Matahari Terbit
Biar ada gambaran jalan ceritanya, yuk kita kenalan dulu sama para tokohnya...
Pemeran Utama Pria : Dean Wilsh (Tentara Angkatan Darat berpangkat Sersan).
Pemeran Utama Wanita : Nina (Si Kembang Desa pulau Elvaros).
Pemeran Kedua Pria : Steve Bernandez (Milliarder muda).
Pemeran Kedua Wanita : Clara (Teman kecil Nina).
Pemeran Pendukung :
Rocky, kuda Jantan peliharaan Nina dan Steve.
Pak Smith, bapak Clara.
Ibu Clara.
Baron, jongos Steve.
Komandan Peleton 1.
Komandan Peleton 2.
Komandan Regu Selatan.
Komandan Regu Barat.
Komandan Regu Timur.
Kepala kelompok separatis.
Asisten kepala kelompok separatis.
Pemain Figuran :
Brian, pacar pertama Nina yang telah tiada sekaligus kakak Clara.
Orang tua Nina yang telah tiada.
Roxy, kuda betina peliharaan Nina dan Dean.
Salsa, wanita malam penyuka Dean.
Deborah, wanita malam penyuka Dean.
Abk kapal dagang, pemabuk penyuka Si Kembang Desa Elvaros alias Nina.
Tukang buah.
Pedagang kapal.
Makelar kapal.
Pemuda pelabuhan.
Seorang pemilik kapal atau warga Elvaros pengusir Dean.
Orang-orang pelabuhan.
Warga Elvaros.
Asisten Steve.
Bodyguard Steve.
Para Abk saat Steve terdampar.
Anak buah Steve di kapal pesiar.
Anak buah Steve di luar kapal, alias di darat.
Chef, untuk makan malam Nina dan Steve di kapal.
Kepala rumah tangga Steve di rumah.
Designer baju langganan Steve, untuk Clara.
Guru table manner dari Steve, untuk Clara.
Guru make up dari Steve, untuk Clara.
Pelayan resto, tempat Steve melamar Clara.
Rekan kerja dan anak buah Dean, alias anggota Angkatan Darat.
Seorang separatis yang menembak Dean.
2 anggota separatis, pada saat penculikan di Elvaros.
Para korban penculikan.
Anggota separatis.
Binatang harimau.
Binatang ular.
Penempatan Lokasi :
Pulau Tartan
Pulau Elvaros
Pulau Arceine
Ibu Kota Negara Andaron
Perhatian!!!
Novel yang kubuat ini hanya fiktif belaka, bila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita. Itu hanya kebetulan semata, dan tidak ada unsur kesengajaan.
Ayo, kita mulai...💃
**********
Dean Wilsh seorang tentara dari negara Andaron yang berpangkat Sersan. Saat ini sedang ditugaskan ditengah hutan tepatnya di pulau Tartan. Pulau terbesar di negara tersebut, pulau yang dikelilingi pulau-pulau kecil. Yang merupakan juga pulau yang memberi pemasukan terbesar buat negara tersebut. Pulau Tartan adalah pulau penghasil emas, dan sumber kekayaan negara Andaron dari situ.
Bisa dibilang negara Andaron negara yang sudah maju. Karena emas di pulau itu sangat berlimpah, dan negara Andaron bukanlah negara besar. Meski banyak pulau, tapi negara Andaron adalah negara kecil. Jadi sangat mudah negara tersebut mengatur keuangannya.
(Gambar hanya ilustrasi)
Sebelumnya di pulau Tartan, beberapa kali terjadi keributan, dan terakhir terjadi huru-hara besar-besaran. Itu disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan pulau tersebut lepas dari negara Andaron. Karena tak ingin emas di pulau mereka diambil terus.
Organisasi itu awalnya kecil lambat laun menjadi besar. Organisasi itu melakukan pelatihan di tengah hutan dengan markas yang berpindah-pindah. Layaknya tentara, mereka berlatih menembak, strategi perang, ketahanan fisik, serta lain sebagainya. Mereka dibiayai oleh saudagar kaya yang mendiami pulau tersebut, dan sudah ditangkap oleh pemerintah Andaron.
