Sikap Tidak Sopan

EPISODE 5

“Orang itu jahat Mel… dia jahat banget!” Ungkap ku yang masih dalam pelukan Melly.

“Orang yang mana Rat? Siapa yang udah jahatin kamu?” Tanya Melly penasaran, dan akupun melepaskan pelukan ku itu dan lalu menceritakan tentang kekesalan ku tersebut.

“Verel Mel… dia gak mau tanggung jawab setelah buat kaki aku pinjang, jangankan tanggung jawab… minta maaf ajah gak!” Tuturku.

“Loh kok bisa Rat..?” Tanya Melly yang semakin penasaran dan akupun menceritakan tentang kejadian pada saat Verel menabrak ku tempo dulu.

“Waktu itu aku lagi nyebrang jalan… eh tiba-tiba dia ngebut dengan motornya itu dan nabrak aku” Pungkas ku, dan Melly pun tercengang sebentar setelah aku memberitahukan nya tentang permasalahan ku dengan Verel.

“Astaga Ratih… kok kamu bisa sih berurusan dengan orang seperti itu” Pungkas Melly, dan akupun meminta Melly membantuku untuk meminta pertanggung jawaban Verel.

“Pokoknya kamu harus bantu aku Mel” Ungkap ku penuh harap kepadanya. Melly kembali tercengang dan seperti memperlihatkan wajah ragu ketika aku memintanya untuk membantuku.

“Kamu serius mau nuntut pertanggung jawaban dia Rat?” Tanya Melly.

“Ya seriuslah… Pokoknya gimana pun caranya, dia harus minta maaf ke aku!” Ujarku menegaskan.

Namun Melly yang sepertinya ragu itupun meminta ku untuk melupakan kejadian tersebut. Namun, aku yang sudah terlanjur kesal dan menyimpan dendam dengan Verel pun tetap ngotot untuk menuntut pertanggung jawaban Verel.

“Mungkin lebih baik jangan deh Rat… mending kamu lupain ajah kejadian itu” Pungkasnya, sehingga membuatku pun tercengang karena ucapan Melly itu.

“Loh gak bisa gitu dong Mel… pokoknya aku tetap nuntut dia, minimal permintaan maaf dan ngakuin kesalahan yang udah dia perbuat” Ucapku dengan tegas.

“Ya bukan gitu Rat… tapi aku kok ragu ya, aku takut kamu nanti kenapa-kenapa kalau terus berurusan dengan orang seperti itu Rat” Jawab Melly mengkhawatirkan ku. Sehingga, akupun bertanya kepadanya.

“Emangnya kenapa Mel… kok kamu kayak cemas gitu?” Ucap ku.

“Ya ampun… emangnya kamu gak tahu Verel itu orangnya seperti apa?” Ucap Melly dan membuatku pun penasaran dengan ucapan nya itu.

“Kenapa sih? Emangnya siapa dia, kok kamu kayak takut gitu?” Tanyaku yang semakin penasaran.

“Dia itu bukan orang baik-baik Rat… coba deh kamu tanya dengan orang-orang disini, semua orang tahu sifatnya itu seperti apa” Ungkap Melly menjelaskan tentang pribadi Verel yang konon katanya bukan orang baik-baik.

“Bahkan… katanya dia itu sering terlibat perkelahian antar genk loh” Lanjut Melly memberitahukan ku tentang kejelekan Verel.

“Ah masa sih Mel?” Ucap ku sedikit ragu-ragu.

“Iya Rat… pokoknya kamu harus jauhin orang kayak gitu, jangan lagi deh terlibat masalah dengan dia” Ucap Melly berharap aku tidak berurusan lagi dengan Verel.

Akupun kembali terdiam setelah Melly menjelaskan tentang Verel barusan. Namun, aku yang belum tahu pasti apakah perkataan Melly itu benar atau tidak. Sehingga, akupun tetap membulatkan tekad dan akan tetap terus meminta Verel agar mau meminta maaf kepadaku.

Setelah jam perkuliahan ku telah selesai, akupun segera pulang ke rumah. Dan alangkah terkejutnya aku ketika sampai rumah mendapati pak Tarmajid dan anaknya sedang berbincang hangat dengan ibu dan ayahku, dan sepertinya perbincangan mereka itu tidak lain dan tidak bukan, yaitu membahas tentang perjodohan ku dengan anaknya.

“Eh Ratih… baru ajah di omongin” Ucap ibuku pada saat melihatku yang baru saja sampai dirumah. Akupun menghampiri ibu dan ayahku untuk mencium tangan mereka, namun hal itu tidak aku lakukan ke pada pak Tarmajid. Sehingga, ayahku pun menegurku.

