Nadia mengedarkan pandangannya, mencari kursi kosong yang bisa dia tempati. Jatuhlah pandangannya pada sosok wanita yang tengah duduk sendirian di barisan depan.
"Hai," sapa Nadia tersenyum lembut.
"Hai juga," jawabnya tersenyum ramah.
Nadia duduk di samping wanita itu, dia mengulurkan tangannya.
"Aku Nadia Mark, panggil saja Nadia," ucap tanpa menyebut marga papa.
"Aku, Olivia Dera Bellvaria," katanya menjabat tangan Nadia.
"Semoga kita bisa berteman baik ya," harap Nadia diangguki teman barunya yang bernama Olivia itu.
Suara dari speaker kelas menghentikan pembicaraan mereka.
"Mohon semua peserta didik baru berkumpul di lapangan sekarang juga."
"Yuk kita ke lapangan," kata Oliv berdiri membawa papan nama.
"Ayuk," ucap Nadia mengikuti Olivia.
.
Matahari begitu menyengat pagi ini, jam baru menunjukkan pukul delapan pagi, tapi rasa panasnya seperti pukul sebelas siang.
Nadia mengibaskan rambutnya berkali-kali.
"Kapan sih selesainya!" Gerutu Nadia sambil mengipaskan topi ospek yang dia pakai. Mencoba membuat angin buatan.
"Tauk nih Nad, keringetan gini kan jadinya," kata Oliv sambil mengipas-ngipas papan namanya.
Entah sudah berapa kali kedua wanita itu mengeluh dan berganti gaya berdiri.
"Sekarang sambutan dari ketua osis kita, Fernando Prithflyoza," ucap salah satu panitia Ospek kali ini.
Nadia tidak tahan lagi. "Kapan selesainya sih, lama bangett?!" teriak Nadia spontan, membuat seluruh siswa baru dan anggota OSIS di sana menatap ke arahnya.
"Upss," Nadia menutup mulutnya.
"Yang bicara tadi silahkan maju ke depan," perintah Ketua OSIS membuat Nadia tertunduk lesu.
"Elo sih Nad pake teriak segala," kata Olivia menyesalkan kecerobohan teman barunya.
"Yah gue nggak sengaja, gimana nih?" Tanya Nadia kepada Oliv
"Udah maju ke depan aja dulu," kata Olivia diangguki Nadia.
Nadi berjalan ke arah podium di mana Ketua OSIS itu berdiri. Seluruh mata menatap Nadia penasaran. Bahkan para anggota OSIS tidak segan-segan menatapnya menantang karena baru kali ada siswi baru yang berani seperti Nadia.
"Nadia Mark W."
Ucap sang Ketua OSIS, Nadia merasakan ada sesuatu yang janggal. Suara lelaki itu terada tidak asing di telinganya.
Nadia mendongak, menatap lelaki yang kini menjabat sebagai Ketua OSIS di sana.
" lEloooooo!" Pekiknya kaget membuat semua murid kasak-kusuk. Dan dia, Fernando Pirthflyoza tersenyum penuh kemenangan ke arah Nadia.
Fernand menatap Nadia. "Berdiri di belakangku," ucap Fernand kepada Nadia.
Nadia hanya bisa mengangguk lesu, dia berdiri di belakang Fernand, menunggu lelaki itu selesai menyampaikan penyambutannya. Sesekali Fernand melirik Nadia dan tersenyum mendengar Nadia mengeluh kepanasan.
Akhirnya upacara pembukaan OSPEK telah selesai, Fernand berjalan ke arah Nadia.
"Setelah ini kamu harus menemuiku di ruang OSIS," katanya berjalan meninggalkan Nadia.
Upacara itupun bubar, banyak siswa berjalan melewati Nadia dan memandang penasaran kepada wanita itu. Olivia langsung berlari ke arah teman barunya.
"Kamu nggak apa-apa Nad?"
"Enggak kok, cuma tadi tuh Ketua Osis nyuruh gue nemuin dia, songong kan?"
"Elo punya masalah ya sama dia?" Tanya Oliv penasaran.
"Tadi pagi, tempat parkirnya gue pake parkir mobil gue," jelas Nadia dengan cengiran khasnya.
"Asli, elooo gilaaaaa!" Umpat Olivia tidak percaya, di hari pertama Nadia sudah berurusan dengan Ketua OSIS sekaligus idola di sekolah itu.
"Udah deh, gue mau nemuin tuh Ketua Osis tengil dulu," pamit Nadia berjalan meninggalkan Olivia.
Di ruang OSIS, Fernand berlari kecil menghampiri ke-empat sahabatnya yang menjadi most wanted boy di sekolah mereka.
"Siapa lagi tuh cewek? Cantik banget kayaknya blesteran deh," kata Rehan penasaran.
"Tuh cewek yang parkir di tempat parkir gue," kata Fernand membuat mereka ngakak.
Fernand menceritakan kali pertama dia bertemu Nadia. Hingga terjadi insiden tangannya menjadi korban kebrutalan Nadia tadi pagi.
Tokk tokk, suara ketukan pintu membuat mereka berlima menoleh. Fernand menatap Nadia, dia tersenyum melihat bagaimana Nadia membuang mukanya tidak suka.
"Masuk aja," kata Fernand.
"Kenapa nyuruh ke sini?" Tanya Nadia to the point.
Mendengar pertanyaan judes dari siswa baru membuat ke-empat sahabat Fernand terkekeh.
"Lo tahu kesalahan yang lo buat?" Tanya Fernand menatap Nadia, dan Nadia membalas tatapan Fernand dengan sengit, seakan mengatakan dia tidak takut pada Fernand.
"Apa? Sepertinya aku tidak membuat kesalahan apapun," katanya santai, membuat teman-teman Fernand cekikikan.
Baru kali ini ada yang berani ngelawan Fernand di sekolah itu selama hampir tiga tahun ini.
"Lo udah nempatin tempat parkir gue, dan buat onar sambutan gue!" Ucap Fernand membuat Nadia memutar bola matanya kesal.
"Yang penting kan nggak nimpukin situ pake batu. Ngapain dipermasalahin?" jawab Nadia membuat tawa teman-teman Fernand meledak
Fernand menoleh ke arah teman-temannya. "Diammm!" Sentak Fernand kesal.
"Lo harus dapet hukuman dari gue, lo harus bersihin ruang OSIS sekarang juga!"
"Loo gilaaa?" teriak Kiki, pacar Racka yang baru saja masuk ke ruang OSIS.
"Gue nggak gila kok, nih cewek yang gila," jawab Fernand acuh.
Kiki menarap Nadia. "Udah dek, balik aja enggak apa-apa kok," kata Kiki menyuruh Nadia pergi.
"Beneran, Kak?" Tanya Nadia dengan mata berbinar.
"Iya balik aja," imbuh ke-empat teman Fernand.
Nadia memicingkan matanya kearah Fernand.
"Gue balik, weeekk," ejek Nadia menjulurkan lidah pada Fernand.
Fernand menggelengkan kepalanya tak percaya, siswi baru itu sangat konyol dan kekanakan.
"Ati-ati jangan musuhin adik kelas, ntar elu suka lagi," kekeh Kiki menggoda Fernand.
"Suka sama dia? Yang benar saja," ucap Fernand menampik rasa ketertarikannya kepada Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Siska
kok ak bingung ya. bukanya kelulusan ya. kok jd msh kls 2
2023-05-28
0
Fikavindia
aku gk bisa baca nama panjang Fernando🤣
2023-02-08
0
Masttk Eko Prasetyo
bau baunya mau ada yg jatuh nih ama adik kelas
2022-08-26
0