Pemerintah negara Andaron telah menurunkan 2 peleton tentara untuk menumpas mereka. Tiap peleton dibagi 4 regu, dan tiap peleton bertugas selama 1 bulan dengan sistem secara bergantian. 1 bulan istirahat balik ke markas, dan 1 bulan di lapangan, begitu berulang-ulang. Peleton akan dijemput, alias diganti oleh helikopter dititik yang sudah ditentukan. Kini masa operasi sudah berlangsung masuk minggu ketiga.
Dean masuk ke peleton pertama. 2 minggu sebelumnya peleton-nya masih jalan bersama-sama. Di minggu ketiga, baru regu yang sudah ditetapkan disuruh berpencar. Dean memegang bagian Utara dia adalah Komandan Regu. Sedangkan Komandan Peleton memegang jalur Timur, serta sisanya komandan regu lain memegang Selatan dan Barat. Mereka saling berkoordinasi melalui sambungan radio.
Bukan hal yang mudah mencari tempat persembunyian mereka. 2 minggu lalu, sebelum pasukan berpisah, baru dua kali terjadi kontak senjata. Yang pertama, karena para tentara itu tahu. Sebelumnya, dapat informasi dimana letak markas mereka. Yang kedua, lewat penyisiran.
Target pun bukan orang-orang yang mudah dihadapi. Karena telah terlatih dalam perang. Hutan itu pun seperti rumah mereka, mereka tahu betul bagaimana kondisi hutan itu. Memang pada dasarnya mereka orang-orang yang mendiami pulau tersebut.
Belum lagi, para tentara harus menghadapi hutan begitu lebat, pelbagai macam binatang buas, bebatuan terjal, tebing yang curam, tanah yang basah, serta lembab sehabis hujan.
(Gambar hanya ilustrasi)
Tentu, hutan bukan layaknya kota. Tidak ada arah petunjuk jalan, atau bangunan yang dapat dijadikan patokan. Para tentara itu harus benar-benar mawas diri bukan hanya ke musuh, tapi juga ke lingkungan sekitar. Jika tidak, akan tersesat hilang di tengah hutan, atau menjadi santapan liar para predator hutan.
Di hulu sungai, Dean memerintahkan pasukannya berhenti sejenak. Secara bergantian anak buahnya berbagi tugas berjaga-jaga dan istirahat. Yang istirahat ada terlebih dahulu membasuh badan di jernihnya air. Sebagian berburu ikan, dan sebagian lagi mencari ranting pohon untuk bahan bakaran. Sisanya, mengisi ulang tempat minum.
(Gambar hanya ilustrasi)
Botol-botol kosong mereka wajib di isi. Kadang kalau tidak dapat sungai mereka menampung lewat air hujan. Mereka membawa ransum yang tentu saja harus dibuat sehemat mungkin. Demi menjaga perbekalan, mereka berburu apa saja yang kadang tidak layak di makan. Untuk saat ini, syukurlah layak.
Di atas bebatuan, Dean melakukan panggilan radio.
“Danton, Danton, panggil... Di sini, Danru panggil... ”
Danton artinya Komandan Peleton. Danru artinya Komandan Regu Utara.
“Ya, saya sendiri. Danru, silahkan masuk."
“Lapor, Dan. Saat ini kami berada di hulu sungai untuk melakukan istirahat sejenak. 1 jam lagi kami baru bergerak ke titik lokasi yang telah ditentukan."
Nanti semua tim akan bertemu. ‘Dan’ adalah panggilan artinya Komandan.
“Baiklah, sampai ketemu menjelang Matahari terbenam.”
“Siap Dan!” Dean mematikan sambungan.
Untuk mengetahui ketepatan jalur agar tidak salah arah, dia memanggil dua orang anak buahnya untuk diajaknya berdiskusi. Mereka pada datang. Peta kemudian digelar di atas batu.
“Kita berada tepat di koordinat ini. Jadi arah kita sudah pas, Sersan." Salah satu anak buahnya bicara.
“Baiklah, 1 jam lagi kita berangkat." Dean menutup diskusi singkat.
**********
Aroma bakaran menyelimuti tempat peristirahatan. Ikan-ikan yang masih segar itu dibakar di atas tumpukan kayu. Di tusuk badannya dengan ranting yang ujungnya telah diruncingkan. Lalu dibakar secara menyeluruh dengan memutar ranting tersebut.
