Group Dean berburu tangkapan. Group Selatan ranting dan perapian. Dean dan Komandan Regu Selatan sudah memutuskan, sebelum anak buah mereka tiba.
Secara serentak semua anggota berjalan. Anggota Dean dan anggota Selatan tak lama kemudian berpisah pada menjalani tugas masing-masing.
Group Selatan mematahkan ranting-ranting di pohon yang berukuran sedang dan kecil karena gampang digapai. Sementara Group Utara alias group Dean sedang melakukan pengintaian. Melewati semak belukar terdengar bunyi. Mereka diam tidak bergerak, menajamkan pendengaran. 3 orang kemudian melangkah mencari sumber suara tersebut. Sisanya, mengikuti.
Sebuah ular piton berukuran besar kira-kira kisaran 10-12 meter nampak di depan mata. Sedang merayap di atas guguran daun dan ranting di atas permukaan tanah. Jika mereka menangkap ular itu, sangatlah cukup buat menutupi kebutuhan rombongan mereka.
(Gambar hanya ilustrasi)
Satu orang memberi kode, bahwa dia dan dua rekan di sisinya akan menangkap kepala ular. Yang lain mengangguk. Biar begitu, secara otomatis sisanya mengambil posisi bagian buntut dan tengah.
Setelah melewati pergumulan panjang. Maklum, tenaga ular pastilah sangatlah kuat. Apa lagi untuk ukuran sebesar itu. Akhirnya mereka berhasil menangkap, segera dibawa ke tempat peristirahatan. Kelompok Selatan telah datang duluan, dan sudah buat perapian. Tentu, tugas mereka ringan.
“Wah... Besar sekali tangkapan kalian," takjub Komandan.
“Wow! Luar biasa kalian." Dean menimpali.
Komandan Peleton dan semua ketua regu sedang duduk di bawah pohon. Mereka lagi berbincang-bincang. Namun jadi teralihkan atas kehadiran mereka.
“Ayo, segera kulitin,” perintah Komandan.
“Siap, Dan!” Semua anak buah Dean mengangguk.
“Jika masalah makan, memang kita nggak akan kekurangan. Kita bisa mencari di sini. Masalah kita di air. Kemarin saya sempat menampung air hujan sebelum menuju ke tempat pertemuan kita." Komandan melanjutkan percakapan.
“Saya juga, Dan,” ujar yang lain, kecuali Dean.
“Untung, saya kemarin menemukan hulu sungai. Airnya sangat jernih sekali.”
“Kamu menemukan hulu sungai?” Komandan Regu Barat, mendelik.
“Iya. Hulu sungai itu ikan-ikannya besar-besar, dan berkumpul banyak di pelbagai titik. Kami jadi gampang menangkapnya. Kami memakan semua hasil tangkapan kami. Daging semua ikannya sangat segar-segar."
"Wah... Enak sekali kalian."
"Iya," imbuh Komandan Regu Selatan turut iri.
“Apa persediaan air kalian masih cukup?” Komandan kembali ke topik.
“Tidak, Dan. Sebenarnya akibat jalanan terjal yang kami lewati kemarin, kami jadi tidak sempat menampung air hujan banyak," keluh Komandan Regu Selatan, mengenai perjuangannya dan timnya menuju tempat pertemuan mereka.
“Besok kita mencari hulu sungai saja. Selain untuk menambah stok air diantara kita yang masih ada, sekaligus buat jaga-jaga. Takutnya beberapa hari ke depan nggak ada hujan."
"Siap, Dan," jawab mereka.
"Yah.... Nanti kita istirahat lebih lama saja di sana. Kita bisa membersihkan diri, baju-baju kita, sepatu, dan lain sebagainya, juga mandi. Sudah lama saya dan tim nggak mandi.”
"Sama, Dan. Badan terakhir saya dan tim basah, ya karena hujan kemarin." Komandan Regu Barat turut berkeluh kesah, diikuti anggukkan Komandan Regu Selatan yang juga merasakan hal sama, kecuali Dean. Biar kemarin dia dan timnya terkena hujan setidaknya sebelumnya mandi.
