Penjahat Itu Kekasihku!

Penjahat Itu Kekasihku!

Perjodohan

Di penghujung usiaku yang ke 18 tahun, saat itu aku sedang menantikan pergantian hari untuk menyambut ulang tahunku yang ke 19 tahun. Namun, sebuah kabar yang tidak mengenakkan pun terdengar di telingaku pada saat ibu dan ayahku membahas tentang perjodohan ku dengan seorang laki-laki yang tidak aku cintai sama sekali. Tentunya aku tidak bisa menerima dengan keputusan orang tuaku itu, aku sangat sedih akan hal itu, dan karena itulah akupun memutuskan untuk minggat dari rumah, meninggalkan kedua orang tuaku agar perjodohan itu tidak berlangsung.

Inilah kisahku, selamat menyaksikan.

********************************

Aku yang kala itu sedang duduk di meja makan untuk menikmati makan malam bersama ibu dan ayahku pun tiba-tiba sangat marah dan kesal dengan sikap ayah dan ibuku yang tidak merestui hubungan ku dengan Ibas pacarku. Dan meja makan itupun menjadi saksi pada saat terjadinya dramatisasi pertengkaran ku bersama ibu dan ayahku.

"Pokoknya ibu sama ayah gak mau lagi liat kamu terus-terusan dengan laki-laki pengangguran itu!" Tegas ibuku melarangku untuk terus menjalin hubungan dengan pacarku.

"Ibu gak boleh gitu dong ngelarang hubungan aku dengan Ibas!" Jawabku membangkang, dan aku pun melanjutkan pembelaanku.

"Lagian kenapa sih Bu! ibu kok gak suka banget sama Ibas, pedahalkan Ibas anaknya baik" Pungkas ku membela Ibas.

"Gak... pokoknya ibu gak setuju kalau kamu sama dia, titik" Balas ibuku tetap bersikeras melarangku bersama Ibas.

"Lagian apa sih yang kamu cari dari Ibas? Dia itu pengangguran, miskin!" Lanjut ibuku memandang Ibas dari materi.

"Kamu ini... dibilangin gak pernah mau mendengar!" Sahut ayahku yang juga tidak merestui hubungan ku bersama Ibas.

Aku terdiam sejenak pada saat ibu dan ayahku yang tetap berkeras untuk melarang hubungan ku bersama Ibas. Namun, seketika amarahku pun memuncak ketika ibu dan ayahku membahas tentang perjodohan.

"Ibu dan ayah udah jodohin kamu dengan anaknya Tarmajid, jadi... mulai sekarang tinggalin Ibas" Pungkas ibuku, sehingga akupun menjawab dengan nada tinggi.

"Apa-apaan sih Bu! Ibu dan ayah gak boleh gitu dong, lagian aku itu gak cinta sama dia. Pokoknya gak! Ratih gak mau di jodoh-jodohin kayak gini!" Pungkasku menolak perjodohan itu.

"Kamu pikir ibu dan ayah ngelakuin ini buat siapa? Ini itu untuk kamu Ratih, demi kebaikan kamu!" Balas ibuku.

"Besok pak Tarmajid dan anaknya mau datang kesini, kamu harus perlihatkan sikap baik kepada mereka" Ungkap ayahku yang tetap tidak mau mendengarkan ku.

Sontak, akupun berdiri dan memberi tatapan sedih bercampur marah kepada ibu dan ayahku dan akupun berkata kepada mereka:

"Tega ya kalian!" Ungkapku yang kala itu menghempaskan sendok yang aku pegangngi dari tadi dengan kuat di atas meja.

"Ratih!" Bentak ayahku yang terlihat marah dengan kelakuan ku barusan.

Aku yang juga terpancing emosi karena sikap kedua orang tua ku itu seketika meninggalkan meja makan itu, dan tidak menghiraukan sama sekali pada saat kedua orang tua ku melarangku untuk meninggalkan meja makan tersebut, melainkan aku terus berjalan menuju kamar dan menguncikan kamar ku rapat-rapat.

"Ratih! mau kemana kamu Ratih, ayah belum selesai ngomong" Ujar ayah ku mencoba untuk menahan ku. Namun aku tetap tidak menghiraukan nya.

Malam yang semakin larut, dan sebentar lagi menunjukkan pukul 12 malam. Yang dimana pada saat itu aku harusnya sedang berbahagia karena hari itu adalah hari ulang tahun ku, namun karena perjodohan yang dibahas oleh orang tuaku pada saat di meja makan, seketika kebahagiaan yang seharusnya aku rasakan. Kini berubah menjadi kesedihan.