Lumayan cukup tangkapan ikan untuk memenuhi semua perut mereka. Ya! Sungai itu sangat jernih dengan ikan berlimpah ruah. Sangat gampang ditangkap melalui kejernihan air. Ditambah lagi, jumlah ikan tidak sedikit berkerumunan di pelbagai titik.
Lalu mereka merapihkan bekas bakaran agar jangan terindentifikasi jejak mereka oleh target. Lewat menanam, atau diselipkan ke semak-semak. Untuk noda bakaran di tanah, biasanya ditutup daun atau ranting. Karena ini ada air, jadi di siram.
Mereka menelusuri kembali hutan. Setiap beberapa meter mereka menandai jalan sebagai patokan andai-andai disuruh kembali melewati jalur itu, atau pun tiba-tiba ada suatu masalah, misalkan, terjadi gencatan senjata kemudian anggota terpisah. Biar yang terpisah itu dapat mengetahui jalan pulang.
Rintikan air hujan menyelimuti perjalanan mereka, dan perlahan-lahan semakin lebat. Dean memerintahkan anak buahnya untuk berteduh di suatu goa. Lalu 2 orang disuruhnya melihat keadaan dalam. Untuk mewaspadai apakah tempat mereka duduki singgasana binatang buas.
(Gambar hanya ilustrasi)
“Tidak ada, Sersan. Aman,” lapor salah satu yang disuruh.
“Baiklah, kita berteduh selama 20 menit. Jika hujan tak kunjung reda, kita tetap bergerak karena waktu kita tidak banyak. Jaga terus stamina kalian.”
“Siap, Sersan!” Semua anak buahnya serentak menjawab.
Hujan ditunggu tidak junjung reda terpaksa mereka melanjutkan perjalanan. Dalam keadaan tubuh basah kuyup, baju diselimuti bercak tanah dimana-mana, pasukan terus melangkah setapak demi setapak melintasi kondisi tanah yang becek, licin, dan terjal. Telah beberapa kali mereka mengalami ini, ditambah lagi sekarang. Sosok mereka bagaikan tumbuhan berjalan hidup. Tentu mereka nggak mengenal kata ‘mandi’. Seragam mereka basah kering di badan dari siraman air hujan, dan teriknya Matahari yang terus mendera mereka.
Dalam hal ini mereka bukan hanya diuji mental, dan keahlian perang, tapi juga ketahanan fisik. Mereka harus bisa menjaga tubuh tetap kuat dari segala faktor kondisi alam liar. Meski membawa obat-obatan, tentu saja satu pun nggak ingin sakit. Karena itu akan mengganggu prosesnya operasi yang sedang berlangsung.
Matahari sudah memancarkan sinar berwarna kuning bercampur jingga. Memudarkan sedikit demi sedikit cahaya terang di dalam hutan. Mereka terus berjalan sesuai tempat yang telah ditetapkan. Meski sedikit terhambat oleh minimnya cahaya, tidak menyurutkan langkah mereka.
Di tanah yang sedikit lapang, mereka tiba. Group Barat sudah tiba duluan. Group Timur yakni yang dipimpin Komandan Peleton pun sudah tiba. Tanah itu tak begitu luas tapi cukup buat menampung seluruh dari mereka. Sudah dibangun tenda-tenda, juga tungku perapian. Tentu saja tenda-tenda itu milik dari persediaan group masing-masing.
(Gambar hanya ilustrasi)
“Lapor Dan! Kami telah tiba." Dean datang menghadap atasannya.
“Baiklah. Segera bangunlah tenda, dan buatlah secara bergilir pasukanmu buat berjaga-jaga hingga Matahari terbit.”
“Siap, Dan!”
“Tim Selatan belum tiba, kita masih menanti. Tadi, kami sudah menangkap 5 ekor rusa. Nanti setelah makan, kamu temui saya, kita akan berdiskusi bersama komandan-komandan regu lain.”
“Siap, Dan!”
Pria itu kemudian pergi. Menginstruksikan pasukannya sesuai apa yang dikatakan atasannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵
kemari setelah dari ken🤭
2022-01-31
0
erna sutiyana
aku nyimak dulu ya
setelah greget baca dewi dan mas kris
2021-05-26
0
Ever Wii Govai
Favorit
2021-05-23
0