Ular itu sudah dipotong-potong. Daging tiap potongnya ditancapkan ke ranting seperti sate. Lalu di bakar secara menyeluruh dengan memutar-mutar ranting tersebut. Setiap daging yang sudah di bakar, mereka semua melahapnya hingga tidak tersisa. Sesudahnya, mereka memadamkan perapian dengan menyiprat bukan di siram. Maklum, mereka tidak bisa boros air. Agar cepat mati, diinjak-injak. Lalu ditimbun dengan tanah dilanjutkan menutup memakai daun. Biasa, mereka harus mengubur jejak.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Siang hari yang terik, Matahari sudah lurus sejajar di atas kepala, mereka terus berjalan. Bayangkan saja! Selain otak dipaksa harus waspada, dan harus menjaga stamina, tapi juga harus siap banting akan situasi alam, dan barang-barang yang dibawa.
Ransum yang bukan sedikit karena mereka 1 bulan di sini, walau di stok setengah bulan biar sisanya mencari di hutan. Tentu itu bukanlah jumlah yang sedikit. Belum lagi senjata, amunisi, tenda, obat-obatan, dan peralatan lain yang menunjang kebutuhan mereka. Begitulah lelahnya mereka...
Namun apapun itu, harus tetap mereka jalani. Sudah resiko dan tanggung jawab dari pekerjaan. Lagi pula, saat latihan mereka sudah dibiasakan membawa beban berat. Salah satu contoh : Ketika jadwal latihan lari. Selain harus menempuh jarak yang bukanlah pendek. Sudah begitu, tas ransel di isi batu kisaran 5 sampai 10 kg. Agar mereka terbiasa jika diterjunkan ke medan perang membawa amunisi, dan segala hal menunjang kebutuhan, ya seperti yang mereka jalani saat ini.
**********
Suara lolongan serigala, dan suara burung hantu terus saling bertautan. Desiran angin terus menerpa celah kisi-kisi tenda yang bisa dilintasi. Yang bertugas berjaga-jaga terus mengamati sekitaran. Nggak luput menajamkan pendengaran. Yang tidak berjaga alias tidur. Nanti akan dibangunkan saat jadwal mereka tiba.
(Gambar hanya ilustrasi)
Malam telah berlalu, selepas orang-orang yang jaga terakhir telah bergabung dengan yang lain. Tenda juga sudah di lepas, dan semua sudah siap. Mereka kemudian kembali melangkah. Tadi malam, Komandan ada berdiskusi dengan para komandan regu untuk ketepatan jalur hulu sungai yang mereka cari. Agar tidak melenceng jauh dari arah tujuan.
Sebenarnya di Tenggara ada, pasalnya bisa memakan waktu 2 hari. Iya, kalau nanti ada hujan, kalau tidak? Akan kesusahan nanti mereka.
Mereka terus berjalan hingga melewati jam makan siang. Karena nanti akan istirahat cukup lama, ya sudah sekalian saja di sana. Yah... Meski begitu, kadang berhenti sejenak lalu lanjut jalan lagi. Biar bagaimana pun mereka harus ada waktu sedikit istirahat, karena berkilo-kilo meter mereka berjalan, ditambah lagi membawa beban.
Tampak bebatuan cadas berlumut di pelupuk mata. Bebatuan di pinggir sungai yang menandakan tinggal beberapa langkah lagi mereka tiba ditempat yang dicari.
Dan akhirnya...
“Wow... Bagus sekali tempatnya,” takjub Komandan Regu Barat.
“Kalah tempat yang saya temui kemarin,” ujar Dean.
"Benarkah?"
Mengangguk. "Iya."
(Gambar hanya ilustrasi)
Selain bebatuan dan air yang jernih, jalur hulu sungai itu pun berundak-undak seperti air terjun kecil yang berlapis-lapis. Aliran air yang jatuh ke tiap-tiap lapisnya jadi mengeluarkan suara gemericik dan sangat deras. Belum lagi didukung pepohonan yang rindang disekitaran hulu. Jadi semakin membawa keindahan dan keteduhan.
“Baiklah. Tiap 30 menit, tiap regu secara bergantian berjaga-jaga. Untuk saat ini tim saya, berikut Utara, lalu Selatan, dan terakhir Barat,” ujar Komandan, membagi tugas ke semua ketu regu.
“Siap, Dan,” jawab mereka serempak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Nasya Lau
author nya banyak baca nih
2021-05-04
0
Lina Susilo
petualangan yg sangat seru
2021-03-11
0
Joni Lotong
wah luar biasa pengetahuannya Thor. sepertinya pengalamannya Thor ya.
lanjut ah
2020-05-12
1