju, dan masuk selayaknya anggota musuh dengan berdiri diposisi tempat dimana penjaga tadi ditumbangkan.
Karena penjaga kelompok itu sudah merupakan bagian dari mereka, berarti lapis kedua aman maka perlahan maju. Lapis ketiga telah siap dengan pelurunya. Tiba di depan markas musuh, Komandan berteriak lantang...
“SERANG...!!!”
Pertanda perang dimulai.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=@.@\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa kasih bintang 5, like, dan komen. Tinggalkan jejakmu guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
novita setya
iiish deg2an
2021-08-10
0
Yeni Cahyany
tiarap!!!
2021-07-29
0
Nasya Lau
ayo maju.... serang...
2021-05-06
0