Eternity Love

Eternity Love

Bertemu Satya

Ting… tong…

Aku mendengar ada seseorang yang menekan bel di pintu pagar rumah dan memutuskan untuk segera membuka pintu rumahku. Aku begitu terkejut dan seluruh tubuhku langsung gemetaran saat melihat empat orang pria berbadan besar sudah berdiri di depan pagar rumahku.

“Nona Ananda Saputra, Anda harus ikut dengan kami.” Salah satu dari keempat pria itu memintaku untuk mengikuti mereka. Mendengar perkataannya, aku merasa cemas dan segera menyalakan voice note WhatsApp untuk dikirim kepada Ibuku.

“Kalian siapa? Kenapa kalian bisa tahu nama saya?” tanyaku bingung.

“Nona, tolong ikut kami ke mobil sekarang. Jika Anda tidak mau melakukannya, maka kami akan menggunakan kekerasan untuk membawa Anda bersama dengan kami,” sahut pria yang lain.

“Ok, aku akan ikut dengan kalian. Tapi kalian harus beri tahu siapa yang memerintahkan kalian untuk melakukan ini?” tanyaku yang masih ketakutan.

“Anda akan tahu setelah tiba di sana nanti.”

Aku pun mengunci pintu rumahku dan menutup pintu pagar sebelum pergi bersama dengan keempat pria itu. Setelah itu, aku masuk ke dalam sebuah mobil yang besar, mobil Alphard keluaran terbaru yang berwarna putih, bersama dengan keempat pria tadi yang mengawasiku seperti bodyguard pribadi.

Tidak lama kemudian, kami sampai di depan sebuah kluster berwarna putih yang begitu megah bak Istana. Keempat pria itu mengajak aku untuk masuk ke dalam rumah itu dan menyerahkan aku kepada seorang pria yang sedang bersantai duduk di sofa ruang tamu.

“Tuan muda,” panggil keempat pria itu.

“Pergilah.” Keempat pria itu langsung menghilang dari rumah. Sekarang hanya tinggal aku dan pria misterius ini yang berada di ruang tamu.

“Siapa kamu? Kenapa aku dibawa ke tempat ini?” tanyaku penasaran.

“Ikut aku dan kamu akan tahu,” jawab pria itu sembari bangkit berdiri dari sofanya. Kemudian, aku mengikuti langkahnya menaiki lift pribadinya untuk menuju ke kamar pria ini.

“Ananda Saputra, apa yang sudah kamu lakukan untuk membuat Ayahku memaksaku untuk menikah denganmu?” tanya pria itu begitu kami masuk ke dalam kamarnya.

“Apa maksud kamu?” sahutku dengan nada heran. Aku tidak mengerti apa yang sedang dia tanyakan padaku.

”Jangan berpura-pura bodoh! Kamu kira aku tidak tahu kalau kamu ingin menikahiku supaya bisa menikmati kekayaanku?” tanyanya dengan mimik wajah yang masih begitu mencurigaiku.

“Pertama, aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu kenapa aku berada di sini saat ini dan berbicara dengan pria asing yang menanyakan sesuatu yang tidak bisa aku jawab karena aku tidak tahu jawaban dari pertanyaannya.”

Aku menghela napas panjang dan menutup kedua mataku. Aku masih berharap semua yang terjadi saat ini hanyalah sebuah mimpi.

“Kamu benar, kita berdua memang tidak saling mengenal. Namaku Satya Adiratma, jadi kamu pasti mengenal Ayahku.”

“Siapa Ayahmu?” tanyaku penasaran.

”Kamu masih saja berpura-pura tidak tahu apa pun. Baiklah, aku tidak akan memaksamu bicara. Kamu hanya perlu tidur denganku malam ini.”

Satya berbicara dengan nada kesal sambil menatap tajam tepat ke arah kedua bola mataku.

“Apa? Tidur denganmu? Apa kamu sudah gila?”

Aku langsung melangkah mundur sejauh mungkin dari tempatnya berdiri.

“Kenapa? Kamu yang mau menikah denganku, apa bedanya tidur denganku malam ini atau pada saat malam pernikahan kita?” sahut Satya sambil tersenyum licik.

“Satya, kamu adalah orang termesum yang pernah aku temui,” kataku setengah berteriak.

“Dan kamu adalah orang yang paling serakah yang pernah aku temui.”

“Kamu ga berhak buat fitnah aku kayak gitu.” Aku mengelak sambil memelototi pria yang berdiri di hadapanku sekarang.

“Dan kamu juga ga berhak buat pura-pura bodoh setelah menjilat Ayahku,” kata Satya sambil menatap tajam ke arahku, seolah-olah ia akan memakanku saat ini.