“Loh… kok tangan calon mertua dan calon suami kamu gak di salim sih nak” Tutur ayahku, sehingga akupun dengan sangat terpaksa menyalim tangan pak Tarmajid dan anaknya itu.

“Apa kabar Ratih?’ Ucap pak Tarmajid yang kemudian disusul oleh anaknya.

“Hay Ratih…” Ucapnya yang terlihat sedikit canggung ketika menyambut sodoran tangan ku.

“Iya… baik kok om” Jawab ku sedikit cuek.

Aku merasa gusar dan risih dengan adanya pak Tarmajid dirumah ku, apalagi dengan anaknya itu. Sungguh dia itu bukanlah selera ku, dari penampilannya saja sudah membuatku ilfil. Ditambah lagi umurnya yang memang berada jauh diatas ku. Sehingga, akupun dengan sangat terpaksa berpura-pura tersenyum dihadapan mereka.

“Jadi… kira-kira kapan kita bisa melangsungkan pernikahan anak kita pak?” Tanya pak Tarmajid. Sehingga, aku yang mendengar ucapan pak Tarmajid itupun terkejut karena merasa mereka sepertinya sudah sangat serius membahas hal itu.

“Secepatnya pak… kalau bisa bulan ini, Ratih dan Tito sudah menikah” Jawab ayahku yang membuat akupun spontan berkata.

“Loh… gak bisa gitu dong yah! Kok kalian udah nentu-nentuin gutu ajah?” Tuturku dengan nada kesal.

“Loh emangnya kenapa Rat? Bukannya semakin cepat semakin bagusnya?” Sahut anak pak Tarmajid yang sepertinya sudah tidak sabar untuk menjadikan ku sebagai istrinya.

“Kok ngomongnya gitu sih nak…? Ucap ayah menegurku yang mungkin tidak suka dengan sikap ku barusan.

“Pokoknya Ratih gak suka kalau kalian udah nentu-nentuin perjodohan ini sebelum bicarakan dulu ke Ratih” Pungkas ku dengan tegas, dan seketika akupun beranjak pergi dengan memperlihatkan sikap tidak sopan dihadapan mereka.

“Ratih kamu mau kemana nak?” Tanya ibu menahanku ketika aku sudah berdiri dari tempat duduk ku.

“Ratih…. kamu mau kemana! Ratih!!” Teriak ayahku yang terlihat sudah mulai marah karena sikap ku barusan.

“Udah pak… jangan dipaksain, mungkin Ratih masih butuh waktu” Pungkas pak Tarmajid menenangkan ayahku.

“Maaf ya pak… Tito, maafin sikap Ratih barusan” Tutur ibuku yang merasa tidak enak kepada pak Tarmajid dan anaknya karena sikap ku yang seperti itu.

“Iya tante gak apa-apa” Sahut anak pak Tarmajid dengan raut wajah ingin dikasihani.

“Ya udah pak… bu, kalau gitu kami pamit dulu” Pungkas pak Tarmajid.

“Oh iya pak… sekali lagi saya minta maaf ya karena kelakuan Ratih tadi” Ujar ayahku yang masih merasa tidak enakan.

Setelah kepergian pak Tarmajid dan anaknya itu, ayah dan ibuku pun menghampiriku dan kembali memarahi ku karena sikap kelakuan yang aku perlihatkan barusan menurut mereka tidak baik. Namun bagiku hal itu wajar-wajar saja, karena aku yang merasa tertekan dan tidak bisa menerima dengan perjodohan tersebutlah sehingga membuatku spontan mengeluarkan sikap yang seperti itu.

“Ratih… sini kamu!” Ucap ayahku dengan nada keras memanggilku, dan akupun segera menghampirinya ketika mendengarnya memanggilku barusan.

“Iya ada apa ayah?’ Tanya ku dengan wajah terpaksa dan seolah-olah tidak tahu.

“Kamu ini benar-benar ya!” Ucap ayahku dengan kesal dan sepertinya sudah siap melepaskan kemarahannya itu. Sehingga, akupun hanya berdiam diri dan pasrah untuk menerima setiap omelan yang akan dikeluar dari bibir ayahku.

“Apa-apaan kamu ini, ngapain bersikap gak sopan kayak gitu barusan hah! Kamu pikir bagus memperlihatkan sikap seperti itu dihadapan pak Tarmajid dan anaknya?’ Ungkap ayahku penuh kekesalan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Min ah

Min ah

rocomend

2023-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!