Di sebuah rumah bak istana, sekeluarga Wijaya sedang beres-beres. Mereka baru saja menetap di Bandung karena pusat perusahaan induk keluarga Wijaya dipindah di Bandung, itu dilakukan Ardika agar dekat dengan putri kesayangannya, Nadia.
Sudah lama sekali, Ardi ingin sekali bertemu dengan Nadia. Meskipun kewajibannya sebagai suami Sonia telah selesai, tapi kewajibannya sebagai ayah Nadia belum selesai. Ardi ingin sekali menafkahi Nadia, memberikan Nadia haknya.
"Pa, apa kita akan berkunjung ke rumah Mama Sonia, dan Nadia hari ini?" Tanya Pevita.
"Ya Sayang, kita akan berkunjung ke sana," jawab Ardi.
"Pevita akan bersiap dulu," kata Pevita bahagia.
Ardi merasa beruntung, Ferra dan juga Pevita putrinya tidak melarangnya untuk mencari informasi apapun tentang Nadia dan Sonia. Ferra selalu mewanti-wanti kepada Pevita bahwa segalanya yang mereka miliki adalah milik Nadia juga. Apalagi ditambah kenyataan bahwa Sonia sebenarnya memiliki dan berhak atas harta yang dia dapat dalam pernikahannya dengan Ardi.
Mereka sampai di rumah berwarna abu-abu yang tak kalah megahnya dari rumah mereka. Ardi meremas celananya. Dia tidak tahu apakah kedatangannya kesana adalah keputusan yang tepat.
Ting tong .. ting tong.
Beberapa kali Ardi mengambil nafas dan menghembuskannya kasar. Di sampingnya, Ferra mengelus lembut punggung suaminya. Berharap bahwa suaminya bisa merasa lebih baik lagi.
"Yaaa tungguuu," teriak orang dari dalam.
Ardi menatap Ferra, dan Ferra hanya mengangguk, meyakinkan Ardi kalau semuanya akan baik-baik saja.
"Mencari sia ... pa?" Ucapan Sonia berhenti saat melihat siapa yang kini berdiri di depan matanya.
"Hai Son, lama tak bertemu denganmu," kata Ferra tersenyum lembut.
Sonia mundur ke belakang, kakinya terasa seperti jely ketika melihat orang yang dia masukkan dalam daftar hitam kini berada di rumahnya. Jantung Sonia berpacu dengan kencang, keringat dingin mulai nampak di keningnya.
Ardi melihat gelagat mantan istrinya yang tidak biasa, bibir pucat Sonia dan juga keringat dingin berbentuk biji jagung menyita perhatiannya.
Tanpa merasa bersalah, Ardi memegang dahi Sonia. Mata mereka bertemu, tentu saja Ferra melihat semuanya tapi wanita itu berusaha menahan dirinya sekuat mungkin. Ferra meyakinkan dirinya, bahwa hubungan Ardika dan Sonia hanya sebatas partner untuk anak mereka, Nadia.
"Son, kamu baik-baik saja?" tanya Ardi khawatir.
'Aku tidak baik melihatmu di sini,' batin Sonia berteriak.
Sonia menampik tangan Ardi dengan kasar. Wanita itu mundur selangkah.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kalian ke mari?"
Hati Ardi merasa tertohok ketika pertanyaan itu meluncur dari mulut mantan istrinya yang masih dia cintai seperti dulu. Wajah Sonia tidak berubah, dengan gaya rambut barunya membuat wajahnya semakin terlihat segar dan nampak muda.
"Bagaimana kabar putriku, Nadia? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Ardi.
Mata Sonia mengerjap. "Nadia? Dia baik-baik saja." Hanya itu yang bisa Sonia jawab. Suara tercekat serasa lehernya dicekik.
"Bolehkah kami masuk?"
Sonia menatap Ardi, bagaimana mungkin Ardi tanpa malu mengajak keluarga barunya datang ke rumah mantan istrinya yang telah dia selingkuhi dengan sadisnya.
Tapi Sonia tidak boleh egois, walaupun Ardi suami yang buruk, tapi Ardi tetaplah ayah yang baik untuk Nadia.
Sonia menyingkir dari tengah pintu, mempersilahkan mereka bertiga untuk masuk ke dalam rumah.
.
Suara mobil memasuki pelataran rumah membuat Sonia cemas, kedatangan Ardi yang tiba-tiba menjadikan dirinya was-was. Sonia takut bahwa Nadia tidak bisa menerima kedatangan Ardi.
Ya Tuhan, Sonia mengigit kukunya hingga patah. Dia sangat cemas.
Sedangkan di luar rumah, Nadia menatap mobil asing didepannya dengan kening berkerut.
"Apa mama memiliki tamu?" Pikir Nadia berjalan melenggang masuk ke dalam rumah.
Ardi tersenyum ketika mendengar suara putrinya mengatakan salam seperti yang biasa dia dengar dulu.
Ardi berdiri dari tempat duduknya, berniat menyambut Nadia dan memeluknya erat.
Nadia terbelalak mendapati papanya berada dirumahnya. Matanya bahkan sampai berkaca-kaca. Ditambah, papanya membawa selingkuhan dan anaknya datang ke rumahnya.
"Nadia," panggil Sonia khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ima Kristina
kn bisa ketemuan sm anakny diluar rumah .... tdk bisa jaga perasaan mantan
2021-04-06
1
maura shi
kasian sonia,nyesek bgt harusnya dia juga ikut merasakan bahagia dgn yg lain thor,dia kn cantik
2021-01-20
0
dita
000iiekpk0
2020-10-11
0