“Aku bahkan tidak tahu siapa Ayahmu, kenapa kamu begitu bersikeras seolah-olah aku yang ingin menikah denganmu?” tanyaku tidak terima.

“Ananda, berhentilah membual! Kamu tidak akan pernah bisa membohongiku,” kata Satya dengan nada tegas.

“Satya, berhentilah memfitnah orang lain! Apalagi orang asing yang tidak tahu apa-apa tentangmu.”

Setelah mengatakan kalimat itu, aku langsung memegang gagang pintu rumahnya untuk segera pergi dari kamarnya. Sialnya, pintu kamarnya menggunakan password sehingga tidak mungkin bisa kubuka.

“Kamu tidak akan bisa keluar dari sini, kecuali jika aku mengizinkanmu,” kata Satya sambil tersenyum tipis.

“Apa kamu sudah gila? Aku datang ke sini dengan tangan kosong, jika aku tidak boleh keluar dari sini, berarti aku harus terus tinggal di kamar ini bersama denganmu?” tanyaku dengan nada tinggi.

“Kamu yang gila karena berhasil mengatur Ayahku.”

“Ayo tidur,” ajak Satya sambil berjalan menghampiriku dengan senyuman liciknya.

“Apa yang mau kamu lakukan?” tanyaku yang langsung menutupi dadaku dengan kedua tanganku.

“Jangan mendekat!" bentakku kepadanya.

“Ayolah, jangan malu. Jangan pura-pura menolakku,” bujuk Satya yang sudah berdiri tepat di hadapan aku yang sudah terpojok di tembok. Jarak di antara kami hanya 1 cm saja saat ini.

“Aku memang tidak seharusnya datang ke sini,” kataku sambil menutup kedua mataku, mempersiapkan diriku untuk sebuah kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada malam ini.

Namun, setelah beberapa saat, tidak ada pergerakkan apa pun dari Satya. Aku pun membuka kedua mataku dan melihat Satya yang meraih sebuah map dan pena yang terletak di atas meja di dekat tempat kami berdiri.

“Tanda tangani ini,” kata Satya sambil menyodorkan map dan pena itu kepadaku.

Surat Perjanjian Kontrak?, batinku penasaran.

Nomor 1. Istri harus selalu menuruti perkataan Suami. Jika melanggar, maka akan diberikan hukuman. Yang benar saja, keluhku dalam hati.

Nomor 2. Istri harus memasak makan siang dan membawakannya ke ruangan kerja Suami setiap hari. Dia kerja setiap hari termasuk hari minggu? tanyaku dalam hati.

Nomor 3. Istri harus selalu menemani Suami setiap kali Suami memintanya, jika menolak sekali saja, maka Suami berhak mengusir Istri dari rumah.

Dia memang sudah gila, gerutuku dalam hati.

Setelah membaca ketiga perintah ini, aku langsung tidak ingin membaca peraturan yang keempat dan seterusnya.

“Apa ini? Kenapa semua peraturannya tidak masuk akal?” tanyaku tidak terima.

”Pernikahan kita akan dilaksanakan dua hari lagi. Undangan sudah dibagikan ke semua tamu. Nanti kamu harus berperilaku seperti orang kaya, jangan sampai mempermalukan keluargaku,” ancam Satya.

“Apa? Tunggu, semua ini tidak masuk akal,” sahutku dengan nada gelisah. Aku merasa begitu frustasi sekarang.

“Aku sudah menyampaikan semua yang harus aku sampaikan kepadamu. Setelah kau tanda tangani kontrak itu, kau boleh melakukan apa saja di sini selama tidak melanggar peraturan yang tertulis di kontrak,” kata Satya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

“Alasanku menahanmu di rumahku supaya kamu tidak perlu repot-repot mempersiapkan apa pun. Semuanya sudah disiapkan khusus untukmu, jadi diamlah di sini sampai hari pernikahan kita,” imbuh Satya menegaskan.

Bersambung……

Halo readers, pertama-tama Author mau bilang terima kasih udah mampir ke novel ini. Jangan lupa beri dukungan untuk novel ini melalui comment, like, dan tambahkan buku ini ke rak buku kalian ya kalau suka! Thank you ❤

Kedua, jika kalian mau memberikan kritik & saran bisa langsung comment aja bagian mana yang masih perlu author perbaiki lagi.

Terakhir, buat kalian yang tertarik dengan tulisan Author, boleh banget follow IG Author @bellakristyc_ yaa. Di sana Author bakal bagi-bagi tips menulis juga.

Terpopuler

Comments

Tetik Saputri

Tetik Saputri

semangat kak

2023-06-19

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!