Aku terus memikirkan perjodohan itu, sampai-sampai aku tidak bisa tidur karena memikirkannya. Aku begitu marah, sedih dan jengkel. Namun, aku juga tak tahu harus bagaimana untuk menghindari perjodohan itu. Sehingga akupun hanya bisa menangis meratapi nasib ku.

"Tok! Tok! Tok!" Ketokan pintu terdengar jelas di telinga ku pada ke-esokan harinya. Sepertinya itu adalah ibuku yang sedang ingin membangunkan ku, namun tidak bisa masuk karena aku menguncikan pintu kamar ku.

"Ratih" Pungkasnya di balik pintu memanggil namaku.

"Ratih, bangun nak!" Ibumu terus memanggil ku di balik pintu kamarku.

Sehingga, akupun beranjak dari kasurku dan lalu membukakan pintu untuknya. Tapi, lagi dan lagi, ibuku kembali mengingatkan ku tentang perjodohan itu.

"Kamu siap-siap gih, bentar lagi pak Tarmajid datang dengan anaknya" Ungkapnya, sehingga membuatku pun tidak bersemangat.

"Iya Bu" Jawabku dengan terpaksa.

Seketika suara bell pun berbunyi dari depan, dan sepertinya itu adalah pak Tarmajid yang sudah datang bersama anaknya, dan dengan cepat ibuku pun membukakan pintu untuk mereka.

...(Perbincangan Ibuku dan pak Tarmajid)...

"Eh pak Tarmajid" Pungkas ibuku dan mempersilahkan mereka masuk.

"Silahkan masuk pak" Ujarnya dan ibuku sangat memperlakukan pak Tarmajid dan anaknya dengan baik bak seorang raja.

Dan tiba-tiba ayahku pun datang menghampiri pak Tarmajid dan anaknya dengan menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pak Tarmajid dan anaknya.

"Silahkan duduk pak" Ujar ayahku dengan sangat sopan, dan pak Tarmajid pun membalas dengan senyum.

"Ratih nya mana Bu?" Pungkas pak Tarmajid menanyaiku.

"Oh ada kok pak lagi siap-siap" Jawab ibumu dan lalu melanjutkan:

"Biasa... mau ketemu calon mertua sama suami yah harus dandan dulu" Ungkapnya berbisik manja kepada pak Tarmajid dan anaknya. Sehingga membuat anak pak Tarmajid pun cengingiran ketika ibuku berkata seperti itu.

"hiks hiks hiks... ibu bisa ajah" Ungkap anak pak Tarmajid malu-malu.

Aku yang sebetulnya tidak suka dengan kedatangan pak Tarmajid bersama anaknya itupun sengaja berlama-lama di dalam kamar. Sehingga, ayahku pun menyuruh ibu untuk memanggil ku menemui pak Tarmajid dan anaknya.

"Coba dilihat dulu mah, kok belum keluar-keluar juga ya?" Ujar ayahku menyuruh.

"Bentar ya pak, saya panggilan Ratih dulu" Pungkas ibuku, dan dengan cepat ibuku pun menghampiri ku di dalam kamar.

"Ratih" Panggil ibuku.

"Iya mah" Jawabku.

"Kok belum keluar juga sih? itu pak Tarmajid sama anaknya udah nungguin kamu loh dari tadi!" Ujarnya dan menyuruhku lebih cepat lagi.

"Iya mah, bentar ini Ratih nyusul" Balasku dengan sangat terpaksa.

Akupun keluar dari kamarku untuk menghampiri pak Tarmajid dan anaknya itu. Tetapi, aku yang kala itu sengaja menggunakan pakaian yang tidak sopan, dengan celana jeans robek serta atasan kaos oblong, dan ayahku yang melihatku mengenakan pakaian yang seperti itupun seketika memperlihatkan wajah tidak suka terhadapku.

"Halo om" Pungkasku menyapa tanpa menyalim tangannya serta akupun memperlihatkan kelakuan yang tidak sopan dihadapannya dengan menyimpan satu kaki ku di atas paha.

Seketika pak Tarmajid pun tercengang melihat kelakuan ku yang seperti itu. Sehingga, wajah kedua seperti sedang memperlihatkan wajah marah kepadaku.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mikainan

Mikainan

👍

2023-04-22

0

Pukay

Pukay

Next

2023-04-22

0

Leahy

Leahy

Next thor

2023-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!