Antara Dua Pilihan

Antara Dua Pilihan

eps 1

Adiba si cantik yang di kenal orang-orang dengan kepribadian nya yang lemah lembut. Ia wanita yang sangat baik dan Istri yang sempurna menurut orang di sekitarnya. Dan Adiba juga adalah istri yang selalu di manja oleh Amar sang suami. Tak sekalipun Amar menyakiti hati Adiba ia sangat sayang kepada Adiba.

Lima tahun kemudian

"Mas, kenalin ini Irena sahabat aku, yang kemarin aku cerita kan sama kamu. Dia mau nginep di sini malam ini gak apa-apa kan Mas? Soal nya Irena belum punya tempat tinggal." jelas Adiba pada Amar

"Terserah kamu aja asal tidak merepotkan kita." jawab Amar

Irena tersenyum menatap Amar ia kemudian mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Amar.

"Irena." ucap Irena

"Amar." balas Amar dengan menjabat tangan Irena

Cukup lama mereka bersalaman hingga akhirnya Irena melepaskan tangannya duluan dari tangan Amar.

"Ya udah Mas aku antar Irena dulu ya ke kamar tamu." ucap Adiba

"Iya." jawab Amar dengan tersenyum menatap sang istri

Adiba kemudian mengantar Irena ke kamar tamu. Yang kebetulan ada di lantai bawah tak jauh dari ruangan kerja Amar.

"Diba, suami kamu ganteng juga ya, aku jadi pengen deh cari suami seperti suami kamu. Kira-kira ada gak ya cowok seperti Mas Amar? Udah ganteng, kaya, baik kamu beruntung banget bisa dapetin suami seperti itu." puji Irena pada suami sang sahabat

"Alhamdulillah terima kasih atas pujiannya. Aku rasa kamu juga bisa seperti aku kamu kan cantik, suatu hari nanti kamu pasti dapat lelaki seperti Mas Amar." jawab Adiba

"Amin." ucap Irena dengan tersenyum menatap Adiba

"Ya udah kamu istirahat aku mau keluar dulu. Good night!"

"Iya, good night." balas Irena dan setelah itu Adiba pun keluar dari kamar Irena

Pagi-pagi sekali Adiba sudah berada di dapur ia tengah menyiapkan sarapan pagi.

Di tengah kesibukan nya membuat sarapan, Amar datang ke dapur. Amar ikut membantu sang istri membuat sarapan.

"Udah kamu duduk aja, biar aku yang siap kan sarapan nya. Lagi pula sebentar lagi selesai kok." ucap Adiba sembari mengaduk nasi goreng yang masih ada di dalam wajan

"Ya udah aku duduk, makasih ya sayang kamu udah mau masakin aku setiap hari." ucap Amar

"Iya sama-sama." jawab Adiba

Irena keluar dari kamar nya dengan pakaian yang sudah rapi. Ia kemudian pergi ke meja makan untuk menemui Adiba dan Amar.

"Pagi semua nya!" sapa Irena

"Pagi!" ucap Amar dengan tersenyum menatap Irena

"Pagi Ren, ayo duduk kita sarapan sama-sama. Oh ya kamu udah mulai kerja hari ini?"

"Iya Dib, oh iya aku gak apa-apa kan nginap sehari lagi di rumah kamu? Rencana nya besok baru aku mau cari kontrakan, nanti kalau udah dapet baru deh aku pindah."

"Iya gak apa-apa. Aku malah senang kamu di sini karena aku ada teman nya." jawab Adiba setelah ia duduk di meja makan karena nasi goreng yang di buat nya sudah siap

Setelah selesai makan Amar pamit pergi ke kantor begitu dengan Irena yang pamit untuk berangkat kerja.

"Ren, kamu bareng Mas Amar aja berangkat nya, tempat kerja kamu sama Mas Amar kan searah." usul Adiba sembari membereskan piring-piring di meja makan

"Iya kamu bareng saya saja kan searah tempat kerja kamu sama saya." timpal Amar

"Gak usah Mas terimakasih saya naik taksi aja. Lagi pula gak enak sama Adiba. Dan kita juga bukan muhrim jadi gak baik jika kita berada di dalam satu mobil yang sama. Saya naik taksi aja. Terimakasih atas tawaran nya." jawab Irena

"Oh gitu ya udah sayang aku berangkat ya, kamu hati-hati di rumah." jawab Amar dan kemudian pamit kepada sang istri Adiba

"Aku juga ya Dib, assalamualaikum."

pamit Irena

"Waalaikum salam. Hati-hati di jalan." jawab Adiba

Adiba melanjutkan aktivitas nya di dapur. Ia mencuci piring sesudah mereka sarapan tadi. Setiap hari hanya itu yang di lakukan Adiba. Memasak, mengurus suami, pergi ke pasar dan membereskan rumah. Bukan nya ia tidak mampu menyewa pembantu hanya saja ia ingin mengerjakan nya sendiri. Bagi nya jika seseorang wanita sudah menikah, maka tugas seorang wanita itu adalah mengurus suami serta rumah yang mereka tinggali.

Tepat pukul 19.30 wib seperti biasa setelah selesai sholat Adiba dan Amar menghabiskan waktu berdua dengan mengobrol tentang keseharian mereka tadi siang.

"Mas, menurut kamu kalau nanti kita punya anak kamu mau anak laki-laki atau perempuan?" tanya Adiba dengan kepala nya bersandar di bahu Amar

"Aku mau nya anak kembar menurut kamu gimana?" jawab Amar

"Aku setuju!" jawab Adiba dengan wajah terlihat senang

"Kalau nanti Allah kasih kita anak kembar, aku mau kasih nama Nasya dan Rasya. Gimana?"

"Nama yang bagus semoga doa kita terkabul kan. Amin" ucap Adiba

"Amin." jawab Amar

Irena lagi di sebuah supermarket, ia membeli minuman dan beberapa cemilan. Namun saat ia telah selesai dan hendak mau pulang, tiba-tiba saja sekelompok laki-laki datang menghampiri nya dan hal itu membuat Irena ketakutan.

Irena berusaha untuk pergi dari tempat itu, namun mereka malah menarik tangan Irena hingga akhirnya Irena tidak bisa pergi.

"Tolong!.... tolong!...." teriak Irena namun tak ada yang menolong nya karena tempat nya yang sepi

"Kamu, gak bisa pergi dari sini. Kamu harus ikut kita." ucap salah satu dari mereka

"Tolong lepas kan saya. Saya gak mau ikut dengan kalian!" teriak Irena dengan ketakutan

Keesokan paginya

Irena bangun dari tidur nya. Di lihatnya sekeliling tidak ada orang di sana hanya ada dirinya seorang diri.

"Aku di mana? Kenapa aku bisa ada di sini?" Irena mencoba mengingat kejadian yang menimpa nya semalam

"Gak mungkin mereka melakukan itu pada aku. Gak, gak mungkin!" ucap Irena dengan wajah ketakutan

Irena bangun dari tempat tidur, ia kemudian pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya dan setelah itu ia keluar dari kamar tersebut. Namun sebelum keluar ia melihat ada sebuah kertas yang di letakkan di bawah pintu kamar.

Irena mengambil kertas tersebut dan membaca nya.

"Makasih untuk semalam aku bahagia." tulisan yang tertulis di kertas itu

"Gak mungkin, gak mungkin ini terjadi pada aku. Gak mungkin mereka melakukan itu pada ku. Tapi apa yang sebenarnya terjadi kenapa aku tidak ingat kejadian semalam." Irena tampak berpikir tentang kejadian semalam ia benar-benar tidak ingat apa yang telah terjadi pada nya. Ia hanya mengingat sekelompok laki-laki menganggu nya

Sementara itu di rumah Adiba tengah cemas karena Irena sahabat nya tidak pulang ke rumah.

"Mas, kamu cari Irena ya sekarang, aku khawatir banget sama dia. Aku takut terjadi apa-apa sama dia." pinta Adiba pada Amar

"Kamu gak usah khawatir Irena pasti baik-baik aja. Semalam kan dia udah chat kamu, dia bilang akan nginap di rumah teman kantor nya. Jadi kamu gak usah khawatir sama dia." jelas Amar agar Adiba bisa lebih tenang dan tidak khawatir dengan keadaan Irena

"Tapi Mas, entah kenapa aku khawatir banget sama Irena. Aku mohon kamu cari dia ya!" mohon Adiba agar Amar mau mencari Irena

"Iya, aku cari Irena sekarang." jawab Amar walaupun sebenarnya ia malas, tapi melihat wajah sang istri yang memohon pada nya, ia jadi kasihan dan akhirnya menurut.

"Makasih ya Mas." ucap Adiba dengan tersenyum lalu memeluk Amar dengan senang nya

"Iya, aku berangkat ya." jawab Amar dan setelah itu dia pergi mencari Irena

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!